About
RSS
Search this
Febrianindrarukmana's Blog
Just another WordPress.com site
Hey there! Thanks for dropping by Febrianindrarukmana's Blog! Take a look around and grab
the RSS feed to stay updated. See you around!
Uncategorized
yang sering, selama ini, menjadi satu-satunya pemeriksa dari tulisan pembelajar sehingga
kurangnya umpan balik dan interaksi dalam proses menulis tersebut. Salah satu cara yang bisa
digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan kemampuan menulis pembelajar
dengan memanfaatkan TIK adalah dengan blog (jurnal online). Blog adalah sebuah jurnal online
dimana pembelajar bisa menulis apapun yang menurut mereka menarik, mengeditnya,
mempublikasikannya, dan bahkan membuatnya menjadi media agihan (sharing) bagi semua yang
terlibat didalamnya. Dipercaya bahwa menulis dengan memanfaatkan blog dapat memberikan
audiens yang nyata dan potensial untuk perbaikan tulisan pembelajar, inovasi, eksplorasi, dan
kreasi yang lebih baik, memberikan interaksi yang lebih dinamis, kemampuan literasi yang lebih
baik, bahkan perkembangan bekerja dalam tim.
Kata kunci: Blog, Pembelajaran Menulis
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah begitu pesat pada jaman ini. Perkembangan
ilmu yang terjadi selama ini tidaklah berlangsung secara tiba-tiba, melainkan terjadi secara
bertahap. Perkembangan ilmu terjadi karena manusia selalu dihadapkan pada tantangan alam,
situasi dan kondisi yang memacu daya kreativitasnya.Selalu terdapat dorongan untuk membuat
manusia melangkah ke arah kemajuan dan dorongan tersebut adalah rasa ingin tahu (curiousity)
(Mutansyir, 2002: 63). Semua hal yang terjadi sampai sekarang ini merupakan rangkaian panjang
sejarah peradaban manusia.
Pesatnya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan tersebut telah menghadirkan tantangan (dan
kesempatan) bagi seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk dunia pendidikan. Pendidikan saat
ini dihadapkan pada berbagai tantangan yang sangat kompleks, salah satunya adalah peningkatan
sumber daya manusia yang mampu bersaing dan berkiprah di era globalisasi ini. Untuk itu,
lembaga pendidikan sebagai suatu institusi yang bertujuan untuk meningkatkan sumber daya
manusia diharapkan mampu memberikan yang terbaik dengan melakukan terobosan berikut
upaya perbaikan dengan tujuan untuk peningkatan kualitas proses dan produk pendidikan.
Untuk membangun sistem pendidikan Indonesia yang berkualitas diperlukan adanya dukungan
seluruh komponen secara menyeluruh dan berkesinambungan. Perkembangan global saat ini
menuntut adanya perkembangan dari segi kualitas sumber daya manusia (Nurkolis, 2002: 1).
Dunia pendidikan Indonesia telah mengalami banyak transformasi, mulai dari metode, fokus,
kurikulum, dan lainnya. Pembelajaran bahasa, khususnya pembelajaran bahasa asing, juga
mengalami hal yang serupa. Telah banyak strategi, teknik, metode, dan pemikiran-pemikiran
yang telah dihasilkan untuk kualitas pembelajaran bahasa asing yang lebih baik. Akan tetapi,
sampai sekarang, sepanjang yang peneliti tahu, pembelajaran bahasa asing, khususnya bahasa
Inggris masih belum menunjukkan hasil yang optimal.
Kemampuan anak-anak yang belajar bahasa Inggris, bahkan telah dimulai sejak sekolah dasar
dan ditambah dengan jam tambahan diluar kelas, masih tetap belum optimal. Pembelajaran
bahasa Inggris juga saat ini dihadapkan pada tantangan untuk mampu meningkatkan kualitas
proses dan hasil pembelajarannya sehingga diharapkan sumber daya manusia dapat ditingkatkan.
Terdapat banyak orang, terutama anak-anak yang belajar bahasa Inggris sekarang tidak mampu
berbicara dan menulis dalam bahasa Inggris meski mereka paham dengan aturan-aturan yang ada
dalam bahasa tersebut Mereka cenderung hanya memahami konsep-konsep yang ada secara
mekanis, dimana ketika mereka dihadapkan pada situasi yang harus berbicara atau menulis,
mereka tidak mampu melakukannya. Terdapat banyak hal yang mempengaruhi keberhasilan
pembelajaran bahasa Inggris di dalam kelas. Beberapa diantaranya adalah faktor-faktor berikut
yang satu sama lain saling berhubungan. Pertama, dari faktor pengajar. Banyak pengajar yang
belum paham dengan pembelajaran bahasa Inggris yang menekankan pada aspek penguasaan
kompetensi akan keterampilan berbahasa dan komponen kebahasaan lainnya serta kreativitas dan
kearifan lokal (www.hariannasib.com, 2006). Kurangnya kesempatan untuk berkreasi, kurangnya
pemahaman dan kegiatan pelatihan yang menunjang mungkin menjadi penyebab rendahnya
mutu pembelajaran yang disebabkan oleh mutu guru sehingga mempengaruhi kualitas
pembelajaran bahasa Inggris. Kedua, dari faktor
kemampuan mahasiswa. Kualitas kemampuan bahasa Inggris mahasiswa semakin tahun semakin
menurun, khususnya yang terlihat di lingkungan penulis. Dalam pembelajaran di kelas, mereka
lebih sering cenderung untuk bersikap santai dan tidak tekun dalam belajar sehingga kualitas
pembelajaran menjadi kurang optimal. Faktor ketiga adalah dari hal-hal di luar yang tadi
disebutkan, misalnya lingkungan, sumber belajar, staf pendukung pembelajaran, fasilitas dan
lainnya. Hal-hal ini tidak dapat dipungkiri dapat memberikan pengaruh terhadap kesuksesan
proses belajar mengajar. Sudah seharusnya hal-hal tersebut mendukung secara positif kualitas
pembelajaran sehingga kemampuan mahasiswa dapat meningkat. Akan tetapi, sering, hal-hal
tersebut tidak optimal dalam mendukung kesuksesan pembelajaran bahasa Inggris. Hal-hal
tersebut di atas telah mempengaruhi kualitas pembelajaran bahasa Inggris sehingga perlu
dicarikan solusinya.
