Anda di halaman 1dari 2

HUBUNGAN TINGKAT STRESS BELAJAR (variabel independen) DENGAN

SIKLUS MENSTRUASI (variabel dependen) PADA SISWI SMA

Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia yang sering
disebut sebagai masa pubertas yaitu masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. WHO
menetapkan batasan usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun (Wijaya, 2009). Penggolongan
remaja ini terbagi menjadi tiga tahap, yaitu remaja awal (usia 13-14 tahun), remaja tengah
(usia 15-17 tahun), dan remaja akhir (usia 18-21 tahun) (Dariyo, 2004). Kejadian yang
terpenting dalam masa pubertas ialah timbulnya haid yang pertama kali (menarche) sesudah
itu haid datang secara siklik (Manuaba, 2009). Haid ialah perdarahan secara periodik dan
siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Panjang siklus haid yang
normal atau yang dianggap siklus haid yang klasik ialah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas,
bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama. Hanya sekitar 10-15%
wanita memiliki siklus 28 hari (Wiknjosastro, 2006).
Panjang siklus yang biasa pada manusia ialah 25-32 hari, dan kira-kira 97% wanita
yang berovulasi siklusnya berkisar antara 18-42 hari (Wiknjosastro, 2006). Penelitian
menunjukkan wanita dengan siklus menstruasi normal hanya terdapat pada 2/3 wanita
dewasa, sedangkan pada usia reproduksi yang ekstrim (setelah menarche dan sebelum
menopause) telah banyak yang mengalami siklus yang tidak teratur atau siklus yang tidak
mengandung sel telur (Anonim, 2009).
Hasil studi penelitian di Jepang yang dilakukan Fujiwara (2007) terhadap 522 wanita
usia 18-20 tahun yang belajar di Ashiya Collage di dapatkan 33% wanita mengalami haid
tidak teratur dan 66.7% melaporkan menstruasi normal. Menurut para ahli di Epigee, 30%
wanita usia reproduksi mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur (Epigee, 2009).
Siklus menstruasi dipengaruhi oleh beberapa fakor diantaranya keturunan genetik,
infeksi indung telur, gangguan hipofisis talamus, anoreksia nervosa, kekurangan gizi, latihan
fisik yang berat, dan stress. Stress berpengaruh pada kegagalan produksi folikel stimulating
hormon (FSH-LH) di hipotalamus sehingga mempengaruhi gangguan produksi estrogen dan
progesteron yang menyebabkan ketidakteraturan siklus menstruasi (Puji, 2009).

Anda mungkin juga menyukai