TINJAUAN PUSTAKA
1) Angle (Ra), tabrakan antara kendaraan yang bergerak pada arah yang berbeda,
namun bukan dari arah berlawanan.
2) Rear-End (Re), kendaran menabrak dari belakang kendaraan lain yang
bergerak searah.
3) Sideswape (Ss), kendaraan yang bergerak menabrak kendaraan lain dari
samping ketika berjalan pada arah yang sama, atau pada arah yang
berlawanan.
4) Head-On (Ho), tabrakan antara yang berjalanan pada arah yang berlawanan
(tidak sideswape).
5) Backing, tabrakan secara mundur.
10
mengemudi,
11
karena perasaan percaya diri mengemudi dalam situasi yang menantang dan
berhasil mengatasinya akan memperkuat perasaan percaya diri. Keyakinan
akan kemahiran mengendara akan tumbuh tak terkendali sehingga potensi dan
kemungkinan kecelakaan semakin besar.
Karakteristik dari pengendara yang berpengaruh terhadap terjadinya
kecelakaan lalu lintas, yaitu :
1) Umur
Umur merupakan salah satu karakteristik penting yang dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan lalu lintas. Orang yang berusia tua atau diatas 30 tahun
biasanya lebih memiliki tingkat kewaspadaan lebih tinggi dalam berkendara
daripada orang yang berusia muda, alasannya karena orang yang berusia tua lebih
banyak memiliki pengalaman dalam berkendara dan lebih bijak dalam berkendara
dibanding dengan yang berusia muda yang terkadang
menggebu-gebu
dan
12
13
Lelah merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas
karena
kelelahan
dapat
mengurangi
kemampuang
pengemudi
dalam
dilarang
mengkonsumsi
alkohol
sebelum
14
pengendara yang tidak terampil seperti tidak berjalan pada jalurnya dan tidak
menjaga jarak aman dalam mengemudi. Pada pengendara pemula risiko terjadinya
kecelakaan lebih besar dibandingkan dengan yang sudah mahir.
g) Kecepatan Tinggi
Kecepatan merupakan hal yang dapat dikontrol si pengemudi, akan tetapi
banyak pengemudi yang mengemudi kendaraannya dalam kecepatan tinggi tanpa
menghiraukan keadaan lingkungannya dan tidak menjaga jarak dengan kendaraan
lain didepan saming dan belakangnya.Kecepatan tinggi dalam mengemudi dapat
menabah risiko terjadinya kecelakaan lalu lintas
b. Faktor Kendaraan (Vehicle Factors)
Kendaraan bermotor sebagai hasil produksi suatu pabrik, telah dirancang
dengan suatu nilai faktor keamanan untuk menjamin keselamatan bagi
pengendaranya. Kendaraan harus siap pakai sehingga harus dipelihara dengan
baik agar semua bagian mobil berfungsi dengan baik, seperti mesin, rem
kemudi, ban, lampu, kaca spion, dan sabuk pengaman. Dengan demikian
pemeliharaan kendaraan tersebut diharapkan dapat :
1) Mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas
2) Mengurangi jumlah korban kecelakaan
lalu
lintas pada
15
terutama
tergantung
Perbaikan
design
16
kecelakaan
lalu
lintas.
Kondisi
jalan
yang
rusak
dapat menyebabkan
kecelakaan lalu lintas. Begitu juga tidak berfungsinya marka, rambu, dan alat
pemberi isyarat lalu lintas (APILL) dengan optimal juga dapat menyebabkan
kecelakaan lalu lintas. Ahli jalan raya dan ahli lalu lintas merencanakan jalan
dan aturan-aturannya dengan spesifikasi standar yang dilaksanakan secara
benar dan perawatan secukupnya supaya keselamatan transportasi jalan dapat
terwujud. Hubungan lebar jalan, kelengkungan, dan jarak pandang memberikan
efek besar terjadinya kecelakaan.