Seluruh komponen pembelajaran diharapkan harus dapat bekerja sama untuk mencapai hasil
efektif untuk peningkatan pembelajaran. Misalnya, seorang dosen harus memiliki kompetensi
dasar dalam hal pengelolaan dan pengaturan untuk menciptakan iklim belajar dan mengajar yang
kondusif sehingga memungkinkan dilaksanakannya kegiatan proses belajar mengajar yang sesuai
dengan kompetensi siswa masing-masing. Kompetensi dasar profesional ini tentunya harus
ditunjang dengan strategi khusus mengingat kondisi setiap kelas berbeda-beda. Ada kalanya,
suatu strategi tertentu di kelas A mungkin tidak bisa berlaku efektif sama jika strategi tersebut
diaplikasikan di kelas B. Itu berarti untuk memiliki kompetensi ini seorang dosen harus memiliki
pengetahuan awal tentang hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran seperti hakekat belajar,
faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar, ciri-ciri belajar dalam suatu bidang tertentu,
minat dan sikap pembelajar, serta latar belakang pebelajar. Keterampilan menulis merupakan
salah satu dari empat keterampilan bahasa. Kemampuan menulis yang baik sangatlah penting
bagi mahasiswa di kemudian hari karena akan mampu memberikan kesempatan dan juga
tentunya tantangan yang lebih bagi mereka. Untuk menghasilkan suatu tulisan yang baik,
seseorang harus memiliki skemata yang memadai untuk dapat diekspresikan secara efektif
melalui media tulis. Suatu tulisan yang baik tidaklah bisa sekali jadi, namun semestinya
melewati berbagai proses mulai dari proses outline, membuat draft, sampai bisa menjadi tulisan,
dan sepanjang proses tersebut, revisi secara berkesinambungan terus dilakukan. Namun dalam
kenyataannya, banyak mahasiswa yang tidak menghasilkan suatu tulisan dengan melalui proses
menulis tersebut. Khususnya dalam pembelajaran menulis, hal-hal berikut berpotensi besar
mempengaruhi keberhasilan pembelajaran menulis.
Proses Belajar Mengajar.
Sering kali, proses belajar mengajar keterampilan menulis di kelas masih sangat sederhana.
Dosen menerangkan materi perkuliahan, mahasiswa menulis, kemudian dikoreksi oleh dosen dan
diberi komentar. Tidak ada proses yang mampu memberikan pematangan untuk perbaikan tulisan
mahasiswa. Jika ada, hal tersebut tampaknya kurang banyak membantu mahasiswa.
membuatnya sangatlah mudah. Dengan memiliki blog yang juga berarti memiliki jurnal online,
mahasiswa dapat menulis apapun yang mereka senangi, dimana mereka bisa edit dan
publikasikan sesering mereka mau, yang juga bisa menjadi media agihan (sharing) bagi semua
audiens, baik di dalam kelas maupun di luar kelas, bahkan ke luar negeri yang tidak bisa
dibayangkan mengingat jurnal tersebut bersifat online. Sehubungan dengan peningkatan
kemampuan menulis, pemanfaatan media blog sangatlah sesuai dengan karakteristik
pembelajaran menulis. Dengan blog, mahasiswa bisa menulis apapun pada bagian blog yang
telah ada, termasuk memberi tambahan penekanan atau informasi dengan media lain yang juga
telah tersedia, seperti audio, video, atau link ke alamat laman (situs) relevan lainnya. Secara
teknis, membuat blog tidaklah sulit, karena tidak memerlukan pengetahuan pemrograman dan
sintaks yang
rumit. Mahasiswa hanya tinggal mengisi slot-slot yang sudah ada, seperti halnya mengetik,
kemudian tinggal dipublikasikan dan blog mereka sudah bisa dilihat oleh seluruh orang didunia.
Jika ada kesalahan, hal tersebut bisa langsung diperbaiki. Jadi, membuat blog sangatlah mudah,
sepanjang ada koneksi. Blog sebagai wadah curahan ide dan tulisan mahasiswa akan sangat
bermanfaat bagi mereka karena blog sebagai media online mampu memberikan audiens riil bagi
tulisan mahasiswa. Jika selama ini, dosen adalah satu-satunya orang yang membaca tulisan
mahasiswa, dengan media blog, tulisan mereka dapat dibaca oleh teman-teman mereka, baik
yang sekelas maupun di luar kelas, bahkan di tempat-tempat lain, orang tua mereka, dan mereka
yang memiliki akses ke internet. Tanpa disadari, potensi audiens riil ini memberikan tuntutan
sekaligus kesempatan bagi mahasiswa untuk menunjukkan hasil karya mereka yang terbaik.
Diharapkan hal ini juga akan memberikan motivasi yang lebih baik bagi peningkatan kompetensi
menulis mahasiswa. Lebih lanjut, sesuai dengan beberapa faktor yang telah disebutkan
sebelumnya, blog dipercaya akan sangat membantu peningkatan prestasi mahasiswa dalam
pembelajaran menulis. Rasional tindakan tersebut adalah sebagai berikut:
Mahasiswa akan dibiasakan untuk berkerja melewati proses kegiatan menulis, mulai dari
outline, membuat draft, sampai tulisan final dimana di setiap proses tersebut, revisi tetap
dilakukan secara terus menerus. Hasil tulisan mahasiswa dari outiline, draft sampai tulisan final
yang telah disetujui atau dikoreksi ditaruh di blog mereka sehingga memberi kebanggaan dan
dorongan untuk berbuat yang terbaik untuk ditunjukkan ke semua orang yang memiliki akses ke
blog mereka.
Mahasiswa diberikan kesempatan untuk melakukan peer correction, dimana mereka bisa saling
melihat dan memberi komentar pekerjaan temannya untuk hasil yang lebih baik sebelum
dikoreksi oleh dosen. Hal ini sudah barang tentu akan membantu dosen juga mengingat
mengoreksi tulisan mahasiswa tidaklah mudah mengingat jumlah kelas dan mahasiswa yang
diajar.
Dari awal, standar penilaian yang akan digunakan untuk mengoreksi pekerjaan mahasiswa
diberikan dan dijelaskan sehingga masing-masing pihak paham akan apa yang semestinya
ditekankan atau diperbaiki.
Untuk memberi kreativitas dan inovasi, media blog akan digunakan. Mahasiswa akan
dijelaskan terlebih dahulu bagaimana membuat blog, kemudian mengisi tulisan di dalamnya, dan
bagaimana memberi komentar atas tulisan teman-temannya melalui media tersebut. Kemudian,
seluruh blog mahasiswa didaftarkan oleh dosen dalam suatu wadah blog baru. Hal ini bertujuan
mirip seperti mailing list (hal yang sama bisa dilakukan dengan media RSS/Rich Summary Site
Feed/Really Simple Syndicate) dimana ketika seseorang yang meng-upload tulisan, sistem blog
itu akan secara otomatis memberi tahu pemilik blog lainnya yang sudah tergabung dalam suatu
wadah tadi. Ini akan jauh memudahkan mahasiswa dan dosen. Jika tidak, agak sulit tampaknya
untuk mengetahui apakah seseorang sudah menulis sesuatu atau belum kecuali yang
bersangkutan memang sengaja masuk ke blog temannya. Peneliti yakin, dengan adanya nuansa
inovasi dan kreativitas yang lebih diberikan, mahasiswa akan termotivasi untuk lebih mau lagi
menulis dan menghasilkan tulisan yang lebih baik dan efektif.
