Oleh :
JULIA RAHMI
09010070
(RAHMADI, SKM)
MENGETAHUI:
KETUA PRODI D-III KEBIDANAN
STIKES UBUDIYAH BANDA ACEH
ii
Ketua
: RAHMADI, SKM
(________________)
Penguji I
(________________)
Penguji II
(________________)
MENYETUJUI
KETUA STIKES UBUDIYAH
BANDA ACEH
MENGETAHUI
KETUA PRODI D-III
KEBIDANAN
(MARNIATI, M.KES)
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini sepanjang
pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis di acuan dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Peneliti
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Upaya Pengontrolan Hipertensi Pada Lansia
di Pemukiman Lamteuba Kecamatan Seulimum Aceh Besar 2012.
Adapun tujuan peneliti Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Studi Dipoma III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan UBudiyah Banda Aceh.
Dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini, peneliti banyak menemukan
hambatan dan kesulitan, tetapi berkat adanya bimbingan, pengarahan dan bantuan
dari semua pihak, maka peneliti Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan.
Untuk ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yanng
setinggi-tingginya kepada : Bapak RAHMADI SKM, selaku pembimbing yang telah
memberi arahan dan saran serta bimbingan selama penyusunan Proposal Karya Tulis
Ilmiah ini. Serta ucapan terima kasih penulis kepada :
1. Bapak Dedi Zefrizal, ST, selaku Ketua Yayasan UBudiyah Banda Aceh.
2. Ibu Maniati, M.Kes selaku Ketua STIKES UBudiyah Banda Aceh.
3. Ibu Cut Efriana, SST, selaku Ketua Jurusan Prodi D-III Kebidanan STIKES
UBudiyah Banda Aceh.
4. Dosen dan seluruh staf pendidikan D-III Kebidanan STIKES UBudiyah
Banda Aceh.
Peneliti
vi
DAFTAR ISI
Halaman
i
ii
iii
iv
v
vii
ix
x
xi
1
1
3
4
4
6
6
6
7
11
11
12
12
14
15
16
18
24
24
25
27
28
vii
31
31
32
35
36
36
36
37
37
37
38
39
39
40
43
43
43
44
47
51\
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian .................................................. 32
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional .................................................................. 32
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Upaya Pengotrolan Hipertensi .................. 44
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Dukungan Informasional ........................... 44
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Dukungan Penilaian................................... 45
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Dukungan Instrumental ............................. 46
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Dukungan Emosional ................................ 46
Tabel 5.6 Hubungan Dukungan Informasional ........................................... 47
Tabel 5.7 Hubungan Dukungan Penilaian .................................................. 48
Tabel 5.8 Hubungan Dukungan Instrumental ............................................. 49
Tabel 5.9 Hubungan Dukungan Emosional ................................................ 50
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
: Kuesioner
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
: Master Tabel
Lampiran 9
: SPSS
: Biodata Peneliti
xi
xii
ABSTRAK
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Upaya Pengontrolan Hipertensi
Pada Lansia di Kemukiman Lamteuba Kecamatan Seulimum Kabupaten
Aceh Besar Tahun 2012
X+58 halaman : 9 Tabel, 1 Skema, 15 Lampiran
Latar Belakang: usia yang bertambah tua merupakan masa yang paling rawan
seseorang terserang penyakit yang lebih kronis dan lebih lama proses
penyembuhannya. Karena itu, usaha yang dilakukan diarahkan sebagai upaya
pencegahan,pengontrolan, dan penundaan timbulnya penyakit. Berdasarkan
wawancara yang penulis lakukan terhadap 10 lansia yang mengalami hipertensi, 7
diantaranya tidak mendapatkan dukungan keluarga dalam upaya pengontrolan
hipertensi.
Tujuan penelitian: untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan
upaya pengontrolan hipertensi pada lansia di kemukiman lamteuba kecamatan
seulimum kabupaten aceh besar tahun 2012
Metodelogi Penelitian: penelitian ini merupakan suatu penelitian yang bersifat
deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian
ini lansia yang menderita hipertensi yaitu sebanyak 55 responden, teknik
pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling. Penelitian ini
dilakukan pada tanggal 3 Juli sampai 11 Juli 2012 di kemukiman lamteuba
kecamatan seulimum kabupaten aceh besar. Teknik pengumpulan data dengan
cara wawancara terpimpin menggunakan kuesioner. Teknik analisa data
menggunakan statistik uji chi-square test ( = 0.05).
