No. Dokumen
No.Revisi
Halaman
1/1
Di tetapkan
STANDART PROSEDUR
OPERASIONAL
Direktur
TanggalTerbit
dr.RosyidRidlo
NIK 11004067204
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
b. Sakit kepala
Penatalaksanaan
c. Kram otot
Penatalaksanaan
-
d. Mual muntah
Penatalaksanaanya
- Kecilkan QB dan UFR dan cek GDS
- berikan kantong plastic
- observasi tanda tanda vital selama dialysis berlangsung
- jika tensi turun guyur NACL 100 ml sesuai keadaan umum
pasien
- jika keadaan sudah membaik program dialysis diatur secara
bertahap
- kolaborasi dr pemberian anti emetic
e. Demam di sertahi menggigil
-
Berikan selimut
f.
Nyeri dada
penatalaksanaanya
-
Pasang EKG
Kolaborasi dr
g. Emboli udara
Penatalaksanaan
-
HD di stop
Berikan oksigen
Program HD kembali
Dokumentasi
4.
Unit hemodialisa
No. Dokumen
No.Revisi
Halaman
1/1
Di tetapkan
STANDART PROSEDUR
OPERASIONAL
Direktur
TanggalTerbit
dr.RosyidRidlo
NIK 11004067204
PENGERTIAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
5. Membuat diagnosa
6. Membuat rencana tindakan
7. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan di lembar pencatatan
terintergasi
8. Melakukan asesmen awal 5-10 menit sebelum di lakukan tindakan HD.
UNIT TERKAIT
MEMONITORING PASIEN HD
No. Dokumen
No.Revisi
Halaman
1/1
Di tetapkan
STANDART PROSEDUR
OPERASIONAL
Direktur
TanggalTerbit
dr.RosyidRidlo
PENGERTIAN
TUJUAN
NIK 11004067204
Suatu tindakan mengawasi kondisi pasien selama proses HD
Untuk mengawasi dan mendokumentasikan jalannya proses HD
Peraturan direktur RS AMAL SEHAT NO :
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No. Dokumen
No.Revisi
Halaman
1/1
Di tetapkan
STANDART PROSEDUR
OPERASIONAL
Direktur
TanggalTerbit
dr.RosyidRidlo
NIK 11004067204
PENGERTIAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
2. Instalasi sanitasi
No.Revisi
Halaman
1/1
Di tetapkan
STANDART PROSEDUR
OPERASIONAL
Direktur
TanggalTerbit
dr.RosyidRidlo
NIK 11004067204
Suatu tindakan yang dilakukan terhadap mesin hemodialisis segera setelah
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
ADMINISTRASI HEMODIALISIS
No. Dokumen
No.Revisi
Halaman
1/1
Di tetapkan
Direktur
STANDART PROSEDUR
TanggalTerbit
OPERASIONAL
dr.RosyidRidlo
NIK 11004067204
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
UNIT TERKAIT
IPRS
No. Dokumen
No.Revisi
Halaman
1/1
Di tetapkan
Direktur
STANDART PROSEDUR
TanggalTerbit
OPERASIONAL
dr.RosyidRidlo
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
NIK 11004067204
Tindakan untuk mengawasi mesin Hemodialisis selama proses Hemodialisis
Untuk mengetahui kelainan pada mesin selama dilakukan Hemodialisis
Peraturan direktur RS AMAL SEHAT NO :
Tentang kebijakan pelayanan RS AMAL SEHAT WONOGIRI.
1. Monitor dialiser dan blood line terhadap kemungkinan adanya
kebocoran dan kebekuan darah
2. Monitoring blood line flow rate untuk menilai kualitas akses vaskuler
3. Monitor TMP untuk menilai kualitas dialiser
4. Monitor konduktifity untuk menilai pencampuran dialisat
5. Jaga temperatur mesin antara 36-370 c sesuai dengan tubuh pasien
6. Monitor venus pressure untuk menilai adanya ekstravasasi, sumbatan
dan bekuan disaluran ekstra korporeal
7. Monitor ultra filtrasi sesuai dengan kenaikan BB pasien dan keadaan
umum
8. Lakukan monitoring dan pencatatan dilembar monitoring Hemodialisis
tiap jam atau ketika terjadi alarm pada mesin
IPRS
No. Dokumen
No.Revisi
Halaman
1/1
Di tetapkan
Direktur
STANDART PROSEDUR
TanggalTerbit
OPERASIONAL
dr.RosyidRidlo
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
NIK 11004067204
Suatu tindakan untuk mengawasi kondisi pasien selama proses
Hemodialisis
Untuk mengetahui keluhan atau efek samping tindakan Hemodialisis
terhadap pasien
Peraturan direktur RS AMAL SEHAT NO :
Tentang kebijakan pelayanan RS AMAL SEHAT WONOGIRI.
