Yori Milzam Alqoshmal, Ir. Ronny Dwi Noriyati, M.Kes, dan Dr. Gunawan Nugroho, ST MT.
Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: yorimilzam@gmail.com
I.
PENDAHULUAN
35%
30%
25%
20%
15%
10%
5%
0%
Batubara
Gas Bumi
2
termasuk dalam permasalahan optimasi non linear
programming. Permasalahan optimasi non linear dapat
menghasilkan solusi optimal dengan metode GRG non
linier.
II. URAIAN PENELITIAN
A. Proses Pengeringan
Proses pengeringan adalah berkurangnya kandungan
uap air pada suatu produk, sehingga memiliki kandungan
uap air sesuai dengan yang diinginkan. Pengeringan yang
dilakukan pada batubara berfungsi untuk menaikkan nilai
kalori dari batubara tersebut. Sehingga dengan
meningkatnya nilai kalor tersebut maka efisiensi dari
pendayagunaan batubara sebagai bahan bakar akan
meningkat. Perhitungan panas untuk menguapkan kadar air
batubara:
Q m w c p T m w U
(1)
%moisture
m moisture
m moisture m drycoal
(2)
B. Jenis Batubara
Batubara adalah bebatuan hidrokarbon yang terbentuk
dari tumbuhan dalam lingkungan bebas oksigen, serta
terkena pengaruh tekanan dan panas yang berlangsung
sangat lama. Batubara dibedakan berdasarkan nilai kalor
dan lama waktu pembentukan. Urutan lama proses
pembentukan, mulai dari awal pembentukan yang
menghasilkan gambut, lignit, subbituminus, bituminous,
dan akhirnya terbentuk antrasit.
C. Sistem Operasi Power Plant
Kinerja dari siklus Pembangkit Listrik Tenaga Uap
Paiton menggunakan siklus rankine, dimana sebuah siklus
termodinamika yang mengubah energi panas dari steam
untuk menghasilkan listrik. Dijelaskan gambar 2 panas
steam dihasilkan boiler hasil pembakaran pada furnace
dengan air sebagai fluida kerja. Air hasil pembakaran akan
berubah fase menjadi steam yang akan digunakan untuk
menjadi energi gerak. Energi gerak tersebut yang akan
digunakan untuk memutar turbin sehingga menghasilkan
energi listrik.
Energi gerak yang berasal dari pembakaran pada furnace
dan menghasilkan panas pada boiler memerlukan bahan
bakar. Bahan bakar yang digunakan pada Pembangkit
Listrik Tenaga Uap Paiton merupakan solar dan batubara
dengan kualitas rendah (low rank coal). Penggunaan solar
digunakan hanya pada proses start up dan sebelum shut
down. Sedangkan pada saat plant sudah berjalan,
Pembangkit Listrik Tenaga Uap Paiton menggunakan
batubara kualitas rendah (low rank coal) sebagai bahan
bakar. Pada prosesnya, batubara yang dikirim oleh kapal
akan ditempatkan di dermaga terlebih dahulu untuk dijemur
D. Rotary Dryer
Pengering rotary dryer biasa digunakan untuk
mengeringkan bahan yang berbentuk granula, maupun
partikel padat dalam ukuran besar. Pemasukan dan
pengeluaran batubara bekerja secara otomatis, ini
disebabkan adanya gerakan vibrator, gerakan berputar,
gaya gravitasi dan slope kemiringan tertentu secara
horizontal.
umf
Q m g c p (Tout Tin )
(3)
Q U a Vb (Tout Tin )
Ua
KG
D
(4)
(5)
Gmf
(6)
dengan gas mass velocity (Gmf) ditunjukkan pada
persamaan berikut:
Gmf 0,0093 d p
1,82
g 0,94
0,88
(7)
4
memliki karakteristik yang berbeda. Untuk metode simplex
LP digunakan dalam permasalahan optimasi yang
mengandung persamaan matematis orde pertama.
Persamaan matematis orde pertama meliputi 4 operasi dasar
yakni penambahan, pengurangan, perkalian,da n
pembagian. Simplex LP digunakan untuk optimasi yang
memiliki fungsi objektif dan fungsi batas merupakan fungsi
linier.
