Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn.

T DENGAN ISOLASI SOSIAL


MENARIK DIRI
A. IDENTITAS
1. Identitas Pasien
a. Nama
: Tn. T
b. Usia / TTL
: 36 / 09 April 1979
c. Pendidikan
: SD
d. Pekerjaan
: Wiraswasta
e. Alamat
: Slogolumo, Wonogiri
f. No. Rm
: 39177
2. Identitas Penanggung Jawab
a. Nama
: Katmini
b. Alamat
: Slogolumo, Wonogiri
c. Hubungan dengan pasien
: Ibu
B. ALASAN MASUK
Keluarga mengatakan dirumah pasien marah-marah, sering bicara dan
tertawa sendiri lalu tiba2 diam. Sehingga dari pihak keluarga membawa ke
RSJ
C. KELUHAN UTAMA
Pasien gelisah, bicara sendiri, nglantur, sering diam, dan sulit
berkomunikasi.
D. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pasien pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu
2. Pengobatan sebelumnya kurang berhasil
3. Aniaya fisik tidak pernah, aniaya seksual tidak pernah, pasien mengalami
penolakan pada lingkungan sekitar, tidak terjadi kekerasan dalam
keluarga, tidak pernah mengalami tindakan criminal
4. Tidak ada anggota lain yang mengalami gangguan jiwa
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan bagi pasien, tidak ada.
E. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda-tanda Vital
a. TD : 120/80 mmHg

b. S : 36,1 C
c. N : 80
d. RR : 21 x per menit
2. Ukur
a. TB : 163 cm
b. BB : 56 kg
3. Keluhan Fisik : tidak ada
Tidak ada keluhan fisik yang dirasakan oleh pasien dan tidak terlihat
pula kerusakan maupun kelemahan pada bagian tubuh pasien.
F. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Keterangan :
: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal

: Garis Keturunan
: Tinggal Satu Rumah
Pasien merupakan anak ke 5 dari 5 bersaudara dan tinggal serumah
dengan ibu. Bapak nya sudah meninggal.
2. Konsep Diri
a. Gambaran Diri
Pasien menyukai semua bagian tubuhnya, ini dapat dilihat dari tidak
adanya suatu kerusakan pada bagian tubuh tertentu.
b. Identitas
Pasien bekerja sebagai petani dan pernah bekerja sebagi tukang
bangunan, pasien merasa senang dengan pekerjaannya dulu
c. Peran
Pasien sebagai anak dan belum menikah. Sebagai anak pasien
membantu kegiatan di rumah, yaitu merawat, memberi makan ayam.
d. Idial Diri
Pasien berharap ingin segera pulang saja.
e. Harga Diri
Hubungan pasien dengan lingkungan kurang kooperatif, lebih suka
menyendiri dirumah.
Masalah Keperawatan
Pasien mengalami hubungan yang kurang baik terhadap lingkungan,
dan suka menyendiri
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Orang tua adalah orang yang berarti. Kalau ada suatu masalah pasien
kadang bercerita ke orang tua.
b. Peran serta dalam masyarakat
Tidak pernah ikut dalam organisasi, pasien hanya ikut kerja bakti
didesa
c. Hambatan dalam berhubungan
Pasien mengatakan tidak ada hambatan, akan tetapi pasien malas
untuk berkomunikasi sama orang lain,
Masalah Keperawatan

Pasien sulit berkomunikasi dengan lingkungan


4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasien beragama islam
b. Kegiatan ibadah
Pasien dalam melakukan sholat 5 waktu dan itu pun kadang-kadang.

G. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Penampilan rapi, memakai baju sesuai (dari RSJ), rambut rapi, kuku
pendek, secara umum penampilan baik.
2. Pembicaraan
Pasien sulit kooperatif, diam, tidak mampu memulai pembicaraan, ini
dilihat pada watu wawancara, pasien lebih banyak diam dan kadang pula
menghindar .
3. Aktifitas Motorik
Pasien terlihat lesu, gelisah, melamun, banyak diam, ini dapat dilihat dari
kegiatan sehari sehari yang dilakukan pasien.
4. Alam Perasaan
Perasaan pasien gelisah, tidak tentu dan bingung, ini dapat dilihat dari
suka menyendiri nya pasien dengan sering melamun.
5. Afek
Pasien datar, jarang ada ekspresi yang keluar pada saat wawancara hanya
sesekali saja pasien tersenyum.
6. Interaksi Selama Wawancara
Pasien kurang kooperatif, suka meninggalkan tempat waktu wawancara,
kontak mata tidak focus.
7. Persepsi
Pasien mengatakan terakhir kali mendengar bisikan sebelum masuk RSJ
dan sekarang sudah tidak pernah mendengarkan bisikan, maupun melihat
hantu, semua normal.
8. Proses Pikir
Pasien mengalami sirkumtansial, yaiyu dalam wawancara pasien kadang
berbelit belit dahulu untuk menjawab sebuah pertanyaan.
9. Isi Pikir

