Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Bedah
Pendahuluan
Mastoid merupakan sel-sel udara berbentuk seperti sarang lebah yang
letaknya dibelakang telinga. Merupakan bagian terbesar dari tulang temporal di
sebelah posterior dan inferior. Karena letaknya yang tersembunyi itu sering kali
mastoid sering terlewatkan sewaktu pemeriksaan THT.1,2
Mastoid berhubungan dengan bagian-bagian telinga dimana mekanisme
pendengaran dan keseimbangan berada. Penyakit-penyakit seperti infeksi dan
kolesteatoma dapat melibatkan mastoid.1
Penyakit telinga seperti OMSK (Otitis Media Supuratif Kronis) prinsip
terapinya ialah pembedahan yaitu mastoidektomi. Jumlah penderita yang
dilakukan operasi mastoidektomi di RSUD Dr. Sutomo Surabaya dan mengalami
kegagalan pasca operasi dilaporkan masih cukup banyak yaitu 53% oleh karena
itu anatomi mastoid layak mendapat perhatian khusus karena menyangkut
gambaran batas-batas interna mastoid setelah sistem sel udara dihilangkan.
Pemahaman tentang perkembangan dan variasi pneumatisasi tulang temporal
penting bagi dokter bedah mastoid.2-6
Infeksi pada telinga tengah, otitis media ataupun fungsi tuba Eustachius
yang sedikit menghambat pertumbuhan dan perkembangan sistem sel udara
mastoid, sedangkan sistem sel udara mastoid yang kecil merupakan predisposisi
bagi terjadinya otitis media melalui pengerusakan sistem regulasi tekanan telinga
tengah.7,8,9
Sistem sel udara mastoid (MACS = Mastoid Air Cell System) berperan
sebagai penyedia gas bagi telinga tengah dan counter regulation pada tekanan
telinga tengah dimana mastoid meregulasi tekanan yang rendah sedangkan tuba
Eustachius meregulasi tekanan yang lebih tinggi. (Doyle, National Institude,
Gaihede, B.Magnuson). Volume MACS yang lebih besar akan menjaga telinga
tengah dari beberapa kondisi patologis dengan menurunkan frekuensi pembukaan
tuba dan pembukaan tuba Eustachiusnya menjadi lebih efisien dibandingkan jika
volume MACS nya kecil.7, 10-11
Pada makalah ini akan dibahas tentang mastoid yang meliputi anatomi,
embriologi, pneumatisasi dan fisiologinya.
1. MASTOID
1.1 Anatomi
Bagian terbesar os temporal dibentuk oleh bagian mastoid di sebelah
posterior dan inferior. Namun demikian, karena bagian ini mengalami
pneumatisasi yang luas, massanya tidak melebihi bagian-bagian tulang temporal
yang lain. Prosesus mastoid menonjol ke arah inferior di belakang meatus
eksterna.
Bagian
ini
berperan
sebagai
tempat
perlekatan
otot-otot
sel
udara
dapat
diklasifikasikan
berdasarkan
asal
dibatasi oleh dinding posterior liang telinga luar dan segmen vertikal nervus fasial
berjalan pada basis dinding tersebut. Bagian nervus fasial ini memanjang kira-kira
dari fosa inkudis sampai ujung anterior eminensia digastrikus.
Dinding medial rongga mastoid mempunyai beberapa patokan. Kanalis
semisirkuler lateral dan posterior menempati bagian terbesar dinding ini. Segitiga
antara prominensis ekstena kanal-kanal tersebut dan sudut posterosuperior
mastoid dikenal sebagai segitiga Trautmann. Dari sini sekelompok sel-sel antrum
meluas ke bagian dalam os petrosa sampai ke daerah kanalis auditori interna.
Visualisasi dinding medial dapat membingungkan oleh adanya septum Korner
yang membagi sel-sel menjadi bagian superfisial dan bagian dalam. Antrum
belum tercapai sebelum septum ini dihilangkan dan patokan-patokan yang disebut
tadi dapat dikenali.2
Gambar 1. Anatomi
mastoid1
1.1.1
Prosessus
Prosessus
Mastoid
mastoid
sering
mastoid
(mastoid
tip),
suatu
bagian
dibentuk
merupakan
tonjolan
di
bawah
oleh
prosesus zigomatikus
di bagian anterior dan lateralnya serta pars petrosa tulang temporal di bagian
ujung dan posteriornya.12
Gambar
4.
