Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MIKROTEKNIK
Disusun Oleh:
Fitra Akbar Nugraha ( 061114041)
Maulana Gustiawan P
( 061114014)
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan
Praktikum Mikroteknik.
Dalam penulisan laporan praktikum ini penulis merasa masih
banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan laporan ini.
Atas tersusunnya laporan ini, maka penulis menyampaikan
rasa hormat dan terima kasih kepada Ibu Dra. Triastinurmiatiningsih,
M.Si. selaku Dosen mata kuliah Mikroteknik, juga kepada asisten
praktikum, dan segenap pihak yang telah membantu hingga laporan
ini terselesaikan.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan
pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis
sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Bogor,
2017
22
Januari
Penyusun
MIKROKIMIA TUMBUHAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
1. Mengenali kandungan suatu jaringan dengan uji warna atau
pembentukan kristal.
1.2 Dasar Teori
Mikrokimia merupakan suatu metode percobaan yang bertujuan
untuk mengenali kandungan suatu jaringan tumbuhan dengan uji
warna atau pembentukan kristal.
Jaringan epidermis merupakan jaringan yang terletak paling
luar pada setiap organ tumbuhan (akar, batang, daun, bunga, buah,
dan biji). Didalam sel dan jaringan epidermis terdapat berbagai
senyawa, antara lain kutin, lilin, garam, lignin, getah, dan senyawasenyawa lain. Senyawa tersebut hanya terdapat pada tumbuhantumbuhan tertentu dengan komposisi dan letak yang berbeda-beda.
Pada tumbuhan Heliconia senyawa lilin terdapat pada bagian bractea
bunganya.
Dinding sel jaringan epidermis bagian luar yang berbatasan
dengan
udara mengalami penebalan, sedangkan sel jaringan
epidermis bagian dalam yang berbatasan dengan jaringan lain,
dinding selnya tipis. Epidermis mengalami modifikasi membentuk
derivat jaringan epidermis, misal stomata, trikomata, spina, vilamen,
sel kipas, sel kersik (sel silika).
BAB II
METODOLOGI
2.1 Alat dan Bahan
Alat :
- Pisau
- Silet
- Pipet
- Gelas Objek
- Gelas Penutup
- Mikroskop
Bahan :
2. Silika
Daun alang-alang disayat atau dikerik pada permukaan atasnya
dengan menggunakan pisau silet. Sayatan diletakan diatas gelas
objek,
kemudian
ditambahkan
Kristal
fenol
dan
dipanaskan
secara
melintang
braktea
bunga
Heliconia
sp
dan
secepatnya
dengan
gelas
penutup.
Dibiarkan
eter
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
Tabel hasil preparat mikrokimia tumbuhan.
Nama
Preparat
Perbesaran
Keterangan
10 x 10
Pigmen
xantofil
Bunga
Thitonia sp.
Stomata
Silika
Silika alangalang
(Imperata
cylindrica)
Lapisan lilin
Bractea
Heliconia sp
Lapisan
Lilin
3.2 Pembahasan
Mikrokimia adalah salah satu cabang dalam mikroteknik yang
digunakan dalam pengamatan bahan yang terkandung dalam suatu
jaringan
tanaman
(Margen1982).
Bahan
yang
digunakan
pada
praktikum kali ini adalah petal bunga Papaitan (Thitonia sp), daun
alang-alang (Imperata cylindrica), dan braktea bunga Heliconia sp.