Pasien mengalami depersonalisasi, yaitu perasaan asing terhadap diri


sendiri maupun lingkungan.
10. Tingkat Kesadaran
Pasien terlihat sadar penuh dan cenderung apatis.
11. Memori
Tidak terdapat ganggun pada daya ingat baik jangka pendek maupun
jangka panjang. Untuk jangka pendek pasien mampu menyebutkan
kegiatan dari pagi sampai sore, untuk jangka panjang pasien mampu
menyebutkang tanggal lahir pasien.
12. Tingkat Konsentrasi dan berhitung
Pasien mampu berhitung hitungan hitungan dasar, akan tetapi untuk
konsentrasi pasien mudah beralih, ini dapat dilihat ketika wawancara
dimana pasien mudah mengalihkan pandangan matanya.
13. Kemampuan Penilaian
Pasien mengalami gangguan ringan, jika diberi penjelasan pasien dapat
mengambil keputusan.
14. Daya Tilik Diri
Pasien mengingkari penyakit yang diderita, pasien selalu mengatakan
baik-baik saja.
H. KEBUTUHAN PERSIAPA PULANG
1. Makan
Pasien mampu makan 3 kali dalam sehari secara mandiri sesuai menu
yang disediakan RSJ, cuci tangan sebelum dan sesudah makan, dan
mencuci tempat makan.
2. BAB/BAK
Pasien BAB dan BAK dikamar mandi secara mandiri
Masalah keperawatan : tidak ada masalah terhadap kebutukan persiapan
pulang pasien.
3. Mandi
Pasien mandi sendiri sehari 2 kali ini dapat dilihata ketika pagi dan sore
hari.
4. Berpakaian
Pasien berpakaian sendiri dan berganti pakaian pada pagi dan sore hari.
5. Istirahat dan tidur

Pasien mengatakan tidur setiap malam, dan terlihat berbaring ditempat


tidur setiap pagi dan siang
6. Penggunaan obat
Pasien minum obat tanpa bantuan, pasien juga mengetahui warna, efek
obat biasanya adalah mengantuk
7. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan lanjut ke petugas kesehatan
8. Kegiatan di dalam rumah
Ikut membantu pekerjaan rumah, menyapu ,mencuci dan membersihkan
rumah
9. Kegiatan diluar rumah
Pasien membantu apa saja yang bisa dilakukan ,ternak ayam dan bertani,
pasien juga pernah bekerja di Jakarta sebagai tukang bangunan.
II. Mekanisme koping
1. Adaptif
Pasien tidak bisa menyelesaikan masalah menggunakan koping adaptif
2. Maladaptif
pasien dalam menyikapi masalah, lebih suka menyendiri, menghindar dari
orang lain, dan kadang marah.
J. Masalah psikososial dan lingkungan
Pasien merasa tidak punya masalah, semuanya baik-baik saja
K. Pengetahuan kurang tentang
Dari observasi dilihat pasien mengalami kurang pengetahuan tentang penyakit
jiwa
L. Aspek medik
1. Diagnosa medik
Skizofrenia paranoid
2. Terapi medik
a. Risperidone 2 x 2 mg
b. Chlopromazine 1 x 100 mg

M. Analisa Data

Data

Masalah Keperawatan

Ds :
-

klien mengatakan lebih suka sendiri


klien
mengatakan
hanya
kenal
bebrapan orang di rsj
Klien
mengatakan
kalau
lagi
bergelombol,lebih
banyak
diam
Isilasi sosaial : menarik diri
berbicara sedikit

Do:
-

Klien merasa malau saat bicar


Keberanian kurang
Sering duduk sendiri
Duduk sambil menunduk
Tampak melamun sendiri
Tatapan kosong
Kurang percaya diri saat wawancara

N. Pohon Masalah
Effect
: Resiko perubahan persepsi sensori
Core Problem : Isolasi Sosial: Menarik Diri
Causa

: Gangguan Konsep Diri: HDR

M. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi Sosial: Menarik Diri
2. Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi
3. Gangguan Konsep Diri: HDR

O. Intervensi Keperawatan

No
.
1.