Pembagian
telinga
tengah
kedalam
epitimpanum,
10
11
1.4 Pendarahan
Arteri temporalis superfisialis mendarahi jabir fasia temporoparietal. Arteri
itu muncul dari jaringan kelenjar parotis dan memberi cabang arteri temporalis
media yang berjalan ke depan ke daerah pre aurikula. Kira-kira 3 cm di atas arkus
zigomatikus pembuluh ini bercabang menjadi cabang terminal frontal dan parietal.
Arteri aurilularis posterior merupakan arteri yang relatif kecil yang
merupakan cabang a. Karotis eksterna, mulai di atas muskulus digastrikus dan
stilohioideus di dekat apeks prosesus stiloideus, mula-mula di bawah kelenjar
parotis pada prosesus stiloid tulang temporal menuju lekukan di antara tulag
rawan daun telinga dengan prosesus mastoid untuk kemudian bercabang menjadi
cabang-cabang aurikular dan oksipital.
Arteri aurikularis posterior selain memberi cabang untuk mendarahi m.
Digastrikus, stilohioideus dan sternokleidomastoideus serta ke kelenjar parotis,
juga melepas 3 cabang penting, yaitu a. Stilomastoideus, cabang aurikularis dan
cabang oksipital.
Arteri stilomastoid memasuki foramen stilomastoid dan mendarahi kavum
timpani, antrum mastoid dan rongga mastoid serta kanalis semisirkularis.
Pembuluh itu mengeluarkan cabang yang bergabung dengan cabang a. Timpani
anterior yang merupakan cabang a. Maksilaris interna dan membentuk sirkulus
arteri yang mengelilingi membran timpani yang melepaskan cabang-cabang kecil
di membran timpani. Arteri itu juga beranastomosis dengan cabang petrosus
superfisialis a. meningea media yang masuk sebagai ranting kecil ke hiatus
kanalis fasialis. Cabang aurikularis (ramus auriculares) naik di belakang telinga di
12
bawah a. aurikularis posterior. Ramus itu mendarahi bagian belakang daun telinga
sebagai cabang-cabang kecil yang sebagian melingkari dan sebagian lagi
menembus tulang rawan daun telinga. Pembuluh itu beranastomosis dengan
cabang parietal dan cabang aurikularis anterior a. temporalis superfisialis. Cabang
oksipital (ramus occipitalis) berjalan ke arah belakang di permukaan muskulus
sternoleidomastoideus ke kulit kepala di atas dan di belakang daun telinga untuk
mendarahinya, kemudian beranastomosis dengan a. oksipitalis.12
1.5 Persarafan
Persarafan
sensoris
daerah
temporoparietal
diurus
oleh
saraf
13
Telinga tengah secara anatomis dan fungsional terbagi menjadi dua ruang
udara yang saling berhubungan. Pada anteriornya terdapat timpanum dan
posteriornya terdapat sistem sel udara mastoid. Timpanum merupakan suatu sel
udara yang besar yang terdiri dari rantai tulang pendengaran telinga tengah dan
berfungsi sebagai organ transduksi perifer. Sebaliknya, sistem sel udara mastoid
merupakan bagian-bagian kecil yang banyak, terdiri dari sel-sel yang berisi
rongga udara yang berfungsi meningkatkan volume dan permukaan telinga
tengah, tetapi tidak berfungsi secara langsung dalam transduksi suara. Sejumlah
besar penelitian menunjukkan bahwa volume sistem sel udara mastoid secara
tidak langsung berhubungan dengan predisposisi terjadinya beberapa kondisi
patologis tertentu pada telinga tengah seperti kolesteatom dan otitis media. Satu
hipotesa lebih jauh menerangkan bahwa sistem sel udara mastoid berfungsi
sebagai suatu penyedia gas bagi telinga tengah dimana telinga tengah dengan
sistem sel udara mastoid yang besar memerlukan frekuensi terbukanya tuba
Eustachius yang lebih sedikit untuk mempertahankan tekanan total yang selalu
tetap. Mekanisme ini menerangkan bahwa pertukaran gas N2 melalui mukosa
telinga tengah dibagi volume telinga tengah lebih besar pada timpanum
dibandingkan pada sistem sel udara mastoid. Bagaimanapun, pertimbangan
