Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH INTERVENSI MASSAGE DALAM UPAYA PENCEGAHAN DEKUBITUS

DENGAN KEJADIAN DEKUBITUS PADA PASIEN TIRAH BARING LAMA


DI RSUP DR. M. JAMIL PADANG TAHUN 2013
Netti, Delima, Yossi Suryarinilsih
(Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang)
Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh intervensi massage dalam upaya pencegahan
dekubitus terhadap kejadian dekubitus pada pasien tirah baring lama. Jenis penelitian
adalah eksperimen dengan desain quasi-eksperiment . Pasien yang dirawat inap di ruangan
neuro/ syaraf (kelompok perlakuan) dan ruangan interne di RSUP dr. M. Jamil Padangf
sebagai kelompok pembanding/ control. Sampel sebanyak 44 orang (22 kelompok
perlakuan dan 22 kelompok control) yang diambil secara purpocive sampling. Analisa data
secara univariat dan bivariat menggunakan uji t independent. Hasil analisis terdapat
pengaruh yang signifikan intervensi massage dalam upaya pencegahan kejadian dekubitus
dengan kejadian dekubitus pada psein yang dirawat dengan tirah baring lama di RSUP dr.
M. Jamil Padang Dalam rangka mencegah/ menurunkan kejadian dekubitus pada pasien
yang dirawat dengan tirah baringlama di RSUP dr. M. Jamil Padang khususnya di ruangan
interne dan ruangan neuro setiap hari melakukan massage pada daerah tulang-tulang dekat
ke permukaan tubuh seperti daerah punggung, siku, tumit, bahu, pinggul, mata kaki dan
telinga
Keyword: massase, dekubitus.
PENDAHULUAN

seperti DM, status gizi, underweight atau

Dekubitus merupakan kerusakan

overweight,

anemia,

hipoalbuminemia,

struktur anatomis dan fungsi kulit normal

penyakit neurologic dan penyakit yang

akibat

yang

merusak pembuluh darah serta keadaan

berhubungan dengan tekanan yang terlalu

hidrasi tubuh. Selain itu kebersihan tempat

lama pada bagian tubuh yang menonjol

tidur, alat-alat tenun yang kusut, kotor dan

dan tidak sembuh dengan urutan dan

basah (lembab), atau peralatan medis

waktu biasa. Gangguan ini dapat terjadi

pada

pada individu yang berada diatas kursi

terfiksasi pada satu sikap tertentu, duduk

atau diatas tempat tidur, inkontinensia dan

yang buruk, posisi yang tidak tepat

malnutrisi

yang

ataupun perubahan posisi yang jarang

mengalami kesulitan dalam pemenuhan

dilakukan (seperti miring kiri atau kanan)

nutrisi serta gangguan kesadaran.

Pencegahan

dari

Ada

tekanan

ataupun

sejumlah

mempermudah

eksternal

individu

penyakit

timbulnya

yang

yang

menyebabkan

dekubitus

pasien

merupakan

prioritas yang mengalami keterbatasan

dekubitus
1

mobilisasi dan pasien dalam perawatan

neurologis oleh karena imobilisasi yang

secara umum.

lama

untuk

dan

berkurangnya

Massage (pijat ringan) bertujuan

sensorik.

menstimulus

penderita dengan trauma medulla spinalis

memperbaiki

melancarkan

dan

sirkulasi darah. Dilakukan

dengan gentle (lembut sera hati-hati)


dengan bantuan

mencapai

Insiden

kemampuan

25-85%

dekubitus

dengan

pada

angka

kematian antara 7-8%.

aroma terapeutik oil

Penelitian di Indonesia dilaporkan

agar tidak terjadi iritasi selama melakukan

dari Annas, HA cit Purwaningsih (2000)

massage. Oil tersebut diharapkan tidak

menyebutkan bahwa dari 78 orang pasien

berlemak agar pori-pori kulit tidak tertutup

tirah baring yang dirawat di RSUP Dr.

sehingga

Wahidin

tidak

memperburuk

dalam

proses terjadinya dekubitus.

