Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PENELITIAN INDIVIDU

SOSIOLOGI POLITIK
Analisa Dampak Sosialisasi Terhadap Partisipasi Politik Dalam Pelaksanaan
Pilkades Masbagik Utara Baru
DOSEN PENGAMPU : YUDHY LESTANATA S.IP,.M.IP

Disusun oleh:
Nama :

Arif Rakhman Hakim

Nim

21513A0005

Kelas :

III A

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2016/2017

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT,Tuhan Yang Maha Kuasa atas
terselesaikannya

laporan

penelitian

ini.

Laporan

penelitian

ANALISA DAMPAK

SOSIALISASI TERHADAP PARTISIPASI POLITIK DALAM PELAKSANAAN PILKADES


DESA MASBAGIK UTARA BARU merupakan tugas wajib bagi mahasiswa untuk
menunnjang materi perkuliahan SOSIOLOGI POLITIK.
Penulis menyadari bahwa penyajian laporan penelitian ini masih terdapat kekurangan,
untuk itu besar harapan penulis mendapatkan saran, masukan ataupun kritik yang bersifat
membangun sehingga dapat menjadi koreksi bagi penulis untuk penulisan yang relevan
berikutnya.
Semoga laporan penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.Amin.

Mataram,28 Januari 2017

ARIF RAKHMAN HAKIM


Nim : 21513A0005

DAFTAR ISI
JUDUL.................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................2
1.3 Tujuan dan Manfaat..............................................................................................2
1.3.1 Tujuan....................................................................................................2
1.3.2 Manfaat..................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sosialisasi politik..........................................................................................................3
2.2 Partisipasi politik.................................................................................................7
2.3 Pemilihan kepala desa..................................................................................................11

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Metode yang digunakan....................................................................................20
3.2 Lokasi penelitian...............................................................................................20
3.3 Fokus penelitian................................................................................................20
3.4 Jenis data...........................................................................................................20
3.5 Teknik pengambilan sempel..............................................................................21
3.6 Teknik pengumpulan data..................................................................................21
3.7 Teknik analisa....................................................................................................21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Profil desa masbagik utara baru.......................................................................23
4.2 Rekapitulasi DPT PILKADES Masbagik utara baru.......................................28
BAB V PENUTUP
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................31
3.2 Saran...............................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sosialisasi politik merupakan suatu proses bagaimana memperkenalkan sistem politik
pada seseorang dan bagaimana orang tersebut menentukan tanggapan serta reaksi-reaksinya
terhadap gejala-gejala politik. Hakikat sosialisasi politik adalah proses pembelajaran,
penumbuhan, dan pewarisan nilai, keyakinan, atau prinsip yang memiliki signifikasi dengan
politik dari waktu ke waktu, dari generasi ke generasi . Sosialisasi politik dalam beberapa hal
merupakan konsep kunci sosiologi politik. Proses sosialisasi politik terjadi di dalam
masyarakat dengan melibatkan peran yang disebut agen-agen sosialisasi (agents of
socialization) diantaranya yaitu keluarga, teman, media massa, dan sekolah.
Partisipasi politik merupakan aspek penting dalam sebuah tatanan negara demokrasi ,
sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Partisipasi politik itu merupakan
kegiatan yang dilakukan warga negara untuk terlibat dalam proses pengambilan keputusan
dengan tujuan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan yang dilakukan pemerintah.
Sslah satu kegiatan yang menunjukan adanya partisipasi politik dalam sebuah negara adalah
proses pemilihan umum.
Di negara-negara yang demokratis pemilihan umum merupakan alat untuk memberikan
kesempatan kepada rakyat untuk ikut serta mempengaruhi kebijaksaan pemerintah dan sistem
politik yang berlaku.Dengan hal ini pula, pemilihan umum tetaplah merupakan bentuk
partisipasi politik rakyat.Dalam pelaksanaannya, keputusan politik akan menyangkut dan
mempengaruhi kehidupan warga negara. Dengan demikian, masyarakat tentu berhak ikut
serta mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan itu. Bahkan tingkat
partisipasi politik memiliki hubungan erat dengan pertumbuhan sosial-ekonomi.Artinya dapat
mendorong tingginya tingkat partisipasi rakyat. Partisipasi itu juga berhubungan dengan
kepentingan-kepentingan masyarakat, sehingga apa yang dilakukan rakyat dalam partisipasi
politiknya menunjukkan derajat kepentingan mereka.
Pemilu dalam negara demokrasi Indonesia merupakan suatu proses pergantian kekuasaan
secara damai yang dilakukan secara berkala sesuai dengan prinsip-prinsip yang digariskan
konstitusi. Prinsip-prinsip dalam pemilihan umum yang sesuai dengan konstitusi antara lain
prinsip kehidupan ketatanegaraan yang berkedaulatan rakyat (demokrasi) ditandai bahwa
setiap warga negara berhak ikut aktif dalam setiap proses pengambilan keputusan kenegaraan

Sebuah negara berbentuk republik memiliki sistem pemerintahan yang tidak pernah lepas
dari pengawasan rakyatnya. Adalah demokrasi, sebuah bentuk pemerintahan yang terbentuk
karena kemauan rakyat dan bertujuan untuk memenuhi kepentingan rakyat itu sendiri.
Demokrasi merupakan sebuah proses, artinya sebuah republik tidak akan berhenti di satu
bentuk pemerintahan selama rakyat negara tersebut memiliki kemauan yang terus berubah.
Ada kalanya rakyat menginginkan pengawasan yang superketat terhadap pemerintah, tetapi
ada pula saatnya rakyat bosan dengan para wakilnya yang terus bertingkah karena kekuasaan
yang seakan-akan tak ada batasnya.
Desa Masbagik Utara Baru merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Masbagik
Kabupaten Lombok Timur. Dalam pelaksanaan pemilihan umum, tingkat partisipasi
masyarakat setempat sangat lah tinggi. Meskipun terkadang sosialisasi politik yang dilakukan
oleh pihak terkait tidak sejalan lurus dengan partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum.
Berdasarkan permasalahan diatas, penulis menyusun laporan penilitian dengan judul
Analisa Dampak Sosialisasi Politik Terhadap Partisipatif Masyarakat Dalam Pemilihan
Umum Studi Kasus Desa Masbagik Utara Baru.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu :
1. Bagaimana sosialiasi politik dalam pelaksanaan pemilihan umum di Desa Masbagik
Utara Baru ?
2. Bagaimana dampak sosialisasi politik tersebut terhadap partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan pemilihan umum di Desa Masbagik Utara Baru?
1.3 Tujuan
1. sebagai syarat kelulusan mata kuliah sosioloigi politik
2. Untuk mengetangahui sosialiasi politik dalam pelaksanaan pemilihan umum
3. Untuk mengetangahui dampak sosialisasi politik tersebut terhadap partisipasi
masyarakat dalam pelaksanaan pemilihan umum.
1.4 Manfaat
1. Dapat mengetangahui cara sosialiasi politik dalam pelaksanaan pemilihan umum
di sekala desa
2. Dapat mengetangahui dampak yang terjadi sosialisasi politik tersebut terhadap
partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pemilihan umum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sosialiasai Politik
2