Dalam pembelajaran menulis, mahasiswa juga harus memahami pengetahuan akan elemenelemen dasar tulisan, pengetahuan akan komponen-komponen yang membentuk suatu tulisan
yang padu (unity) dan koheren (coherence), serta kompetensi menulis berdasarkan jenis-jenis
tulisan. Dalam hal ini, mahasiswa dapat menuangkan ide-idenya dan mengekspresikan
perasaannya dalam bentuk tulisan yang baik dan efektif. Baik artinya paragraf tersebut
merupakan suatu kesatuan yang padu dan koheren. Efektif dimaksudkan bahwa tulisan mereka
nantinya mampu menarik perhatian pembaca sekaligus mampu menyampaikan pesan yang ingin
dituangkan secara tepat dan baik. Dengan memanfaatkan blog sebagai media jurnal online dalam
pembejaran menulis, kompetensi menulis mahasiswa dapat ditingkatkan. Peningkatan
kompetensi ini diharapkan berimbas pada peningkatan kompetensi berbahasa Inggris mahasiswa
yang meliputi aspek-aspek keterampilan bahasa lainnya, yaitu menyimak, membaca, dan
berbicara serta komponen-komponen bahasa, seperti pelafalan, struktur, pilihan kata, kosakata,
dan lainnya. Dengan meningkatnya kemampuan berbahasa Inggris mahasiswa, diharapkan
kualitas pembelajaran dapat meningkat.
KAJIAN TEORI
Kompetensi Menulis
Finch dan Crunkilton (dalam Mulyasa, 2003: 37) menyatakan bahwa kompetensi berarti
penguasaan terhadap tugas, keterampilan, tingkah laku, dan penghargaan-penghargaan yang
diperlukan untuk menunjang keberhasilan atau suatu prestasi. Padmadewi (2004) menambahkan
bahwa kompetensi adalah kemampuan dalam mata kuliah dan mata praktikum yang harus
dimiliki oleh lulusan; kemampuan yang harus dapat dilakukan oleh mahasiswa. Pada dasarnya,
kedua pendapat tersebut memiliki ide yang sama tentang pengertian kompetensi yang pada
intinya mengacu pada kemampuan mahasiswa untuk melakukan sesuatu berdasarkan suatu
standar tertentu.
Definisi-definisi tersebut dapat dirangkum dua hal, yaitu, sebagai kemampuan mahasiswa
menguasai aspek-aspek keterampilan dan komponen bahasa, dan kemampuan mahasiswa
menghasilkan tulisan yang baik dan efektif berdasarkan prinsip kepaduan dan koherensi. Baik
artinya paragraf tersebut merupakan suatu kesatuan yang padu dan koheren. Efektif dimaksudkan
bahwa tulisan mereka nantinya mampu menarik perhatian pembaca sekaligus mampu
menyampaikan pesan yang ingin dituangkan secara tepat dan baik. Kedua kemampuan di atas,
tidaklah bisa dipisahkan mengingat keduanya merupakan satu kesatuan yang saling mendukung.
Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa, mahasiswa akan bisa dikategorikan belum memiliki
kompetensi yang cukup apabila mereka tidak menguasai kedua kemampuan tersebut dengan
baik.
Pembelajaran menulis pada hakekatnya adalah suatu pembelajaran tentang bagaimana seseorang
mengekspresikan ide dan perasaannya lewat media tulisan (Rainey, 2003: 2). Melalui kegiatan
menulis, seseorang juga bisa mengemukakan keperluannya, bisa merekam pikiran-pikirannya
mengenai hal-hal yang penting atau kegiatan-kegiatan yang sifatnya pribadi dalam hidup mereka.
Bahkan, menulis juga bisa dijadikan hiburan, dimana seseorang bisa mengkomunikasikan
perasaan dan idenya kepada orang lain melalui media dan bentuk yang beragam, seperti surat,
bahasa target. McDonough (1981) menambahkan bahwa terdapat dua jenis motivasi integratif,
yaitu motivasi asimilatif dan motivasi afiliatif. Motivasi asimilatif merupakan motivasi kuat
dari seseorang untuk berasimilasi dengan budaya dan bahasa masyarakat target secara penuh.
Sedangkan motivasi afiliatif merupakan motivasi lemah dari seseorang untuk berinteraksi
secara penuh dengan budaya dan bahasa masyarakat target tanpa melupakan budaya yang
dimilikinya.
Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK)
Sebagai imbas dari globalisasi dewasa ini, penyebaran bahasa Inggris dan perkembangan
teknologi telah merubah pembelajaran bahasa Inggris sebagai suatu lingua franca (Warschauer
and Healey, 1988). Hasilnya, baik bahasa Inggris dan TIK telah menjadi keterampilan literasi
yang sangat penting bagi sebagian besar bukan penutur bahasa Inggris asli untuk lebih
mendalami bahasa Inggris (Papert, 1980). Tidak dapat dipungkiri, penyebaran sekaligus
pemanfaatan TIK dalam dunia pendidikan telah berkembang dengan sangat pesat di banyak
negara.
Karena perkembangannya yang pesat, TIK dipandang sebagai suatu hal yang mampu
memberikan tantangan sekaligus kesempatan. Bahkan UNESCO, dalam pertemuannya di
Dakkar, April 2000, telah menyatakan pemanfaatan TIK sebagai salah satu strategi utama untuk
mencapai misi Pendidikan Bagi Semua (EFA/Education for All) (UNESCO-CI.htm, 2005).
Pelgrum (1996) lebih lanjut menyatakan bahwa TIK:
mampu memotivasi mahasiswa untuk berkolaborasi satu sama lainnya dan bertanggung jawab
terhadap proses pembelajarannya masing-masing,
membantu bakat individu, memberi kemandirian, dan rasa percaya diri yang sepantasnya,
membantu mahasiswa menggunakan imaginasi mereka dan mempromosikan kreativitas, dan
membangun inkuiri dan keterampilan berkomunikasi serta membentuk kemampuan mahasiswa
akan konteks-konteks yang membutuhkan pemikiran kritis, pengambilan keputusan, dan
kegiatan-kegiatan pemecahan masalah.
Sehubungan dengan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran, Zhu dan Kapaln (2001) mengajukan
suatu model pengajaran berbasis teknologi. Dari pendekatan sistem, pengajaran berbasis
teknologi meliputi empat komponen, yaitu mahasiswa, dosen, bahan ajar dan perangkat
teknologi. Penjelasan mengenai figur ini dapat disampaikan melalui kutipan berikut. (Zhu and
Kaplan, 2001: 6):
An examination of each component raises a set of issues that the teachers need to consider in
order to make technology integration as successful as possible. For example, content can be
examined in terms of learning outcomes and the discipline being taught. Teachers can think of
their own experience with technology, the amount of time they have for planning and teaching,
and their view of their role in the teaching and learning process. They need to think carefully
about their students, their exposure and access to technology as well as their preferred learning
styles. Finally, they can turn to the technology itself and analyze it according to its functions.