Petal bunga Thitonia sp. mengandung pigmen xantofil yang
membuat petal berwarna kuning. Teknik mikrokimia digunakan untuk
mengamati kristal pada bagian petal. Larutan yang digunakan adalah
kloroform dan petroleum eter. Kloroform digunakan dalam proses
pemecahan dinding dan membran sel. Pemecahan terjadi akibat
perbedaan tekanan antara di dalam dan di luar sel sehingga
metabolit sekunder yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dan
ekstraksi senyawa terjadi secara sempurna. Larutan petroleum eter
akan
bereaksi
dengan
metabolit
yang
diekstraksi
sehingga
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Mikrokimia tumbuhan bertujuan untuk mengenali kandungan suatu
jaringan dengan uji warna atau pembentukan Kristal. Pada praktikum
kali ini, didapatkan kristal xantofil berwarna kuning pada petal bunga
Thitonia sp. dan kristal silika berwarna merah muda pada daun alangalang serta lapisan lilin pada bractea bunga Heliconia sp. yang
berwarna bening dan saling berikatan.
SEDIAAN SEGAR
MITOSIS TUMBUHAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Tujuan
Dasar Teori
BAB II
METODOLOGI
2.1.
Alat yang digunakan dalam praktikum whole mount dapat dilihat pada
Tabel 1.
Alat :
1. Cawan
petri
2. Pipet tetes
3. Kaca objek
4. Kaca
penutup
5. Pinset
6. Mikroskop
7. Silet
8. Kamera
9. Botol film
10.
Lamp
u spirtus
Bahan :
1. Ujung akar bawang bombai
2. Kapas
3. Larutan
0,002
M
hydroxyquinolin
4. Larutan asam asetat 45%
5. HCL 1 N
6. Safranin
2.2.
Metode Kerja
8-
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.
Hasil Pengamatan
Interfase
Sekat antar
sel
3.2.
Pembahasan
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini yaitu sebagai
berikut :
- Tahap-tahap pembelahan pada tanaman bawang bombai
(Allium ascalonicum) berlangsung melalui beberapa fase yaitu
profase, metaphase, anaphase, dan telofase. Selain itu ada
pula interfase, yang merupakan fase antara mitosis satu
-
yang
menghasilkan
dua
sel
anakan
memiliki
jaringan
ujung
akar
yang
akan
diamati.
WHOLE MOUNT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Tujuan Praktikum
Dasar teori
BAB II
METODOLOGI
2.1.
Alat :
1. Cawan
petri
2. Pipet
tetes
3. Kaca
objek
4. Kaca
penut
up
5. Pinset
6. Mikros
kop
7. Silet
goal
8. Kamer
a
9. Botol
film
10.
L
ampu
spirtus
Bahan :
1. Daun Cabai (Capsicum annum), lumut
tanduk
2. Alkohol 70% , 96%, absolute
3. Aquades
4. Safranin 1%
5. Asam nitrat 25%
6. Gliserin 30%
7. Kertas label
8. Xilol
9. HNO3 25%
10.
Asam asetat glacial
2.2.
Metode Kerja
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.
Hasil Pengamatan
Keterangan
Daun lumut
Phaeoceros
carolinianu
s
Sediaan utuh
daun
Capsicum
annum
stomat
a
3. 2.
Pembahasan
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Pada mikroteknik metode sediaan utuh (Whole Mounts) dengan
metode ini dipersiapkan sediaan yang terdiri atas keseluruhan
organisme secara utuh. Yang menjadi pembatas adalah faktor ukuran,
ketebalan, serta tingkat transparansi sediaan yang kita buat tersebut
yang berkaitan dengan faktor pembesaran pengamatan melalui
mikroskop. Daun cabai memiliki tekstur yang tidak terlalu tebal
sehingga setelah melakukan metode whoule mount ini tipis dan
transparan. Sehingga tidak kesulitan untuk melihat di bawah
mikroskop.
Dapat terlihat stomata pada sediaan daun cabai
sedangkan pada sediaan lumut tanduk dapat dilihat struktur
jaringannya dimana masih ada beberapa yang belum terlihat
sempurna, hal ini dikarenakan struktuk organ tumbuhan ini yang
masih tebal
MASERASI TUMBUHAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Tujuan
Maserasi adalah
kali
pengocokan
atau
pengadukan
pada
temperatur
pencapaian
konsentrasi
pada
keseimbangan.