Sosialisasi politik merupakan proses pembentukan sikap dan orientasi politik para
anggota masyarakat dalam menjalani kehidupan politik. Proses sosialisasi berlangsung
seumur hidup yang diperoleh secara sengaja melalui pendidikan formal, nonformal, dan
informal maupun secara tidak sengaja melalui kontak.dan pengalaman sehari-hari, baik dalam
kehidupan keluarga dan tetangga maupun dalam kehidupan masyarakat.
Berikut ini adalah pengertian sosialisasi politik menurut para ahli terkemuka :
1. Pengertian Sosialisasi Politik menurut Gabrial A. Almond

Sosialisasi politik menunjukkan pada suatu proses ketika sikap dan pola tingkah laku
politik di peroleh atau dibentuk. Sosialisasi politik juga merupakan sarana bagi suatu generasi
untuk menyampaikan patokan-patokan dan keyakinan-keyakinan politik kepada generasi
selanjutnya.
2. Pengertian Sosialisasi Politik menurut Irvin L. Child
Sosialisasi politik merupakan segenap proses individu yang dilahirkan dengan banyaknya
jajaran potensi tingkah laku dan dituntut untuk mengembangkan tingkah laku aktualnya agar
menjadi kebiasaan dan bisa diterima sesuai dengan standar-standar kelompok.
3. Pengertian Sosialisasi Politik menurut Kenneth P. Langton
Sosialisasi politik merupakan cara masyarakat meneruskan budaya politiknya.
4. Pengertian Sosialisasi Politik menurut Ramlan Subakti
3

Sosialisasi politik merupakan proses pembentukan sikap dan orientasi politik anggota
masyarakatnya.
5. Pengertian Sosialiasi Politik menurut Richard E. Dawson
Sosialisasi politik merupakan suatu pewarisan pengetahuan,nilai-nilai, pandanganpandangan politik dari guru, orang tua dan sarana politik lainnya kepada warga negara baru
atau mereka yang menginjak dewasa.
6. Pengertian Sosialiasi Politik menurut S. N. Eisentadt
Sosialisasi politik merupakan suatu komunikasi dengan dan dipelajari oleh manusia lain
dengan individu individu yang secara bertahap memasuki beberapa jenis relasi umum.
7. Pengertian Sosialiasi Politik menurut Denis Kavanagh
Sosialisasi politik merupakan suatu proses yang menunjukkan seseorang mempelajari dan
menumbuhkan pandangannya tentang politik.
8. Pengertian Sosialiasi Politik menurut David F. Aberlee
Sosialisasi politik adalah polapola mengenai aksi sosial, atau aspek-aspek tingkah laku,
yang

menanamkan

pada

individuindividu

tentang

beberapa

hal

seperti

berikut.

Keterampilanketerampilan (termasuk ilmu pengetahuan), motif-motif, dan sikap-sikap yang


perlu untuk menampilkan peranan-peranan yang terus berkelanjutan sepanjang kehidupan
manusia, sejauh peranan-peranan baru masih harus terus dipelajari.
9. Pengertian Sosialiasi Politik menurut Alfian
Menurut Alfian, ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam memahami sosialisasi politik
sebagai berikut.
1) Sosialisasi politik hendaknya dilihat sebagai suatu proses yang berjalan terus-menerus
selama peserta itu hidup.
2) Sosialisasi politik dapat berwujud transmisi yang berupa pengajaran secara langsung
dengan melibatkan komunikasi informasi, nilai-nilai atau perasaan-perasaan mengenai politik
secara tegas. Proses dapat berlangsung dalam keluarga, sekolah, kelompok pergaulan,
kelompok kerja, media massa, atau kontak politik langsung.

2.1.1Aspek Penting Dalam Sosialisasi Politik

Pada hakikatnya, sosialisasi politik adalah suatu proses untuk memasyarakatkan nilai-nilai
atau budaya politik ke dalam suatu masyarakat. Beberapa aspek penting dari sosialisasi
politik adalah sebagai berikut :
1. Sosialisasi politik merupakan proses belajar dari pengalaman.
2. Sosialisasi politik merupakan prakondisi bagi aktivitas sosial politik.
3. Sosialisasi politik berlangsung tidak hanya pada usia dini dan remaja, tetapi tetap berlanjut
sepanjang kehidupan.
4. Sosialisasi politik memberikan hasil belajar yang berupa informasi, pengetahuan,sikap,
motif, nilai-nilai yang tidak hanya berkaitan dengan individu tetapi juga dengan kelompok.
2.1.2 Proses Sosialisasi Politik
Sosialisasi politik diawali pada masa kanak-kanak atau remaja. Berdasarkan hasil riset
David Easton dan Robert Hess, proses sosialisasi politik meliputi empat tahap sebagai
berikut:
1) Pengenalan otoritas melalui individu tertentu, seperti orang tua, anak, presiden, dan polisi.
2) Perkembangan pembedaan antara otoritas internal dan yang eksternal, yaitu antara pejabat
swasta dan pejabat pemerintah.
3) Pengenalan mengenai institusi-institusi politik yang impersonal, seperti kongres
(parlemen), Mahkamah Agung, dan pemungutan suara (pemilu).
4) Perkembangan pembedaan antara situasi-situasi politik dan mereka yang terlibat dalam
aktivitas yang disosialisasikan dengan institusi-institusi ini.
Selain pendapat David Easton dan Robert Hess, Robert Le Vine (E. Sihotang, tt: 34) juga
memberikan pendapatnya tentang cara kerja atau mekanisme sosialisasi pengembangan
budaya politik yang meliputi tiga cara berikut :
1) Imitasi, proses sosialisasi melalui peniruan terhadap perilaku yang ditampilkan individuindividu lain. Sosialisasi pada masa kanakkanak merupakan hal yang amat penting.
2) Instruksi, mengacu pada proses sosialisasi melalui proses pembelajaran formal, informal,
maupun nonformal.
3) Motivasi, proses sosialisasi yang berkaitan dengan pengalaman individu.