This approach to teaching and learning with technology assumes that the four component parts
are integrated and that changes in one part will require adjustments to the other three in order to
achieve the same goals.
Sesuai dengan karakteristiknya yang bersifat terapan, TIK, dalam pembelajaran bahasa Inggris
dapat diintegrasikan pada keempat keterampilan bahasa dan komponen bahasa lainnya.
Dipercaya bahwa TIK mampu memberikan suatu model pembelajaran yang interaktif, inovatif,
dan kreatif. Dengan memanfaatkan TIK, kemampuan mahasiswa dapat ditingkatkan karena
kegiatan yang dilakukan sangat beragam, bisa diperluas, dan bersifat riil tadi. Pelgrum (1996)
assignments online.
Educational Blogger Network dalam use weblog technology for the teaching of writing and
reading across the disciplines (eBn, 2003) menambahkan bahwa blog telah mampu merambah
segala bidang, mulai jurnalisme, politik, hiburan, dan pendidikan, dari pendidikan awal sampai
lanjutan. Meskipun masih berupa embrio, namun ide tersebut menyimpan potensi untuk
berkembang lagi.Campbell (2003) lebih lanjut menyarankan kalau blog bisa digunakan sebagai
media bagi mahasiswa untuk mengungkapkan pendapat, ide, dan informasi menarik lainnya
dalam lingkup pembelajaran bahasa Inggris. Duber (2002) bahkan telah menyediakan link ke
beberapa blog tutor yang ada di dunia maya sana.
Sehubungan dengan penggunaan bantuan teknologi Pederson dan Bonnstetter (1990)
menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi mampu meningkatkan motivasi belajar sehingga
membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna. Untuk penggunaan media yang disampaikan
melalui multimedia, Santosa (2005) menemukan bahwa penggunaan media yang disampaikan
melalui multimedia sebagai bentuk pemanfaatan inovasi teknologi, seperti audio, slide bergerak,
dan video, mampu meningkatkan kemampuan dictation mahasiswa jurusan pendidikan bahasa
Inggris.
Dengan demikian, pemanfaatan blog sebagai wadah atau media jurnal online dalam
pembelajaran, khususnya keterampilan menulis sangatlah dimungkinkan mengingat. Banyak hal
yang bisa ditaruh dalam blog. Menariknya, blog juga memberikan kesempatan bagi penggunanya
untuk menaruh suara, video, gambar, dan lainnya. Semua hal tersebut mudah untuk dilakukan
(www.blogger.com, 2007). Melalui media blog, seseorang dapat mengumpulkan dan membagi
hal-hal yang menarik, entah itu komentar politik, diari, atau link ke laman (situs) lain yang
relevan. Ide dari pembuatan blog sebenarnya tidak hanya untuk mengungkapkan ide, perasaan,
dan pengalaman, namun juga untuk mendapatkan respon dari pengguna blog yang memiliki
tujuan sama. Hal inilah yang sangat menarik juga dari blog, karena orang-orang di seluruh dunia
bisa melihat, memberi komentar, mengambil (jika dibuat seperti itu) hal-hal yang mereka anggap
perlu. Hal inilah yang membuat dunia blog sangat dinamis dan atraktif (Wang dan Fang,
2006). Rouf dan Sopyan (2007) menyatakan bahwa terdapat tiga jenis blog, yaitu:
Blog Tutor.
Blog ini dijalankan oleh dosen di kelas. Isi dari blog ini biasanya terbatas pada silabus, informasi
mata kuliah, pekerjaann rumah, dan lainnya. Atau, dosen bisa menulis mengenai ide, perasaan,
dan pengalaman dirinya untuk kemudian bisa dibagi dilihat dari berbagai perspektif, seperti
budaya, pemberian informasi, dan hal lainnya. Tipe blog ini membatasi ruang gerak mahasiswa
untuk lebih berkreasi.
Blog Kelas.
Blog ini memiliki karakteristik agihan (share) dimana dosen dan mahasiswa bisa
menyumbangkan ide dan pengalamannya. Blog jenis ini sangat baik digunakan sebagai ruang
diskusi kolaboratif bagi dosen dan mahasiswa. Mahasiswa diberikan kebebasan yang lebih untuk
menulis dan berinteraksi dalam blog jenis ini.
Blog Mahasiswa.
Blog jenis ini sebenarnya memerlukan lebih banyak waktu dan usaha dari dosen untuk mengatur
dan menyusun segala hal yang diperlukan, namun mungkin merupakan yang paling baik bagi
mahasiswa dilihat dari kesempatan yang diberikan untuk menulis, mengekspresikan ide,
perasaan, dan pengalaman mereka. Mahasiswa akan memiliki blog mereka sendiri dan biasanya
mereka akan memerikan yang terbaik bagi milik mereka sendiri.
Terdapat beberapa alasan mengapa blog dimanfaatkan sebagai media pembelajaran menulis.
Wang dan Fang (2006) menyatakan bahwa blog mampu memberikan audiens riil bagi tulisan
mahasiswa. Biasanya, hanya dosen yang mengoreksi dan memberi komentar atas tulisan
mahasiswa dan fokus yang diperhatikan adalah biasanya pada bentuk, bukan isi. Dengan blog,
mahasiswa diberikan kesempatan untuk mendapat audiens riil, baik teman sekelas, diluar kelas,
orang tua, atau orang lain di belahan dunia lain yang memiliki akses ke internet. Graham (2005)
menambahkan beberapa alasan lain bagi dosen untuk memanfaatkan blog untuk pembelajaran
menulis, yaitu:
Blog memberikan latihan membaca ekstra bagi mahasiswa.
Bacaan ini bisa diberikan oleh dosen, mahasiswa lain dari kelas yang sama, atau luar kelas, dan
jika melalui blog, bisa dari orang-orang di seluruh dunia.
Blog bisa sebagai jurnal online mahasiswa yang bisa dibaca oleh teman sekelasnya.
Keuntungan dan jurnal online ini adalah arsip yang secara otomatis dibuatkan oleh sistem blog
yang diikuti. Karena sifatnya yang terbuka, pemanfaatan blog mampu meningkatkan minat dan
jumlah audiens.
Blog bisa menuntun mahasiswa ke sumber-sumber belajar lainnya yang tersebar dalam jumlah
yang melimpah di situs-situs lainnya.
Untuk lebih menuntun mahasiswa pada sumber belajar yang tepat dan sesuai dengan levelnya,
dosen bisa memberi arahan atau menggunakan blog tutornya sebagai portal sumber-sumber
belajar bagi mahasiswanya.
