TAHUN 2013/2014
Oleh
IRMA OKTAVIANI
NIM. 1341320037
Nama
Irma Oktaviani
NIM
1341320037
Jurusan/Prodi
Kelas
1.MRK3
Alamat Rumah
:
Dusun Ponjen Kidul RT 3 / RW 7, Kecamatan
Kencong, Kabupaten Jember
Alamat di Malang
Nomor Telepon
081-803-529-297
Irma Oktaviani II
Jenis Kelamin
Perempuan
TTL
Status Marital
Belum menikah
Warga Negara
WNI
Agama
Islam
Kelompok Mentoring
Nama Mentor
Lailatul Nurjannah
Motto hidup
Responden No.
II. QUISIONER
MENTORING 2013/2014
Tandai salah satu pilihan pada masing-masing pertanyaan kuisioner (1 10)
1. Bagaimana program mentoring ini menurut Anda
sangat baik
baik
cukup
kurang
sangat kurang
2. Apakah program mentoring ini bermanfaat menurutAnda
sangat bermanfaat bermanfaat cukup
kurang sangat kurang
3. Bagaimana menurut Anda mengenai jumlah pertemuan 10 kali
kurang banyak ideal cukup banyak sangat banyak
4. Hingga saat ini, berapa jumlah pertemuan mentoring kelompok Anda
13 15 kali 10 12 kali 7 9 kali
4 6 kali
0 3 kali
5. Bagaimana kesesuaian jadwal pertemuan kelompok Anda dengan Mentor
sangat lancar lancar cukup lancar kurang lancer sangat kurang
6. Fasilitasi mentee (Anda) dalam proses Mentoring
sangat baik
baik
cukup
kurang
sangat kurang
7. Bagaimana sistem pengajaran Mentor
sangat baik
baik
cukup baik
kurang baik
sangat kurang
8. Apakah materi yang disampaikan oleh Mentor mudah ditangkap oleh Anda
sangat mudah mudah cukup mudah susah
sangat susah
9. Apakah materi yang disampaikan Mentor sesuai dengan yang Anda inginkan
sangat sesuai sesuai cukup sesuai kurang sesuai sangat tidak
sesuai
10. Bagaimana pengaruh pemahaman dan ilmu keislaman Anda dengan adanya
Mentoring
bertambah banyak bertambah sedikit bertambah cukup tetap
11. Kemampuan membaca Al-Quran Anda dengan adanya program Mentoring ini
semakin lancar lancar sedikit bertambah cukup tetap
12. Bagaimana hafalan juzama Anda dengan adanya Mentoring ini
hafal semua lebih dari target kartu hafalan sesuai target kartu hafalan
hafal beberapa dari target hafalan tidak hafal
13. Bagaimana kemampuan Mentor untuk memotivasi Anda
sangat baik
baik
cukup baik
kurang baik
sangat kurang
14. Apakah Anda berkeinginan untuk mendakwahkan apa yang telah didapat dari
Mentoring
sangat ingin ingin kurang
tidak ingin
sangat tidak ingin
15. Berminatkah Anda bergabung dalam Tim Mentor pada Mentoring periode
2014/2015
sangat berminat berminat kurang berminat tidak berminat sangat
tidak berminat
Saran-saran Anda untuk kader mentor selanjutnya :
Untuk kader mentor selanjutnya lebih ditingkatkan lagi kedekatan dengan mente. Karena
dengan adanya kedekatan antara mentor dengan mente, kegiatan mentoring tidak terkesan
kaku. Kegiatan mentoring bisa dijadikan seperti kegiatan sharing antar teman.
tersentuh oleh mentoring. Sampai saat di awal masuk kuliah saya diperkenalkan kepada
mentoring.
Sebagai seorang mahasiswa baru, saya mengikuti semua proses dari pembentukan
kelompok hingga pertemuan mentoring yang dijadwalkan rutin. Saya masih ingat jelas sosok
saya saat itu dari yang tidak tahu apa itu mentoring, doa penutup majelis, bacaan quran
yang belepotan, tapi saat ini ternyata semua proses itu yang membantu membuat saya
bertumbuh dan berkembang.
Salah satu yang membuat saya sangat ingin untuk datang ke setiap sesi mentoring
waktu itu adalah saya bisa mendapat ilmu ke-Islaman yang menarik dari setiap pertemuan.
Materinya disajikan dengan ringan oleh mentor saya, Mbak Lailatul Nurjannah, lewat cerita
dan ilustrasi sederhana. Saya yang selama ini mengalami kekurangan sumber informasi
tentang ke-Islaman seperti menemukan fasilitas untuk bisa mendapatkan itu. Tapi yang
paling penting dari itu semua adalah mentoring membuat keinginan saya untuk mempelajari
Islam bertumbuh dengan sendirinya dari dalam diri. Kebingungan demi kebingungan dan
ketidaktahuan saya tentang Islam saat itu yang menjadi penyebab dahaga saya akan ilmuilmu tentang Islam muncul terus silih berganti. Hal itu menyebabkan setiap pertemuanpertemuan mentoring jadi sarana untuk menguji seberapa cepat saya bisa bertumbuh dalam
wawasan ke-Islaman.