1. Lakukan monitor KU, dan tanda tanda vital tiap 1 jam
2. Lakukan monitor daerah punksi ada pendarahan, pembengkakan atau
tidak
3. Kolaborasi dengan dokter bila pasien mengalami:
a. Hipotensi dan Hipertensi
b. Pusing, Mual dan mintah
c. Kram, kejang dan kesemutan
d. Hipoglikemi
e. Nyeri dada
f. Penurunan kesadaran
4. Catat keadaan klien dan tindakan perawatan pada blangko/ lembar
laporan dialisis
-
No. Dokumen
No.Revisi
Halaman
1/1
Di tetapkan
STANDART PROSEDUR
OPERASIONAL
Direktur
TanggalTerbit
dr.RosyidRidlo
NIK 11004067204
Suatu tindakan yang dilakukan terhadap mesin hemodialisis segera setelah
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No. Dokumen
No.Revisi
Halaman
1/1
Di tetapkan
STANDART PROSEDUR
OPERASIONAL
Direktur
TanggalTerbit
dr.RosyidRidlo
NIK 11004067204
Suatu cara menghidupkan dan mengoperasikan mesin HD untuk proses
PENGERTIAN
TUJUAN
hemodialisis
Untuk memulai dan melakukan proses hemodialisis
Peraturan direktur RS AMAL SEHAT NO :
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No. Dokumen
No.Revisi
Halaman
1/1
Di tetapkan
STANDART PROSEDUR
OPERASIONAL
Direktur
TanggalTerbit
dr.RosyidRidlo
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
NIK 11004067204
Sobeknya membran kapiler dialiser sehingga darah keluar dari
kompartemen darah, masuk ke kompartemen dialisat
1. Mencegah hilangnya darah dari kompartemen darah ke kompartemen
dialisist
2. Mencegah anemia pasien
Peraturan direktur RS AMAL SEHAT NO :
Tentang kebijakan pelayanan RS AMAL SEHAT WONOGIRI.
Persiapan alat:
Dialiser baru
Klem 2 buah
Heparin
Spuit 1 cc
NaCl 0,9 %
Ember
Dekatkan alat-alat disamping pasien
Pompa aliran darah dimatikan
Klem anula arteri, ABL
Klem infus dibuka, pompa alirah darah dijalankan
Pada buble trap VBL bening lalu pompa darah dimatikan
Klem kanula VBL
Siapkan dialiser baru (priming)
Klem AV BL yang dekat ke dialiser, dilepaskan 2 sisi dari dialiser,
kemudian dipasangkan ke dialiser baru, selang dialisist disambung ke
dialiser dan dialiser lama dibuang
Darah dialirkan kembali ke dalam sirkulasi ekstrakorporeal dengan
cara membuka semua klem kecuali klem infus, posisi dialiser dalam
keadaan terbalik sambil mengkontrol udara dari sirkulasi korporeal
(AVBL dialiser)
Bila AVBL sudah bebas udara, posisi dialise dikembalikan ke posisi
semula (merah diatas)
Berikan ekstra heparin 2000 ui
Beritahu pasien bahwa penggantian dialiser sudah selesai
Mengukur tanda-tanda vital
Rapikan alat-alat
Dokumentasikan
Instalasi Farmasi
No. Dokumen
No.Revisi
Halaman
1/1
Di tetapkan
STANDART PROSEDUR
OPERASIONAL
Direktur
TanggalTerbit
dr.RosyidRidlo
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
NIK 11004067204
Tertutupnya lumen dari membran kapiler oleh bekuan darah
Dialisis dapat kembali diteruskan
Peraturan direktur RS AMAL SEHAT NO :
Tentang kebijakan pelayanan RS AMAL SEHAT WONOGIRI.
Penatalaksanaan:
a. Bila dializer beku sebagian
Beritahu pasien bahwa dializer beku sebagian
Siapkan alat
o Heparin
o Spuit 1cc
o NaCl 0,9%
o Kapas Alkohol
Dekatkan alat-alat disamping pasien/ mesin
Berikan extra heparin 2000ui (disuntikkan diport AVBL)
Jalankan pompa darah
Dializer dibilas dengan NaCl
Hemodialisis diprogram kembali
Berikan heparin 1000ui/ jam (dibilas)
Beritahu pasien bahwa masalah sudah teratasi
Ukur tanda-tanda vital
Rapikan alat-alat
Dokumentasikan
b. Bila dializer beku seluruhnya/ beku sebagian tapi tidak teratasi
dengan cara diatas, maka dializer harus diganti
Penatalaksanaannya sama dengan mengganti dializer bocor
Instalasi Farmasi
No. Dokumen
No.Revisi
Halaman
1/1
Di tetapkan
STANDART PROSEDUR
OPERASIONAL
Direktur
TanggalTerbit
dr.RosyidRidlo
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
NIK 11004067204
Anti koagulan adalah golongan obat yang dipakai untuk menghambat
pembekuan darah
Untuk mencegah pembekuan darah saat tindakan HD baik disirkulasi luar
maupun didalam tubuh pasien
Peraturan direktur RS AMAL SEHAT NO :
Tentang kebijakan pelayanan RS AMAL SEHAT WONOGIRI.