Blog mampu meningkatkan rasa saling percaya, mandiri, dan kerjasama antara mahasiswa
karena adanya aktivitas saling memberi komentar, saling mengisi informasi, dan hal-hal lainnya
yang menarik.
Blog mampu memotivasi mahasiswa yang pemalu dan kurang percaya diri untuk berpartisipasi.
Hal ini sering terjadi dimana mahasiswa pendiam biasanya bisa berani untuk mengungkapkan
ide dan perasaannya ketika diberikan kesempatan melalui blog.
Blog mampu menstimulasi diskusi di luar kelas.
Blog bisa menjadi media diskusi sebelum dan sesudah pembelajaran di kelas. Apa yang
mahasiswa tulis juga bisa sebagai bahan diskusi selanjutnya.
Blog bisa memotivasi mahasiswa untuk menulis melalui sebuah proses.
Karena mereka menulis untuk dipublikasikan ke dunia luar, mereka akan secara otomatis lebih
memikirkan segala aspek tulisannya sehingga secara tidak langsung akan memberikan latihan
menulis bagi mahasiswa ke arah yang lebih baik.
Blog bisa menjadi portofolio online bagi tulisan mahasiswa.
Hal ini dimungkinkan karena adanya arsip yang secara otomatis dibuat oleh blog itu sendiri
sehingga kapanpun mahasiswa memerlukan, mereka bisa kembali membuka tulisan mereka,
berikut nilai serta komentar yang diberikan.
Untuk terus menerus mempertahankan minat mahasiswa untuk menulis di blog, dosen harus
mampu membuatnya menjadi suatu kebiasaan. Jika tidak, blog-blog tersebut akan ditinggalkan
oleh penggunanya. Dosen,sebagai fasilitator utama dalam hal ini harus mampu memotivasi
mahasiswa secara berkesinambungan. Terdapat beberapa hal yang dosen harus lakukan untuk
tetap memotivasi mahasiswa menunjukkan tulisan mereka yang terbaik, yaitu:
merespon posting tulisan mahasiswa secepatnya, menulis komentar pendek, dan memberikan
hal-hal lain yang mampu memberikan stimulus bagi tulisan mereka,
memotivasi mahasiswa terus menerus dengan mengajak teman sekelas untuk saling memberi
komentar dan berbagi infoemasi, dan
menyuruh mahasiswa untuk menulis dan mengumpulkan tulisan mereka di blog sebagai media
Slot ini adalah tempat untuk menaruh file-file musik yang pemilik blog sukai atau ingin bagi atau
sebarkan.
Calendar.
Slot ini merupakan kalendar dimana pemiliknya bisa menaruh tanggal-tanggal penting di
dalamnya sesuai dengan situasi pemiliknya.
Reviews.
Slot ini adalah tempat untuk menuliskan ulasan mengenai suatu hal, buku, film, musik dan
sebagainya yang sesuai dengan minat pemilik blog.
Links.
Slot ini juga sangat penting. Slot ini adalah tempat untuk menaruh link penting atau yang
berhubungan dengan pemilik agar lebih mudah dan cepat untuk mengaksesnya. Hal ini juga
berlaku bagi pengunjung.
Contacts.
Slot ini adalah wadah bagi teman-teman pemilik blog. Di slot ini akan terlihat jumlah dan siapa
saja teman-teman pemilik blog yang bisa dihubungi juga oleh pengunjung lainnya.
Comments.
Slot ini juga sangat penting karena memberikan wadah berekspresi bagi pemilik dan utamanya
pengunjung. Di sini, pengunjung bisa memberi komentar tentang blog secara umum, atau suatu
bagian dari blo, misalnya tulisan, foto, musik, video, atau kalendar pemilik blog.
Groups.
Slot ini adalah wadah bagi orang-orang yang memiliki ketertarikan terhadap suatu hal yang sama
sehingba mereka bisa bergabung dalam satu wadah dan berinteraksi satu sam lain. Hal ini juga
sangat penting bagi pembelajaran menulis, dimana mahasiswa bisa ikut dalam suatu grup untuk
memudahkan interaksi dan komunikasi sesamanya.
Dalam proses kustomisasi, terdapat berbagai hal lain yang mungkin diperlukan seperti CSS
(Custom Style Sheet), RSS (Rich Summary Site/Really Simple Syndicate), pemahaman HTML
Script dan lain-lain agar bisa memperluas akses seseorang terhadap dunia blog. Setelah seluruh
mahasiswa memiliki blog mereka sendiri, dosen menuntun mahasiswa untuk menulis lewat blog,
kemudian menunjukkan beragam aktivitas yang bisa dilakukan dengan memanfaatkaan media
blog, seperti memberi komentar, menambah file audio, video, link ke sumber belajar lainnya
yang relevan.
Antara dosen dan mahasiswa bisa saling memberikan komentar satu sama lain mengenai tulisan
yang telah dibuat, baik pada proses outline, draft, sampai tulisan final. Komentar bisa mengenai
berbagai hal, seperti komponen kebahasaan, isi, dan pesan tulisan mahasiswa yang didasarkan
pada sistem penilaian yang sudah baku sehingga tidak mengurangi kesahihan skor. Pemanfaatan
media ini mampu memberikan aktivitas kolaboratif bagi penggunanya. Sebuah blog di penyedia
multiply memiliki slot grup yang memberikan kesempatan bagi pemiliknya untuk membuat
suatu wadah untuk menampung blog-blog individu lainnya yang memiliki kesamaan minat atau
tujuan. Hal ini akan sangat bermanfaat bagi mahasiswa dalam pembelajaran menulis karena
untuk memberi komentar, satu sama lain harus tahu apakah temannya sudah menulis dan
mempublikasikan tulisannya. Dengan tergabung dalam suatu wadah grup, mereka akan secara
otomatis diberi tahu oleh sistem kalau seseorang dalam grup yang sama telah mempublikasikan
tulisan mereka.
KERANGKA PIKIR DAN PEMBAHASAN
Mengingat pesatnya perkembangan TIK dewasa ini, tidak ada salahnya jika jika fitur atau tools
TIK yang relevan diterapkan pada pembelajaran bahasa Inggris. Salah satunya tools online yang
gratis yang dapat dimanfaatkan dalam kemampuan menulis adalah blog (jurnal online). Seperti
telah disampaikan sebelumnya, blog dapat berfungsi sebagai jurnal seseorang dimana pemilik
blog bisa mengekspresikan ide dan perasaannya melalui media tersebut dan dipublikasikan
online. Sesuai dengan karakteristiknya, blog juga bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran,
khususnya menulis. Dalam pembelajaran menulis di kelas, mahasiswa diberikan suatu wadah
untuk berekspresi dan berinteraksi dengan dosen, teman-temannya, dan orang-orang lainnya
yang memiliki ketertarikan dan akses yang sama. Mereka akan memiliki blog mereka sendiri
untuk kemudian digunakan sebagai media menulis esai mereka. Melalui proses pembelajaran
menulis yang sangat menekankan pada PROSES menulis (outline, revisi, draft, revisi, final
writing) di kelas dan online yang secara simultan dilakukan, media blog (jurnal online) sebagai
media pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa dalam
pembelajaran menulis.Telah disampaikan sebelumnya bahwa terdapat langkah-langkah membuat
blog degan penyedia dari multiply. Setelah blog dibuat, hal selanjutnya yang perlu disampaikan
adalah bagaimana memanfaatkan media blog dalam pembelajaran menulis. Dengan menekankan
pada PROSES menulis, pembelajaran menulis berbantuan blog haruslah memperhatikan 5 hal,
yaitu :
1) pembuatan blog,
2) proses membuat outline,
3) proses membuat draft,
4) proses revision, dan
5) proses publikasi ke media blog (jurnal online).