menunjukan

terjadinya

dekubitus

Makasar

sebanyak 12 orang (15,8%) mendapatkan

Hasil penelitian oleh Mukti tahun


2002,

Sudirohusodo,

bahwa

insidensi

Setyajati

(2001)

juga

melakukan penelitian yang menghitung

tapi

angka kejadian dekubitus pada pasien

secara umum dilaporkan bahwa 5-11%

tirah baring di RS Muwardi Surakarta,

terjadi ditanan perawtan acute care, 15-

pada Bulan oktober 2002 angka kejadian

25% ditatanan perawat jangka panjang/

dekubitus sebanyak 38,18 %. Penelitian

longterm

ditatanan

tentang angka kejadian dekubitus juga

dalam

dilakukan oleh Purwaningasih (2000) di

Amerika

Ruang Al, B1, C1, D1 dan ruang B3 IRNA

menunjukkan bahwa 3-10% pasien yang

I RSUP DR. sardjito pada bula oktober

dirawat

menderita

2001, didapatkan hasil dari 40 pasien tirah

dekubitus dan 2,7% peluang terbentuk

baring, angka insiden mencapai 40 %.

dekubitus baru, namun angka tersebut

Angka ini relative tinggi dan akan semakin

terus menunjukkan peningkatan hingga

meningkatkan jika tidak dilakukan upaya

7,7-26,9%.

dalam mencegahnya.

care,

dan

bervariasi,

dekubitus.

7-12%

perawatan rumah// homecare.


beberapa

penelitian

di

rumah

Penelitian

lain

di

sakit

memperlihatkan

Ulkus dekubitus termasuk salah

bahwa sekitar 28% pasien di rumah sakit

satu daftar penyebab kematian secara

berpeluang

langsung

untuk

menderita

ulkus

(7-8%) pada pasien-pasien

dekubitus, dan 2/3 penderita dekubitus

paraplegia. Evaluasi secara luas telah

tersebut terjadi pada pasien berusia lanjut.

dilakukan

Dekubitus juga terjadi dengan frekuensi

bahwa 1/3 pasien-pasien yang dirawat di

yang cukup tinggi pada pasien-pasien

rumah sakit yang mengalami dekubitus

dan

hasilnya

menunjukkan

selama perawatan, dilaporkan meninggal

orang pasien di bangsal umum dan 5

dunia, dan lebih dari setengahnya akan

orang pasien di bangsal bedah.

meninggal dalam 12 bulan ke depan.


Secara

umum

pasien-pasien

Hal tersebut jelas menunjukkan

tersebut

adanya peningkatan pasien yang terkena

meninggal oleh karena proses penyakit

dekubitus tiap tahunnya, terutama di

primer, namun adanya ulkus dekubitus

bangsal penyakit dalam dan di ruangan

menjadi faktor yang dapat memperberat

neurologis.

penyakit primernya.

Pada saat dilakukan wawancara dengan 5

Studi pendahuluan di RSUP Dr. M.

tindakan

pasien

dilakukan,

dekubitus

pertahun

Rekam

Medis).

orang perawat di ruang penyakit dalam,

Djamil Padang diperoleh data jumlah


dengan

(Instalasi

pencegahan
seperti

dekubitus

telah

memandikan

dan

sebagai berikut, pada tahun 2009 terdapat

mengatur posisi pasien, misalnya miring

16

mengalami

ke kiri atau miring ke kanan setiap 2 jam

dekubitus yaitu, 5 orang pasien yang

sekali, agar tidak terjadi penekanan yang

dirawat di bangsal penyakit dalam, 5

lama terhadap bagian tubuh tertentu dari

orang pasien di bangsal neurologi, 2

pasien. Sedangkan 8 orang perawat

orang pasien di bangsal bedah, 2 orang

mengatakan bahwa tindakan pencegahan

pasien di bangsal umum dan 2 orang di

dekubitus ada dilakukan tetapi sekedarnya

bangsal kardiologi. Tahun 2010, tercatat

saja karena mengingat waktu dan tenaga

21

mengalami

yang dibutuhkan untuk melayani seluruh

dekubitus yaitu, 9 orang pasien yang

pasien sangat terbatas. Disamping itu

dirawat di bangsal neurologi, 8 orang

dukungan

pasien yang di ruang penyakit dalam, 3

dalam

orang pasien di bangsal bedah dan 1

dekubitus.Penelitian ini bertujuan

orang pasien di bangsal bedah orthopedi.

mengetatahui

Tahun 2011, tercatat 48 orang pasien

massage dalam

yang mengalami dekubitus yaitu, 19 orang

dekubitus terhadap kejadian dekubitus

pasien yang dirawat di bangsal neurologi,

pada pasien tirah baring lama di RSUP dr.

