PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada populasi di Swedia, total 13,656 anak laki-laki dan
11,648 anak perempuan didiagnosa hipertrofi tonsil. Insidence
ratio 4.53 laki-laki dan 4.94 perempuan. .Secara global, 93% %
anak mengalami hipertrofi tonsil dengan distribusi 25% grade 1,
38,4% grade 2, 32,7 % grade 3, dan 3,8 % grade 4 tahun 2014.
Adapun prevalensi hipertrofi tonsil di Turki 11%.1
Di korea,
suara
telah
dilaporkan
sebelumnya.
Prevalensi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANATOMI
Tonsil
Merupakan massa jaringan limfoid yang terletak pada dinding posterior
faring
(kerongkongan),
kerongkongan,dan
menangkap
menghasilkan
bakteri
antibodi
dan
untuk
virus
yang
memasuki
membantu
mencegah
peradangan.6
Cincin Waldeyer merupakan jaringan limfoid yang mengelilingi faring.
Cincin Waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang terdapat di dalam rongga
mulut yaitu tonsil palatina (tonsil faucial), tonsil faring (adenoid), tonsil lingual
(tonsil
pangkal
lidah),
tonsil
tuba
Eustachius
(lateral
band
dinding
faring/Gerlachs tonsil).7
Tonsil Faringeal
Terletak pada dinding posterior dan atap nasofaring dan disebut adenoid
bilamana mengalami pembesaran.
Korelasi klinis: adenoid adalah hipertrofi atau pembesaran tonsila faringea
yang menyumbat jalan udara dari cavitas nasi melewati choana ke dalam
nasofaring, dengan demikian,menyebabkan kesukaran bernapas dengan hidung
dan pembentukan bunyi. Adenoid dapat menghalangi ostium faringeum tuba
auditiva, dan peradangan dapat menyebar dari nasofaring melewati tuba auditiva
menuju rongga telinga tengah, menyebabkan otitis media, yang dapat berakibat
ketulian.7
Tonsila palatina
Terletak pada masing-masing sisi orofaring pada celah antara plica
palatoglossus dan palatofaringeus. Kaya pembuluh darah, menerima darah dari
limfosit pada kedua organ tersebut. Limfosit T berkisar 40% dari seluruh limfosit
tonsil dan adenoid. Tonsil berfungsi mematangkan sel limfosit B dan kemudian
menyebarkan sel limfosit terstimulus menuju mukosa dan kelenjar sekretori di
seluruh tubuh. Antigen dari luar, kontak dengan permukaan tonsil akan diikat dan
dibawa sel mukosa ( sel M ), antigen presenting cells (APCs), sel makrofag dan
sel dendrit yang terdapat pada tonsil ke sel Th di sentrum germinativum.
Kemudian sel Th ini akan melepaskan mediator yang akan merangsang sel B. Sel
B membentuk imunoglobulin (Ig)M pentamer diikuti oleh pembentukan IgG dan
IgA. Sebagian sel B menjadi sel memori. Imunoglobulin (Ig)G dan IgA secara
fasif akan berdifusi ke lumen. Bila rangsangan antigen rendah akan dihancurkan
oleh makrofag. Bila konsentrasi antigen tinggi akan menimbulkan respon
proliferasi sel B pada sentrum germinativum sehingga tersensititasi terhadap
antigen, mengakibatkan terjadinya hiperplasia struktur seluler. Regulasi respon
imun merupakan fungsi limfosit T yang akan mengontrol proliferasi sel dan
pembentukan imunoglobulin. Aktivitas tonsil paling maksimal antara umur 4
sampai 10 tahun. Tonsil mulai mengalami involusi pada saat puberitas, sehingga
produksi sel B menurun dan rasio sel T terhadap sel B relatif meningkat. Pada
Tonsilitis yang berulang dan inflamasi epitel kripta retikuler terjadi perubahan
epitel squamous stratified yang mengakibatkan rusaknya aktifitas sel imun dan
menurunkan fungsi transport antigen. Perubahan ini menurunkan aktifitas lokal
sistem sel B, serta menurunkan produksi antibodi. Kepadatan sel B pada sentrum
germinativum juga berkurang.9
2.3 HISTOLOGI
Tonsilla palatina yang berpasangan merupakan agregat nodulus limfoid
yang terletak di rongga mulut. Tonsila palatina tidak dibungkus oleh kapsul
jaringan ikat. Akibatnya, permukaan tonsilla palatina dilapisi oleh epitel berlapis
gepeng tanpa lapisan tanduk (1,6 )yang juga melapisi bagian mulut lainnya.
Masing-masing tonsilla memiliki alur-alur yang dalam yaitu kriptus tonsil
(cryptae tonsilla) (3,9) yang juga dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa
lapisan tanduk (1,6). Dibawah epitel (1,6) dalam jaringan ikat terdapat banyak
nodulus limfoid (2) yang tersebar di sepanjang kriptus tonsil. Nodulus limfoid
sering menyatu dengan yang lain dan biasanya memperlihatkan pusat germinal
(7) yang berwarna lebih muda. Dibawah tonsilla palatina terdapat jaringan ikat
padat dan membentuk kapsul (4,10). Dari kapsul terbentuk jaringan ikat
trabekula dengan pembuluh darah (8). Jaringan ikat ini meluas kearah
A . Tonsil Normal
B. Hipertrofi Tonsil
A. Tonsil Normal
B. Hipertrofi Tonsil
7
folikel
2.4 DEFENISI
Hipertrofi tonsil adalah istilah yang diberikan untuk sebuah pembesaran
secara tidak normal jaringan tonsil , ditandai oleh pembesaran folikel limfoid
dengan pembesaran signifikan dari pusat germinal. Hipertrofi bukan merupakan
penyakit, tapi merupakan hal yang dipicu oleh peningkatan aktivitas imunologi
yang diketahui sebagai hipertrofi tonsil.11,12
Meskipun mekanisme patofisiologi yang tepat dari hipertrofi jaringan
limfoid dari saluran napas bagian atas tidak diketahui. Ada
salah satu
10
HPV adalah virus DNA beruntai ganda yang menginfeksi sel-sel basal epitel
dan dapat ditemukan sampai dengan 36% dari karsinoma sel skuamosa orfaring.
Meskipun lebih dari 100 strain telah diisolasi, HPV tipe 16 dan 18 yang paling
sering dikaitkan dengan kanker. Kode genom virus untuk Onkoprotein E6 dan E7,
yang telah meningkat aktivitas di strain yang sangat onkogenik.14
Karsinoma umumnya menyebar di sepanjang sulcus glossotonsillar
melibatkan dasar lidah untuk tingkat variabel. Selain itu, penyebaran sering
11
melibatkan palatum molle atau nasofaring. Fossa tonsil dibatasi lateral oleh
m.konstriktor
superior,
yang
mungkin
berisi
penyebaran
karsinoma.
12
Lidah ditekan ke anterior dari tonsil hingga kelihatan pole bawah tonsil
a. Memeriksa besar tonsil
besar tonsil ditentukan sebagai berikut:
Friedman Staging
Grade 1 : tonsil berada dalam fossa tonsilaris
Grade 2 : tonsil mencapai arcus posterior
Grade 3 : tonsil melampaui arcus posterior tapi tidak mencapai midline
Grade 4 : tonsil mencapai midline16
b. Memeriksa mobilitas tonsil
Digunakan 2 spatula:
Spatula 1: posisi sama dengan diatas
13
tenggorok
Radang spesifik: tuberkulosa
Tumor benigna: keras, fiksasi tonsil
Sikatrik: akibat tonsilektomi, insisi abses peritonsil
Korpus alienum: duri ikan, tulang
Pasien dengan karsinoma tonsil dapat hadir dengan massa leher.
Hal ini karena karsinoma timbul jauh di dalam kriptus tersebut.
Ini adalah invaginasi epitel yang mendalam dari epitel
permukaan. Selain presentasi massa leher, biasanya di wilayah
jugulodigastric, gejala dan tanda-tanda lainnya dapat berkembang.