Secara lebih rinci, kelima tindakan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Pembuatan Blog (Jurnal Online)
Dalam hal ini, dosen akan menunjukkan langkah-langkah membuat blog kepada mahasiswa
dengan menggunakan penyedia dari multiply dengan langkah- langkah yang telah dijelaskan
sebelumnya, yaitu:
a. Ketik http://multiply.com
b. Klik Join for Free
c. Isi ID
d. Undang contacts (jika diperlukan)
e. Blog sudah selesai, tinggal diisi sesuai dengan keperluan.
2. Membuat Outline
Setelah suatu pokok bahasan mengenai jenis komposisi tertentu dalam tulisan selesai dijelaskan,
mahasiswa akan membuat outline (semacam kerangka pikir tulisan yang berisi pokok-pokok
pikir dengan penjabaran singkat dan padat). Perlu diperhatikan bahwa proses ini adalah proses
yang tidak mudah dan sangat menentukan keberhasilan dan arah tulisan mahasiswa. Diyakini
bahwa 75% tulisan akan baik dan efektif jika outline sudah baik pula. Outline terdiri dari tiga
elemen penting, yaitu Topic Sentence/Thesis Statement, Developmental Paragraphs, dan
Conclusion. Dosen kemudian bisa menyuruh mahasiswa melakukan koreksi dengan teman
sekelas dengan menggunakan cara instrumen penilaian tulisan, misalnya dalam hal ini dengan
menggunakan formative scoring feedback yang memiliki tiga cara memeriksa yang bisa dipilih
salah satunya: correction, atau controlled correction, atau guided correction. Setelah itu,
bersama-sama dibahas outline mahasiswa dengan menampilkannya di depan kelas (lewat media
LCD), dan direvisi jika ada. Outline yang mereka telah hasilkan kemudian harus diupload ke
blog mereka. Masing-masing dari mereka dapat memberi komentar mengenai outline temannya.
Proses koreksi ini juga sangat penting dilakukan dari awal proses menulis sampai akhir.
Mahasiswa diberi penjelasan tentang apa dan bagaimana cara mengoreksi pekerjaan temannya
sebelum dikumpulkan kepada dosen untuk dikoreksi kembali. Telah dijelaskan sebelumnya
bahwa proses koreksi menggunakan formative scoring feedback. Dalam menggunakan formative
scoring feedback ini, terdapat dua hal pokok yang harus dilakukan. Hal pokok pertama adalah
mengenai bagaimana mahasiswa dan dosen mengkoreksi tulisan yang dibuat, apakah dengan
cara correction (memberikan masukan yang eksplisit tentang ide atau kata tertentu, langsung
dengan yang benar), controlled correction (memberi masukan dengan hanya memberikan poinpoin ide atau kata yang lebih baik), atau guided correction (memberi masukan secara implicit
dengan hanya memberi kode/penanda tertentu yang telah disepakati sebelumnya, berdasar atas
konvensi, pada ide atau kata yang mesti direvisi). Semua hal ini sudah ada dalam bentuk
instrumen baku dan valid sehingga bisa digunakan. Hal pokok kedua adalah formative scoring
feedback, yaitu memberi penilaian atas tulisan mahasiswa sesuai dengan sistem penskoran yang
telah standar. Sistem penskoran yang akan digunakan adalah adaptasi dari J.B. Heaton (1991)
mengenai Writing English Tests. Penilaian akan diberikan oleh teman sekelas mahasiswa
sebagai bentuk dari peer correction activity dan dari dosen setiap akhir proses menulis suatu jenis
komposisi. Penilaian ini menekankan pada lima hal penting dalam sebuah tulisan, yaitu content,
organization, vocabulary, language use, dan mechanics. Untuk lebih jelasnya, formative scoring
feedback.
3. Membuat Draft
Proses ini dilakukan jika outline tulisan mahasiswa dianggap sudah memadai, dalam arti jelas
akan apa yang akan dikembangkan dalam esai mereka. Mahasiswa sudah mulai membuat tulisan
dengan mengembangkan pokok-pokok pikiran pada elemen-elemen outline dengan
menambahkan frase atau kalimat, juga penanda transisi yang relevan. Draft yang mereka telah
buat kemudian harus diupload ke blog mereka. Masing-masing dari mereka dapat memberi
komentar mengenai draft temannya.
4. Merevisi
Dalam proses ini, tulisan mahasiswa diberikan kembali kepada teman sekelasnya untuk bersamasama mengkoreksi draft tulisan yang telah dibuat dengan cara cara correction, atau controlled
correction, atau guided correction dan memberi nilai dengan menggunakan formative scoring
feedback yang telah diberikan sebelumnya. Pada proses ini, mahasiswa masih boleh merevisi
tulisan mereka.
5. Mempublikasikan Tulisan
Setelah tulisan mahasiswa direvisi, tiba saatnya mereka mempublikasikan tulisan final mereka.
Inilah saat dimana tulisan final mereka diupload ke blog mereka masing-masing. Dosen akan
mengecek tulisan mereka dan memberi komentar. Tulisan final mereka ini juga di cetak dan
dikoreksi oleh temannya sebelum dikoreksi oleh dosen. Jadi tulisan mahasiswa melewati
berbagai tahapan proses menulis dengan harapan apa yang mereka hasilkan bisa lebih baik dan
efektif. Dengan blog, tulisan mereka akan dilihat oleh orang-orang selain teman dan dosen
mereka, dan karena ditampilkan ke publik, mahasiswa akan berusaha menampilkan usaha
mereka yang paling baik.
Sebagai aktivitas tambahan, motivasi mahasiswa juga bisa dicari tahu sehubungan dengan
pemanfaatan blog pada pembelajaran menulis. Hal ini bisa dilakukan dengan menyebarkan
kuisioner online melalui penyedia survey online seperti http://www.surveymonkey.com.