2.1.3 Agen Sosialisasi Politik

Ada berbagai agen atau tempat dilaksanakannya sosialisasi politik. Mulai dari lingkungan
terdekat dengan anak hingga yang ada di luar lingkungan anak. Beberapa agen atau tempat
dilaksanakannya sosialisasi budaya politik seperti berikut :
a. Keluarga
Wadah penanaman (sosialisasi) nilai-nilai politik yang paling efisien dan efektif adalah di
dalam keluarga. Dimulai dari keluarga inilah antara orang tua dengan anak, sering terjadi
obrolan politik ringan tentang segala hal sehingga tanpa disadari terjadi transfer
pengetahuan dan nilai-nilai politik tertentu yang diserap oleh si anak. Misalnya, seorang ibu
menceritakan kepada anaknya tentang pentingnya memberikan suara dalam pengambilan
kebijakan bersama. Melalui cerita dari sang ibu, seorang anak akan selalu mengingat
pentingnya memberikan suara dalam pengambilan kebijakan bersama seperti pemilihan ketua
OSIS.
Keluarga memiliki peran penting dalam sosialisasi politik karena ada dua alasan, yakni
sebagai berikut.
1) Hubungan yang terjadi di keluarga merupakan hubungan antar individu yang paling dekat
dan memiliki ikatan yang erat sehingga efektif untuk menanamkan sikap dan nilai-nilai.
2) Keluarga merupakan lembaga yang pertama dan utama untuk menanamkan kepribadian
anak sejak awal.
b. Sekolah
Di sekolah melalui pelajaran civics education (pendidikan kewarganegaraan), siswa dan
gurunya saling bertukar informasi dan berinteraksi dalam membahas topik-topik tertentu
yang mengandung nilai-nilai politik teoretis maupun praktis. Dengan demikian, siswa telah
memperoleh pengetahuan awal tentang kehidupan berpolitik secara dini dan nilai-nilai politik
yang benar dari sudut pandang akademis. Misalnya, guru memberikan informasi tentang
budaya politik bangsa Indonesia pada era Orde Baru. Dari informasi guru, siswa menjadi tahu
bentuk dan ciri budaya politik Indonesia pada era Orde Baru.
Selain itu, Sekolah juga memberikan pandangan yang lebih konkrit tentang lembagalembaga politik dan hubungan-hubungan politik. Anak belajar mengenal nilai, norma, dan
atribut politik negaranya. Kegiatan sosialisasi politik melalui sekolah dapat berupa kegiatan
intrakurikuler, upacara bendera, kegiatan ekstra, dan baris-berbaris.

c. Teman Sebaya (Peergroup)

Kelompok pergaulan mampu menjadi sarana sosialisasi politik yang efektif setelah anak
keluar dari lingkungan keluarga. Dalam kelompok pergaulan, seseorang akan melakukan
tindakan tertentu karena teman-temannya di dalam kelompoknya melakukan tindakan
tersebut.
Kelompok pergaulan menyosialisasikan anggota-anggotanya dengan cara mendorong atau
mendesak mereka untuk menyesuaikan diri terhadap sikap-sikap atau tingkah laku yang
dianut oleh kelompok itu. Seseorang mungkin menjadi tertarik pada politik atau mulai
mengikuti peristiwa-peristiwa politik karena teman-temannya berbuat demikian.
Lingkungan kelompok pergaulan lebih luas dan menjadikan mereka memiliki pengalaman
bersama karena kegiatan yang mereka lakukan. Pengalaman yang dimiliki oleh seorang anak
seringkali tidak diperoleh dari keluarga.
d. Partai Politik
Salah satu fungsi dari partai politik adalah dapat memainkan peran sebagai sosialisasi
politik. Ini berarti partai politik tersebut setelah merekrut anggota kader maupun
simpatisannya secara periodik maupun pada saat kampanye, mampu menanamkan nilai-nilai
dan norma-norma dari satu generasi ke generasiberikutnya. Partai politik harus mampu
menciptakan image memperjuangkan kepentingan umum agar mendapat dukungan luas
dari masyarakat dan senantiasa dapat memenangkan pemilu.Partai politik mempunyai
beberapa tujuan khusus sebagai berikut :
a) Meningkatkan partisipasi politik anggota dan masyarakat dalam rangka penyelenggaraan
kegiatan politik dan pemerintahan.
b) Memperjuangkan cita-cita partai politik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
c) Membangun etika dan budaya politik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
e. Media Massa
Media massa bagi masyarakat modern memberikan informasi-informasi politik yang
cepat dan dalam jangkauan yang luas. Dalam hal itulah, media mssa baik surat kabar,
majalah, radio, televisi, maupun internet memegang peranan penting.
Media massa juga merupakan sarana ampuh untuk membentuk sikap-sikap dan
keyakinan-kMeyakinan politik. Melalui media massa, ideologi negara dapat ditanamkan
kepada masyarakat, dan melalui media massa pula politik negara dapat diketahui oleh
masyarakat luas.

Banyak masyarakat yang menaruh perhatian terhadap politik melalui media massa karena
menarik atau cenderung berlebihan beritanya.
f. Pemerintah
Pemerintah merupakan agen yang mempunyai kepentingan langsung atas sosialisasi
politik. Hal ini karena pemerintah adalah pelaksana sistem politik dan stabilitasnya.
Pemerintah biasanya melibatkan diri dalam politik pendidikan, yaitu melalui beberapa mata
pelajaran yang ditujukan untuk memperkenalkan siswa kepada sistem politik negara,
pemimpin, lagu kebangsaan, dan sejenisnya.
Pemerintah secara tidak langsung juga melakukan sosialisasi politik melalui tindakantindakannya. Melalui tindakan pemerintah, orientasi afektif individu bisa terpengaruh. Hal ini
secara otomatis juga mempengaruhi budaya politik individu yang bersangkutan.

2.2 Partisipasi Politik


Partisipasi politik adalah kegiatan warga negara yang bertindak sebagai pribadi-pribadi, yang
dimaksud untuk mempengaruhi pembuatan keputusan oleh Pemerintah. Partisipasi bisa
bersifat individual atau kolektif, terorganisir atau spontan, mantap atau sporadik, secara
damai atau dengan kekerasan, legal atau illegal, efektif atau tidak efektif (Huntington,dkk,
1994:4).Partisipasi politik menjadi salah satu aspek penting suatu demokrasi. Partisipasi
politik merupakan ciri khas dari modernisasi politik. Adanya keputusan politik yang dibuat
dan dilaksanakan oleh pemerintah menyangkut dan mempengaruhi kehidupan warga negara,
maka warga negara berhak ikut serta menentukan isi keputusan politik.
Berikut beberapa definisi partisipasi politik dari beberapa sumber:

Menurut Budiardjo (1982:1), partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau


sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, yaitu dengan
jalan memilih pimpinan negara dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi
kebijakan pemerintah (public policy). Kegiatan ini mencakup tindakan seperti
memberikan suara dalam pemilihan umum, menghadiri rapat umum, menjadi anggota
suatu partai atau kelompok kepentingan, mengadakan hubungan (contacting) dengan
pejabat pemerintah atau anggota parlemen, dan sebagainya.

Menurut Herbert Mc Closky (Budiardjo, 2008:183-184), partisipasi politik adalah


kegiatan-kegiatan sukarela (voluntary) dari warga masyarakat melalui cara mereka
mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa, dan secara langsung atau tidak
langsung, dalam proses pembuatan atau pembentukan kebijakan umum.

Menurut Ramlan Surbakti (1992:140), partisipasi politik sebagai keterlibatan warga


negara biasa dalam menentukan segala keputusan yang menyangkut atau
mempengaruhi hidupnya.

Partisipasi politik bertujuan untuk mempengaruhi mekanisme pemerintah, namun selain itu
juga perlu diperjelas bahwa partisipasi politik memiliki kepentingan lain yaitu sebagai alat
kontrol bagi berjalannya suatu sistem. Bahkan lebih jauh lagi bahwa partisipasi politik adalah
suatu media untuk mengembangkan sistem politik, agar mekanisme politik itu hidup dan
berjalan sesuai dengan prosesnya. Pada akhirnya sistem politik dapat berjalan ke arah tujuan
dengan stabil dan sukses.
2.2.1Jenis-jenis Partisipasi Politik
Secara umum partisipasi politik sebagai kegiatan dibedakan menjadi (Rahman H.I,
2007:288):
1. Partisipasi aktif, yaitu partisipasi yang berorientasi pada proses input dan output.
2. Partisipasi pasif, yaitu partisipasi yang berorientasi hanya pada output, dalam arti hanya
menaati peraturan pemerintah, menerima dan melaksanakan saja setiap keputusan
pemerintah.
3. Golongan putih (golput) atau kelompok apatis, karena menganggap sistem politik
yang ada menyimpang dari yang dicita-citakan.
Sedangkan menurut Milbrath dan Goel (Cholisin, 2007:152), membedakan partisipasi
politik menjadi beberapa jenis, yaitu:
1.

