Anda di halaman 1dari 10

GOOD GOVERNANCE

By: Muhammad Fathurrohman, M.Pd.I


(Guru Sang Dewo (SMPN 2 Pagerwojo) & Akademisi UIN Maliki Malang)

A. Pengertian Good Governance


Tata Pemerintahan adalah suatu mekanisme interaksi para pihak terkait yang
berada di lembaga pemerintah, lembaga legislatif dan masyarakat, baik secara
pribadi maupun kelompok untuk bersama-sama merumuskan berbagai kesepakatan
yang berkaitan dengan manajemen pembangunan dalam suatu wilayah hukum atau
administratif tertentu. Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, pihak yang
berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan di daerah memerlukan dasar atau
prinsip Tata Pemerintahan daerah yang baik, yang dapat menjadi acuan bagi
tercapainya tujuan pemberian otonomi, yang adalah:
1.

peningkatan pelayanan aparatur pemerintah di daerah dan peningkatan


kesejahteraan masyarakat,

2.

pengembangan kehidupan demokrasi, peningkatan rasa kebangsaan,


keadilan, pemerataan, dan kemandirian daerah serta,

3.

pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah.


Dalam publikasi yang diterbitkan oleh sekretariat Partnership for Governace
menyebutkan bahwa good governance is a concensus reached by government,
citiziens and the privat sector for the adminstration of country or state. Artinya,
kepemerintahan yang baik itu adalah suatu kesepakatan menyangkut pengaturan
negara yang diciptakan bersama oleh pemerintah, masyarakat madani dan sektor
swasta. Karena itu, untuk terwujudnya kepemerintahan yang baik, diperlikan
dialog antara pelaku-pelaku penting dalam negara. Agar semua pihak merasa
memiliki tata pengaturan tersebut. Tanpa kesepakatan yang dilahirkan dari dialog
ini, kesejahteraan tidak akan tercapai karena aspirasi politik maupun ekonomi
rakyat tersumbat.

LAN & BPKP (2000) mengemukakan bahwa, arti Good Governance mengandung
dua pengertian :
Pertama, nilai-nilai yang menjujung tinggi keinginan/kehendak rakyat, dan nilainilai yang dapat meningkatkan kemampuan rakyat yang dalam pencapaian tujuan
(nasional) kemandirian, pemabangunan berkelanjutan dan keadilan sosial.
Kedua,
aspek-aspek fungsional dari pemerintahan yang efektif dan efisien
dalam pelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Beberapa pendapat lain tentang Good Governance diantaranya adalah :
OECD dan World Bank mendefinisikan Good Governance dengan
penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab
sejalan dengan demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana
investasi yang langka, dan pencegahan korupsi, baik secara politik maupun
administratif, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and political
frameworks bagi tumbuhnya aktivitas kewiraswastaan.
UNDP memberikan definisi good governance sebagai hubungan yang sinergis
dan konstruktif di antara negara, sektor swasta dan masyarakat (society)
Selain itu, pendapat lainnya sebagaimana dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor
101 Tahun 2000. Dirumuskan pengertian Good Governance, yaitu :
kepemerintahan yang mengembangkan dan menerapkan prinsip-prinsip
profesionalitas, akuntabilitas, transparansi, pelayanan prima, demokrasi, efisiensi,
efektifitas, supermasi hukum dan dapat diterima oleh selurh masyarakat.
Kashi Nisjar (1997) dalam Domai (2001) mengemukakan bahwa secara
umum good governancemengandung unsur utama yang terdiri dari akuntablitas,
transparansi, keterbukaan dan aturan hukum.
Dengan demikian, pada dasarnya unsur-unsur dalam kepemerintahan dapat
dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu :
1.

Negara/Pemerintah : Konsepsi kepemerintahan pada dasarnya adalah


kegiatan kenegaraan, tetapi lebih jauh dari itu melibatkan pula sektor swasta dan
kelembagaan masyarakat madani.

2.

Sektor Swasta : Pelaku sektor swasta menangkup perusahaan swasta yang


aktif dalam interaksi dalam sistem pasar, seperti : industri pengolahan
perdagangan, perbankan dan koperasi termasuk kegiatan sektor informal.

3.

Masyarakat Madani : Kelompok masyarakat dalam konteks kenegaraan pada


dasarnya berada diantara atau ditengah-tengah antara pemerintah dan
perseorangan, yang mencangkup baik perseorangan maupun kelompok masyarakat
yang berinteraksi secara sosial, politik dan ekonomi.
Beberapa pendapat diatas telah jelas dikemukakan apa yang dimaksud dengan
makna Good Governance, namun pada prinsipnya dalam Good
Governance memiliki kandungan makna atau arti yang sangat dalam yaitu
bagaimana penyelenggaraan atau pengelolaan yang baik. konsep ini dapat berlaku
pada setiap organisasi apapun, apakah pemerintah, swasta maupun organisasi
masyarakat lainnya yang dibentuk untuk suatu tujuan yang mulia.
B. Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance
Dalam Rencana Strategi Lembaga Administrasi Negara tahun 2000-2004,
disebutkan perlunya pendekatan baru dalam penyelenggaraan negara dan
pembangunan yang terarah dalam terwujudnya kepemerintahan yang baik (good
governance) yakni : .proses pengelolaan pemerintahan yang demokratis,
profesional menjunjung tinggi supremasi hukum dan hak asasi manusia
desentralistik, partisipatif, transparansi, keadilan, bersih dan akuntabel, selain
berdaya guna, berhasil guna dan berorientasi pada peningkatan daya saing bangsa.
Kunci utama memahami good governance adalah pemahaman atas prinsip-prinsip
di dalamnya. Bertolak dari prinsip-prinsip ini akan didapatkan tolak ukur kinerja
suatu pemerintahan. Baik-buruknya pemerintahan bisa dinilai bila ia telah
bersinggungan dengan semua unsur prinsip-prinsip good governance. Menyadari
pentingnya masalah ini, prinsip-prinsip good governancediurai satu persatu
sebagaimana tertera di bawah ini.
Berikutnya Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia (2006) mengemukakan
bahwa karakteristik atau prinsip yang harus dianut dan dikembangkan dalam
praktek penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, meliputi :
Partisipasi Masyarakat

Semua warga masyarakat mempunyai suara dalam pengambilan keputusan, baik


secara langsung maupun melalui lembaga-lembaga perwakilan sah yang mewakili
kepentingan mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan
kebebasan berkumpul dan mengungkapkan pendapat, serta kapasitas untuk
berpartisipasi secara konstruktif.
Tegaknya Supremasi Hukum
Kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tanpa pandang bulu, termasuk di
dalamnya hukum-hukum yang menyangkut hak asasi manusia.
Transparansi
Tranparansi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas. Seluruh proses
pemerintahan, lembaga-lembaga dan informasi perlu dapat diakses oleh pihakpihak yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat
dimengerti dan dipantau.
Peduli pada Stakeholder
Lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintahan harus berusaha melayani
semua pihak yang berkepentingan.
Berorientasi pada Konsensus
Tata pemerintahan yang baik menjembatani kepentingan-kepentingan yang
berbeda demi terbangunnya suatu konsensus menyeluruh dalam hal apa yang
terbaik bagi kelompok-kelompok masyarakat, dan bila mungkin, konsensus dalam
hal kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur.
Kesetaraan
Semua warga masyarakat mempunyai kesempatan memperbaiki atau
mempertahankan kesejahteraan mereka.
Efektifitas dan Efisiensi

Proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga membuahkan hasil sesuai


kebutuhan warga masyarakat dan dengan menggunakan sumber-sumber daya yang
ada seoptimal mungkin.
Akuntabilitas
Para pengambil keputusan di pemerintah, sektor swasta dan organisasi-organisasi
masyarakat bertanggung jawab baik kepada masyarakat maupun kepada lembagalembaga yang berkepentingan. Bentuk pertanggung jawaban tersebut berbeda satu
dengan lainnya tergantung dari jenis organisasi yang bersangkutan.
Visi Strategis
Para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jauh ke depan
atas tata pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, serta kepekaan akan
apa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan perkembangan tersebut. Selain itu
mereka juga harus memiliki pemahaman atas kompleksitas kesejarahan, budaya
dan sosial yang menjadi dasar bagi perspektif tersebut.
Keseluruhan karakteristik atau prinsip good governance tersebut adalah saling
memperkuat dan saling terkait serta tidak bisa berdiri sendiri. Selanjutnya dapat
disimpulkan bahwa terdapat empat unsur atau prinsip utama yang dapat memberi
gambaran administrasi publik yang berciri kepemerintahan yang baik yaitu sebagai
berikut :
1.

Akuntabilitas : Adanya kewajiban bagi aparatur pemerintah untuk bertindak


selaku penanggung jawab dan penanggung gugat atas segala tindakan dan
kebijakan yang ditetapkannya.

2.

Transparansi : Kepemerintahan yang baik akan bersifat transparan terhadap


rakyatnya, baik ditingkat pusat maupun daerah.

3.

Keterbukaan : menghendaki terbukanya kesempatan bagi rakyat untuk


mengajukan tanggapan dan kritik terhadap pemerintah yang dinilainya tidak
transparan.

4.

Aturan Hukum : Kepemerintahan yang baik mempunyai karakteristik berupa


jaminan kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat terhadap setiap kebijakan
publik yang ditempuh.

Karakteristik good governance di atas menunjukkan dimensi yang sangat potensial


jika diterapkan dalam melaksanakan pekerjaan suatu organisasi apapun bentuknya.
Perlu keyakinan atau kepercayaan yang sungguh-sungguh dari sumber daya
manusia yang merekayasa dan melaksanakan tugas pokok dan fungsi suatu
organisasi apapun bentuknya sesuai dengan atribut yang terkandung dalam
karakteristik good governance. Namun untuk itu juga diperlukan kemampuan
profesionalisme yang berkualitas potensial.
Konsep good governance diatas perlu ditranformasikan ke dalam kinerja suatu
organisasi. Misalnya dalam penelitian ini terkait dengan otonomi daerah khususnya
penyelenggaraan desentralisasi kewenangan oleh pemerintah daerah, maka nilai
atau atribut good governanceperlu ditranformasikan ke dalam proses implementasi
otonomi daerah guna mencapai keberhasilan yang berarti (signifikan).
Berbicara tentang penerapan good governance pada sektor publik tidak lepas dari
visi Indonesia masa depan sebagai fokus tujuan pembangunan kepemerintahan
yang baik. Pemerintah yang baik dapat dikatakan sebagai pemerintahan yang
menghormati kedaulatan rakyat, memiliki tugas pokok yang mencakup:
1.

Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh Tumpah darah Indonesia.

2.

Memajukan kesejahteraan umum.

3.

Mencerdaskan kehidupan berbangsa.

4.

Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian


abadi dan keadilan sosial.
Berkaitan dengan hal tersebut maka perlu dipahami bahwa dalam ketetapan MPR
No.VII/MPR/2001 telah ditetapkan visi Indonesia Masa Depan dengan kurun
waktu 20 tahun tang disebut Visi Indonesia 2020, yaitu: terwujudnya masyarakat
indonesia yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil, sejahtera, maju,
mandiri serta baik dan bersih dalam penyelenggaraan negarasedangkan pada
bab IV butir 9 ditegaskan bahwa baik dan bersih dalam penyelenggaraan negara
adalah mencangkup:

1.

Terwujudnya penyelenggaraan negara yang profesional, transparan,


akuntabel, memiliki kredibilitas dan bebas korupsi kolusi dan nepotisme.

2.

Terbentuknya penyelenggaraan negara yang peka dan tanggap terhadap


kepentingan dan aspirasi rakyat di seluruh wilayah negara termasuk derah terpencil
dan perbatasan; Berkembangnya transparansi dalam budaya dan perilaku serta
aktivitas politik dan pemerintah.
Terselenggaranya good governance merupakan persyaratan bagi setiap
pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyrakat dan mencapai tujuan serta
cita-cita bangsa bernegara. Dalam rangka itu diperlukan pengembangan dan
penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan legitimate, sehingga
pnyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara
berdayaguna, berhasilguna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas korupsi,
kolusi, dan nepotisme.
C.

Pilar-Pilar Good Governance

Good Governance hanya bermakna bila keberadaannya ditopang oleh lembaga


yang melibatkan kepentingan publik. Jenis lembaga tersebut adalah:
Negara
Menciptakan kondisi politik, ekonomidan sosial yang stabil
Membuat peraturan yang efektif dan berkeadilan
Menyediakan public service yang efektif dan acountable
Menegakkan HAM
Melindungi lingkungan hidup
Mengurus standar kesehatan dan standar keselamatan publik
Sektor Swasta
1.

Menjalankan industri

2.

Menciptakan lapangan kerja

3.

Menyediakan insentif bagi karyawan

4.

Meningkatkan standar hidup masyarakat

5.

Memelihara lingkungan hidup

6.

Mentaati peraturan

Masyarakat
1.

Menjaga agar hak-hak masyrakat terlindungi

2.

Mempengaruhi kebijakan publik

3.

Sebagai sarana chek and balance pemerintah

4.

Mengawasi penyalahgunaan kewenangan sosial pemerintah

5.