Untuk metode evolutionary merupakan metode
penyelesaian permasalahan optimasi dengan fungsi tujuan
dan fungsi batas yang tidak kontinu (discontinuous
function) dan non-smooth function. Permasalahan optimasi
yang menggunakan metode evolutionary adalah
permasalahan Travelling Salesman Program (TSP) dengan
penentuan jarak minimum untuk distribusi barang dengan
banyak tujuan yang berbeda.
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Pembangkit Listrik Tenaga
Uap Paiton Unit I. Pada PLTU Paiton terdapat beberapa
proses yang masih memiliki energi panas yang dapat
digunakan sebagai sumber energi untuk mengeringkan
batubara. Sumber energi panas tersebut didapat dari
keluaran flue gas boiler yang mana pada prosesnya masih
dapat digunakan sebagai udara pemanas batubara. Udara
pemanas tersebut akan bercampur dengan batubara basah.
Alat yang digunakan sebagai media penukar panas antara
udara pemanas dan batubara basah disebut dengan coal
dryer. Instalasi penempatan coal dryer sendiri diletakkan
setelah air heater sebelum stack seperti ditunjukkan gambar
(?).
B. Pengambilan Data
Dalam menentukan potensi panas yang dapat
digunakan sebagai sumber energi untuk mengeringkan
batubara, dilakukan pengambilan data operasional pada
PLTU Paiton yang ditunjukkan pada tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Data proses PLTU Paiton
4 mg
D
G
(8)
Sementara nilai panjang rotary dryer ditunjukkan pada
persamaan berikut ini:
Q
1
U a D 2 (Thb Tha )
4
(9)
dengan nilai Ua didapat dari persamaan 2.5. dalam satuan
british
Ua
0,5G 0, 67
D
(10)
mg
A
g u mf
Sementara nilai ketinggian fluidized
ditunjukkan pada persamaan berikut:
bed
(11)
dryer
m s (1 Xso)t R
H
s A(1 )
(12)
F. Optimasi
Besarnya energi panas yang berasal dari flue gas
boiler memiliki laju aliran masa dan temperature tertentu.
Sementara itu geometri coal dryer memiliki persamaan
yang merupakan fungsi dari ketersediaan energi tertentu.
Apabila geometri dryer terlalu besar, maka akan menjadi
masalah terhadap ketersediaan dryer di industri. Selain itu
nilai volumetric heat transfer coefficient dan drying rate
per unit volume juga akan kecil bila dryer memiliki
geometri yang besar.
5
Tujuan dilakukan optimasi pada penilitian ini adalah
untuk mendapatkan nilai kalor maksimum yang dapat
diterima oleh dryer dengan mempertimbangkan adanya
fungsi batas geometri dryer itu sendiri. Fungsi objektif yang
digunakan pada optimasi ini dapat dilihat pada persamaan
berikut ini:
J max Qdryer
(13)
dimana:
Qdryer adalah fungsi dari mgas, Cgas, Tin, Tout, Ua, dan Vb
Untuk menentukan nilai optimal dari permasalahan
fungsi tujuan (3.5), maka ditentukan fungsi batas dari
geometri dryer. Karena dryer yang digunakan adalah rotary
dryer dan fluidized bed dryer, maka terdapat dua fungsi
batas geometri yang sesuai dengan masing-masing dryer.
Rotary Dryer
Fungsi batas rotary dryer adalah sebagai berikut [9]:
Batas panjang dryer (meter)
12 L 30
1,5 D 3,5
5 L
10
(14)
(15)
Gambar 6. Diagram Alir Penelitian
(16)
0,9 L 9
(17)
1,88 H 5,1
(18)
6
panas hasil waste heat dari flue gas boiler memiliki masa
dan temperature masukan yang sudah pasti.
Sehingga diperlukan optimasi perancangan geometri
coal dryer karena ada keterkaitan antara ketersediaan energi
dan desain yang optimal pada coal dryer. Agar coal dryer
memiliki geometri yang sesuai dengan yang ada di industri.
Geometri yang terlalu besar akan menyusahkan dalam hal
transportasi perusahaan coal dryer. Dalam proses optimasi ,
fungsi objektif dan fungsi batas yang digunakan sesuai
dengan Persamaan (13), (14), (15) dan (16). Hasil optimasi
ditunjukkan pada tabel 3 berikut ini:
7
Tabel 3. Hasil optimasi Rotary Dryer
V. KESIMPULAN/RINGKASAN
[6]
8
[7]
[8]
[9]
[10]
[11]
[12]
[13]