1. Persiapan alat
a. Obat anti koagulan (heparin)
b. Spuit 1cc
c. Kassa
d. Alcohol 70%
2. Cara kerja
a. Anti koagulan/ heparin sirkulasi (setelah priming)
1) Blood line dan dializer diisi NaCl 0,9% (priming), setelah
selesai kemudian disirkulasi
2) Lakukan desinfeksi pada tutup botol heparin dengan kasa
alkohol. Untuk heparin yang masih baru, cukup buka tutup
botolnya saja
3) Buka bungkus spuit 1cc kemudian tusukkan jarum pada karet
penutup heparin dan ambil heparin 2500 iu
4) Lakukan deinfeksi pada latex arteri/ vena blood line dengan
kasa alkohol
5) Tusukkan jarum spuit 1cc tepat ditengah-tengah karet latex
6) Dorong pangkal spuit untuk memasukkan heparin sampai habis
7) Putar blood pump 100-300 ml/ menit untuk sirkulasi heparin
selama 3-5 menit
b. Anti koagulan/ heparin dosis awal
1) Lakukan desinfeksi pada tutup botol heparin dengan kasa
alkohol. Untuk heparin yang masih baru, cukup buka tutup
botolnya saja
Instalasi farmasi
No. Dokumen
No.Revisi
Halaman
1/1
Di tetapkan
STANDART PROSEDUR
OPERASIONAL
Direktur
TanggalTerbit
dr.RosyidRidlo
NIK 11004067204
1. Setting adalah tindakan memasang AVBL pada mesin
2. Priming adalah tindakan mengisi saluran ekstrakorporeal dengan NaCl
PENGERTIAN
0,9%
3. Soaking adalah mengalirkan cairan dialisat dalam kompartemen
dialisat
1. Menyiapkan sirkulasi ekstrakorporeal
2. Menghilangkan udara dan sisa zat sterilan di sirkulasi ekstrakorporeal
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Ember
g. Gelas ukur
2. Cara kerja
a. Lakukan setting dengan cara
1) Keluarkan dialyzer dan AV blood line dari bungkusnya, juga
selang infus set dan NaClnya (perhatikan strelilitasnya)
UNIT TERKAIT
PEMBERIAN HEPARIN
No. Dokumen
No.Revisi
Halaman
1/1
Di tetapkan
STANDART PROSEDUR
OPERASIONAL
Direktur
TanggalTerbit
dr.RosyidRidlo
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
NIK 11004067204
Heparin adalah suatu zat yang terdiri dari mucopoly sacharida yang 40%
berisi ester dari H2SO4, yang mempunyai berat molekuk atau BM 600020000 biasanya diisolasi dari paru atau mucosa binatang
Untuk mencegah pembekuan darah disirkulasi luar maupun dalam tubuh
pasien
Peraturan direktur RS AMAL SEHAT NO :
Tentang kebijakan pelayanan RS AMAL SEHAT WONOGIRI.
1. Pada waktu priming
a. Setelah blood line dan dializer terisi NaCl 0,9 % disirkulasi
b. Lakukan desinfeksi pada tutup botol heparin dengan kasa alkohol
c. Lakukan deinfeksi dengan kasa alkohol pada latex arteri blood
line
d. Tusukkan jarum spuit 1cc tepat ditengah-tengah karet laex
e. Dorong pangkal spuit untuk memasukkan heparin sampai habis
f. Putar blood pump 150CC/menit untuk sirkulasi heparin selama
15 menit
2. Heparin
a. Ambil spuit 5/ 10 cc
b. Isi spuit dengan NaCl 0,9, 4cc/8cc
c. Masukkan heparin 1500 unit kedalam spuit yang berisi NaCl 0,9
d. Kocok spuit tersebut hingga bercampur
e. Masukkan NaCl 0,9% yang berisi heparin kedalam tubuh klien 2
atau 4 cc melalui pungsi inlet, sisanya dimasukkan ke dalam
tubuh melalui pungsi outlet
3. Lakukan persiapan alat:
a. Spuit 50cc
b. Perhidrol/ H2O2 4%
c. Renalin 3,5%
d. Dializer yang sudah diberi nama
e. Slang penyambung
f. Alat pelindung diri: topi, kacamata, masker, apron, sepatu boot.