Hari/Tgl

Diagnosa

Tujuan Perencanaan

Intervensi

Isolasi Sosial: Menarik TUM :


Klien
dapat
peran 1. Bina Hubungan Saling
Diri
sesuai tanggung jawab
Percaya
a. Ucapkan salam setiap
TUK 1:
interaksi
Klien dapat membina
b. Berkenalan
dengan
hubungan
saling
pasien
percaya
c. Tanyakan keluhan dan
perasaan pasien
d. Buat kontrak asuhan
e. Jelaskan
tentang
keamanan rahasia klien.
f. Setiap saat tunjukkan
sikap empati kepada
pasien
g. Penuhi kebutuhan dasar
pasien
bila
memungkinkan

TUK 2:
Klien
mampu
menyebutkan penyebab
menarik diri

2. Tanyakan
Pada
Klien
Tentang:
a. Orang yang tinggal
serumah
b. Orang yang paling dekat
c. Apa yang membuat
klien dekat dengan
orang tersebut
d. Diskusikan dengan klien
penyebab menarik diri
atau alas an tidak mau
bergaul dengan orang

lain
e. Beri pujian terhadap
kemampuan
pasien
mengungkapkan
perasaannya
3. Tanyakan Pada Klien:
a. Manfaat
hubungan
TUK 3:
sosial dan kerugian
Klien
mampu
menarik diri
menyebutkan
b. Diskusikan dengan klien
keuntungan
manfaat
berhubungan
berhubungan sosial dan
sosial dan kerugian
kerugian menarik diri
menarik diri
c. Beri pujian terhadap
kemampuan
pasien
mengungkapkan
perasaannya
4.
TUK 4:
Klien
dapat
melaksanakan
hubungan sosial secara
bertahap

a. Observasi perilaku
klien
saat
berhubungan sosial
b. Beri motivasi dan
bantu klien untuk
berkenalan
c. Libatkan klien dalam
terapi
aktifitas
kelompok
d. Diskusikan jadwal
harian yang bisa
dilakukan
untuk
meningkatkan
kemampuan
bersosialisasi
e. Beri motivasi untuk
melakukan kegiatan
sesuai jadwal
f. Beri pujian terhadap

kemampuan pasien
5. Diskusikan dengan pasien
tentang perasaanya sekolah
berhubungan dengan orang
lain dan keluarga.
TUK 5:
a. Beri pujian terhadap
Klien
mampu
kemampuan
pasien
menjelaskan
mengungkapkan
perasaannya
setelah
perasaanya.
berhubungan sosial
6. diskusikan
pentingnya
peran
serta
keluarga
sebagai pendukung untuk
mengatasi
perilaku
TUK 6:
kekerasan
Pasien
mendapat
a. Diskusikan
penting
dukungan
keluarga
keluarga
untuk
dalam
memperluas
membantu
pasien
hubungan sosial
mengatasi
perilaku
menarik diri.
b. Jelaskan pada keluarga
tentang
Pengertian
menarik diri
Tanda dan gejala
menarik diri
Penyebab
dan
akibat menarik diri
Cara
merawat
pasien menarik diri
c. Latih keluarga cara
merawat
pasien
menarik diri
d. tanyakan
perasaan
keluarga
setelah
mencoba cara yang di

anjurkan
e. beri
motivasi
dan
pujian kepada keluarga
pasien menarik diri

TUK 7:
Klien
dapat
memanfaatkan
Obat dengan baik

7. diskusikan dengan pasien


tentang
manfaat
dan
kerugian tidak minum
obat: nama, warna , dosis,
cara, efek terapi dan efek
obat.
a. pantau
klien
saat
mengunakan
obat
dengan benar
b. diskusikan
akibat
berhenti minum obat
c. beri pujian jika pasien
menggunakan
obat
dengan benar

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
Inisial pasien : Tn. T
Ruangan

: bangsal Nakula

No. reg

: 39177

Hari, tanggal :
Jam

Implementasi

Evaluasi

Data :

S:

