Anda di halaman 1dari 6

Bekisting sistem

Bekisting
sistem sering juga disebut bekisting modern, dimana dalam pengerjaannya
memiliki keunggulan dibanding bekisting konvensional.
Keunggulan dari bekisting sistem adalah : mudah dipasang dan dibongkar,
ringan, dapat dipakai berulang kali, kualitas pengecoran baik dengan siklus
pembongkaran yang cepat serta dapat dipakai pada pekerjaan konstruksi beton
yang besar.
Adapun kekurangan dari bekisting sistem adalah mahal, sulit didapat serta
membutuhkan keahlian dan peralatan
berat.
Berikut contoh
penggunaan bekisting konvensional :

Gbr. 2. Bekisting sistem/modern

D.

Persyaratan Konstruksi Bekisting

Bekisting merupakan unsur yang sangat penting dalam mekanisme pengecoran


beton, persyaratan terpenting adalah bahwa dimensi beton harus akurat dan
tepat. Dibawah ini disebutkan beberapa persyaratan konstruksi bekisting,
1.

Konstruksi harus kuat

2.

Presisi

3.
Bentuk bekisting harus sesuai dengan bentuk konstruksi beton yang akan
dicor dan memiliki unsur ketepatan yaitu: ukuran, ketegakan, kelurusan,
kesikuan dan kerataan sehingga mendapatkan dimensi yang akurat.
4.

Tidak bocor

5.

Kedap air,

6.

Mudah dibongkar ,

7.

Awet,

8.
Aman, struktur bekisting harus menjamin keaman bagi pekerja maupun
bagi beton itu sendiri.
9.
10.

Bersih, memungkinkan hasil finishing permukaan beton


Ekonomis.

yang baik.

11.

Daya lekat yang rendah,

Oleh sebab itu, sebuah bekisting harus diperhitungkan atas kekuatan,kekakuan


serta kestabilan bagian bagian dari konstruksi bekisting. Perubahan-perubahan
yang terjadi yang menyebabkan perubahan bentuk pada beton tidak boleh
melampui toleransi yang ditentukan.
Persyaratan teknis diatas merupakan mutu dan kualitas bekisting yang harus
dikendalikan, sehingga perlu dikalukan pengontrolan agar kualitas bekisting
dapat dicapai.
E.

Pembenanan

Berbagai beban yang perlu diperhatikan dalam merencanakan sebuah


bekisting,pada prinsipnya berawal dari beban vertical dan beban horizontal serta
pengaruh khusus angin dan getaran yang ditimbulkan oleh vibrator. Dengan
demikian sebuah bekisting harus diperhitungkan terhadap kekuatan, kekakuan
dan kestabilan
Beban yang dipikul dan harus diperhitungkan dalam perencanaan bekisting
adalah sebagai berikut :

Beban tetap, yaitu berat sendiri dari bekisting, beton segar serta besi
tulang

Beban tidak tetap, adalah berat peralatan, pekerja, dan barang lainnya.

Beban ini harus mampu dipikul oleh bekisting dan hanya diperbolehkan terjadi
lendutan sebesar maksimum yang diijinkan. Perhitungan beban vertikal yang
direkomendasikan oleh Commitee ACI, sebagai dasar perhitungan adalah :

Beton bertulang

: 2400 kg/m3

Bekisting

:70 kg/m2

Beban hidup
235kg/m2

Beban hidup min

: 150-250 kg/m2

Gbr. 3. Pembebanan bekisting

Sedangkan beban horisontal terjadi pada proses pengecoran sebagai akibat dari
tekanan hidrostatis. Jadi tekanan horisontal dipengaruhi oleh :

Mortal beton, berat volume, plastisitas dan kecepatan pengerasan

Proses pengeoran, temperatur lapangan, kecepatan pengecoran,metode


kerja serta pemadatan

Beksiting, tinggi,bentuk dan dimensi

Kondisi tulangan : jarak dan besar tulangan.

Gbr. 4. grafik tekanan horisontal beton


Besarnya defleksi yang diperkenankan pada konstruksi beton dan dapat dipakai
pada konstruksi bekisting adalah antara 1/300 -1/360 L. Dan beberapa bagian
bekisting yang harus dikontrol defleksinya antara lain:

F.

Lapis penutup

Balok pembagi

Pendukung joist/stud dan juga waler (klem)

Kestabilan dan Kekakuan Bekisting

Stabilitas merupakan suatu yang sangat penting bagi sebuah konstruksi


bekisting.Sering terjadi keruntuhan pada bekisting akibat kurang memperhatikan
kekuatan dan kestabilan bekisting, oleh sebab itu penting untuk diperhatikan
dalam perencanaan bekisting yang disertai dengan penekanan pada bracing
atau penguat
Untuk menjaga kestabilan bekisting,maka perlu penempatan skur yang cukup
dan tepat sehingga dapat mengantisipasi kemungkinan terjadi tekuk.
Tidak stabilnya bekisting dapat diakibatkan oleh beberapa hal sebagai berikut:
Ketidakstabilan juga terjadi akibat cara pengecoran, kecepatan pengecoran tidak
terkendali akan mengakibatkan penumpukan beton segar sehingga akan terjadi
ketidakmampuan bekisting pada saat memikul beban
Di bawah ini digambarkan stabilitas dalam sebuah prinsip skema-skema
Skema 1

Gbr. 5. Skema Stabilitas bekisting


Skema 2

Gbr. 6. Skema Stabilitas bekisting


Skema 3

Gbr. 7. Skema Stabilitas bekisting


Skema 4

Gbr. 8. Skema Stabilitas bekisting


Skema 5

Gbr. 9. Skema Stabilitas bekisting


Skema 6

Gbr. 10 skema kestabilan bekisting


Disamping skema seperti diatas ada juga beberapa faktor yang mempengaruhi
kestabilan bekesting, diantaranya landasan untuk mendirian perancah, kekuatan
material bekiating, dimensi dan jarak beam dan staiger, dll
Dengan memahami beban yang harus dipikul oleh bekisting atau kestabilan
bekisting, maka dapat dilakukan antisipasi dan pengendalian terhadap kualitas
dari bekisting tersebut
Dengan demikian bekisting dan perancah harus memenuhi unsur-unsur seperti
tersebut diatas yaitu : material berkualitas, aman, awet, efesien, kekuatan dan

kestabilan. Dengan terpenuhinya unsur-unsur tersebut diatas dapat menjamin


kualitas beton yang akan dicor menjadi baik.
G.

Kesimpula

Bekisting adalah merupakan konstruksi bersifat sementara yang berfungsi


untuk mencetak beton pada saat masih segar. Bekisting harus didesain dan
dibuat dengan kekakuan (stiffness) dan keakurasian sehingga bentuk, ukuran,
posisi, dan penyelesaian dari pengecoran dapat dilaksanakan sesuai dengan
toleransi yang diinginkan dengan memperhatikan faktor keamanan dan nilai
ekonomis yang tinggi. Bekisting dibagi dua jenis yaitu konvensional dan sistem
namun harus memiliki kestabilan dan daya dukung yang tinggi sehingga dapat
dilakuakn antisipasi dan pengendalian terhadap kualitas dari bekisting tersebut.

Anda mungkin juga menyukai