Partisipasi politik apatis, orang yang tidak berpartisipasi dan menarik diri dari
proses politik.

2.

Partisipasi politik spector, orang yang setidak-tidaknya pernah ikut memilih dalam
pemilihan umum.

3.

Partisipasi politik gladiator, mereka yang secara aktif terlibat dalam proses politik,
yakni komunikator, spesialis mengadakan kontak tatap muka, aktivis partai dan pekerja
kampanye dan aktivis masyarakat.

4.

Partisipasi politik pengritik, orang-orang yang berpartisipasi dalam bentuk yang


tidak konvensional.

Bentuk Partisipasi Politik


Menurut Masoed dan MacAndrews (2000:225) partisipasi politik masyarakat secara
umum dapat dikategorikan dalam beberapa bentuk sebagai berikut:
1. Electroral activity, yaitu segala bentuk kegiatan yang secara langsung atau tidak
langsung berkaitan dengan pemilihan. Termasuk dalam kategori ini adalah ikut serta
dalam memberikan sumbangan untuk kampanye, menjadi sukarelawan dalam
kegiatan kampanye, ikut mengambil bagian dalam kampanye atau rally politik sebuah
partai, mengajak seseorang untuk mendukung dan memilih sebuah partai atau calon
pemimpin, memberikan suara dalam pemilihan, mengawasi pemberian dan
penghitungan suara, menilai calon-calon yang diajukan dan lain-lainnya.
2. Lobbying, yaitu tindakan dari seseorang atau sekelompok orang untuk menghubungi
pejabat pemerintah ataupun tokoh politik dengan tujuan untuk mempengaruhinya
menyangkut masalah tertentu.
3. Organizational activity, yaitu keterlibatan warga masyarakat ke dalam organisasi
sosial dan politik, apakah ia sebagai pemimpin, aktivis, atau sebagai anggota biasa.
4. Contacting, yaitu partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat dengan secara langsung
pejabat pemerintah atau tokoh politik, baik dilakukan secara individu maupun
kelompok orang yang kecil jumlahnya. Biasanya, dengan bentuk partisipasi seperti ini
akan mendatangkan manfaat bagi yang orang yang melakukannya.

10

5. Violance, yaitu dengan cara-cara kekerasan untuk mempengaruhi pemerintah, yaitu


dengan cara kekerasan, pengacauan dan pengrusakan.
Sedangkan Dalton (2009) mengelompokkan bentuk partisipasi politik sebagai berikut:
1. Voting. Yaitu bentuk-bentuk partisipasi politik yang terkait dengan pemilihan
(voting/electing). Voting adalah bentuk yang paling sederhana untuk mengukur
partisipasi.
2. Campaign activity. Yaitu aktivitas kampanye yang mewakili bentuk-bentuk
partisipasi yang merupakan perluasan dari pemilihan (extension of electoral
participation). Termasuk di dalamnya bekerja untuk partai atau seorang kandidat,
menghadiri pertemuan-pertemuan kampanye, melakukan persuasi terhadap orang lain
untuk memilih, dan segala bentuk aktivitas selama dan antara pemilihan.
3. Communal Activity. Bentuk-bentuk partisipasi ini berbeda dengan aktivitas
kampanye karena aktivitas komunal mengambil tempat di luar setting pemilihan (out
side electoral setting). Termasuk keterlibatan dalam kelompok-kelompok masyarakat
yang interest dan concern dengan kebijakan umum seperti kelompok studi
lingkungan, kelompok wanita, atau proteksi terhadap konsumen.
4. Contacting personal on personal matters. Bentuk partisipasi ini berupa individu
melakukan kontak terhadap seseorang terkait dengan suatu materi tertentu yang
melekat pada orang tersebut. Diperlukan inisiatif dan informasi yang tinggi terkait isu
yang spesifik, dalam kontak yang bersifat perseorangan ini. Bentuk partisipasi ini
seringkali digunakan untuk membangun pengertian, kepercayaan, mencari koneksi,
ataupun membangun jaringan.
5. Protest. Yaitu bentuk-bentuk partisipasi yang unconventional seperti demonstrasi dan
gerakan protes. Walaupun individu-individu yang memilih bentuk partisipasi ini
sering berada di luar jalur/saluran yang normal, namun mereka seringkali menjadi
bagian penting dalam proses demokratisasi.

11

2.3 Pemilihan Kepala Desa


2.3.1 LANDASAN HUKUM PILKADES
Pemilihan Kepala Desa khususnya di Kabupaten Buru harus mengacu pada UNDANGUNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH.
PERATURAN PEMERINTAH NO 72 TAHUN 2005 TENTANG DESA (Pasal 43 54).
PERDA KAB BURU NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENCALONAN,
PEMILIHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN, PEMBERHENTIAN KEPALA DESA
DAN PERANGKAT DESA
Pasal 203 ayat (1) UU No 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
menyebutkan bahwa Kepala desa dipilih langsung oleh dan dari Penduduk desa warga negara
RI yang syarat selanjutnya dan tata cara pemilihannya diatur dengan Perda yang berpedoman
kepada Peraturan Pemerintah.
Pasal 46 dan 53 Peraturan Pemerintah No 72 TAHUN 2005
Tentang Desa menyatakan bahwa Kepala Desa dipilih langsung oleh penduduk desa dari
calon yang memenuhi syarat yang dilakukan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur
dan adil. Ketentuan lebih lanjut mengenai Tata Cara Pemilihan,Pencalonan, Pengangkatan,
12

Pelantikan, dan Pemberhentian Kepala Desa diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten/
Kota.
PERDA KABUPATEN BURU NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG
TATA CARA PENCALONAN,PEMILIHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN,
PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA.
Telah mengatur tentang berbagai hal menyangkut pemilihan kepala desa di Kabupaten Buru
sebagai berikut:

