Persyaratan Laboratorium
Suatu laboratorium dapat berfungsi dengan efektif dan efisien harus memperhatikan halhal terkait persyaratan minimal sebagai berikut :
1.
Jenis dan jumlah peralatan, serta bahan habis pakai berdasarkan pada kompetensi yang akan
2.
3.
4.
d.
Ruang kerja
e.
Ruang pembuatan media
f.
Ruang sterilisasi
6. Terdapat tempat penampungan / pengolahan sederhana limbah cair.
7. Terdapa tempat penampungan / pengolahan sederhana limbah padat.
Realisasi keadaan yang ada pada Laboratorium Parasitologi Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta
1.
2.
pintu keluar
Pintu laboratorium sebaiknya dilengkapi dengan label KELUAR, alat penutup pintu
C. Faktor Kimia
Petugas di tempat kerja kesehatan sering kali kontak dengan bahan kimia dan obat-obatan seperti
antibiotik, demikian
desinfeksikan dikenal sebagai zat yang paling karsiogen. Semua bahan cepat atau lambat ini
dapat memberi dampak negatif terhadap kesehatan mereka. Gangguan kesehatan yang sering
adalh dermatosis kontak akibat kerja yang pada umumnya disebabkan oleh iritasi (amoniak,
dioksan) dan hanya sedikit saja oleh karena alergi keton. Bahan toksik jika tertelan, terhirup
atau terserap melalui kulit dapat memnyebabkan penyakit akut atau kronik, bahkan kematian.
Bahan korosif ( asam dan basa ) akan mengakibatkan kerusakan jaringan yang irreversibel
pada daerah yang terpapar.
D. Faktor Biologis
Lingkungan kerja pada pelayanan kesehatan favorable bagi berkembang biaknya strain kuman
yang resisten, terutama kuman-kuman pyogenic, coli, bacilli da staphyloccoci, yang
bersumber dari pasien, benda-benda yang terkontaminasi dan udara. Virus menyebar melalui
kontak dengan darah dan skreta ( misalnya HIV dan hep B ) dapat menginfeksi pekerja hanya
akibat kecelakaan kecil dipekerjaan, misalnya karena tergores atau tertusuk jarum yang
terkontaminasi virus. Angka kejadian infeksi kemungkianan kontaminasi pekerja LAK snagat
besar, sebagai contoh dokter di RS mempunyai risiko terkena infeksi 2 sampai 3 kali lebih
besar dari pada dokter yang praktek pribadi dan swasta, dan bagi petugas kebersihan
menangani limbah yang infeksius senantiasa kontak dengan bahan yang tercemar kuman
patogen, debu beracun mempunyai peluang terkena infeksi.
Natrium klorida, juga dikenal dengan garam dapur, atau halit, adalah
senyawa kimia dengan rumus molekul NaCl. Senyawa ini adalah garam
yang paling memengaruhi salinitas laut dan cairan ekstraselular pada
banyak organisme multiselular. Sebagai komponen utama pada garam
dapur, natrium klorida rering digunakan sebagai bumbu dan pengawet
makanan.
4. HCl 10%
Larutan asam klorida atau yang biasa kita kenal dengan larutan HCl dalam
air, adalah cairan kimia yang sangat korosif dan berbau menyengat. HCl
termasuk bahan kimia berbahaya atau B3. Larutan asam klorida atau yang
biasa kita kenal dengan larutan HCl dalam air, adalah cairan kimia yang
sangat korosif dan berbau menyengat. HCl termasuk bahan kimia
berbahaya atau B3.
5. Formalin 10%
Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat
menusuk. Di
dalam formalin terkandung sekitar 37 persen formaldehid dalam air.
Biasanya ditambahkan metanol hingga 15 persen sebagai pengawet.
Formalin
dikenal sebagai bahan pembunuh hama (desinfektan) dan banyak
digunakan
dalam industri.
6. Eosin 2%
Eosin merupakan cairan berwarna merah yang biasanya dipakai untuk
eksperimen biologi. Kegunaan eosin dalam praktikum di laboratorium
parasitologi adalah untuk lebih jelas membedakan telur-telur cacing
dengan kotoran disekitarnya. Eosin memberikan latar belakang merah
terhadap telur yang berwarna kekuning-kuningan dan untuk lebih jelas
memisahkan feces dengan kotoran yang ada.
7. NO2HPO4 ( nitrat pospat)
8. NaH2PO4 (narium dihidrogen sulfat)
9. C6H5OH
Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna
yang memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya
memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil.
10.Metanol
Metanol, juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spiritus,
adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CH3OH. Ia merupakan bentuk
alkohol paling sederhana. Pada "keadaan atmosfer" ia berbentuk cairan
yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan
beracun dengan bau yang khas (berbau lebih ringan daripada etanol).
metanol digunakan sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut, bahan
bakar dan sebagai bahan additif bagi etanol industri.
penanganan limbah
Penanganan limbah pada laboratorium parasitologi
a. Limbah cair (non infeksius) adalah limbah sisa dari air campuran bahan reagen yangg non
infeksius atau aquadestila dapat langsung dibuang pada washtafel tempat cucian atau didalam
toilet kamar mandi
b. Limbar cair (infeksius) -sampel, reagen sisa praktikum yg mengandung infeksius tidak
dapat dibuang di washtafel. Harus ada perlakuan khusus : dikumpulkan menjadi 1 bagian
pada 1 wadah atau 1 tempat disemprot, atau disirami dengan desinfektan pada wadah yang
berisi limbah cair infeksius dapat dibuang pada toilet laboratorium .
c. Sampah, plastic (non infeksius) -sampah atau alat plastic yang tidak mengandung infeksius
bisa langsung dibuang pada tempat yang disediakan didalam laboratorium, atau hanya dicuci
dgn air saja dan dapat digunakan kembali
d. Sampah, plastic (infeksius) -sampah atau alat plastic yang infeksius tdk dapat langsung
dibuang begitu saja, diperlukan perlakuan khusus agar tidak mencemari area; Sampah atau
alat yang infeksius dikumpulkan terlebih dahulu menjadi 1, dengan memisahkan mana yg
masih bisa digunakan lagi dan sudah tidak, sampah yang sudah di pisahkan diberi
desinfektan. Dan dapat dibuang jika alat plastic yang masih bisa digunakan kembali di
rendam dengan desinfektam 3 jam. Alat tersebut bias digunakan
e. Alat kaca (infeksius) Alat kaca bekas pemakaian yang mengandung infeksius dapat
disterilkan dan digunakan kembali, yaitu ; Alat kaca di cuci bersih dari sisa-sisa sampel, Air
cucian tadi ditampung pada 1 wadah dan diberi desinfektan sebelum dibuang. Setelah bersih,
alat kaca tesebut dimasukan ke dalam autoclave yang dibungkus dengan kertas kaff terlebih
dahulu. Disterilkan pada suhu 121 dengan waktu 15 mnt. Alat sudah dapat digunakan
kembali.
5. rekomendasi
6. kesimpulan
Dari data di atas kami menyimpulkan bahwa laboraorium parasitologi jurusan analis
kesehatan politeknik kesehatan kementrian kesehatan yogyakarta dapat dikatakan memadai,
tetapi masih perlu untuk diperbaiki kembali agar mahasiswa dapat merasakan kenyamaan dan
keamanan ketika berada di laboratorium tersebut .
Hal-hal yang perlu diperbaiki, misalnya :
a. tata letak ruangan
b. ventilasi ruangan
c. penerangan
d. pengelolaan limbah
e. tata letak reagen