4. Cara kerja
UNIT TERKAIT
TINDAKAN DIALISIS
DENGAN CATHETER DOUBLE LUMEN
No. Dokumen
No.Revisi
Halaman
1/1
Di tetapkan
STANDART PROSEDUR
OPERASIONAL
Direktur
TanggalTerbit
dr.RosyidRidlo
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
NIK 11004067204
Suatu cara mengeluarkan darah dari tubuh yang masuk kendala dialyzer
kemudian darah dikembalikan kedalam tubuh menggunakan catheter
double lumen
Melancarkan proses dialisis selama pasien masih belum mempunyai akses
cimino
Peraturan direktur RS AMAL SEHAT NO :
Tentang kebijakan pelayanan RS AMAL SEHAT WONOGIRI.
a. Siapkan alat
- 1 set steril berisi ( duk steril, 3 buah mangkuk, kasa steril, klem
arteri, sarung tangan steril)
- Spuit 5 cc berisi NS
- Meja pungsi/ trolley
- Perlak
- Plester dan gunting
- Masker
- Larutan NS 0,9 dan betadin secukupnya
b. Cara kerja
- Bersihkan catheter double lumen
- Berikan posisi tidur
- Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan
- Letakkan perlak dibawah catheter double lumen
- Buka tutup catheter double lumen
- Dekatkan trolley
- Pakai sarung tangan steril dan lakukan disenfeksi disekitar kulit
(exit site) dengan betadin melingkar dari dalam kearah luar
- Disenfeksi sekitar catheter dengan cara gunakan kasa betadin
dari pangkal exit site dengan kasa betadin baru
- Letakkan duk steril dibawah catheter double lumen
- Tutup exit site dengan kasa betadin baru
- Lakukan tes kelancaran catheter dengan cara gunakan spuit 5/
10 cc, hisap heparin dan bekuan darah yang ada didalam
catheter, dibuang disampah medis
- Bilas catheter dengan NS 10cc
- Aspirasi kelancaran catheter dan masukkan kembali darah
kedalam catheter (pengetesan dilakukan pada catheter satu
persatu)
- Catheter double lumen siap digunakan
- Tutup double lumen direndam dalam betadin
Buka klem selang darah dan klem outlet jalankan pompa darah
mulai dengan kecepatan 100 RPM
UNIT TERKAIT
Bereskan alat-alat
INFEKSI KONTROL
UNTUK HEPATITIS B, C, & HIV, DIUNIT HEMODIALISIS
No. Dokumen
No.Revisi
Halaman
1/1
Di tetapkan
STANDART PROSEDUR
OPERASIONAL
Direktur
TanggalTerbit
dr.RosyidRidlo
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
NIK 11004067204
Adalah tindakan mencegah terjadinya penularan infeksi (hepatitis B, C
dan HIV) terhadap pasien dan staf
1. Untuk mencegah penularan infeksi dari pasien ke pasien lain dan dari
pasien ke staf
2. Terlaksananya program-program PPI diruang hemodialisis
Peraturan direktur RS AMAL SEHAT NO :
Tentang kebijakan pelayanan RS AMAL SEHAT WONOGIRI.
1. Mencuci tangan
Sebelum menangani pasien, tangan harus di cuci sepenuhnya dengan
larutan yang tepat untuk cuci tangan dan harus mengikuti petunjuk
prosedur tetap jika akan memakai sarung lain
2. Menggosok tangan dengan handrub
Sediakan handrub dalam botol untuk menggosok tangan, sebaiknya
tersedia untuk masing-masing individu dimeja pasien/ trolley yang
digunakan staff ketika tidak memungkinkan untuk mencuci tangan
diantara pasien
3. Perlindungan staff
Melakukan semua prosedur didalam unit dialysis untuk
mempertimbangkan resiko tinggi. Standard Tindakan Pengecekan
(STP) harus teliti dan hati-hati termasuk untuk semua staff
3.1.Mengenakan pelindung
Pelindung masker/ kacamata harus dipakai sebagai
pelindung penangkal semburan atau percikan dari darah
yang mungkin dapat terjadi selama prosedur berlangsung
Anggota staff yang akan memakai apron/ tidak menyerap
dan sekali pake buang (disposable) sesuai dengan standard
pencegahan dan keseluruhan, tidak ada batasan seperti
pada prosedur dibawah ini
