A. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan kadar vitamin C(asam
askorbat) dalam buah jeruk, jambu biji serta brokoli
B. KAJIAN PUSTAKA
Titrasi redoks adalah titrasi yang melibatkan proses oksidasi dan reduksi.
Kedua proses ini selalu terjadi secara bersamaan. Dalam titrasi redoks biasanya
menggunakan potensiometri untuk mendeteksi titik akhir. Untuk mengetahui kadar
vitamin C metode titrasi redoks yang digunakan adalah titrasi langsung yang
menggunakan iodium. Iodium akan mengoksidasi senyawa-senyawa yang mempunyai
potensial reduksi yang lebih kecil dibanding iodium. Vitamin C mempunyai potensial
reduksi yang lebih kecil daripada iodium sehingga dapat dilakukan titrasi langsung
dengan iodium. Pendeteksian titik akhir pada titrasi iodimetri ini adalah dilakukan
dengan menggunakan indikator amilum yang akan memberikan warna biru pada saat
tercapainya titik akhir (Gandjar, dkk., 2007).
Vitamin C disebut juga asam askorbat, struktur kimianya terdiri dari rantai 6
atom C dan kedudukannya tidak stabil (C6H8O6), karena mudah bereaksi dengan O2
di udara menjadi
yang
paling
sederhana. Sifat vitamin C adalah mudah berubah akibat oksidasi namun stabil jika
merupakan kristal (murni). mudah berubah akibat oksidasi, tetapi amat berguna bagi
Buret
Labu takar
Erlenmeyer
Gelas kimia
Pipet tetes
Timbangan analitik
Sendok
Batang pengaduk
Waring blender
Bahan
-
Larutan amilum 1%
Aquades
Kertas saring
D. PROSEDUR KERJA
Timbang 200-300 g bahan
Timbang 20 g slurry
Maka vitamin C (asam askorbat) yang terkandung di dalamnya adalah= 1,3 ml x 0,88
mg = 1,144 mg asam askorbat
3. Buah jambu
Perubahan warna: warna bening menjadi merah muda
Iodium yang dbutuhkan untuk mengubah warna tersebut adalah 1,6 ml
Maka vitamin C (asam askorbat) yang terkandung di dalamnya adalah= 1,6 ml x 0,88
mg = 1,408 mg asam askorbat
Dari data dan analisis diatas, untuk sementara bisa disimpulkan bahwa bahan
yang mengandung paling banyak vtamin C pada percobaan ini adalah buah jeruk, lalu
disusul oleh buah jambu, serta yang memiliki kandungan vitamin C paling rendah
adalah brokoli.
F. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini, dilakukan penetapan kadar vitamin C dengan metode
jacobs. Metode jacobs merupakan metode penentuan atau penetapan kuantitatif yang
dasar penentuannya adalah jumlah I2 yang bereaksi dengan sampel atau terbentuk dari
hasil reaksi antara sampel dengan ion iodida. Pada metode jacobs ini terjadi titrasi
redoks dengan I2 sebagai pentiternya. Dalam reaksi redoks harus selalu ada oksidator
dan reduktor , sebab bila suatu unsur bertambah bilangan oksidasinya (melepaskan
elektron), maka harus ada suatu unsur yang bilangan oksidasinya berkurang atau turun
(menangkap elektron).(Arifin, dkk., 2007)
Sampel yang digunakan dalam percobaan ini adalah buah jeruk, brokoli dan
buah jambu. Adapun Indikator yang digunakan adalah indikator standart yodium 0,01
N. Amilum digunakan karena akan membentuk kompleks iod amilum yang berwarna
biru tua meskipun konsentrasi I2 sangat kecil dan molekul iod terikat kuat pada
permukaan beta amilosa seperti amilum. Bahan dititrasi secara perlahan-lahan dengan
larutan iodium, sampai ada perubahan warnanya. Ketika akan mencapai batas akhir
titrasi larutan vitamin C yang terkandung biasanya akan menimbulkan warna merh
muda. Menurut Gandjar, dkk., (2007) , warna tersebut terjadi karena di dalam larutan
amilum, terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena adanya
ikatan konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk ini menyebabkan pati dapat
membentuk kompleks dengan molekul iodium yang dapat masuk ke dalam spiralnya.,
sehingga menyebabkan warna merah muda pada kompleks tersebut. Berikut ini reaksi
yang terjadi antara vitamin C dengan iodium :
C6H8O6 + I2
Konsentrasi larutan iodium yang digunakan untuk mencapai titik akhir titrasi
tersebut adalah sebesar 0,01N. Dalam titrasi ini, tidak dapat diketahui titik
equivalennya, sehingga untuk menentukannya dapat dilihat dari hantaran listrik,
potensial, ataupun dengan menggunakan pH(Wahyuni., dkk., 2008). Kemudian
setelah itu dihitung kadar vitamin C yang terkandung di dalam sampel dan didapatkan
bahwa jeruk memiliki kandungan vitamin C yang paling tinggi dibandingkan dengan
bahan lainnya. Hal tersebut tidak sesuai dengan dasar teori yang ada karena di dalam
halosehat(tanpa tahun), jambu biji mengandung 378 mg / 60 gram sedangkan jeruk
hanya mengandung 79 mg/ 100 gram. Dimungkinkan terjadi perbedaan karena pada
jeruk sudah berupa larutan setelah diblender. Sedangkan pada jambu biji masih ada
beberapa bijinya yang masih menggumpal bersama daging buahnya sehingga
kemungkinan kandungan vitain C nya belum terlarut sepenuhnya.
G. KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kadar
vitamin C tertinggi yang terkandung dalam ketiga bahan adalah jeruk, diikuti dengan
jambu bji dan brokoli. Namun hasil tersebut dimunginkan masih terjadi kesalahan
karena kandungan dalam jambu biji kemungkinan belum terlarut seluruhnya sehingga
yang seharusnya tertinggi adalah jambu biji ternyata pada pengamatan jeruklah yang
paling tinngi vitamin C nya.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, dkk. 2007. Pengaruh Pemberian Vitamin C terhadap Fetus pada Mencit
Diabetes, Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Vol. 12, No. 1, ISSN : 1410
0177, Andalas.
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Gandjar, dkk. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Halosehat. Tanpa tahun. 21 Buah yang Mengandung Vitamin C Super Tinggi dan
Manfaatnya.(Online)(http://halosehat.com/gizi-nutrisi/panduan-gizi/21-buah-yan
g-mengandung-vitamin-c-super-tinggi-dan-manfaatnya), diakses tanggal 23
November 2016
Safaryani, dkk. 2007. Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan terhadap Penurunan
Kadar Vitamin C Brokoli (Brassica oleracea L). Buletin Anatomi dan
Fisiologi, Vol. XV, No. 2, Semarang.
Tjitro, dkk. 2000. Studi Perilaku Korosi Tembaga dengan Variasi Konsentrasi Asam
Askorbat (Vitamin C) dalam Lingkungan Air yang Mengandung Klorida dan
Sulfat, Jurnal Teknik Mesin, Vol. 2, No. 1,
Surabaya.
Wahyuni, dkk. 2008, Kajian Kemampuan Jus Buah Tomat (Solanum lycopersicum)
dalam Menghambat Peningkatan Kadar Malondyaldehide Plasma Setelah
Latihan
Aerobik Tipe High Impact, Jurnal Kesehatan, Vol. 1, No. 2,
ISSN : 1979 7621, Yogyakarta.