PERSIAPAN PEMILIHAN KEPALA DESA

PANITIA PEMILIHAN

HAK MEMILIH DAN DIPILIH

PENCALONAN KEPALA DESA

KAMPANYE CALON KEPALA DESA

PEMILIHAN KEPALA DESA

PEMILIHAN ULANG

BIAYA PEMILIHAN KEPALA DESA

PENETAPAN DAN PENGESAHAN

CALON TERPILIH

Penetapan Calon Kepala Desa Terpilih

Pelantikan Kepala Desa Terpilih

PEMBERHENTIAN KEPALA DESA


13

PENGANGKATAN PENJABAT KEPALA DESA

LARANGAN KEPALA DESA

HAL-HAL LAIN TENTANG PERANGKAT DESA

2.3.2 PERSIAPAN PEMILIHAN KEPALA DESA


BPD memberitahukan kepada Kepala Desa mengenai akan berakhirnya masa jabatan
kepala desa secara tertulis 6 (enam) bulan sebelum berakhir masa jabatan; BPD memproses
pemilihan kepala desa, paling lama 4 (empat) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan kepala
desa; 4 (empat) bulan sebelum berakhir masa jabatan, kepala desa menyampaikan laporan
akhir masa jabatan kepada Bupati melalui Camat dan memberikan laporan keterangan
pertanggungjawaban kepada BPD;
2.3.3 PANITIA PEMILIHAN
BPD membentuk Panitia Pemilihan Kepala Desa yang keanggotaannya terdiri dari :
a. Unsur Perangkat Desa;
b. Pengurus Lembaga Kemasyarakatan Desa;
c. Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama.
Panitia Pemilihan Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Keputusan BPD dan dilaporkan kepada Bupati melalui Camat;
Panitia Pemilihan Kepala Desa mempunyai tugas dan wewenang :
a. Mengumumkan rencana pemilihan kepala desa;
b. melakukan penjaringan dan penyaringan Bakal Calon Kepala Desa sesuai persyaratan
yang telah ditentukan;
14

c. menerima pendaftaran dan kelengkapan persyaratan administrasi bakal calon kepala


desa;
d. melakukan penelitian dan pemeriksaan identitas bakal calon kepala desa berdasarkan
ketentuan yang berlaku;
e. menetapkan jadwal pelaksanaan pemilihan setelah dikoordinasikan dengan BPD;
f. melaksanakan pendaftaran pemilih dan menetapkan jumlah pemilih;
g. mengajukan rencana biaya pemilihan kepala desa;
h. menetapkan tempat, jadwal, tata tertib dan mekanisme kampanye bagi calon kepala
desa;
i. mengumumkan calon kepala desa yang berhak dipilih dan daftar pemilih;
j. melaksanakan pemungutan suara pemilihan kepala desa;
k. melaporkan dan menyampaikan hasil pelaksanaan pemilihan kepala desa disertai
berita acara jalannya pemungutan suara dan berita acara penghitungan suara kepada
BPD untuk ditetapkan dengan keputusan BPD.
2.3.4 HAK MEMILIH DAN DIPILIH
Yang berhak memilih Kepala Desa adalah Penduduk Desa Warga Negara Republik
Indonesia yang memenuhi persyaratan (Pasal 7) :
a. terdaftar sebagai penduduk desa setempat secara sah sekurang-kurangnya 6 (enam)
bulan dengan tidak terputus-putus yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk
dan/atau surat keterangan dari Kepala Desa atau pejabat yang berwenang;
b. sudah mencapai usia 17 (tujuh belas) tahun atau sudah / pernah menikah;
c. tidak sedang menjalani hukuman pidana berdasarkan putusan pengadilan yang
mempunyai kekuatan hukum tetap;
d. tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan kekuatan hukum tetap
15

1. Yang berhak mendaftar dan dipilih sebagai Kepala Desa adalah penduduk desa
warga Negara Republik Indonesia yang memenuhi syarat :
i.

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

ii.

setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-Undang Dasar


Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia serta Pemerintah;

iii.

berpendidikan paling rendah tamah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama


dan/atau sederajat;

iv.

berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun dan paling tinggi 55
tahun;

v.

pada saat pendaftaran, terdaftar sebagai penduduk desa dan bertempat


tinggal didesa yang bersangkutan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun
berturut-turut, kecuali bagi putra desa;

vi.

Surat Keterangan Catatan Kepolisian dari Kepolisian


setempat/berkelakuan baik dibuktikan dengan keterangan dari kepala
desa;

vii.

tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan


dengan hukuman paling singkat 5 (lima) tahun;

viii.

tidak dicabut hak pilihnya sesuai dengan keputusan pengadilan yang


mempunyai kekuatan hukum tetap;

ix.

sehat jasmani dan rohani berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan dari


dokter pemerintah setempat;

x.

belum pernah menjabat sebagai Kepala Desa 2 (dua) kali masa jabatan;

xi.

mengenal dan dikenal masyarakat, dengan dibuktikan bertempat


tinggal di desa setempat paling sedikit 2 (dua) tahun berturut-turut
tanpa terputus.
16

Bagi Pegawai Negeri Sipil dan Anggota TNI/POLRI yang mencalonkan diri sebagai
Kepala Desa harus mendapatkan persetujuan dari atasan langsung atau pejabat yang
berwenang. Bagi Kepala Desa yang masih menjabat dan mencalonkan kembali harus
mendapat ijin cuti dari Bupati. Bagi perangkat desa yang masih menjabat harus mengajukan
cuti kepada kepala desa sejak mendaftarkan sampai dengan perhitungan suara selesai. Bagi
putra desa yang terpilih dan dan ditetapkan menjadi kepala desa, maka terhitung mulai
tanggal pelantikan harus bertempat tinggal didesa yang bersangkutan.
Sementara yang berhak memilih adalah Penduduk desa yang telah memenuhi syarat
sebagaimana dimaksud pada pasal 7 didaftar atau mendaftarkan diri sebagai pemilih.
Pendaftaran pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Petugas
Pendaftaran Pemilih secara terbuka dengan membuktikan identitas diri. Setiap penduduk
yang telah terdaftar sebagai pemilih wajib hadir memberikan hak suaranya dan tidak boleh
diwakilkan kepada orang lain.
2.3.5 PENCALONAN KEPALA DESA
Panitia pemilihan kepala desa menetapkan Tata Cara Penjaringan dan Penyaringan
Bakal Calon Kepala Desa. Permohonan pencalonan Kepala Desa diajukan secara tertulis
kepada Bupati melalui panitia pemilihan kepala desa dilampiri persyaratan.
Penjaringan bakal calon kepala desa berlangsung selama 15 (lima belas) hari.
Penjaringan menghasilkan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang bakal calon kepala desa.
Apabila dalam waktu 15 (lima belas) hari belum dapat dijaring bakal calon kepala desa
sebanyak 2 (dua) orang, maka masa penjaringan diperpanjang 15 (lima belas) hari lagi Dalam
hal sampai dengan perpanjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) belum ada 2 (dua)
orang bakal calon, maka penjaringan bakal calon kepala desa ditunda paling lama 3 (tiga)
bulan.
Panitia Pemilihan mengadakan penelitian persyaratan administrasi bakal calon kepala
desa. Bakal calon kepala desa yang memenuhi persyaratan administrasi diumumkan secara
terbuka oleh penitia pemilihan. Panitia pemilihan mengadakan ujian penyaringan bakal calon
kepala desa yang memenuhi persyaratan. Bakal Calon yang dinyatakan lulus penyaringan,
ditetapkan sebagai calon kepala desa yang berhak dipilih, dan diumumkan di tempat-tempat
yang mudah diketahui oleh masyarkat umum.
17