- Permulaan punksi dan mengakhiri dialysis
- Menyambung vaskular akses
- Membuang selang darah karena terjadi beku atau
bocor ketika resirkulasi pasien (diputus sementara
dari mesin)
- Apron harus segera diganti setelah tercemar darah
atau cairan tubuh
- Apron harus diganti diantara masing-masing pasien
dan prosedur
4. Pemeliharaan ke pasien:
4.1.Isolasi/ memisahkan
Mengingat isolasi lebih terjamin untuk mesin, jika
memungkinkan sampai status negative. Untuk mencegah
penularan sebaiknya cukup prosedur desinfektan
4.1.1. Paseien HBsAg Positif
Pasien test permulaan Antigen hepatitis B (HBsAg) positif,
dianjurkan dipisah dari pasien negative
Pisahkan ruangan atau jauhkan lokasi dari mereka
Memisahkan pasien HBsAg positif dari pasien negatif atau
tempatkan pasien dengan Antibodi imun HV (hepatitis B)
diantara pasien
Setelah digunakan pasien hepatitis B, terakhir tempat
dibersihkan
4.1.2. Anti HCV atau HIV
Mesin tidak diisolasi atau dipisahkan adalah persyaratan
untuk anti HCV positif atau pasien HIV. (Walter reed Army
Medical Centre & AnzSN (2001))
a) Pasien infeksi dengan lebih dari satu virus, contoh: HBV
dan HCV atau HBV dan HIV harus diobati sebagai
penyebar/ pembawa dari HBV yang sangat terinfeksi
b) Instrument dibersihkan dan didesinfektan terutama
pada permukaan alat yang masih sisa
4.2.Tugas anggota staff
Menugaskan anggota staff untuk merawat pasien hanya
dengan HBsAg positif jika memungkinkan
Sebaliknya memulai dialysis pada pasien yang rentan
sebelum mewarat pasien infeksi
4.3.Pasien
Untuk mencegah resiko infeksi silang pasien harus
mempunyai kesadaran penuh terhadap prosedur di unit
dan kebijakan infeksi kontrol
Semua luka/ sisi tusukan pada pasien harus dilindungi
dengan baluran rapat sampai pendarahan berhenti
Semua pasien yang memerlukan kanulasi harus mendapat
pendidikan, penting sekali membersihkan dan mencuci
lengan dengan tepat pada tempat punksi AVF/ AVG
sebelum kanulasi dimulai
Semua pasien (siapa saja) yang akan menyentuh sisi jarum
harus memakai sarung tangan dan segera membuangnya
sebelum menyentuh permukaan lain didalam unit
Mereka dianjurkan mencuci tangan sesudah menghentikan
6.2.Jarak
Jarak tiap tempat dialysis dapat memuat kursi dan mesin
dialysis sebagai ruang kerja untuk 2 staff dialysis
Termometer
Pasien harus mempunyai box individu yang berisi torniquet
dan plester
6.1.1. Persediaan Steril/ Stock
Beberapa barang yang dibawa pasien ke tempat dialysis dapat
menjadi penularan dengan darah dan cairan tubuh lainnya dan
dapat menjadi pembawa untuk pasien lainnya secara
langsung dari penularan tangan para anggota staff
Hanya membawa secukupnya persediaan steril yang akan
digunakan dari pasien untuk pasien
Persediaan steril/ disposable akan dibuang dan tidak
digunakan untuk pasien lain
Persediaan yang sama ditrolley dan persediaan steril
tidak akan berada pada tempat pasien serologi positif
untuk menghindari penularan dari darah
Persediaan steril tidak akan berlebihan stock atau
menyimpan ditempat dialysis
Semua persediaan steril, linen, persediaan trolley/
tempat penyimpanan harus dilindungi dari debu setiap
waktu
Persediaan non steril akun disimpan didalam ruangan
tempat kotor
Unit dialysis tidak boleh mengerjakan reuse
6.3.Barang non disposable
Barang yang bukan disposible hanya digunakan untuk sekali
pakai pasien (single patient) atau dibersihkan dan
didesinfektan sebelum dibawa ke tempat pasien lainnya
Beberapa barang non disposable yang akan dipakai hanya
untuk satu pasien
Torniquet, plester
Mesin tekanan darah dan termometer