Hasil penelitian: menunjukan bahwa Terdapat hubungan antara dukungan
informasional dengan upaya pengontrolan hipertensi pada lansia dengan nilai p =
0.028 (p < 0.05).Terdapat hubungan antara dukungan penilaian dengan upaya
pengontrolan hipertensi pada lansia di Kemukiman Lamteuba Kecamatan
Seulimum Kabupaten Aceh Besar tahun 2012 dengan nilai p
= 0.000 (p
<0.05).Tidak terdapat hubungan antara dukungan instrumental dengan upaya
pengontrolan hipertensi pada lansia di Kemukiman Lamteuba Kecamatan
Seulimum Kabupaten Aceh Besar tahun 2012 dengan nilai p
= 0.188 (p
>0.05).Terdapat hubungan antara dukungan emosional dengan upaya
pengontrolan hipertensi pada lansia di Kemukiman Lamteuba Kecamatan
Seulimum Kabupaten Aceh Besar tahun 2012 dengan nilai p = 0.006 (p <
0.05).Kesimpulan: menunjukan bahwa terdapat hubungan antara dukungan
informasional, penilaian dan emosional dengan upaya pengontrolan hipertensi
pada lansia, tidak terdapat hubungan instrumental dengan upaya pengontrolan
hipertensi pada lansia.Saran: Diharapkan kepada seluruh tenaga kesehatan, agar
lebih meningkatkan promosi kesehatan tentang upaya pengonttrolan hipertensi
pada lansia.
Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Upaya pengontrolan Hipertensi
Sumber
: 20 buku (1995-2009) + 4 internet
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usia yang bertambah tua merupakan masa yang paling rawan seseorang
terserang penyakit yang lebih kronis dan lebih lama proses penyembuhannya.
Karena itu, usaha yang dilakukan diarahkan sebagai upaya pencegahan,
pengontrolan, dan penundaan timbulnya penyakit. Pencegahan sejak awal
terhadap timbulnya berbagai penyakit, terjadinya perubahan dalam tubuh, serta
terjadinya proses penuaan dini merupakan tindakan bijaksana untuk bisa
menikmati hidup ini secara sehat dan menyenangkan (Bangun, 2005).
Berdasarkan laporan data penduduk internasional yang dikeluarkan oleh
Bureau of Census Amerika Serikat, Indonesia dalarn kurun waktu 1990-2025
akan merniliki kenaikan jumlah penduduk lansia sekitar 414% artinya, ini yang
paling tinggi di dunia. Diduga pada tahun 2015, jumlah lansia di Indonesia akan
mencapai 24,4 juta orang atau 10% dan seluruh penduduk Indonesia saat itu,
dan pada tahun 2020 akan mencapai sekitar 30 juta orang (Hutapea, 2005).
Menurut Darmojo dan Martono (1999, dalam Mubarak, 2006) banyak
kelainan atau penyakit yang prevalensinya meningkat dengan bertambahnya
usia, organ sistem yang mengalami proses penuaan akan rentan terhadap
penyakit. Dengan makin rneningkatnya harapan hidup penduduk Indonesia,
maka dapat diperkirakan bahwa insidensi penyakit degeneratif akan meningkat
pula.
anggota keluarga yang sakit, maka keluarga harus mampu melakukan fungsi dan
tugas kesehatan keluarga serta dukungan kepada anggota keluarga dengan baik
supaya masalah lebih mudah untuk diatasi (Friedman, 1998).
Berdasarkan study pendahuluan yang peniliti lakukan di pemukinan
lamteuba kecamatan seulimum kabupaten Aceh Besar pada bulan Januari 2012
didapatkan data jumlah lansia yang mengalami hipertensi pada bulan Januarai
2012 adalah 55 lansia, hasil wawancara dengan 10 lansia (100%) Lansia yang
mengalami hipertensi diperoleh 7 orang lansia (70%) diantaranya tidak
mendapatkan dukungan dari keluarga dengan upaya pengontrolan hipertensi
pada lansia, karena disebabkan oleh kesibukan keluarganya masing-masing
sehingga tidak ada nya dukungan keluarga dalam upaya pengontrolan hipertensi.