Hal ini bisa bersifat sekaligus bagi mahasiswa karena ketika mereka online untuk menaruh
tulisan di blog, mereka juga bisa memberikan komentar mereka secara online di media survey
online yang telah disebutkan sebelumnya. Kuisioner ini sifatnya melengkapi namun bisa sangat
bermanfaat untuk mengetahui pendapat mahasiswa tentang pemanfaatan blog dalam
pembelajaran menulis. Dalam hal ini, bisa dilihat pada aspek motivasi mahasiswa. Aspek
motivasi yang ingin diketahui diformulasikan dengan mengacu pada empat aspek motivasi, yaitu
1) tujuan,
2) usaha,
3) keinginan mencapai tujuan, dan
4) tingkah laku yang mendukung pencapaian suatu pemecahan masalah (Honey, 2007).
Keseluruhan proses tersebut tidak dapat dipungkiri adalah suatu proses yang lumayan berat
untuk dilakukan. Proses menulis sendiri merupakan rangkaian panjang seseorang untuk
mencurahkan atau mengekspresikan ide dan pikirannya dalam suatu wadah tuangan tulisan.
Dalam hal ini, selain menekankan bahwa kegiatan menulis harus melalui suatu PROSES
menulis, yaitu mulai dari membuat outline, merevisi, membuat draft, merevisi, sampai suatu
tulisan final dihasilkan, penggunaan media blog sebagai media jurnal online tentunya akan
sangat membantu mahasiswa dalam menuangkan ide dan pikirannya karena karakteristik blog
yang telah disampaikan sebelumnya. Tentunya, persiapan yang matang, kemampuan pengajar
akan pembelajaran menulis dan teknis pengelolaan blog sangat diperlukan sehingga apa yang
diinginkan, yaitu kualita pembelajaran menulis yang lebih baik dan peningkatan prestasi belajar
mahasiswa dalam pembelajar menulis, bisa tercapai.
SIMPULAN DAN SARAN
Dalam era globalisasi dewasa ini, TIK berkembang dengan pesat di berbagai bidang, salah
satunya pada bidang pendidikan. Seiring dengan perkembangan dan tuntutan jaman, seseorang
dituntut untuk mampu dan memiliki kualitas serta kemampuan kompetitif dalam hidupnya.
Dalam bidang pendidikan, tuntutan semacam ini membuat berbagai hal, tantangan sekaligus
kesempatan untuk berkembang dan berkreasi. Pembelajaran bahasa Inggris adalah salah satu
dalam bidang pendidikan yang menuntut hal seperti ini. Keterampilan menulis adalah salah satu
keterampilan penting yang harus dikuasai dengan baik oleh seseorang yang belajar bahasa
Inggris. Dengan memiliki kemampuan menulis; menuangkan ide dan pikiran dalam tulisan
dengan baik dan efektif, seseorang dapat dikatakan telah mampu memanfaatkan peluang
sekaligus mengatasi tantangan. Namun, kegiatan menulis tidaklah semudah yang dibayangkan
jika dilakukan tidak dengan suatu proses dan jika memungkinkan, pemanfaatan suatu media
inovatif. Salah satu media yang bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran menulis adalah media
blog atau jurnal online. Sederhananya, blog adalah sebuah halaman web seseorang yang sering di
update yang sering disebut dengan jurnal online. Blog atau jurnal online diyakini dapat
membantu mahasiswa menulis apapun yang mereka senangi, dimana mereka bisa edit dan
publikasikan sesering mereka mau, yang juga bisa menjadi media agihan (sharing) bagi semua
audiens, baik di dalam kelas maupun di luar kelas, bahkan ke luar negeri yang tidak bisa
dibayangkan mengingat jurnal tersebut bersifat online. Sehubungan dengan peningkatan
kemampuan menulis, pemanfaatan media blog sangatlah sesuai dengan karakteristik
pembelajaran menulis. Mahasiswa bisa menulis apapun pada bagian blog yang telah ada dan
informasi lainnya di slot lainnya yang tersedia. Dalam penerapannya, satu hal yang paling
penting diingat untuk dilaksanakan adalah adanya PROSES menulis, mulai dari pembuatan
outline, revisi, pembuatan draft tulisan, revisi, sampai suatu tulisan final bisa dihasilkan.
Sehubungan dengan pemanfaatan blog sebagai media jurnal online dalam pembelajaran menulis
adalah 1)pembuatan blog, 2) proses membuat outline, 3) proses membuat draft, 4) proses
revision, dan 5) proses publikasi ke media blog (jurnal online).Beberapa keuntungan dari
pemanfaatan blog dalam pembelajaran menulis adalah bahwa blog mampu memberikan audiens
riil bagi tulisan mahasiswa. Dosen, bersama-sama dengan teman-teman mereka, baik yang
sekelas maupun di luar kelas, bahkan di tempat-tempat lain, orang tua mereka, dan mereka yang
memiliki akses ke internet bisa melakukannya. Tanpa disadari, potensi audiens riil ini
memberikan tuntutan sekaligus kesempatan bagi mahasiswa untuk menunjukkan hasil karya
mereka yang terbaik. Diharapkan hal ini juga akan memberikan motivasi yang lebih baik bagi
peningkatan kompetensi menulis mahasiswa. Selain mampu memberikan audiens yang nyata
danpotensial untuk perbaikan tulisan pembelajar, blog juga diyakini dapat memberikan nuansa
inovasi, eksplorasi, dan kreasi yang lebih baik bagi tulisan mahasiswa. Juga, blog mampu
memberikan interaksi yang lebih dinamis, kemampuan literasi yang lebih baik, bahkan
perkembangan bekerja dalam tim. Mengingat keuntungannya, disarankan bahwa pengajar
pembelajaran menulis, baik tataran paragraph sampai pembuatan esai atau report, bisa
memanfaatkan media blog atau jurnal online dalam kegiatan menulisnya. Kegiatan menulis
dengan memanfaatkan blog mesti memperhatikan tahapan-tahapan aktivitas menulis sehingga
hasil yang lebih optimal bisa tercapai. Jika memungkinkan atau diharuskan, modifikasi sesuai
dengan situasi dan kondisi tertentu bisa dilakukan. Namun, perlu juga diperhatikan bahwa proses
atau kegiatan menghasilkan suatu tulisan yang baik tidaklah mudah, bahkan dengan
menggunakan media apapun. Dengan demikian, diusahakan agar pemanfaatan media ini dalam
pembelajaran menulis tidak sampai memberatkan, misalnya dari segi teknis aplikasi TIK, segi
situasi kelas, jumlah kelas, jumlah mahasiswa yang diajar, akses dan fasilitas, dan sebagainya.