7.6.Benda Tajam
Pembuangan benda tajam
Staff melakukan prosedur pada instrument benda tajam
yang telah digunakan secara pribadi dan bertanggung
jawab untuk keamanan pembuangan benda tajam yang
dipakai
Benda tajam harus dibuang secepatnya, setelah digunakan
masukkan pada tempat yang ditunjuk
Tempat benda tajam harus dibawa ke tempat dimana
prosedur dilakukan
Jangan menutup jarum
Tempat pembuangan
Tempat benda tajam tidak boleh melebihi daripada 2/3
bagian
Benda tajam jangan dipaksakan dimasukkan pada tempat
sampah yang sudah penuh
Mereka harus menjamin segel/ terkunci ketika penuh dan
pembuangan dikumpulkan untuk dibuang
Jika ada darah diatas permukaan tempat/ wadah jarum
harus dibersihkan dengan Sodium Hypoclorid 1:100
7.7.Kain penyaring/ kassa
Kassa dapat sebagai perantara pertumbuhan organisme,
walaupun tidak kelihatan darah virus HBV dapat aktif
selama 7 hari dalam kassa
Kassa harus teratur diganti 1 bulan/ 2 bulan sekali dalam
unit hemodialysis
7.8.Linen
Semua linen harus dibuang kedalam tempat linen sesegera
setelah pasien selesai tindakan dialysis
8. Test Rutin Serology dan Immunisasi
Semua pasien pre dialysis tergantung dari keadaan pasien akan ditest
terhadap HBsAg (HBV), Anti HBs, HCV dan HIV diawal dan setiap 6
bulan sekali
9. Tindak lanjut
9.1.Memelihara/ menyimpan laporan
Mengembangkan dan mendata buku catatan seperti
dibawah ini:
- Status vaksinasi
- Test serology untuk virus hepatitis (termsuk ALT)
- Peristiwa yang berlawanan seperti
Kebocoran darah dan tumpah
Tidak berfungsinya mesin hemodialysis
Memelihara laporan untuk tiap pasien seperti dibawah ini:
- Tempat dialysis
- Mesin digunakan untuk tiap pasien
- Nama staff anggota yang hadir dan yang berhubungan
dengan pasien
9.2.Laporan kejadian
Darah terbuang, potongan jarum dan ketika berada ditempat
terjadi perubahan pasien hemodialysis.
9.3.Pendidikan dan Pelatihan untuk Pasien/ Pekerja Sosial
Pasien dan perawat dapat menjadi pendidik dalam prinsip
infeksi kontrol untuk mengurangi resiko pencemaran virus
dari dan ke staff
PENCEGAHAN INFEKSI
DI RUANG HEMODIALISIS
No. Dokumen
No.Revisi
Halaman
1/1
Di tetapkan
STANDART PROSEDUR
OPERASIONAL
Direktur
TanggalTerbit
dr.RosyidRidlo
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
NIK 11004067204
Mencegah masuknya kuman atau bibit penyakit (sirkulasi darah) yang
menimbulkan tumor, rubor, dolor, kalor, fungsio laesa pada pasien dan
petugas
1. Mengerti standar tindakan pencegahan infeksi
2. Menetapkan kebijakan untuk pencegahan infeksi
3. Mencegah terjadinya penularan melalui Pekerja kesehatan dengan
pasien dan sebaliknya
4. Peralatan kesehatan yang digunakan harus aseptik
5. Lingkungan kerja (ruangan, linen) dan cara kerja yang baik
6. Lingkungan kerja (ruangan, linen) dan cara kerja yang baik
7. Mencegah pencegahan kuman penyakit maupun timbulnya
2. Mencuci Tangan
Wastafel harus terlihat jelas oleh petugas dialysis, pasien dan
keluarga pasien
1 buah wastafel disetiap 4 mesin dialysis
Kran wastafel yang dapat digerakan oleh siku tangan tanpa harus
memutar dengan jari tangan
Wadah cairan desinfectan untuk mencuci tangan menggunakan
cara ditekan
Sediakan gambar proses mencuci tangan dengan sistematis dan
benar dan diletakkan diatas wastafel
Lakukan pembilasan dengan posisi jari tangan kearah atas
Keringkan tangan dengan handuk tissue (disposable)
Disetiap wastafel sediakan: sarung tangan, tissue handuk, larutan
desinfektan, artikel, keran air, kran putar dengan siku, tempat
sampah, pelembab untuk tangan, masker.
Kalau perlu pasanglah artikel yang menarik untuk dibaca,
letakkan dekat wastafel
3. Lingkungan Tempat Kerja
Masukkan alat-alat kotor ke tempat pembuangan yang tersedia
Gunakan cairan desinfectan dalam bentuk spray untuk
membersihkan wilayah ruang dialysis
Gunakan handuk tissue untuk membersihkan wilayah ruang
dialysis
Gunakan sarung tangan non steril setiap membersihkan darah di
area dialysis
Bersihkan alat-alat yang digunakan pasien, seperti:
- Trolley tindakan
- Tempat tidur
- Kursi
- Meja pasien (nakhas)
- Mesin dialysis
Bebaskan tempat dialysis dan nurse station (staf dialysis) dari
makanan dan minuman
Sterilisasi ruangan dialysis minimal setiap 1 bulan sekali
Sediakan tempat sampah sesuai dengan jenisnya untuk dibakar di
incinerator antara lain:
- Sampah gallon dan pembungkus kemasan
- Sampah jarum/ ampul/ flacon
- Sampah blood lines dan dialyzer
Pisahkan linen umum dan linen terinfeksi
Siapkan ruangan untuk pasien umum dan pasien isolasi
4. Alat Medis
Pisahkan mesin untuk kasus-kasus tertentu, jika tidak mempunyai
larutan desinfektan yang tepat
Penularan penyakit melalui mesin dialysis, antara lain pada
- Coppier (hanson connector), saat melakukan desinfektan
terjadi sirkulasi pada sirkuit mesin (loop)
Lakukan desinfektan mesin setiap selesai tindakan dialysis
Dosis
Volume
Jadwal
Bulan
10g
1.0 ml
0.1.6
40g
1.0 ml
0.1.6
Pasien 20
tahun
5 g
0.5 ml
0.1.6
Pasien 20
tahun
10 g
1.0 ml
0.1.6
Pasien 2 tahun
*sebelum
dialysis
*dialysis
UNIT TERKAIT
TINDAKAN HEMODIALISIS
No. Dokumen
No.Revisi
Halaman
1/1
Di tetapkan
STANDART PROSEDUR
OPERASIONAL
Direktur
TanggalTerbit
dr.RosyidRidlo
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
NIK 11004067204
Hemodialisis adalah tindakan pengobatan dengan tujuan mengeluarkan
sisa metabolisme atau koreksi elektrolit darah serta cairan tubuh melalui
proses pertukaran antara bahan yang ada didalam darah dan dialisist
melewati membran semi permiabel secara disfusi atau ultrafiltrasi.
Untuk menolong penderita dengan gangguan fungsi ginjal sedemikian rupa
sehingga pengobatan biasa atau konservatif sudah tidak lagi
mempertahankan kehidupan. Hemodialisis dilaksanakan dengan 3 tujuan
antara lain:
a. menunggu fungsi ginjal pulih dengan pengobatan atau operasi
b. hemodialisis reguler/ seumur hidup karena fungsi ginjal tidak dapat
pulih kembali
c. menunggu cangkok ginjal
Peraturan direktur RS AMAL SEHAT NO :
Tentang kebijakan pelayanan RS AMAL SEHAT WONOGIRI.
Persiapan sebelum Hemodialisis
1. Persiapan Pasien
1.1.Surat dari dokter nefrologi untuk tindakan Hemodialisis
(instruktsi dokter)
1.2.Identitas pasien dan surat persetujuan tindakan Hemodialisis
1.3.Riwayat penyakit yang pernah diderita (penyakit lain dan
alergi)
1.4.Keadaan umum pasien
1.5.Keadaan psikososial
1.6.Keadaan fisik (ukur tanda-tanda vital, berat badan, warna kulit,
mata, emstremitas edema)
1.7.Data laboratorium, hb, ureum, kreatinin, hbSAg, anti HCV, HIV
1.8.Pastikan bahwa pasien benar-benar telah siap untuk dilakukan
hemodialisis
2. Persiapan Mesin
2.1.Listrik
2.2.Air yang sudah diubah dengan cara:
- Filtrasi
- Softening
- Deionisasi
- Reverse osmosis
2.3.Sistem sirkulasi dialisist:
- Sistem proporsioning bikarbonat
2.4.Sirkulasi darah
- Dializer/ hollow fiber
- priming
3. Persiapan Alat
3.1.Dialyzer
3.2.AVblood line
3.3.AV fistula
3.4.NaCl 0,9 %
3.5.Infus set
3.6.Spuit
3.7.Heparin
3.8.Lidocain
3.9.Kassa steril
3.10.
Duk
3.11.
Sarung tangan
3.12.
Mangkok steril
3.13.
Desinfektan (alkohol/ betadine)
3.14.
Klem
3.15.
Matcan
3.16.
Timbangan
3.17.
Tensimeter
3.18.
Termometer
3.19.
Plester
3.20.
Perlak kecil
4. Langkah-langkah
4.1.Setting dan Priming
a. Mesin dihidupkan
1. Keluarkan dialyzer dan AV blood line dari bungkusnya,
juga slang infus set dan NaClnya (diperhatikan
sterilisasinya)
2. Dengan teknik aseptik hubungkan ujung AV blood line
pada dialyzer
b. Lakukan setting dengan cara
1. Pasang alat tersebut pada mesin sesuai dengan
tempatnya
2. Hubungkan NaCl melalui infus set bebas dari udara
dengan mengisinya terlebih dahulu
3. Tempatkan ujung V blood line dalam penampung,
hindarkan kontaminasi dengan penampung dan jangan
terendam dengan air yang keluar.
5. Langkah-langkah
5.1.Setting dan Priming
a. Mesin dihidupkan
b. Lakukan setting dengan cara
1. Keluarkan dialyzer dan AV blood line dari bungkusnya,
juga selang infus set dan NaClnya (perhatikan
sterilitasnya)
2. Dengan teknik aseptik hubungkan ujung AV blood line
pada dialyzer
3. Pasang alat tersebut pada mesin sesuai dengan
tempatnya
UNIT TERKAIT
1.
2.
3.
4.
IGD
Instalasi Rawat Inap
Laboratorium
Ruang HD
No. Dokumen
No.Revisi
Halaman
1/1
Di tetapkan
STANDART PROSEDUR
OPERASIONAL
Direktur
TanggalTerbit
dr.RosyidRidlo
NIK 11004067204
Suatu tindakan memasukkan jarum AV fistula kedalam pembuluh darah
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Jarum AV fistula
NaCl 0,9 %
Heparin injeksi
Kasa steril
Plester
Perlak
Bengkok
Atur posisi
Buka spuit 10cc dan 20cc, kemudian isi spuit 10 cc dengan NaCl
dan Heparin dosis awal 1500lu, isi spuit 20cc dengan NaCl dan
Heparin continous
Masukkan NaCl dan Heparin yang ada dispuit 10cc kedalam kedua
jarum punksi
UNIT TERKAIT
Bereskan alat-alat
Cuci tangan
No. Dokumen
No.Revisi
Halaman
1/1
Di tetapkan
Direktur
STANDART PROSEDUR
Tanggal Terbit
OPERASIONAL
dr.RosyidRidlo
NIK 11004067204
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Terima pesanan via phone dari unit terkait yang akan mengirimkan
pasien keruang hemodialisa.
Bila pasien sudah dating mohon untuk di terima dengan baik sesuai
degan SBAR
UNIT TERKAIT
No. Dokumen
No.Revisi
Halaman
1/1
Di tetapkan
Direktur
STANDART PROSEDUR
Tanggal Terbit
OPERASIONAL
dr.RosyidRidlo
NIK 11004067204
PENGERTIAN
yaitu pasien yang memerlukan perawatan baik itu di rawat inap maupun
icu
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
IRJ,IGD,IKB,IKO,ICU,RAWAT INAP.
No. Dokumen
No.Revisi
Halaman
1/1
Di tetapkan
Direktur
STANDART PROSEDUR
Tanggal Terbit
OPERASIONAL
dr.RosyidRidlo
NIK 11004067204
PENGERTIAN
yaitu pasien yang memerlukan perawatan baik itu di rawat inap maupun
icu
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
IRJ,IGD,IKB,IKO,ICU,RAWAT INAP.
No. Dokumen
No.Revisi
Halaman
1/1
Di tetapkan
STANDART PROSEDUR
OPERASIONAL
Direktur
Tanggal Terbit
dr.RosyidRidlo
NIK 11004067204
PENGERTIAN
Adalah suatu tindakan pemakaian diliser ulang lebih dari satu kali pada
pasien yang sama .
TUJUAN
Peraturan direktur RS AMAL SEHAT NO :
KEBIJAKAN
PROSEDUR
kembali.
6. Tetapi jika masih ada darahnya , dialiser di rendam dengan
cairan H2O2 4% hingga besuk pagi.
7. Lakukan pengukuran priming volume dialyzer dengan gelas
ukur dan catat hasilnya.(performan testing.)
8. Sebelum di lakukan pengisian renalin 3,5%
9. Keringkan dialiser kemudian catat tanggal dilakuakan re-use
pada dialiser.
10. Simpan di almari penyimpanan dialiser.
UNIT TERKAIT
RUANG HEMODIALISA
No. Dokumen
No.Revisi
Halaman
1/1
Di tetapkan
STANDART PROSEDUR
OPERASIONAL
Direktur
Tanggal Terbit
dr.RosyidRidlo
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
NIK 11004067204
Limbah cair hemodiaisa adalah limbah (darah) yang berasal dari cairan
pasien yang melakukan dialysis.
Agar limbah cair dapat diolah dengan baik, benar dan aman serta
mencegah terjadinya pencemaran dan infeksi nosokomial
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang
persyaratan kesehatan lingkungan
1. Petugas memakai APD : sarung tangan, celemek, sepatu boot, dan
masker
2. Petugas menyiapkan alat dan bahan (jrigen khusus penampung
limbah cair hemodialisa, serok, torong dan kain lap kecil).
3. Petugas membuka tutup jrigen
4. Petugas membersihkan tumpahan dengan mengunakan serok atau
kain kemudian cairan dimasukkan atau kain diperas ke dalam
jrigen.
5. Petugas mengulang langkah nomor 4 sampai semua tumpahan
limbah cair tertampung ke dalam jrigen.
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
5.
6.
Unit Hemodialisa