21 orang yang di ruang penyakit dalam, 3

M. Jamil Padang tahun 2013

orang

orang

pasien

pasien

yang

yang

keluarga

sangatlah

mencegah

pengaruh

minim
terjadi
untuk

intervensi

upaya pencegahan

METODE PENELITIAN
Jenis

Teknik pengumpulan data akan

penelitian

Eksperimen

dengan desain quasi-eksperiment

yaitu

diperoleh

data

langsung

dari

primer,

yaitu

responden

secara
melalui

dengan rancangan sebelum dan sesudah

observasi terhadap upaya yang dilakukan

intervensi

perawat

menggunakan

pembanding

upaya

pencegahan

terjadinya dekubitus pada pasien tirah

dalam

baring lama di ruangan Neuro/ Saraf dan

upaya pencegahan dekubitus terhadap

ruangan Interne RSUP dr. M. Jamil

kejadian

Padang.

intervensi

dekubitus.

yaitu

dalam

melihat

pengaruh

eksternal

kelompok

massage

Sebagai

variable

independen (intervensi massage dalam


upaya

pencegahan

dependen

(kejadian

dekubitus)

dan

dekubitus)

pada

pasien tirah baring lama.

Analisa
Univariat,

data

untuk

dilakukan
melihat

secara
distribusi

frekwensi kejadian dekubitus pada pasien


tirah baring lama di ruangan Neuro/ Saraf

Penelitian dilaksanakan di RSUP

dan ruangan Interne RSUP dr. M. Jamil

dr. M. Jamil Padang di Ruangan Neuro/

Padang dan

Saraf dan Interne (HCU Rawat Inap

perbedaan/ pengaruh intervensi massage

Penyakit

dalam

Dalam

Wanita

dan

Pria).

bivariat, untuk melihat

upaya

pencegahan

kejadian

Pengumpulan data telah dilakukan bulan 2

dekubitus pada pasien tirah baring lama di

September sampai 12 November 2013.

RSUP dr. M. Jamil Padang pada kedua

Populasi adalah semua pasien

kelompok

yaitu

antara

kelompok

yang dirawat Ruangan Neuro/ Saraf dan

perlakuan (pasien yang dirawat Ruang

Interne di RSUP dr. M. Jamil Padang.

Neuro) dengan kelompok pembanding

Sampel adalah Pasien yang dirawat inap

(pasien yang dirawat di Interne). Uji

di ruangan Neuro/ Saraf

statistik

kelompok

perlakuan dan Ruangan Interne di RSUP

yang

dilakukan

adalah

indepanden sample t test.

dr. M. Jamil Padang. Pengambilan sampel


secara purposive sampling.

HASIL PENELITIAN
Analisis Univariat
Tabel 1 : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Dekubitus RSUP DR.
M. Djamil PadangTahun 2013
Kejadian Dekubitus
Frekuensi
Ya
10
Tidak
34
Jumlah
44
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan dari 44
(22,7%)
orang

responden

terdapat

10

orang

%
22,7
77,3
100 %
yang mengalami

responden

dekubitus.

Tabel 2; Distribusi Frekuensi Kejadian Dekubitus berdasarkan 3 kali Penilaian


Ruangan Neuro/ Perlakuan
Ruangan Interne/ Kontrol
(22 org)
(22 org)
f
%
f
%
Penilaian 1
0
0
3
13,6
Penilaian 2
0
0
6
27,3
Penilaian 3
3
13,6
7
31,8
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa
31,8%). Namun pada kelompok perlakuan
Kejadian Dekubitus

Kejadian dekubitus lebih banyak terjadi

masih terjadi dekubitus sebanyak 13,6%

diruangan Interne (13,6%; 27,3% dan

pada penilaian tahap III.

Analisis Bivariat
Tabel 3: Distribusi Rata-rata Skort Penilaian Kejadian Dekubitus pada Penilaian Pertama
Variabel

Mean

SD

SE

P Value

0,00

0,00

0,00

0,164

22

0,27

0,767

0,164

Skort Dekubitus
- Ruangan Neuro
- Ruangan Interne

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat rata-rata

berarti

skort

signifikan

kejadian

dekubitus

pada

22

tidak

ada

rata-rata

perbedaan
skort

yang

kejadian

penilaian/observasi 1 di ruangan Neuro

dekubitus di ruangan Neuro (kelompok

sebesar 0,00 sengkan rata-rata skort

mendapat

kejadian dekubitus di ruangan Interne

dibandingkan

adalah 0,27 dengan standar deviasi 0,767.