Umumnya lebih peka bila mempertimbangkan faktor-faktor ini bersamasama karena mempunyai
efek
psikologis
pada
para
pengemudi dan
17
ini
mempengaruhi
pengemudi
dalam
mengatur
kecepatan
18
19
patuhi oleh semua pengendara agar pengendara dapat melihat dan mengetahui
lingkungan disekitaranya.
f. Tikungan Tajam
Jalan yang memiliki tikungan tajam adalah jalan yang memiliki kemiringan sudut
belokan kurang lebih dari 180. Untuk melewati sudut tersebut pengemudi harus
memiliki keterampilan dan teknik khusus dalam berkendara agar tidak hilangnya
kendali dan keluar dari jalur.
20
2.3.
Angkutan Jalan Raya merupakan produk hukum yang menjadi acuan utama yang
mengatur aspek-aspek mengenai lalu lintas dan angkutan jalan di Indonesia.
Undang-undang ini merupakan penyempurnaan dari undang-undang sebelumnya
yaitu Undang-undang Nomor 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan Raya yang sudah sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi,
perubahan lingkungan strategis, dan kebutuhan penyelenggaraan lalu lintas dan
angkutan jalan saat ini sehingga perlu diganti dengan undang-undang yang baru.
Setelah
21
22
b.
c.
dalam
rangka
mewujudkan
keselamatan
jalan
raya
bertanggung jawab terhadap pengadaan dan pemeliharaan infra dan supra struktur,
sarana dan prasarana jalan maupun pengaturan dan penegakkan hukumnya. Hal
ini bertujuan untuk tetap terpelihara serta terjaganya situasi jalan raya yang terarah
23
yang
berlaku
dilakukan
beberapa
perumusan
dalam bentuk
(lima)
strategi
penanganannya, berupa :
1.
Engineering
Wujud strategi yang dilakukan melalui serangkaian kegiatan pengamatan,
kepada
instansi-instansi
yang
berhubungan
dengan
2.
Education
Segala kegiatan yang meliputi segala sesuatu untuk menumbuhkan
dengan
sasaran
masyarakat
terorganisir
dan
masyarakat
tidak
24
3.
Enforcement
Merupakan segala bentuk kegiatan dan tindakan dari polri dibidang lalu
Encouragement
Encouragement dapat diartikan sebagai desakan atau pengobar semangat.
dalam
tanggap
darurat
dalam
menghadapi
suatu
hal
lainnya
dalam
menghadapi
situasi
yang
mungkin
terjadi,
25
Pengemudi Bus P.O Jember Indah , Trayek Jember- Situbondo sendiri berjarak
71,8 km. Ruas jalan dari Jember sampai Situbondo tidak begitu lebar, sebagian
besar lebar jalan hanya dapat dilalui oleh dua kendaraan. Berdasarkan keterangan
salah satu pengemudi P.O Jember Indah trayek Jember- Situbondo, beliau pernah
mengalami kecelakaan lalu lintas pada tahun 2010 di daerah Tapen, Bondowoso.
Kecelakaan lalu lintas tersebut terjadi dikarenakan dirinya kurang waspada
terhadap kendaraan lain yang berlawanan arah ketika hendak menyalip kendaraan
lain. Akibatnya bus menabrak pengendara sepeda motor dari arah berlawanan
sehingga terjadi kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan patah kaki, lukaluka, dan kerugian materi serta psikologis.
Faktor
risiko
adalah
segala
sesuatu
yang
dapat
menimbulkan
26
Variabel Independen
Variabel Dependen
Faktor Manusia :
Mengantuk
Lelah Mabuk
Tidak Tertib Tidak
Konsentrasi
Kecepatan Tinggi.
Faktor Kendaraan :
Kecelakaan Lalu
Lintas
Tidak memeriksakan
kondisi kendaraan
Faktor Lingkungan :
Jalan Rusak
Jalan Licin
Cuaca Buruk
Geometrik Jalan
Tanpa Median
Jalan/Rambu
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Berhubungan
2.7.1. Variabel Independen
Variabel independen merupan varibel yang menjadi sebab perubahan atau
timbulnya
variabel
dependen
(akibat).
Dalam
penelitian
ini
Variabel
27