Pengajar mesti memahami betul teknis pengelolaan dan pemanfaatan aplikasi TIK agar tidak
menyulitkan. Hal ini mungkin terjadi karena keterbatasan sebagai manusia. Dari segi situasi
kelas dan mahasiswa, diharapkan agar proporsional sehingga tidak memberatkan, utamanya
dalam proses umpan balik dan koreksi karena gabungan kegiatan face to face (FTF) dan online
bisa membantu atau memberatkan. Hal-hal tersebut, jika diantispasi dari awal, tentu akan sangat
membantu pencapaian kualitas pembelajaran menulis yang lebih baik. Demikian juga, prestasi
dan motivasi mahasiswa diyakini akan dapat ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
2005. Education and ICT. Tersedia di UNESCO-CI.htm. Diakses pada 12
Agusutus 2007.
2006. BSNP Tegaskan Dinas Pendidikan Tidak Campuri Penyusunan
Kurikulum. http://www.hariannasib.com. Diakses pada 17 September 2006.
Ames, C., & Ames, R. 1989. Research in Motivation in Education. San Diego:
Academic Press.
Campbell, A. P. (2003, February). Weblogs for use with ESL classes. The Internet
TESL Journal, Vol. IX, No. 2. Dari http://iteslj.org/Techniques/CampbellWeblogs.html.
Duber, J. (2002, September). Mad blogs and Englishmen. TESL-EJ, Vol. 6. No. 2. Dari
http://www.kyoto-su.ac.jp/information/tesl-ej/ej22/int.html
eBn the Educational Blogger Network. (2003, February 5). Bay Area Writing Project
News. From http://www.bayareawritingproject.org/bawpNews/2003/02/05
Gardner, R. C., and Tremblay, P. F. 1994. On Motivation, Research Agendas, and
Theoretical Perspectives. Modern Language Journal, 79, 359-368.
Goldberg, A., M. Russel, A. Cook. 2003. The Effects of Computers on Student Writing: A Meta-
Analysis of Studies from 1992 2002. The Journal of Technology, Learning and Assessment
Vol. 2 No. 1 February 2003. Tersedia di http://www.jlta.org
Diakses pada 4 September 2007.
Graham, S. 2005. Blogging For ELT. BRITISH COUNCIL.
Hamp-Lyons, L. and Heasley, B. 1987. Study Writing. Cambridge: Cambridge
University Press.
Heaton, J.B. 1991. Writing English Language Tests. USA: Longman Group UK Limited.
Honey, P. 2007. The Learning Motivation Questionnaire. Tersedia di
http://www.peterhoney.com/content/Learning Motivation.htm. Diakses pada 10
April 2008.
http://multiply.com
Jager, A. K and A.H. Lokman. 1999. Impacts of ICT in Education. EDUCATION-LINE
Jati, A. G. 2006. Creating a Writing Course Utilizing Class and Student Blogs. ITB Language
Centre.
Jovan, F. N. 2007. Panduan Praktis Membuat Web dengan PHP. Jakarta: Media Kita.
Kemmis, S., & McTaggart, R. 1990. The Action Research Planner. Geelong, Australia: Deakin
University Press.
Larsen-Freeman, D.1986. Techniques and Principles in Language Teaching. United States of
America: Oxford University Press.
Masidjo. 1995. Pencapaian Hasil belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.
McDonough, S.H. 1981. Psychology in Foreign Language Teaching. London: Allen & Unwin.
McNiff, J. 1995. Action Research for Professional Development. Bournemouth: Hyde
Publications.
Merchant, G. 2003. E-Mail Me Your Thoughts: Digital Communication and Narrative
Writing. Literacy. Volume 37 Page 104 November 2003.
Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Cetakan Ketiga. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Mutansyir, R. 2002. Sejarah Perkembangan Ilmu. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
Ngeow, K. Y. H. 1998. Motivation and Transfer in Language Learning. ERIC Digest.
http://www.ed.gov/databases/ERIC_Digests/ed427318.html. Diakses pada
tanggal 12 April 2005.
Nurkolis. 2002. Sekolah Unggulan yang Tidak Unggul. Tersedia di
http://www.pendidikannetwork.com. Diakses pada 31 Oktober 2003.
Oxford, R. L. and Shearin, J. 1994. Language Learning Motivation: Expanding the Theoretical
Framework. The Modern Language Journal, 78, 12-28.
Padmadewi, I.N. 2004. Authentic Assessment (Pengukuran Otentik). Singaraja: IKIP Negeri
Singaraja.
Papert, S. 1980. Mindstorms: Children, Computers, And Powerful Ideas. New York: Basic Book.
Pederson J. E. dan Bonnstetter, R. J. 1990. The Jurisprudential Inquiry Model for STS.
Tersedia di http://www.google.com. Diakses pada tanggal 11 April 2004.
Pedoman Studi Universitas Pendidikan Ganesha. 2006.
Pelgrum, W. J. 1996. The Educational Potential of New Information Technologies: Where are
We Now?, in Collis, B.A. (ed.), Children and Computers in School, Mahwah, NJ: Lawrence
Erlbaum.
Rainey, M.C. 2003. Expression: An Introduction to Writing, Reading, and Critical Thinking.
USA: Longman, Inc.
Reinking, D., Bridwell, B., and Hart, A. W. 2002. Strategies for Successful Writing USA:
Prentice Hall.
Rouf, I and Y. Sopyan. 2007. Panduan Praktis Mengelola Blog. Jakarta: Media Kita.
Santosa, M. H. 2005. Pengembangan Model Pembelajaran Diktatori Berbasis
Multimedia (Multimedia-Based Dictatory Learning) untuk Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran Dictation pada Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris
IKIP Negeri Singaraja. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja.
Sei-Hwa, J. 2006. The Use of ICT in Learning English as an International Language.
Tersedia di http://hdl.handle.net/1903/3885. Diakses pada October 15th
2007.
Wang, J. and Fang, W. 2006. Benefits of Cooperative Learning in Weblogs Networks.
Tersedia di http://www.google.com. Assessed on August 30th
2007.
Warschauer, M., & Healey, D. 1998. Computers and Language Learning: An
Overview. Language Teaching, 31, 57-71.
http://www.blogger.com
Zhu & Kaplan. 2001. McKeachies Teaching Tips. Tersedia di
http://crlt.umich.edu/index.html. Diakses pada September 24th
2007.
Sumber : http://makalahjurnalskripsi.com/wp-content/uploads/2009/12/contoh-jurnalpendidikan-pemanfaatan-blog.pdf
Tentang iklan-iklan ini
Memuat...
Terkait
JURNAL SOSIOLOGI INTERNASIONAL
10 Kiat Meningkatkan Kemampuan Membaca
LONG LIVE EDUCATION IN ISLAM
Comments RSS feed
Tinggalkan Balasan
Mazhab Frankfurt
JURNAL SOSIOLOGI INTERNASIONAL
Recent entries
o WordPress Blog
o WordPress Planet
Halaman
o About
Arsip Bulanan
o Januari 2011
o Desember 2010
o November 2010
o Oktober 2010
o September 2010
Blog di WordPress.com. | Tema Motion.
[ Back to top ]
Ikuti