(pembanding/ kontrol).

intervensi
di

ruangan

masssage)
Interne

Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,164


5

Tabel 4: Distribusi Rata-rata Skort Penilaian Kejadian Dekubitus pada Penilaian Kedua
Variabel

Mean

SD

SE

P Value

0,00

0,00

0,00

0,014

22

0,68

1,249

0,266

Skort Dekubitus
- Ruangan Neuro
- Ruangan Interne

22

Berdasarkan tabel 4. dapat dilihat rata-

Hasil uji statistik didapatkan p=0,014

rata

berarti ada perbedaan yang signifikan

skort

kejadian

dekubitus

pada

penilaian/observasi 2 di ruangan Neuro

rata-rata

skort

kejadian

dekubitus

sebesar 0,00 sengkan rata-rata skort

ruangan

Neuro

kejadian dekubitus di ruangan Interne

intervensi

adalah 0,68 dengan standar deviasi 1,249.

ruangan Interne (pembanding/ kontrol).

(kelompok

masssage)

di

mendapat

dibandingkan di

Tabel .5 Distribusi Rata-rata Skort Penilaian Kejadian Dekubitus pada Penilaian Ketiga
Variabel

Mean

SD

SE

P Value

0,50

1,439

0,307

0,163

22

1,23

1,926

0,411

Skort Dekubitus
- Ruangan Neuro
- Ruangan Interne

22

Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat rata-rata

statistik didapatkan nilai p=0,163 berarti

skort

pada

tidak ada perbedaan yang signifikan rata-

penilaian/observasi 3 di ruangan Neuro

rata skort kejadian dekubitus di ruangan

sebesar 0,50 dengan standar deviasi

Neuro (kelompok mendapat intervensi

1,439 sengkan rata-rata skort kejadian

masssage)

dekubitus di ruangan Interne adalah 1,23

Interne (pembanding/ kontrol).

kejadian

dekubitus

dibandingkan

di

ruangan

dengan standar deviasi 1,926. Hasil uji

Tabel .6 Distribusi Rata-rata Skort Penilaian Kejadian Dekubitus


Variabel

Mean

SD

SE

P Value

0,50

1,439

0,307

0,041

22

2,18

3,445

0,735

Skort Dekubitus
- Ruangan Neuro
- Ruangan Interne

22

Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat rata-rata

statistik didapatkan nilai p=0,041, berarti

skort penilaian kejadian dekubitus (total

ada perbedaan yang signifikan rata-rata

skort) di ruangan Neuro sebesar 0,50

skort penilaian kejadian dekubitus di

dengan standar deviasi 0,307 sengkan

ruangan

rata-rata

intervensi

skort

penilaian

kejadian

dekubitus di ruangan Interne adalah 2,18

Neuro

(kelompok

masssage)

mendapat

dibandingkan di

ruangan Interne (pembanding/ kontrol) .

dengan standar deviasi 3,445. Hasil uji


PEMBAHASAN

rawatan (penilaian I) terdapat 13,6% yang

Hasil penelitian diperoleh dari 44

menderita dekubitus, hari ketujuh rawatan

orang responden 22,7% responden yang

(penilaian II) ditemui 27,3% menderita

mengalami dekubitus setelah melewati 10

dekubitus dan pada hari X angka kejadian

hari rawatan dengan 3 kali penilaian.

semakin meningkat yaitu 31,8%.

Secara rinci 7 orang (15,9%) terdapat di

kelompok yang diberi perlakuan (Ruang

ruangan Irna Penyakit Dalam (sebagai

Neuro) berupa tindakan massage apabila

kelompok pembanding/ kontrol) dan 3

dilakukan dengan baik selain melakukan

orang (6,8%) terdapat di terdapat di

perawatan

ruangan Irna Neuro (kelompok perlakuan).

memandikan

sehari-hari
pasien,

Pada

seperti

massage

ringan

Kejadian dekubitus sudah dapat

dengan mengikuti alur struktur anatomi

terjadi pada hari ke empat (penilaian 1)

tubuh manusia, pemeliharaan lingkungan

begitu juga pada hari selanjutnya apalagi

dan alat tenun. Lingkungan tempat tidur

tidak diperhatikan perawatan pada kulit

pasien jangan basah karena membuat

dengan baik pada pasien yang dirawat

kulit pasien lunak dan sedikit gesekan

dengan tirah baring, semakin lama pasien

akan mudah terjadi lecet atau dekubitus.

dirawat

Alat tenun haruslah licin dan rapi untuk

terjadinya

semakin

besar

risiko

untuk

dekubitus. Hasil penelitian di

ruangan Interne didapatkan hari keempat

meminimalkan

gesekanan

apalagi

di

beberapa Rumah Sakit menggunakan


7

kasur

busa yang dibungkus dengan

perlak tebal. Mengatur

posisi miring ke

penyakitnya.

Kondisi

menyebabkan

tersebut

pasien

tidak

kiri dan ke kanan setiap 2 jam sangat

merasakan

membantu untuk

mencegah terjadinya

kepala,punggung, bokong dan tumit yang

dekubitus. Terbukti pada penelitian ini

al ini berisiko tinggi terjadi dekubitus

menunjukkan bahwa sampai hari ketujuh

(Hegner,

tidak

tanda-tanda

kelembaban dapat menurunkan resistensi

dekubitus, namun pada hari kesepuluh

kulit terhadap faktor fisik tekanan atau

(penilaian III) di ruangan Irna Neuro kita

gaya gesek. Ruangan rawatan pasien

jumpai 13,6% (3 dari 22 responden) baru

rawat intensif dan semi intensif haruslah

kita temui tanda-tanda dekubitus.

sangat nyaman.

ditemui

Beberapa
sebagai

adanya

faktor

predisposisi

yang

terjadi

diduga

dekubitus

tekanan

dapat

2003).

Potter
menyatakan

pada

Selain

dan

bagian

itu

faktor

Perry,

kelembaban

(2005)

pada

pada klien diantaranya adanya gangguan

meningkatkan

input sensorik pasien yang mengalami

sebanyak lima kali. Selain itu

perubahan persepsi sensorik terhadap

nutrisi

nyeri, gangguan fungsi motorik sehingga

kejadian dekubitus tersebut terutama jika

pasien

yang tidak mampu mengubah

terjadi

posisi

secara

albumin) dan vitamin C. Oleh karena itu,

penurunan

mandiri;

kesadaran

perubahan/

pasien

sangat

defisiensi

dekubitus
status

menentukan

protein

terutama

pasien

pengkajian status nutrisi segera dilakukan

koma tidak dapat merasakan tekanan dan

pada pasien yang dirawat di rumah sakit

tidak mampu mengubah ke posisi yang

terutama pada pasien yang mengalami

lebih

tirah baring lama , dengan bantuan ahli

baik).

pemasangan

Pada
Gips

(seperti

pembentukan

kulit

pasien

terjadi

degan

gaya

friksi

diet,

dilakukan

eksternal mekanika dari permukaan gips

defisiensi.

yang bergesekanan pada kulit. Begitu juga

dipertahankan

dengan pasien pemasangan Traksi, Alat

(Morison, 2003).

Ortotik dan peralatan lain

(Morison,

Hasil

koreksi

Pasien

juga

hidrasinya

penelitian

setiap

harus

tetap

dengn

baik

dalam

upaya

dekubitus

pada

2003) dan Hegner, 2003).

pencegahan

Masih ditemuinya kejadian dekubitus pada

pasien tirah baring lama di tempat tidur

kelompok

diperoleh hasil uji statistik

perlakuan

banyak

faktor

kejadian

pada

independen

diantaranya pasien yang tidak mampu

didapatkan nilai p=0,041, berarti ada

mengubah posisi secara mandiri karena

perbedaan yang signifikan rata-rata skort

penurunanan

penilaian kejadian dekubitus di ruangan

kesadaran

akibat

Neuro (kelompok mendapat intervensi

dan empat dari luka tekan pada orangtua

masssage)

ruangan

berhubungan dengan penurunan berat

Interne (pembanding/ kontrol) dengan kata

badan akibat rendahnya kadar albumin

lain ada pengaruh intervensi masssage

yang disebabkan lossprotein dan intake

terhadap upaya

nutrisi

dibandingkan

di

pencegahan kejadian

yang tidak yang kurang dari

dekubitus pada pasien tirah baring lama di

kebutuhan

RSUP Dr. M. Djamil Padang. Pencegahan

dekubitus

dekubitus

penggantian jumlah protein sebagai salah

merupakan

prioritas

dalam

pasien.
harus

unsur

Perbaikan

bersamaan

perawatan klien dan terutama pada klien

satu

untuk

yang mengalami keterbatasan mobilisasi.

pertahanan tubuh pasien.

luka
dengan

meningkatkan

Intervensi keperawatan utama mencegah

Menurut hasil penelitian Sanada

terjadi dekubitus adalah perawatan kulit,

1998, banyak cara yang dapat dilakukan

yang meliputi higiens dan perawatan kulit

perawat

topikal. Selain itu pencegahan mekanik

dekubitus. Pasien yang lemah lakukanlah

dan pendukung untuk permukaan yang

perubahan posisi. Ketika menggunakan

meliputi pengaturan posisi. Selain itu

posisi lateral, hindari tekanan secara

mengurangi faktor-faktor lingkungan yang

langsung pada daerah trochanter. Bila

mempercepat terjadinya dekubitus seperti

ingin memposisikan pasien pada posisi

suhu

lateral, maka posisikanlah pasien pada

ruangan

diaporesis),

panas

kelembaban,

(penyebab
atau

linen

posisi

untuk

lateral

mencegah

inklin

30

terjadinya

posisi

ini

tempat tidur yang berkerut (Potter & Perry,

memungkinkan distribusi tekanan pada

2005).

daerah yang lebih luas Untuk menghindari


Hipoalbuminemia

merupakan

luka tekan didaerah tumit, gunakanlah

suatu kondisi pasien kehilangan berat

bantal

badan,

Hindari

dan

malnutrisi

umumnya

yang

diletakan

dibawah

kaki.

kasa

yang

menggunakan

diidentifikasi sebagai faktor predisposisi

berbentuk

untuk terjadinya luka tekan. Kondisi yang

dirumah sakit di Indonesia masih sering

dimaksud diatas menkondisikan pasien

menggunakan donat yang dibuat dari kasa

dalam keadaan lemah dan tertidur dalam

atau balon untuk mencegah luka tekan.

waktu yang lama tetapi tingkat kesadaran

Sanada (1998) menegaskan ini justru

pasien adalah kompos mentis.

dapat mengakibatkan region

penelitian

Menurut

donat

di

tumit.

Perawat

Guenter (2000) stadium tiga

DAFTAR RUJUKAN
Achmad, Jalaludin. 2003. Hubungan
Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan
Pencegahan Luka Dekubitus oleh Perawat
di Ruang Neurologi PERJAN RS. Dr. M.
Djamil Padang. Padang: PSIK Unand
Padang.
Anggota IKAPI no. : 80/DKI 96. 2009. UU
RI nomor 36 & 44 tahun 2009 tentang
Kesehatan & Rumah Sakit. Jakarta:
Novindo Pustaka Mandiri.
Baradero. 2006. Buku Saku Konseling
dalam Keperawatan. Jakarta: Widya
Medika.

Hegner, Barbara R. 2003. Asisten


Keperawatan: suatu Pendekatan Proses
Keperawatan alih bahasa Jane F, Budhi
editor edisi bahasa Indonesia: Sari
Kurnianingsih edisi 6. Jakarta: EGC.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2009. Pengantar
Konsep Dasar Keperawatan Cetakan
Ketiga. Jakarta: Salemba Medika.
Ismani, Nila. 2001. Etika Keperawatan.
Jakarta: Widya Medika.
Morison, Moya. 2003. Manajemen Luka.
Jakarta: EGC.

Bryant, Ruth A. (2000). Acute & Chronic


Wounds. Nursing management. 2nd
Edition. USA:Mosby Inc.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi


Kesehatan, Teori dan Aplikasi. Jakarta:
Rineka Cipta.

Craven, R. F & Hirnle, C. J. (2007)


Fundamental of nursing: Human Health
and Function,
6th edition, NewYork: Lippincott Williams
& Wilkins.

Nursalam. 2008. Konsep & Penerapan


Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.

Daniel, Guenter dalam Sabandar. 2008.


Ulkus dekubitis. Medical Faculty Sebelas
Maret University Jakarta
Guyton & Hall. (1996). Texbook of medical
physiology. 9th Edition. Philadelphia: W.B.
Saunders Company

Potter & Perry. 2005. Fundamental


Keperawatan edisi 4. Jakarta: EGC.
Suyasa, I Gde Putu Darma. 2007. Nurses
Perception about Responsibility of Care
Decubitus
Ulcer Management. Media Ners Volume 1
nomor 2: PSIK Undip PPNI Jateng.

10

Anda mungkin juga menyukai