Ini mungkin dalam hubungannya dengan massa leher atau
mungkin satu-satunya presentasi. Nyeri
tenggorokan, nyeri
14
kasual,
palpasi
hati
dapat
mengungkapkan
15
2.8 PENATALAKSANAAN
Antibiotik
Keterlibatan bakteri dari hipertrofi tonsil berdasarkan peningkatan
limfosit pada tonsil dan adenoid . Hal ini dikonfirmasi dengan menemukan
sejumlah besar bakteri patogen seperti Haemophilus influenzae dan organisme B
-laktamase lainnya pada hipertrofi tonsil. Banyak penelitian telah menunjukkan
efikasi antibiotik spektrum luas dalam perbaikan gejala dan komplikasi dari
hipertrofi tonsil.19
Kortikosteroid
Peran faktor inflamasi pada hipertrofi tonsil disebabkan oleh peningkatan
ekspresi berbagai mediator dari respon inflamasi tonsil dan respon yang tepat
untuk agen anti - inflamasi seperti corticosteroids. Selain itu, ditemukannya
banyak reseptor steroid dan mRNA dalam jaringan adenoid telah mendukung
keterlibatan
faktor
inflamasi
di
kortikosteroid
adenohipertrofi
tonsil.
Kortikosteroid nasal telah terbukti mengurangi proliferasi sel dan produksi sitokin
pro - inflamasi dalam tonsil / adenoid . Beberapa studi mengungkapkan efek
kortikosteroid nasal dalam pengobatan adenotonsilar hipertrofi dan Obstruktif
Sleep Apneu
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa azitromisin dan fluticasone
dapat tepat digunakan untuk kasus-kasus ringan dan sedang dari hipertrofi tonsil .
Obat-obatan juga dapat diberikan untuk pasien dengan hipertrofi tonsil berat bagi
16
siapa operasi berisiko tinggi . Namun , azitromisin tampak lebih efektif daripada
semprot hidung flutikason dalam perkembangan gejala hipertrofi tonsil.19
Tonsilektomi
Tonsilektomi adalah prosedur bedah tersering kedua yang dilakukan
pada anak-anak di Inggris.pada tahun 2006, ada 530 000 tonsilektomi dilakukan
pada anak lebih muda dari 15 tahun, merupakan 16% dari semua operasi dalam
kelompok usia ini.20
Tonsilektomi merupakan salah satu prosedur operasi bedah yang sering di
Amerika Serikat, dengan lebih dari 530000 prosedur dilakukan pada anak
dibawah 15 tahun. Indikasi tonsilektomi termasuk infeksi tenggorokan rekuren
dan sleep-disordered breathing (SDB),yang keduanya dapat berefek pada
kesehatan dan kualitas hidup anak. Walaupun terdapat manfaat dari tonsilektomi,
komplikasi dari operasi tersebut dapat menyebabkam nyeri tenggorokan, mualmuntah post operatif, perubahan suara, perdarahan, delayed feeding, dan jarang
kematian,20
Tonsilektomi didefenisikan sebagai sebuah prosedur bedah dengan atau
tanpa adenoiktemi yang mengangkat tonsil secara komplit, termasuk kapsulnya,
dengan cara diseksi celah peritonsilar antara kapsul tonsil dan dinding muskular.20
Indikasi Tonsilektomi21,22
The American Academy of Otolaryngology Head and Neck Surgery
Clinical Indicators Compendium tahun 1995 menetapkan:
1. Serangan tonsilitis lebih dari tiga kali pertahun walaupun telah mendapatkan
terapi yang adekuat.