Maserasi
rongga sel yang mengandung zat aktif. Zat aktif akan larut dan
karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di
dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat akan
didesak
keluar.
Peristiwa
tersebut
berulang
sehingga
terjadi
- Gelas Objek
- Gelas Penutup
- Mikroskop
Bahan :
-
dengan
cara
sentrifugasi).
7. Didehidrasi dengan etanol bertingkat: 30%, 50%, 70%, 95%
100%. Masing-masing selama 10 menit (dibantu dengan
sentrifugasi).
8. Dealkoholisasi menggunakan campuran etanol dan xilol
murni masing-masing selama 5 menit (Sentrifugasi).
9. Mounting dengan media entellan atau Canada balsam lalu
ditutup dengan gelas penutup.
10. Diberi label pada sisi kiri gelas objek
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Nama Preparat
1.
Pinus sp
Perbesaran
Keterangan
(40x)
Terlihat
adanya
trakeida
yang
meruncing
pada
kedua ujungnya.
2.
Bauhinia sp
Terlihat
trakea
adanya
.
3.2. Pembahasan
Praktikum ini dilakukan untuk mengamati perbedaan struktur
pembuluh batang pada Pinus sp. (gimnospermae) dan Bauhinia sp.
(angiospermae (dikotil)). Tumbuhan berpembuluh atau yang juga
dikenal dengan sebutan Tracheophyta mempunyai jaringan khusus
yang disebut dengan jaringan pengangkut Xilem dan Floem. Fungsi
jaringan pengangkut ini adalah untuk membawa air serta zat-zat
makanan lain dari hasil fotosintesis yang disalurkan ke seluruh
bagian tumbuhan.
Pinus sp termasuk kayu daun jarum dan terdapat noktah
dalam trakeid. Trakeid yang merupakan bagian terbesar kayu dari
spesies kayu daun jarum, adalah pipa-pipa memanjang dan
berongga meruncing pada kedua ujungnya, dengan bagianbagian
tipis (noktah) pada dinding selnya. Di dalam batas noktah terdapat
satu lubang sempit yang menghubungkan rongga noktah dengan
rongga sel yang disebut saluran noktah. Selaput noktah berfungsi
sebagai sekat yang Glass tube Termite permeable, sehingga mudah
dilalui bahan pengawet dari trakeid ke trakeid lainnya (Hunt dan
Garrat 1986).
Angiospermae merupakan tumbuh berbiji tertutup. Ada dua
jenis tumbuhan angiospermae yaitu dikotil dan monokotil. Batang
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Semua
tumbuhan
berpembuluh
mempunyai
trakeida,
namun
bagianbagian
tipis
(noktah)
pada
dinding
selnya.
DAFTAR PUSTAKA
Fathiyawati. 2008. Uji Toksisitas Ekstrak Daun Ficus racemosa
terhadap Artemia salina Leach dan Profil Kromatografi Lapis
Tipis. Surakarta: Universitas Muhammadiyah press.
Rachman, A.N. dan R.M. Siagian. 1976. Dimensi Serat Jenis Kayu
Indonesia, Bagian III. Laporan No. 75. Bogor: Lembaga
Penelitian Hasil Hutan.
Imaniar, E.F. dan Pharmawati, M., 2014, Kerusakan Kromosom Bawang
Merah (Allium cepa) Akibat Perendaman dengan Etidium
Bromida, J. Simbiosis, 2 (2) : 173-183
Hamid, Huzaifah. 2010. PREPARAT WHOLE MOUNT Kutu Daun Bunga
(Triboliun confusum).
http://zaifbio.wordpress.com/category/mikroteknik/. Diakses,
Selasa 3 maret 2012.
Anonim. 2011. Whole Mount.
http://abdisukamaenkromosom.wordpress.com/2011/05/31/s
ediaan-utuh-whole-mount/. Diakses, Selasa 3 maret 2012.