Tahu tentang Islam saja saya masih sangat hijau waktu itu. Tapi seiring dengan
berjalanannya waktu ditambah dengan adanya program mentoring, semakin menumbuhkan
semangat dan keinginan saya untuk bisa berkontribusi dengan Islam. Mentoring sedikit demi
sedikit telah bisa membuat saya memiliki keinginan yang lebih besar untuk mengetahui
tentang Islam. Pengetahuan tentang Islam itu yang membuat saya semakin cinta dan ingin
bisa berguna untuk Islam.
Bagaimana mentoring telah bisa membuat saya memiliki lingkungan yang baik dan
kondusif untuk bertumbuh. Bertemu dan bergaul dengan orang-orang shaleh telah
memancing saya untuk bisa terus belajar dan mengembangkan diri. Jika masa kuliah kita
habiskan sebagian besar untuk berada di lingkungan yang tidak baik maka diri kita akan
berpotensi besar juga untuk menjadi tidak baik. Hal inilah yang membuat saya berkeyakinan
bahwa mentoring tidak sekedar belajar agama, tapi juga soal berinvestasi dalam
perkembangan kepribadian.
Itulah sekilas pengalaman saya dari banyak sekali kisah berwarna saya bersama
dengan mentoring. Mentoring memang hanya sebuah sarana jika hanya diartikan sebagai
sarana, tapi mentoring bisa menjadi investasi dan inkubasi berkualitas jika kita artikan dan
jadikan mentoring kita sebaik-baik wadah tumbuh berkembang. Memang sebuah sarana
pasti tetap ada kekurangannya, termasuk mentoring dengan segala kelebihan dan
kekuarangannya, tapi orang cerdas adalah orang yang selalu bisa mengalikan potensi positif
yang ada dan menutupi potensi negatif sehingga tak mempengaruhinya, lebih bagus lagi
jika kita bisa memperbaikinya. Jalani dengan semangat, cerdas, dan ikhlas, maka Allah akan
membukakan pintu hidayah, hikmah, dan pertolongan-Nya.
III.RESUME MATERI
MENTORING 2013/2014
Namun demikian, ada hal-hal yang menjadikan menuntut ilmu itu semakin ditekankan.
Dijelaskan oleh Ibnu Utsaimin rahimahullah: "Kemudian di sana ada tiga hal yang
dengannya tuntutan menuntut ilmu semakin kuat atas manusia:
1. Adanya bidah yang muncul. Hasan bin Tsawab berkata Ahmad bin Hanbal mengatakan
kepadaku: Aku tak tahu sebuah zaman yang manusia lebih membutuhkan mencari hadits
dari zaman ini. Maka saya katakan: Mengapa? Katanya: Karena telah muncul bidah
sehingga orang yang tidak punya hadits, akan terjatuh padanya. (Adab
Syariyyah: 2/38, red)
2. Adanya orang-orang yang berani berfatwa tanpa ilmu.
3. Banyak orang yang berdebat pada masalah yang bisa jadi sudah jelas permasalahannya
menurut para ulama, tapi masih ada saja yang berdebat tentangnya dan tanpa ilmu. (Lihat
Kitabul Ilmi: 21-22)
Sumber: Majalah Syariah, No. 02/I/Rabiul Awwal/1424 H/Mei 2003, hal. 11-12.
MENGENAL ALLAH LEBIH DALAM
Mengenal Allah Lebih Dekat Pada Diri Kita. Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kapada
mereka, siapakah yang menjadi langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?
tentu mereka akan menjawab. Allah. Maka betapakah mereka dapat di palingkan dari jalan
yang benar (QS AlAnkabut: 61)
Dalam Islam. Orang-orang yang berani melanggar ketentuan Allah, apakah itu sholat,
puasa, atau zakat, dalam beberapa kasus hal ini disebabkan karena meraka belum marifat
(kenal) kepada Allah dalam arti yang sesungguhnya.
Ini mirip dengan kisah orang-orang kafir quraisy pada masa Rasulullah SAW. Yang apabila
ditanyakan kepada mereka siapa yang menurunkan hujan dari langit dan yang
menumbuhkan pepohonan dari bumi, mereka akan menjawab Allah.
Tapi ketika diperintahkan untuk meng-Esakan Allah dan menjauhi penyembahan berhala,
mereka akan mengatakan bahwa penyembahan yang mereka lakukan adalah warisan
budaya leluhur yang harus dijaga dan dilestarikan dengan segenap jiwa raga.
Dalam Islam, mengenal Allah (marifatullah) adalah persoalan penting dan wajib. Karena hal
ini menyangkut aqidah.
Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Illah melainkan Allah dan mohonlah
ampunan bagi dosamu dan bagi dosa orang- orang mukmin laki-Iaki dan perempuan. Dan
Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tempat tinggalmu (QS Muhammad :
19)
Kenal bukan hanya sekedar tahu. Imam Ghazali menyatakan bahwa marifat adalah sebuah
tingkatan kecerdasan, yaitu mengumpulkan dua atau lebih informasi untuk menghasilkan
sebuah kesimpulan.
Dan dari kesimpulan itulah muncul tindakan atau sikap. Bukan marifat namanya bila apa
yang diketahuinya tidak menghasilkan tindakan.