Penyaringan bakal calon kepala desa dilakukan oleh Tim Uji Kelayakan Kabupaten baik
secara tertulis maupun lisan. Materi penyaringan meliputi. Materi dasar terdiri dari Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945;
a. materi pokok terdiri dari pemerintahan desa, pembangunan desa dan pemberdayaan
masyarakat;
b. pengetahuan umum yang dianggap perlu sesuai prospek dan potensi desa yang
bersangkutan.
Pelaksanaan penyaringan bakal calon kepala desa secara lisan/wawancara untuk
mengetahui motivasi, visi dan misi yang bersangkutan dalam membangun desa. Untuk
terjaminnya netralitas dalam ujian penyaringan, materi ujian dan pemeriksaan dilaksanakan
oleh Pemerintah Kabupaten. Seorang bakal calon kepala desa dapat dinyatakan lulus apabila
hasil ujian penyaringan telah memenuhi standar nilai 6,0 (enam koma nol). Selambatlambatnya 7 (tujuh) hari setelah pelaksanaan ujian penyaringan, Pemerintah Kabupaten harus
menyampaikan hasil ujian penyaringan kepada panitia pemilihan kepala desa.
Hasil penyaringan sebagaimana dituangkan dalam Keputusan yang ditandatangani oleh
ketua dan sekretaris Tim Uji Kelayakan Kabupaten, selanjutnya disampaikan kepada Camat
dengan tembusan kepada panitia pemilihan dan BPD desa bersangkutan. Calon yang
ditetapkan pada saat pemilihan apabila mengundurkan diri atau meninggal dunia, tidak
diperbolehkan adanya calon pengganti sepanjang jumlah calon yang tersisa masih memenuhi
syarat untuk dilaksanakannya pemilihan kepala desa.

2.3.6 KAMPANYE CALON KEPALA DESA


Calon kepala desa mengkampanyekan program kerjanya kepada masyarakat yang
pelaksanaannya diatur oleh panitia pemilihan. Panitia pemilihan menetapkan tempat,
mekanisme, sistem dan waktu pelaksanaan kampanye. Masa kampanye ditetapkan selamalamanya 7 (tujuh) hari. 3 (tiga) hari sebelum pelaksanaan pemungutan suara masing-masing
calon kepala desa dilarang melaksanakan kampanye dalam bentuk apapun.
2.3.7 PEMILIHAN KEPALA DESA
18

Kepala Desa dipilih langsung oleh penduduk desa dari calon kepala desa yang telah
ditetapkan oleh panitia pemilihan. Pelaksanaan pemilihan kepala desa harus bersifat
langsung, umum, bebas dan rahasia, jujur dan adil. Pemilihan dilaksanakan pada hari, tanggal
dan tempat yang telah ditentukan oleh panitia pemilihan.
Paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan pemilihan, panitia pemilihan
memberitahukan kepada penduduk desa yang berhak memilih dan mengadakan pengumuman
ditempat-tempat yang mudah diketahui masyarakat umum tentang akan diadakan pemilihan
kepala desa.
Setelah pemungutan suara selesai dilaksanakan, ketua penitia pemungutan mengumumkan
pelaksanaan pemungutan suara dan menanyakan kepada forum rapat sah dan tidaknya
pelaksanaan pemungutan suara. Dalam hal forum rapat tidak mengajukan keberatan, maka
ketua penitia pemilihan menyatakan bahwa pelaksanaan pemungutan suara dianggap sah, dan
dilanjutkan dengan proses perhitungan suara. Dalam hal forum rapat mengajukan keberatan,
proses perhitungan suara tetap dilanjutkan dan menyangkut keberatan diselesaikan oleh
panitia pengawas
2.3.8 PENETAPAN DAN PENGESAHAN CALON TERPILIH
Setelah perhitungan suara selesai, panitia pemilihan menyusun dan membacakan berita
acara pemilihan. Berita acara pemilihan ditandatangani oleh Ketua Panitia Pemilihan, saksisaksi dan seluruh Calon Kepala Desa. Ketua panitia pemilihan mengumumkan hasil
pemilihan dan menyatakan sahnya pemilihan calon kepala desa.
Ketua panitia pemilihan menyampaikan laporan dan berita acara pemilihan kepada BPD.
BPD segera menyampaikan Penetapan Calon Kepala Desa Terpilih kepada Bupati melalui
Camat untuk disahkan menjadi Kepala Desa Terpilih.
Bupati menerbitkan Keputusan Bupati tentang Pengesahan, Pengangkatan Kepala Desa
Terpilih paling lama 15 (lima belas) hari terhitung tanggal diterimanya penyampaian hasil
pemilihan dari BPD melalui camat.
2.3.9 Pelantikan Kepala Desa Terpilih

19

Paling lambat 15 (lima belas) hari terhitung tanggal penerbitan Keputusan Bupati tentang
pengesahan kepala desa terpilih, kepala desa terpilih segera dilantik oleh Bupati atau Pejabat
yang ditunjuk. Pelantikan kepala desa dapat dilaksanakan di desa yang bersangkutan
dihadapan masyarakat atau ditempat lain atas persetujuan bersama. Sebelum memangku
jabatannya, kepala desa mengucapkan sumpah/janji.
Setelah mengucapkan sumpah/janji dan dilantik oleh Bupati, kepala desa yang
bersangkutan segera melaksanakan serah terima jabatan.Masa jabatan kepala desa adalah 6
(enam) tahun terhitung sejak tanggal pelantikan dan dapat dipilih kembali hanya untuk satu
kali masa jabatan berikutnya.
2.3.10 PEMBERHENTIAN KEPALA DESA
Kepala desa yang melalaikan tugas, wewenang dan kewajibannya serta melanggar
larangan, sehingga merugikan kepentingan negara, pemerintah, pemerintah daerah,
pemerintah desa dan masyarakat atau melakukan perbuatan melawan hukum dan/atau normanorma yang berkembang di desa yang bersangkutan dikenakan tindakan administratif berupa
teguran, pemberhentian sementara, dan/atau pemberhentian sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku setelah melalui pemeriksaan oleh tim Penyelesaian
Permasalahan Pemerintahan Desa Kabupaten.
Kepala desa diberhentikan sementara oleh Bupati tanpa melalui usulan BPD apabila:
a. dinyatakan melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling
singkat 5 (lima) tahun berdasarkan putusan pengadilan yang belum memperoleh
kekuatan hukum tetap;
b. berstatus sebagai tersangka melakukan tindak pidana korupsi, tindak pidana
terorisme, makar dan/atau tindak pidana terhadap keamanan negara;
Kepala Desa berhenti, karena :
a. meninggal dunia;
b. permintaan sendiri;
c. diberhentikan.
20

Kepala Desa diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c karena :
a. berakhirnya masa jabatannya dan telah dilantik pejabat yang baru;
b. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap secara
berturut-turut selama 6 (enam) bulan;
c. tidak lagi memenuhi syarat sebagai kepala desa;
d. dinyatakan melanggar sumpah/janji jabatan;
e. tidak melaksanakan kewajiban kepala desa dan/atau;
f. melanggar larangan bagi kepala desa
2.3.11 PENGANGKATAN PENJABAT KEPALA DESA
Pengangkatan Penjabat Kepala Desa ditetapkan dengan Keputusan Bupati atas usul
Camat. Sesuai berita acara rapat BPD dan berasal dari perangkat desa atau staf kecamatan
setempat. Tugas, wewenang dan kewajiban penjabat kepala desa adalah sama dengan
tugas, wewenang dan kewajiban kepala desa definitif. Masa jabatan penjabat kepala desa
paling lama 1 (satu) tahun sejak tanggal penetapan atau sampai terpilihnya kepala desa
definitif.