geometrik sebagaimana yang dicerminkan dalam perbandingan volume area
permukaan kedua kompartemen ini (MACS>timpanum) menunjukkan bahwa
mekanisme ini memerlukan angka perfusi darah per area permukaan lebih kecil
pada sistem sel udara mastoid ketika dibandingkan dengan timpanum. Penelitian
yang dilakukan Alper dkk menunjukkan bahwa sistem sel udara mastoid berperan
sebagai penyedia gas bagi telinga tengah. Volume MACS (Mastoid Air Cell
System) atau sistem sel udara mastoid yang lebih besar akan menjaga telinga
tengah dari beberapa kondisi patologis dengan menurunkan frekuensi pembukaan
tuba dan atau pembukaan tuba Eustachiusnya sedikit lebih efisien dibandingkan
jika volume MACS nya lebih kecil.7,10,11
Penelitian lain menunjukkan bahwa infeksi telinga tengah, otitis media
ataupun fungsi dari tuba Eustachius yang sedikit mencegah pertumbuhan dan
perkembangan sistem sel udara mastoid, sedangkan lainnya menyatakan bahwa
sistem sel udara mastoid yang kecil merupakan presdiposisi bagi terjadinya otitis
14
15
RINGKASAN
Mastoid merupakan sel-sel udara berbentuk seperti sarang lebah yang
letaknya dibelakang telinga. Merupakan bagian terbesar dari tulang temporal di
sebelah posterior dan inferior. Karena letaknya yang tersembunyi itu sering kali
mastoid sering terlewatkan sewaktu pemeriksaan THT.
Prinsip terapi OMSK tipe maligna ialah pembedahan yaitu mastoidektomi
dengan atau tanpa timpanoplasti.
Mastoiditis koalesens akut merupakan komplikasi dari otitis media akut,
timbul dari jaringan granulasi pada sel-sel udara mastoid atau mastoid air cells
(MACS) yang mampu mendestruksi tulang. Karena telinga tengah berhubungan
dengan mastoid, maka otitis media kronik sering kali disertai mastoiditis kronik.
Anatomi bedah mastoid layak mendapat perhatian khusus oleh karena itu
menyangkut gambaran batas-batas interna mastoid setelah sistem sel udara
dihilangkan. Konfiguasi anatomi tersebut dibuat secara pembedahan dengan cara
memaparkan struktur-struktur yang penting yang membatasi rongga mastoid tanpa
mencederainya.
Sejumlah besar penelitian menunjukkan bahwa volume sistem sel udara
mastoid secara tidak langsung berhubungan dengan predisposisi terjadinya
beberapa kondisi patologis tertentu pada telinga tengah seperti kolesteatom dan
otitis media. Satu hipotesa lebih jauh menerangkan bahwa sistem sel udara
mastoid berfungsi sebagai suatu penyedia gas bagi telinga tengah dimana telinga
tengah dengan sistem sel udara mastoid yang besar memerlukan frekuensi
terbukanya tuba Eustachius yang lebih sedikit untuk mempertahankan tekanan
total yang selalu tetap. Mekanisme ini menerangkan bahwa pertukaran gas N2
melalui mukosa telinga tengah dibagi volume telinga tengah lebih besar pada
timpanum dibandingkan pada sistem sel udara mastoid.
16
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Inc; 2003.p.47-9
Pramesthi Emmy. Evaluasi Hasil Operasi Mastoidektomi Dinding Runtuh
Pada Penderita Otitis Media Supuratif Kronik Tipe Bahaya di RSUD Dr.
Soetomo Surabaya Januari 2007-Desember 2009. Departemen Kesehatan
7.
8.
9.
Supply, demand and Middle Ear Gas Balance. J. Clinical Trials.gov 2010
M Gaihede, JJ Dirckx, H Jacobsen, J Aernouts, M Sovso, K Tveteras. Middle
ear pressure regulation-comlementary avtive actions of the mastoid and the
17
13. Dhigra PL. Anatomy Of Ear In Diasease of Ear, Nose and Throat. Fourth
Edition. 2008. p. 1-9
14. Anson Barry, Bast HT. Developmental Anatomy of the Ear. In:Shambaugh E
George, eds. Surgery of The Ear. Philadelphia : W.B. Saunders Company;
1967. p. 33-9
15. KOC Ahmet, Karaaslan Osman, KOC Turgay. Mastoid Air Cell
System.Otoscope. 2004. p. 144-54