Sedangkan 3 orang lansia (30%) lain diantaranya mendapatkan dukungan
keluarga dengan upaya pengontrolan hipertensi pada lansia. Dari permasalahan
tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan
Dukungan Keluarga Dengan Upaya Pengontrolan Hipertensi Pada Lansia Di
Pemukiman Lamteuba Kecamatan Seulimum Aceh Besar 2012.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah
Adakah Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Upaya Pengontrolan
Hipertensi Pada Lansia Di Pemukiman Lamteuba Kecamatan Seulimum Aceh
Besar 2012?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui apakah ada hubungan dukungan keluarga dengan
upaya pengontrolan hipertensi pada lansia di Pemukiman Lamteuba
Kecamatan Seulimum Aceh Besar 2012
2. Tujuan Khusus
a. Untuk Mengetahui Hubungan Dukungan Informasional Keluarga
Dengan Upaya Pengontrolan Hipertensi Pada Lansia Di Pemukiman
Lamteuba Kecamatan Seulimum Aceh Besar 2012.
b. Untuk Mengetahui Hubungan Dukungan Penilaian Keluarga Dengan
Upaya Pengontrolan Hipertensi Pada Lansia Di Pemukiman
Lamteuba Kecamatan Seulimum Aceh Besar 2012.
c. Untuk Rnengetahui Hubungan Dukungan Instrumental Keluarga
Dengan Upaya Pengontrolan Hipertensi Pada Lansia Di Pemukiman
Lamteuba Kecamatan Seulimum Aceh Besar 2012.
d. Untuk Mengetahui Hubungan Dukungan Emosional Keluarga Dengan
Upaya Pengontrolan Hipertensi Pada Lansia Di Pemukiman
Lamteuba Kecamatan Seulimum Aceh Besar 2012.
D. Manfaat Penelitian :
a. Bagi Tempat Peniliti
BAB II
TINJAUAN PUSTAKAAN
2. Dukungan Keluarga
Menurut Friedman (1998), dukungan keluarga adalah sikap,
tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit.
Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung
selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan.
Sistem dukungan adalah segala fasilitas berupa dukungan yang
diberikan kepada pasien yang bersumber dari keluarga, teman dan
masyarakat sekitar. Model terapi dukungan merupakan model
psikoterapi baru yang mulai digunakan di berbagai negara seperti
rumah sakit, klinik psikiatri atau kehidupan masyarakat. Model
perawatan "supportive therapy" ini berbcda dengan modcl-model
lain karcna tidak bergantung pada konsep dan teori. Teori tersebut
menggunakan teori psikodinamis untuk memahami perubahan pada
seseorang (Stuart & Laraia, 2005).
Menurut Stuart dan Laraia (2005), sebuah studi menunjukkan
bahwa terapi dukungan ini sangat efisien untuk menangani kondisi
kejiwaan yang tidak menentu, stress traumatik dan efektif untuk
mengatasi kecemasan serta gangguan psikologis lainnya. Prinsip
utama terapi dukungan menurut Stuart dan Laraia adalah:
1) Menolong pasien dalam menangani perasaan yang tidak menentu.
2) Berupa dukungan keluarga atau dukungan sosial
3) Berfokus pada keadaan sekarang
4) Menurunkan kecemasan melalui sistem dukungan
berfungsi
sebagai
sistem
pendukung
bagi
anggota
10
11
yang dapat
12
Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik >140 mmHg dan tekanan
darah diastolik >90 mmHg, atau bila pasien memakai obat anti hipertensi
(Mansjoer, dkk 2001).
13
2. Normal tinggi
mmHg
14
3. Hipertensi tingkat 1
99 mmHg
4. Hipertensi tingkat2
100-109 mmHg
5. Hipertensi tingkat 3
110 mmHg
Menurut WHO, batasan tekanan darah normal dewasa
adalah maksimum 140/90 mmHg. Apabila tekanan darah seseorang
diatas angka tersebut pada beberapa kali pengukuran di waktu yang
berbeda, orang tersebut bisa dikatakan menderita hipertensi.