21

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode yang digunaka
Metode yang saya gunakan dalam penelitian ini yaitu dengan metode deskriptif dengan
terjun langsung ke lapangan untuk melihat kondisi yang terjadi di desa masbagik utara baru
kabupaten Lombok timur.
3.2 Lokasi penelitian
Saya melakukan peneltiian di dusun nibas desa masbagik utara baru kec masbagik
kabupaten Lombok timur
3.3 Fokus penelitian
ada dua focus penelitian yang saya gunakan sebagai berikut :
a) partisipasi potik
b) sosialisasi politik
3.4 Jenis data
a) Interview
b) Data pemilih tetap
3.5 Teknik pengambilan sampel
a) Interview di aparatur desa (kepala desa masbagik utara baru bapak Haerul Ikhsan
A.md)

22

b) Interview ke kemasyarakat salah satunya yaitu bapak kepala dusun Nibas bapak
achmad
3.6 Teknik pengumpulan data

a) kusioner
b) Data primer
c) Datasekunder
3.7 Teknik analisa
Teknis analisa data yakni teknik deskripsi dengan mrenggambarkan kondisi yang
terjadi lapangan

23

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Desa Masbagik Utara Baru
GAMBARAN UMUM DESA MASBAGIK UTARA BARU
A. Sejarah Singkat Desa Masbagik Utara Baru
Desa Masbagik Utara Baru merupakan
bagian dari wilayah Desa Masbagik Utara Sebelum
dicanangkannya kebijakan pemekaran Desa oleh
Pemerintah kabupaten Lombok Timur dibawah
pimpinan

Bapak

Sukiman

Azmi

dan

H.

Muhammad Lutfi pada awal tahun 2009.


Betapa keberadaan Desa Masbagik Utara
Baru sebelum dimekarkan sangatlah termaginalkan
dari segala aspek pembangunan yang turun ke Desa, sehingga keberadaannya sering kali dipandang
sebelah mata, bahkan di klaim sebagai daerah yang terisolir karena jaraknya yang cukup jauh dari
Pusat Kota Kecamatan.
Masyarakatnya sering kali merasa terabaikan dan merasa di anak tirikan karena tidak pernah
dengan leluasa menikmati hasil-hasil dari pembangunan. Sering kali pembangunan bersifat sentralistis
atau terpusat pada wilayah-wilayah yang dekat dengan kantor Desa Masbagik Utara yang diterapkan
oleh semua Kepala Desa yang memegang kendali Desa Masbagik Utara, sehingga begitu Kran
Reformasi keberadaan Desa dibuka oleh Pemerintah daerah Kabupaten Lombok Timur untuk
memekarkan Desa-Desa yang layak untuk dimekarkan ditinjau dari aspek Luas Wilayah dan
Kepadatan Penduduk, seakan-akan masyarakat merasakan ibarat mendapat Durian Runtuh, gayung
pemekaran Desa pun menyambutnya dengan penuh kegembiraan dan mulai menggalang aspirasi
masyarakat untuk menyamakan keinginan agar bisa mekar dari Desa Masbagik Utara.

24

Sehingga oleh masyarakat yang berada di Wilayah Empat Kekadusan yaitu : Kekadusan
Tanak Maik, Paok Kambut, Karang Geres, Kekadusan Nibas, Kekadusan Pancor Kopong dan
Kekadusan Montong Dao sepakat untuk mekar terkecuali sebagian masyarakat kekadusan tanak maik
yaitu Wilayah Kampung Repok yang tidak mau mekar dan memilih untuk tetap mempertahankan diri
masuk menjadi Bagian dari Desa Masbagik Utara.

Berdasarkan aspirasi dan usulan masyarakat yang ada di Wilayah Enam Kekadusan diatas
oleh Pemerintah Daerah melalui Pemerintah Kecamatan,pemekaran di setujui dan di kukuhkan
menjadi Desa Persiapan Masbagik Utara Baru berdasarkan Peraturan Bupati Lombok Timur Nomor
21 Tahun 2009.
Dalam perjalanan menjadi Desa Masbagik Utara Baru, dengan keberadaan Kantornya di
Dusun Karang Geres, yang tanahnya diserahkan Oleh Ahli waris dari Pewakaf seluas 11 are yaitu oleh
Saudara ANSORI sebagai Pewakif atas persetujuan Takmir Masjid dan semua masyarakat, sehingga
Kantor Desa Persiapan Masbagik Utara Baru dengan anggaran dari Swadaya masyarakat dan
selebihnya bantuan dari Pemerintah Kabupaten Lombok Timur. Ditempatkan seorang pejabat
Sementara Kepala Desa yaitu Saudar M. Farhi, yang sebelumnya menjadi staf pemerintah kecamatan
Masbagik bersama dengan Komite Percepatan Pembangunan Kantor Desa mampu menyelesaikan
pembangunan kantor Desa, dan berjalan 1 tahun Lebih berdasarkan Peraturan Bupati lombok Timur

TAPAL

Nomor 15 Tahun 2010 tanggal 07 Oktober Tahun 2010.


Ditetapkan menjadi Desa Definitiv yaitu menjadi Desa Otonomi baru Desa Masbagik Utara

Baru, dan pada tahun 2011diadakan pemilihan Kepala Desa yang Pertama dengan jumlah Calon

BATAS

Kepala Desa sebanyak tiga (3) orang yaitu : FAHRURROZI, KHAERUL IHSAN dan SAEPUDIN
ZOHRI, dan dalam pemilihan Kepala Desa yang pertama berhasil terpilih Saudara Khaerul Ihsan dan
ditetapkan sebagai pemenang dan menjadi Kepala Desa yang pertam di Desa Masbagik Utara Baru

DESA

untuk masa bhakti 2011-2017.

MASBAG
B. G e o g r a f i

b.1. Letak dan Batas-batas Wilayah

IK

Desa Masbagik Utara Baru terletak pada ketinggian 336-400 m diatas permukaan

Laut. Desa Masbagik Utara Baru memiliki Luas Wilayah 177,00 Ha, dengan Jumlah
Penduduk pada tahun 2013ini sebesar 6152 Jiwa dengan jumlah KK 1822.

UTARA
BARU

25

Jarak Tempuh dari Ibu Kota


Kecamatan Masbagik Sepanjang 3 Km
dan Ke Ibu Kota Kabupaten Sepanjang 8
Km Serta jarak ke Ibu Kota Propinsi
Sepanjang 49 km:

Batas-batas Wilayah Desa Masbagik Utara Baru :


Sebelah Utara

: Desa Jurit Kec. Pringgasela

Sebelah Selatan

: Desa Masbagik Utara

Sebelah Timur

: Desa Masbagik Timur

Sebelah Barat

: Desa Danger

b.2. Luas Wilayah

26

Luas wilayah Desa Masbagik Utara Baru Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok
Timur adalah 177,00 Ha meliputi lahan sawah seluas 78 hektare dan lahan
kering/tegalan/kebun seluas 67,6 hektare, selebihnya seluas 31,40 hektare adalah
dimanfaatkan untuk pemukiman dan untuk fasilitas umum lainnya.
Proporsi lahan sawah, lahan kering/tegalan/kebun setiap tahun mengalami perubahan
karena perubahan status berkaitan dengan penggunaan untuk pemukiman, pembuatan jalan
dan lain-lain.Lahan sawah cenderung menurun karena program ekstensifikasi tidak ada,
atau tidak terprogram setiap tahun.