17
18
pulmonal, dan gagal jantung kanan.Pada kasus yang parah , pasien menderita
pulmonale cor , hipertensi arteri paru-paru , atau pengurangan ventilasi alveolar ;
semua yang bisa kambuh akibat adenotonsilektomi. Obstruksi berat dari saluran
napas atas menyebabkan cor pulmonale , gangguan ventilasi , dan pengurangan
ventilasi alveolar, yang pada gilirannya menyebabkan gejala hiperkapnia kronis
dan hipoksia dan akademisi selanjutnya pernapasan , stenosis arteri pulmonalis ,
dilatasi ventrikel kanan, dan gagal jantung. Pneumonia juga dapat menjadi
komplikasi jika hipertrofi tonsilar tak ditangani dengan baik.13
BAB III
KESIMPULAN
Tonsil merupakan massa jaringan limfoid yang terletak pada dinding
posterior faring (kerongkongan), menangkap bakteri dan virus yang memasuki
kerongkongan,dan
menghasilkan
antibodi
untuk
membantu
mencegah
mekanisme patofisiologi yang tepat dari hipertrofi jaringan limfoid dari saluran
napas bagian atas tidak diketahui. Ada salah satu kemungkinan bahwa selama
hidup
postnatal
awal,
virus
pernapasan
dapat
memodifikasi
jaringan
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Ameli F., Brocchetti F., Tosca M.A,dkk. Tonsil Volume And Allergic Rhinitis
In Children. Allergy Rhinol,Department of Health Sciences, Genoa
University, Italy. 2014; 5(3): e139
2. Chae S., Hwang K., Lee D.J., dkk. The Incidence And Clinical Symptoms Of
Palatine Tonsillar Hypertrophy In Elementary School Children. Department
Of Otolaryngology Head And Neck Surgery, College Of Medicine, Korea
University, Seoul, Korea. Dec 2000 ; 43 (12): 1342
3. Friberg D., Sundquist J., Li X., dkk. Sibling Risk Of Pediatric Obstructive
Sleep Apnea Syndrome And Adenotonsillar Hypertrophy. PMC US National
Library of Medicine National Institutes of Health. Agustus 2009; 32(8):1077
4. Shahbaz S, dkk. Follicles in Hypertrophied Tonsils. Department of Anatomy,
King Edward Medical University, Lahore. 2015; 9(4) : 1290-1293
20
Tonsillar
Hypertrophy:
Tonsillectomy
Causes,
Surgery.
2016.
Symptoms,
Treatment-
Diakses
melalui
http://www.epainassist.com
12. Austin J. Tonsil Hypertrophy: Causes, Symptoms and Treatments.
Online
Austin
Ent
Physician.
2016.
Diakses
Book
melalui
http://www.draustinent.com
13. Lemyze M., Raphael F. Enlarged Tonsils and Fatigue. American Academy of
Family Physicians. 2010. Diakses melalui www.aafp.org/afp .
21
14. Kokot N. Malignant Tonsil Tumor Surgery. Mar 2016. Diakses melalui
http://emedicine.medscape.com/article/848034-overview
15. Rukmini, Sri, Sri Herawati.. Teknik Pemeriksaan Telinga, Hidung &
Tenggorok. Jakarta: EGC. 2000: 55-57
16. Friedman M., Ibrahim H., Bass L. Clinical Staging For Sleep Disordered
Breathing. Otolaryngol Head Neck Surg. 2002;127:15
17. Lucente , Frank E. Ilmu THT Esensial Edisi 5. Jakarta. EGC. 2011 : 388
18. Gonzales L., Diaz P., Delgado F., dkk. Lack Of Lymphoid Cell Apoptosis In
The Pathogenesis Of Tonsillar Hypertrophy As Compared To Recurrent
Tonsillitis. Eur J Pediatr. 1999 Jun;158(6):469
19. Jazy S.M., Barati B., Kheradman A. Treatment Of Adenotonsillar
Hypertrophy: A Prospective Randomized Trial Comparing Azithromycin Vs.
Fluticasone. J Res Med Sci. 2011 Dec; 16(12): 1592,1575
20. Baugh R.F., Archer S.M., ,. Mitchell R.B., dkk. Clinical Practice Guideline:
Tonsillectomy in Children. American Academy of OtolaryngologyHead and
Neck Surgery Foundation . 2011 Apr 18: S3-S4
21. Soepardi, Efiaty Arsyad, Nurbaiti Iskandar, dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher Edisi Keenam. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 2007 : 224
22. Scottish Intercollegiate Guidelines Network. Management of sore throat and
indications for tonsillectomy.2010: 1
22