Penderita hipertensi memiliki risiko lebih besar untuk mendapatkan
serangan jantung dan stroke (Suwarsa, 2006).
2.
Penyebab Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua
golongan, yaitu hipertensi esensial (primer) dan hipertensi renal
(sekunder).
Hipertensi
primer
tidak
diketahui
secara
jelas
15
16
komplikasi.
Aterosklerosis
plak
pada
dinding
pembuluh
darah
otomatis
17
a.
Penyakit jantung
Darah tinggi dapat menimbulkan penyakit jantung
karena jantung harus memompa darah lebih kuat untuk
mengatasi tekanan yang harus dihadapi pada pemompaan
jantung. Ada dua kelainan yang dapat terjadi pada jantung
yaitu:
1) kelainan pembuluh darah jantung, yaitu timbulnya
penyempitan pembuluh darah jantung yang disebut dengan
penyakit jantung koroner.
2) payah jantung, yaitu penyakit jantung yang diakibatkan
karena beban yang terlalu berat suatu waktu akan
mengalami kepayahan sehingga darah harus dipompakan
oleh jantung terkumpul di paru-paru dan menimbulkan
sesak nafas yang hebat. Penyakit ini disebut dengan
kelemahan jantung sisi kiri.
Gagal ginjal
Kegagalan
yang
ditimbulkan
terhadap
ginjal
adalah
18
ginjal
tidak
dapat
mengeluarkan
zat-zat
yang
harus
Kelainan mata
Darah tinggi juga dapat menimbulkan kelainan pada
mata berupa penyempitan pembuluh darah mata atau
berkumpulnya cairan di sekitar saraf mata. Hal ini dapat
menyebabkan terjadinya gangguan penglihatan.
19
20
21
22
23
sekitar 10% lemak dari total kalori berasal dari lemak jenuh hewani.
Dengan mengonsumsi lemak yang tinggi, lambat laun akan menyebabkan
penyempitan pembuluh darah (arterosklerosis). Akibatnya, pembuluh
darah menjadi tidak elastis.
3. Alkohol
Alkohol yang dikonsumsi secara berlebihan dapat meningkatkan
tekanan darah. Diduga, tekanan darah orang yang mengonsumsi alkohol
sebanyak dua sampai tiga kali sehari akan naik sekitar 40% dibandingkan
mereka yang tidak mengonsumsi alkohol. Risiko kenaikan tekanan darah
akan naik sebesar 90% pada peminum alkohol yang melebihi tiga kali
sehari.
4. Kopi
Kafein yang terkandung di dalam kopi memiliki potensi terhadap
terjadinya peningkatan tekanan darah, teutama dalam keadaan stres.
Menurut Suwarsa (2006) hipertensi dapat terjadi pada siapa saja.
Meskipun penyebabnya tidak diketahui secara pasti, gaya hidup (lifestyle)
tetap menjadi pemicu timbulnya penyakit ini. Obat saja tidak cukup untuk
menurunkan tekanan darah. Setidaknya diperlukan cara-cara alami agar
dapat membantu menyembuhkan tekanan darah tinggi. Agar tctap
nyaman menikmati hidup meskipun mengidap hipertensi, beberapa hal
berikut ini setidaknya dapat menjadi pedoman untuk "berdamai" dengan
hipertensi:
24
25
usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas"
(Nugroho, 2000).
Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku
yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka
mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu. Ini merupakan
suatu fenomena yang kompleks dan multidimensional yang dapat
diobservasi di dalam satu sel dan berkembang sistem. Walaupun hal itu
terjadi pada tingkat sampai pada keseluruhan kecepatan yang berbeda,
tersebut tidak tertandingi didalam parameter yang cukup sempit, proses
(Stanley, 2006).
Lansia adalah individu yang berusia diatas 60 tahun, pada
umumnya memiliki tanda-tanda terjadinya penurunan fungsi-fungsi
biologis, psikologis, sosial, ekonomi (BKKBN, 1995 dalam Mubarak,
2006).
2. Batasan Lansia
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam
Nugroho (2000), batasan lansia dikelompokkan meliputi:
1. usia pertengahan (middle age) yaitu kelompok usia 45 sampai 59
tahun.
2. Lanjut usia (elderly) yaitu kelompok usia 60 sampai 74 tahun.
3. Lanjut usia tua (old) yaitu kelompok usia 75 sampai 90 tahun.
4. Usia sangat tua (very old) yaitu kelompok usia diatas 90 tahun.
26
2)
3)
4)
27
atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya seharihari dan menerima nafkah dari orang lain".
3. Proses Menua (Aging Process)
Menurut Constantindes (1994 dalam Nugroho, 2000), menua
(menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan
terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang di derita.
Proses menua merupakan proses yang terus menerus (berlanjut)
secara alamiah, dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua
makhluk hidup. Proses menua setiap individu pada organ tubuh tidak
sama cepatnya. Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang
mencapai usia dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan
pada otot, susunan saraf dan jaringan lain sehingga tubuh "mati" sedikit
demi sedikit (Nugroho, 2000).
Menurut Mubarak (2006), sebenarnya tidak ada batas yang tegas,
pada usia berapa penampilan seseorang menurun. Pada setiap orang,
fungsi fisiologis alat tubuhnya sangat berbeda, baik dalam hal pencapaian
puncak maupun saat menurunya. Namun umumnya fungsi fisiologis
tubuh mencapai puncaknya pada umur 20-30 tahun. Setelah mencapai
puncak, fungsi alat tubuh akan berada dalam kondisi tetap utuh beberapa
saat, kemudian menurun sedikit demi sedikit sesuai bertambahnya umur.
28
29
perubahan
yang
berhubungan
dengan
penuaan
ini
30
Perubahan mental
Perubahan kepribadian yang drastis jarang terjadi, lebih sering
berupa ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang.
3. Perubahan psikososial
1. Pensiun, nilai seseorang sering diukur oleh produktivitasnya dan
identitas dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan
2. Merasakan atau sadar dengan kematian
3. Perubahan dalam cara hidup
4. Ekonomi akibat dari pemberhentian dari jabatan
5. Penyakit kronis dan ketidakmampuan
6. Gangguan saraf pancaindera, timbul kebutaan dan ketulian
7. Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan
8. Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan temanteman dan famili.
9. Hilang kekuatan dan ketegangan fisik: perubahan terhadap gambaran
diri, perubahan konsep diri.
BAB III
KERANGKA KONSEP PENELITIAN
dan dukungan
32
Variabel Independen
Variabel Dependen
Dukungan Keluarga
Upaya pengontrolan
1. Dukungan Informasional
2. Dukungan Penilaian
3. Dukungan Instrumental
4. Dukungan Emosional
No
Variabel
Definisi Operasional
Cara Ukur
Hasil
Skala
Ukur
Ukur
Format
-Tinggi
Ordinal
-Rendah
Alat Ukur
Variabel Independen
1
Dukungan
Bantuan
keluarga Wawancara
Informasional
wawancara
informasi
dengan
tentang
penyakit hipertensi
pernyataan
Dengan
dari
kriteria
tenaga
kesehatan
maupun
-Tinggi
sumber
lainnya
bila x x
seperti
buku,
-Rendah
artikel,
bila x < x
majalah,
Dukungan
Bantuan
keluarga Wawancra
Format
-Tinggi
Ordinal
33
Penilaian
dalam
menilai terpimpin
masalah
yang
mungkin
timbul
terkait
wawancara
dengan
Dengan
yang
kriteria
dihadapi lansia.
pernyataan
penyakit
hipertesnsi
-Rendah
-Tinggi bila
xx
-Rendah
bila x < x
Dukungan
Bantuan
Instrumental
dalam
keluarga Wawancara
memenuhi terpimpin
format
-Tinggi
wawancara
-Rendah
kebutuhan
kepada
dengan
lansia
seperti
pernyataan
menyediakan
makanan,
Ordinal
dengan
kamar
kriteria
-Tinggi bila
xx
dan lain-lain
-Rendah
bila x < x
Dukungan
Bantuan
Emosional
dengan
keluarga Wawancara
menemani, terpimpin
menghibur
memberi
dan
semangat
Format
-Tinggi
wawancara
-Rendah
dengan
pernyataan
Ordinal
34
serta
aktif
dengan
mendengarkan
kriteria
ungkapan
-Tinggi bila
perasaan
xx
-Rendah
bila x < x
No
Variabel
Definisi Operasional
Cara Ukur
Hasil
Skala
Ukur
Ukur
Skala Ukur
Variabel Dependen
5
Upaya
Wawancara
Format
-baik
Tidak
Pengontrolan
wawancara
Hipertensi
terkait
masalah
dengan
kesehatan
dari 5 item
pernyataan
Ordinal
mengontrol penyakit
Dengan
hipertensi
kriteria
guna
mencegah timbulnya
-Baik
komplikasi
xx
dapat terjadi.
yang
bila
- Tidak baik
bila x < x
35
C. Hipotesa Penelitian
Untuk mendapatkan hubungan antara variabel-variabel yang diteliti
berdasarkan kerangka kerja penelitian, hipotesis pada penelitian ini adalah:
a. Ada hubungan antara dukungan informasional dengan upaya pengontrolan
hipertensi pada lansia di Pemukiman Lamteuba Kecamatan Seulimum
Aceh Besar Tahun 2012
b. Ada hubungan antara dukungan penilaian dengan upaya pengontrolan
hipertensi pada lansia di Pemukiman Lamteuba Kecamatan Seulimum
Aceh Besar Tahun 2012
c. Ada hubungan antara dukungan instrumental dengan upaya pengontrolan
hipertensi pada lansia di Pemukiman Lamteuba Kecamatan Seulimum
Aceh Besar Tahun 2012
d. Ada hubungan antara dukungan emosional dengan upaya pengontrolan
hipertensi pada lansia di Pemukiman Lamteuba Kecamatan Seulimum
Aceh Besar Tahun 2012
BAB IV
METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif analitik yaitu suatu penelitian yang
digunakan untuk melihat hubungan antara kedua variabel: variabel independen
(dukungan keluarga) dan variabel dependen (upaya pengontrolan hipertensi pada
lansia di pemukiman Lamteuba Kecamatan Seulimum Aceh Besar Tahun 2012)
dengan pendekatan cross sectional study, yaitu suatu cara pengumpulan data
melalui pemberian format wawancara dan pengukuran variabel yang dilakukan
sekaligus pada suatu saat (point time approach). Tiap objek penelitian hanya
diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau
variabel subjek pada saat pemeriksaan (Notoatmodjo, 2002).
37
38
2.
Instrumen penelitian
Alat pengumpul data dalam penelitian ini menggunakan angket
dalam bentuk kuesioner yang disusun peneliti atas dua bagian, terdiri dari:
Dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan
emosional.
a. Bagian B
39
2.
40
b. Coding yaitu memberikan kode berupa nomor pada setiap lembar jawaban
kuesioner dengan diawali 001 sampai 055. Kuesioner dukungan
keluarga terdiri dari 3 alternatif jawaban. Sedangkan kuesioner upaya
pengontrolan hipertensi pada lansia terdiri dari 3 alternatif jawaban yang
diawali dengan kode 001 sampai 055
.c. Transfering yaitu data yang telah diberi kode disusun secara berurutan dari
responden pertama sampai responden terakhir untuk dimasukkan
kedalam master tabel dan data tersebut diolah dengan menggunakan
program komputer.
d. Tabulating yaitu mengelompokkan responden berdasarkan kategori yang
telah ditetapkan untuk tiap-tiap sub variabel yang diukur untuk
kemudian dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi
2. Analisa Data
Teknik analisa yang digunakan pada penelitian ini yaitu:
1. Analisa univariat
Digunakan dengan metode statistik deskriptif untuk masingmasing variabel penelitian dengan menggunakan frekuensi distribusi
berdasarkan persentase dari masing-masing variabel.
Setelah diolah, selanjutnya data yang telah di masukan ke
dalam tahel distribusi frekuensi ditentukan persentase perolehan (P)
untuk tiap-tiap kategori dengan penggunaan rumus Budiarto (2001),
sebagai berikut:
41
F
x 100 %
n
Keterangan:
P: Persentasi
F: Frekuensi yang teramati
n: Jumlah sampel
2. Analisa Bivariat
Analisa ini digunakan untuk menguji hipotesis, yang diolah
dengan komputer menggunakan rumus SPSS versi 16, untuk
menentukan hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen melalui uji Chi-Square Tes (x2), untuk melihat kemaknaan
(CI) 0,05% (Arikunto, 2006), dengan ketentuan bila nilai p < 0,05
maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang menunjukan adanya
hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas.
Untuk menentukan nilai p-value Chi-Square Tes (x2) tabel,
menurut Hastono (2001) memiliki ketentuan sebagai berikut :
1). Bila Chi-Square Tes (x2) tabel terdiri dari tabel 2x2 dijumpai
nilai ekspantasi (E) <5, maka p value yang digunakan adalah
nilai yang terdapat pada nilai Fisher Exact test
2). Bila Chi-Square Tes (x2) tabel terdiri dari tabel 2x2 tidak
dijumpai nilai ekspantasi (E) <5, maka p value yang digunakan
adalah nilai yang terdapat pada nilai Continuity Correction
42
3). Bila Chi-Square Tes (x2) tabel terdiri lebih dari tabel 2x2,
contohnya tabel 3x2, 3x3 dan sebagainya, maka p value yang
digunakan adalah nilai yang terdapat pada nilai Pearson ChiSquare
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Hasil Penelitan
Berdasarkan pengumpulan data yang peneliti lakukan mulai dari
tanggal 03 Juli sampai dengan tanggal
43
44
1. Analisa Univariat
2. Upaya pengontrolan hipertensi
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Upaya Pengontrolan Hipertensi Pada Lansia Di
Kemukiman Lamteuba Kecamatan Seulimum Kabupaten
Aceh Besar Tahun 2012
No.
Upaya Pengontrolan
Frekuensi
Hipertensi
1
Baik
30
54.5
Tidak Baik
25
45.5
55
100
Total
Dukungan Informasional
Frekuensi
Tinggi
34
61.8
Rendah
21
38.2
Total
55
100,0
45
Seulimum
No
Pemberian Penilaian
Frekuensi
Tinggi
28
50.9
Rendah
27
49.1
Total
55
100,0
46
5. Dukungan Instrumental
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Dukungan Instrumental Pada Lansia Di
Kemukiman Lamteuba Kecamatan Seulimum Kabupaten
Aceh Besar Tahun 2012
No
Pemberian Instrumental
Frekuensi
Tinggi
31
56.4
Rendah
24
43.6
Total
55
100,0
Hipertensi di Pemukiman
No
Pemberian Emosional
Frekuensi
Tinggi
32
58.2
Rendah
23
41.8
Total
55
100,0
47
Dukungan
No
informasional
Tidak Baik
Uji Statistik
Total
Tinggi
23 (67,6%)
11 (32,4%)
34 (100%)
Rendah
7 (33,3%)
14 (66,7%)
21 (100%)
Total
30 (54,5%)
25 (45,5%)
55 (100%)
P-value
0,05
0,028
48
Dukungan
No
Penilaian
Tidak Baik
Uji Statistik
Total
Tinggi
25 (89,3%)
3 (10,7%)
28 (100%)
Rendah
5 (18,5%)
22 (81,5%)
27 (100)
Total
30 (54,5%)
25 (45,5%)
55 (100%)
P-value
0,05
0,000
49
Dukungan
No
Instrumental
Tidak Baik
Uji Statistik
Total
Tinggi
14 (45,2%)
17 (54,8%)
31 (100%)
Rendah
16 (66,7%)
8 (33,3%)
24 (100)
Total
30 (54,5%)
25 (45,5%)
55 (100%)
P-value
0,05
0.188
50
Dukungan
No
Emosional
Tidak Baik
Uji Statistik
Total
Tinggi
23 (71,9%)
9 (28,1%)
32 (100%)
Rendah
7 (30,4%)
16 (69,6%)
23 (100)
Total
30 (54,5%)
25 (45,5%)
55 (100%)
P-value
0,05
0.006
51
C. Pembahasan
1. Hubungan Dukungan Informasional dengan Upaya Pengontrolan
Hipertensi Pada Lansia
Berdasarkan tabel 5.6 diatas dapat dilihat bahwa persentase upaya
pengontrolan hipertensi dengan baik lebih besar pada dukungan
informasional yang tinggi yaitu 67,6% dari 34 responden, dibandingkan
dengan dukungan informasional yang rendah yaitu 33,3% dari 21
responden.