H. Partisipasi Masyarakat
Partisipasi masyarakat dapat dilihat dari tingginya keterlibatan masyarakat
dalam bidang politik (pemilihan umum), perencanaan pembangunan dan kegiatan
gotong royong.

Gotong Royong penanaman


Sejuta Pohon

Gotong Royong Pembukaan Jalan


Usaha Tani Nibas-Pancor Kopong

BBGR (Bulan Bhakti Gotong


Royong

Gotong Royong Pembukaan Jalan


Usaha Tani Nibas-Pancor Kopong

27

Pada Pemilihan Kepala Desa Tahun 2011 partisipasi masyarakat cukup tinggi.
Dari jumlah penduduk usia wajib pilih sebanyak 4008 orang, tercatat yang
menggunakan hak pilihnya sebanyak 3.497 orang dan terdapat 511 warga masyarakat
tidak dapat menggunakan hak pilihnya dikarenakan berada di Luar Negeri(TKI),
meninggal, sakit keras dan pindah Domisili.
Sedangkan dukungan masyarakat dalam
kegiatan pembangunan di Masbagik Utara Baru
Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur,
tercermin pada tingginya partisipasi masyarakat
di semua sektor pembangunan baik yang bersifat
fisik maupun non fisik.Hal ini tercermin pada
tingginya tingkat kehadiran masyarakat dalam musyawarah Desa.
Kegiatan

gotong

royong

masyarakat

sangat menonjol terutama dalam pembangunan


sarana

peribadatan

dan

kegiatan

sosial

lainnya.Begitu pula dengan dukungan masyarakat


terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah.

I. Pemerintahan Desa
Dalam menjalankan roda Pembangunan dan Pembinaan Kemasyarakatan, Pemerintah
DesaMasbagik Utara Baru Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur dibantu oleh
beberapa lembaga kemasyarakatan sebagai mitra kerja Kepala Desa antara lain :
1. Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD)
2. Tim Penggerak PKK
3. Remaja Masjid
4. Kelompok Tani dan Ternak BARENG MELE
5. Kelompok Ternak KEDOGAN
6. Kelompok Pengrajin
7. Kelompok Posyandu
8. Kelompok Zikiran
9. Kelompok Perikanan
28

10. Kelompok KUD/GAPOKTAN


11. Kelompok Arisan
12. Kelompok Dasa Wisma
13. Kelompok Takziah/Banjar Kematian
14. Kelompok Remaja Masing-masing Kampung
15. Kelompok Objek Wisata dan Wisata Kuliner
16. Kelompok Adat/Kesenian
17. Kelompok Serakalan
18. Kelompok Perempuan Tani Kreatif (Paok Kambut)
19. P4S Masbagik Utara Baru (Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadayadll.

Berkaitan dengan kegiatan pelayanan masyarakat, aparat Pemerintah Desa


merupakan ujung tombak yang berhadapan langsung dengan masyarakat. Dari itu
maka keberadaannya dalam arti kelengkapan dari segi jumlah, serta keahlian/
kecakapan/ keterampilan dari segi kualitas/ pendidikan seyogyanya memadai.

Acara Pelantikan Kepala Desa Masbagik Utara Baru Tahun 2011

Diamati selama beberapa tahun terakhir terjadi perkembangan positif dalam hal
tersebut diatas. Kelengkapan aparat makin membaik, dan tingkat pendidikan Kepala Desa
khususnya mengarah pada jenjang yang lebih tinggi seiring dengan penyegaran dan
kaderisasi, serta alih generasi.
Untuk lebih jelasnya formasi struktur perangkat pemerintahan Desa Masbagik Utara
Baru Kabupaten Lombok Timur sebagaimana tabel berikut :
Tabel 1 :

Nama-nama Pegawai/Perangkat pemerintahan Desa Masbagik


29

Utara Baru Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur


tahun 2011

NO

Nama Jabatan

Pejabat

Pendidikan

1.

Kepala Desa

KHAERUL IHSAN, A.Md

D3

2.

Sekretaris Desa

SALIM B, S.Ag

S1

3.

Kepala Urusan Pemerintahan dan Trantib

FAIZIN, S.Pd

S1

4.

Kepala Urusan Kesra dan Pembangunan

MILYADI

SMP

Kepala UrusanUmum

HAERIL ANWAR

SMA

8.

Kepala UrusanKeuangan

KHAIRUDDIN, S.Sos

Kadus Tanak Maik

NASRUN

SMP

10

Kadus Paok Kambut

SAHWIL

SMP

11.

Kadus Nibas

KIAHMAD

SMP

12.

Pjs. Kadus Karang Geres

ANWAR

13.

Pjs. Kadus Montong Dao

SUHAEMI

SMP

14.

Pjs. Kadus Pancor Kopong

MARZUKI

SMA

7.

30

S1

S1

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Masyarakat Desa masbagik Utara baru partisuspai politik cukup tinggi ditandai
dengan data DPT. berhasilnya sosialisai politik yang dilakukan oleh aparatur desa
sikepada setiap dusun.semua pihak

yang ikut serta dalam mensukseskan pikades

sampai saat ini di desa masbagik utara baru masih dipimpin oleh bapak Haerul Ichsan
A.Md selama dua priode.
5.2 Saran
Adapun fungsi dari partisipasi politik yaitu untuk melihat sejauh mana
keikutsertaan masyarakat nya dalam mensukseskan pilkades di desa itu sendiri,
karena tanpa adanya seorang masyarakat tidak mungkin seorang pejabat aparatur desa
itu bisa langsung duduk di bangku kepala desa ,itulah sebabnya partisipasi politik
sangat berperan penting, namun sistematika plkades tersebut yaitu dengan cara
POITING,[Pengambilan suara terbanyak]

31

DAFTAR PUSTAKA
Sastroatmodjo, Sudijono. 1995. Perilaku Politik. Semarang: IKIP Semarang Press.
Samuel. P. Huntington dan Joan Nelson. 1994. Partisipasi Politik Di Negara Berkembang.
Jakarta: Rineka Cipta. Cetakan ke- 2.
Soeharno, S.Pd.,M.Si. 2004. Diktat Kuliah Sosiologi Politik. DIKTAT.
Drs. Cholisin, M.Si. 2013. Ilmu Kewarganegaraan(Civics). Yogyakarta: Ombak.
Dr. Basrowi, Dr. Sudikin dan Dr. Suko Susilo. 2012. Sosiologi Politik. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Michael Rush dan Philip Althoff. 2008. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Rajawali Pers.

32

33

Anda mungkin juga menyukai