Sarana komunikasi agar anggota masyarakat


Agar Good Governance dapat berjalan dengan baik, dibutuhkan dari semua pihak.
Baik itu pihak pemerintah, swasta dan masyarakat. Dan untuk mencapai good
governance yang efektif dan efisien, kesetaraan, interpretasi, serta etos kerja dan
moral yang tinggi yang akan digunakan sebagai nilai dasar yang harus dipegang
teguh oleh seluruh komponen yang harus langsung dengan good governance.
Ketiga lembaga di atas merupakan pendukung utama dalam terciptanya good
governance.Sistem pemerintahan yang baik dapat diwujudkan apabila terciptanya
sinergi antara pemerintah, swasta dan masyrakat dalam mewujudkan pembangunan
yang berkelanjutan. Negara harus mampu menciptakan suatu kondisi yang
kondusif bagi terselnggaranya suatu pemerintahan yang baik. adanya perbaikan
mengenai sistem politik , sistem pemerintahan dan lebih memperhatikan dalam
pelayanan publik. Kondisi seperti ini dapat menarik minat kalangan swasta untuk
berkembang lagi. Jika usaha swasta ini meningkat maka pengangguran dapat
teratasi dengan adanya investasi di negeri ini. Dan masyrakat harus lebih kritis
terhadap pemerintah mengenai apa yang dilakukan dalam pembangunan ini.
D.
Indikator Keberhasilan Good Governance (Secara Makro, Mikro
Sektoral)
Dalam Bintoro (2002:148-152) mengatakan bahwa dalam praktek good
governance perlu dikembangkan indikator keberhasilan dalam pelaksanaan good
governance. Ini sangat penting karena dalam good governance yang akan menjadi
alat ukur, penilaian akuntabilitas pelaksanaan suatu kebijakan, program ataupun
proyek, kinerja badan usaha, organisasi dan unit kegiatan/usaha manajemen
pemerintahan dan pembangunan. Keberhasilan secara umum dapat dilihat dari
indikator ekonomi makro atau tercapainya tujuan pembangunan yang dituju. Untuk

negara-ngara terkena krisis. Misalnya dipakai indikator recovery. Untuk indonesia


masa reformasi ini indikator praktek good governance bisa dilihat seberapa jauh
tercapainya tujuan reformasi pembangunan seperti tercantum dalam TAP MPR
No.X/1998: Tujuan-tujuan Reformasi Pembangunan (Pokok-Pokok Reformasi
Pembangunan dalam rangka Penyelamatan dan Normalisasi Kehidupan Nasional
sebagai Haluan Negara).
1.

Mengatasi krisis ekonomi dalam waktu sesingkat-singkatnya terutama untuk


menghasilkan stabilitas moneter yang tanggap terhadap pengaruh global dan
pemulihan aktivitas usaha nasional.

2.

Mewujudkan kedaulatan rakyat dalam seluruh sendi kehidupan


bermasyarakat, berbangsa dan bernegara melalui perluasan dan peningkatan
partisipasi politik rakyat secara tertip untuk menciptakan stabilitas nasional.

3.

Menegakkan hukum berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan, HAM


menuju terciptanya ketertiban umum dan perbaikan sikap mental.

4.

Meletakkan dasar-dasar kerangka dan agenda reformasi pembangunan,


agama dan sosial budaya dalam usaha mewujudkan masyarakat madani.
Tetapi bisa juga indikator keberhasilan disusun secara sektoral, misalnya produk
tertentu, peningkatan ekspor, investasi, jaringan kemiskinan. Dan juga secara
mikro seperti laporan hasil audit atau badan usaha. Tidak saja perusahaan tetapi
juga unit-unit birokrasi (misalnya dalam pelayanan).
Dalam hal ini Lembaga Administrasi Negara telah mengembangkan Modul tentang
Pengukuran Kinerja Instansi Pemerintah dan Modul tentang Evaluasi Kinerja
Instansi Pemerintah yang bisa juga untuk pengukuran kinerja badan usaha yang
diukur dalam pengukuran kinerja adalah aspek-aspek berikut:
Aspek Finansial
Kalau di Pemerintah pelaksanaan anggaran rutin dan pembangunan. Kalau dalam
perusahaan juga cast flow, neraca laba-rugi dan penilaian audit Report
Kepuasan Pelanggan

Posisi pelanggan sangat krusial dalam penetuan strategi perusahaan. Hal serupa
juga terjadi pada instansi pemerintah.
Operasi Bisnis Internal
Untuk memastikan/memantau apakah seluruh kegiatan operasi internal sudah in
concert(seirama) sesuai dengan rencana strategi.
Kepuasan Pegawai
Untuk memastikan/memantau apakah seluruh kegiatan operasional organisasi.
Kepuasan komunitas dan share holders dan stake holders
Kegiatan suatu usaha, pemerintah maupun badan usaha dalam pengukuran
kinerjanya juga didesain untuk mengakomodasikan kepuasan lingkungan.
Ratio Analysis
Untuk mengukur sehatnya operasi usaha digunakan antara lain analisis rasio,
seperti profitability ratios.

Anda mungkin juga menyukai