Hal ini sesuai dengan teori (Chaplan 1976 dalam Friedman 1998)
yang menyatakan bahwa manfaat dari dukungan informasional adalah dapat
menekan munculnya suatu stressor karena informasi yang diberikan dapat
menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada individu. Aspek-aspek
dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk, dan pemberian
informasi.
Informasi bisa didapat dari sumber visual seperti buku, majalah
ataupun artikel dan sumber audio seperti radio, maupun sumber audio
visual seperti program-program televisi yang membahas tentang
masalah kesehatan (Sigit, 2005).
Dari data diatas dapat dilihat bahwa semakin tinggi dukungan
informasional yang dimiliki keluarga maka akan semakin tinggi pula upaya
pengontrolan hipertensi pada lansia.
52
Pengontrolan
53
dengan Upaya
Pengontrolan
54
Hal ini sesuai dengan teori Sigit (2005) yang menyatakan keluarga
merupakan tempat yang aman dan damai bagi anggota keluarga yang sakit
untuk mencurahkan segala perasaan yang dimiliki dalam membantu
pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tinggi
dukungan emosional yang dimiliki keluarga maka akan semakin tinggi pula
upaya pengontrolan hipertensi pada lansia.
Peneliti berasumsi bahwa dukungan emosional dibutuhkan untuk
meningkatkan upaya pengontrolan hipertensi pada lansia, karena pada masa
ini lansia sangat membutuhkan dukungan kasih sayang, dihargai, dan
dicintai.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dari tanggal 3 Juli s/d 11
Juli 2012 di Kemukiman Lamteuba Kecamatan Seulimum Kabupaten Aceh
Besar dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut :
1. Terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan informasional
dengan upaya pengontrolan hipertensi pada lansia di Kemukiman
Lamteuba Kecamatan Seulimum Kabupaten Aceh Besar tahun 2012
dengan nilai p = 0.028 (p < 0.05).
2.
55
56
B. Saran
1. Bagi Peneliti Lain
Dapat
dijadiakan
bahan
masukan
guna
meningkatkan
DAFTAR PUSTAKA
Bangun, A.P. (2002). Terapi Jus & Ramuan Tradisional Untuk Hipertensi. Agro Media
Pustaka. Jakarta.
Budiarto, Eko. (2001). Biostastistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.
EGC. Jakarta.
Chandra, Budiman. (1995). Pengantar Statistik Kesehatan. EGC. Jakarta.
Darmojo & Martono. (2006). Buku Ajar Geriatri: Ilmu Kesehatan Usia Lanjut
Ketiga. FK-UI. Jakarta.
Edisi
3.
Ganiswarna, Sulistia G. (2005). Farmakologi dan Terapi Edisi 4 (Cetak Ulang). Bagian
Farmakologi FK-UI. Jakarta.
Hastono, S. (2006) Statistik Kesehatan. PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Hutapea, Ronald. (2005). Sehat & Ceria Diusia Senja Jilid 1: Suatu Awal Baru.
Rineka Cipta. Jakarta.
Julianti, Elisa D. (2005). Bebas Hipertensi Dengan Terapi Jusi. Puspa
Jakarta.
Swara.
Mansjoer, Arif dkk. (2000). Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 1. Media
Aesculapius. Jakarta.
Notoadmodjo, Seokidjo .(2002). Metodologi Penelitian
Jakarta.
58
Stuar G.W. & Laraia M.T.(2005). Principle and Practice of Psychiartric Nursing
thn edition). St. Louis: elsevier mosby.
(8
Suwarsa, Iwan. (2006). Kiat Sukses Bagi Lansia. MQS Publishing. Bandung.
Takasihaen Jan. (2000). Hidup Sehat Diusia Lanjut. Kompas. Jakarta.
Wibowo. (2004). Mamfaat Nontechnologi Dalam Mengobati
http//www.gizi.net. Diperoleh Pada tanggal 5 januari 2012.
Penyakit.
BIODATA PENULIS
Nama
: Julia Rahmi
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Mahasiswi
Alamat
: Darussalam
No Telp / HP
: 085362466916
: Syathari
b. Ibu
: Kartinah
: Tani
b. Ibu
: PNS
2. SMP
3. SMU
4. AKBID
Tertanda
Julia Rahmi