Data subjektif yang dapat diperoleh adalah


bahwa pasien mengatakan lebih suka sendiri,
hanya kenal beberapa orang di ruangan nakula,
kalaupun sedang bergerombol pasien lebih
banyak diam dan tidak bercakap cakap.
Adapun data objektif yang didapat dilihat
adalah pasien merasa malu malu saat bicara,
keberanian dalam mengobrol sangat kurang,
sering duduk di bed, kursi dan pojokan ruang
sendiri, duduk sambil menunduk, tampak
seperti melamun, tatapan mata kosong dan
kurang percaya saat diwawancara.
Diagnosa keperawatan :

a. pasien mampu menyebutkan, bahwa


nama adalah Tn T, alamat Wonogori dan
umur 36 tahun.
b. Pasien mampu menyebutkan bahwa
orang terdekat adalah kakak dan ibu dan
orang yang dibenci tidak ada.
c. Pasien mampu menyebutkan keuntungan
bersosialisasi, yaitu:

Kalau bersosialisasi lebih nyaman


tidak sendirian saja

Mengobrol mampu mengurangi


gelisah bisa bercerita cerita

Merasa tidak sepi.

Isolasi sosial. Menarik diri


Tindakan keperawatan :

Sp 1.

Kerugian dari Isos adalah :

1. Membina hubungan saling percaya


a. Menyapa pasien
b. Memperkenalkan diri

Merasa sepi

Tidak ada teman mengobrol

O:

c. Menanyakan perasaan

a. Pasien mampu berkenalan walaupun


terlihat seperti ragu ragu.

2. Mengidentifikasi keuntungan berinteraksi


dengan orang laindan kerugian tidak
berinteraksi dengan orang lain

b. Kontak mata masih kurang, kadang


pasien terlihat mengalihkan pandangan
mata.

3. Mengajarkan pasien berkenalan

c. Dalam komunikasi pasien masih


kurang kooperatif, dalam wawancara
pasien kadang masih meninggalkan
tempat wawancara.

RTL :
Evaluasi Sp 1

A : SP I

Lanjutkan ke Sp 2 : Melatih berkenalan dengan


orang pertama seorang peawat

a. Pasien mampu berkenalan


b. Pasien masih kurang kooperatif
c. Berbicara masih seperlunya dan belum
mampu mengawali pembicaraan.
P:
a. Anjurkan pasien untuk bersosialisasi
lebih luas dan memperkenalkan diri ke
teman
b. Kontrak
waktu,
tempat
melanjutkan ke Sp 2.

untuk

Implementasi

Evaluasi

Diagnose keperawatan :

S:

Isolasi sosial : menarik diri

a. Pasien mengatakan mampu berkenalan


dengan teman perawat

Tindakan keperawatan :
b. Pasien mengatakan lebih senang dan
nyaman setelah banyak yang dikenal.

Sp 2
Mengevaluasi Sp 1 yang sudah diajarkan

O:

Mengajarkan pasien berinteraksi secara


bertahap : berkenalan dengan orang pertama
seorang perawat.

a. Pasien tampak lebih tenang dan nyaman


b. Pandangan pasien
pewawancara.

lebih

focus

ke

RTL :
c. Pasien tampak lebih kooperatif dari pada
sebelumnya

Evaluasi Sp 1, Sp 2
Kontrak waktu tempat untuk melanjutkan ke
Sp 3, melatih pasien berinteraksi secara
bertahap : berkenalan dengan orang kedua A :
pasien lainnya.

d. Dalam berinteraksi pasien belum bisa


mengajak banyak pembicaraan.

Pasien mampu berkenalan dengan teman


praktekan.
P:
a. Motivasi
pasien
untuk
selalu
berinteraksi lebih luas ke teman teman
di ruangan

b. Kontrak
waktu
melanjutkan ke Sp 3

Implementasi

Evaluasi

Diagnose keperawatan :

S:

Isolasi sosial : menarik diri

tempat

untuk

a. Pasien mengatakan banyak keuntungan


setelah berinteraksi dengan orang lain.

Tindakan keperawatan :
b. Pasien mengatakan mau berinterkasi
dengan orang lain, akan tetapi terkadang
malas melakukannya.

Sp 3
Mengevaluasi Sp 1 dan Sp2
Melatih pasien berinteraksi secara bertahap :
berkenalan dengan orang kedua yaitu pasien
lainnya

O:
a. pasien lebih kooperatif
b. melamun dan duduk sendiri berkurang

RTL :
c. pasien belum begitu bisa mengawali
banyak pembicaraan.

Mengevaluasi dari Sp 1, Sp 2 dan Sp 3


A:

a. pasien mampu berkenalan dengan orang


lain
b. pasien masih merasa malas untuk
banyak bicara dan berinteraksi.
P:
Anjurkan pasien untuk selalu berinteraksi

dengan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai