TUTOR:
KELOMPOK H 3
NAMA ANGGOTA:
1. NAHIYAH ISNANDA
G1A010098
2. HESTI PUTRI A.
G1A010099
3. HANDIKA RHEZA A.
G1A010100
4. ANGGITA SETIADI R.
G1A010049
I. PENDAHULUAN
Kulit merupakan bagian tubuh yang paling luar yang berguna melindungi
diri dari trauma luar serta masuknya benda asing. Apabila kulit terkena trauma,
maka dapat menyebabkan luka atau vulnus. Luka atau vulnus merupakan keadaan
hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Keadaan ini dapat disebabkan oleh
trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan
listrik, atau gigitan hewan (Sjamsuhidajat & de Jong, 2004).
Sebagian besar kasus trauma yang ditemukan merupakan trauma tumpul
seperti jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor, dan peristiwa lain yang serupa.
Akan tetapi tetap saja ditemukan pasien yang terlukan karena trauma penetrasi.
Trauma penetrasi terjadi ketika suatu objek menembus kulit dan masuk ke dalam
tubuh. Trauma perforasi merupakan bentuk dari trauma tembus, terjadi ketika
sebuah objek masuk dan keluar dari tubuh. Keduanya dapat memiliki konsekuensi
yang menghancurkan (Bledsoe, 2012).
Penyebab paling umu dari trauma penetrasi di Amerika Serikat adalah
tembakan dan penusukan. Penelitian sejumlah 157.045 pasien trauma yang
dirawat di 125 pusat trauma di Amerika Serikat, ditemukan insidensi trauma
penetrasi lebih rendah secara signifikan dibanding trauma tumpul. Sebuah
penelitian serupa di Los Angeles, trauma penetrasi menyumbang 20,4% dari
seluruh kasus trauma, namun menghasilkan 50% dari keseluruhan kematian akibat
trauma yang sebagian besar adalah akibat luka tembak (Bledsoe, 2012).
Luka terbuka, yaitu : luka dimana terjadi hubungan antara luka dengan
dunia luar.Contohnya:
a. Vulnus Excortasio (luka lecet) : Luka yang paling ringan dan paling
mudah sembuh. Ter jadi karena gesekan tubuh dengan benda-benda
dalam
luka,
misalnya
pecahan
granat,
anak
luka
tidak
teratur
,tergantung
dari
bentuk
manusia
mengandung
kuman
patogen
seperti
:stafilokokus,
hemoragi
di
dalam
rongga
tubuh
(hemoabdominal,
B. ETIOLOGI
Berdasarkan etiologinya vulnus secara umum dapat disebabkan oleh
beberapa hal yaitu (Mansjoer, 2005) :
a. Trauma mekanis yang disebabkan karena tergesek, terpotong, terpukul,
tertusuk, terbentur, dan terjepit.
b. Trauma elektris dengan penyebab cedera listrik dan petir.
c. Trauma termis disebabkan oleh panas dan dingin
d. Trauma kimia disebabkan oleh zat kimia yang bersifat asam dan basa, serta
zat iritatif dan korosif lainnya.
Penyebab vulnus perforatum yaitu oleh karena panah, tombak atau proses
infeksi yang meluas hingga melewati selaput serosa/epithel organ jaringan.
Penyebab vulnus penetratum yaitu karena tusukan atau peluru yang menembus
rongga tubuh (Mansjoer, 2005)
C. EPIDEMIOLOGI
Sebagian besar kasus trauma yang ditemukan merupakan trauma tumpul
seperti jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor, dan peristiwa lain yang serupa.
Akan tetapi tetap saja ditemukan pasien yang terlukan karena trauma penetrasi.
Trauma penetrasi terjadi ketika suatu objek menembus kulit dan masuk ke
dalam tubuh. Trauma perforasi merupakan bentuk dari trauma tembus, terjadi
ketika sebuah objek masuk dan keluar dari tubuh. Keduanya dapat memiliki
konsekuensi yang menghancurkan (Bledsoe, 2012).
Penyebab paling umum dari trauma penetrasi di Amerika Serikat adalah
tembakan dan penusukan. Penelitian sejumlah 157.045 pasien trauma yang
dirawat di 125 pusat trauma di Amerika Serikat, ditemukan insidensi trauma
penetrasi lebih rendah secara signifikan dibanding trauma tumpul. Sebuah
penelitian serupa di Los Angeles, trauma penetrasi menyumbang 20,4% dari
seluruh kasus trauma, namun menghasilkan 50% dari keseluruhan kematian
akibat trauma yang sebagian besar adalah akibat luka tembak (Bledsoe, 2012).
Luka tusuk ataupun luka tembak (kecepatan rendah) akan mengakibatkan
kerusakan jaringan karena laserasi ataupun terpotong. Luka tembak dengan
kecepatan tinggi akan menyebabkan transfer energi kinetik yang lebih besar
Proses yang terjadi secara alamiah bila terjadi luka dibagi menjadi 3
fase :
1. Fase Inflamasi
Fase inflamasi berlangsung sejak terjadinya luka sampai kira-kira
hari kelima. Pembuluh darah yang terputus pada luka akan menyebabkan
perdarahan dan tubuh berusaha menghentikannya dengan vasokonstriksi,
biokatif
lain
dapat
merangsang
saraf.
Selain
itu,
3. Fase Remodelling
Pada fase ini terjadi proses pematangan yang terdiri atas
penyerapan kembali jaringan yang berlebih, pengerutan yang sesuai
dengan gaya gravitasi dan akhirnya perupaan ulang jaringan yang baru.
Fase ini dapat berlangsung berbulan-bulan dan dinyatakann berakhir kalau
semua tanda radang sudah lenyap. Tubuh berusaha menormalkan kembali
1) Bila terjadi luka tusuk, maka tusukan (pisau atau benda tajam
lainnya) tidak boleh dicabut kecuali dengan adanya tim medis.
2) Penanganannya bila terjadi luka tusuk cukup dengan melilitkan
dengan kain kassa pada daerah antara pisau untuk memfiksasi pisau
sehingga tidak memperparah luka.
3) Bila ada usus atau organ lain yang keluar, maka organ tersebut tidak
dianjurkan dimasukkan kembali kedalam tubuh, kemudian organ
yang keluar dari dalam tersebut dibalut kain bersih atau bila ada
verban steril.
4) Imobilisasi pasien.
5) Tidak dianjurkan memberi makan dan minum.
6) Apabila ada luka terbuka lainnya maka balut luka dengan menekang.
7) Kirim ke rumah sakit.
3. Penatalaksanaan Hospital
a. Trauma penetrasi
Bila ada dugaan bahwa ada luka tembus dinding abdomen, seorang
ahli bedah yang berpengalaman akan memeriksa lukanya secara lokal
untuk menentukan dalamnya luka. Pemeriksaan ini sangat berguna
bila ada luka masuk dan luka keluar yang berdekatan (Schwartz, et al.,
2000).
1) Skrinning pemeriksaan rontgen
Foto
rontgen
torak
tegak
berguna
untuk
menyingkirkan
Fraktur pelvis
khusus
seperti
pemeriksaan
darah
lengkap,
CONTAH RESEP
dr. Handika Reza
SIP. G1A010100
Alamat: Jalan Merdeka No. 1 Purwokerto Barat
Telp. 081548056784
Purwokerto, 3 Desember 2013
R/. RL ml 500 fl No. 1
s. i. m. m
Di RSU
: 34 tahun
No. Telpon
: 081548765429
Alamat
: Berkoh, Purwokerto
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan lab
:-
Lain-lain
:-
DAFTAR PUSTAKA