Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Menings spinalis terdiri atas 3 lapis, yaitu : dari lapisan terluar sampai terdalam,
duramater, arakhnoid, pia mater. Ruang antara lapisan arakhnoid dan pia mater di bawahnya
disebut ruang subarakhnoid, terisi oleh CSS. 3
Secara anatomis, dura mater spinalis memanjang dari foramen magnum ke segmen
kedua sakrum. Ini terdiri dari matriks jaringan ikat padat kolagen dan serat elastis. Sebanyak
sekitar 150 ml CSS beredar pada satu waktu dan diserap oleh vili arakhnoid. 4
PATOFISIOLOGI
Penyebab PDPH tidak sepenuhnya pasti. Penjelasan terbaik adalah bahwa hasil tekanan
rendah CSS dari kebocoran CSS melalui robekan dural dan arakhnoid, sebuah kebocoran
melebihi tingkat produksi dari CSS. Sedikitnya hilang 10% volume CSS dapat menyebabkan
sakit kepala ortostatik. Ada dua mekanisme dasar teoritis untuk menjelaskan PDPH. Salah
satunya adalah refleks vasodilatasi dari pembuluh meningeal karena menurunnya tekanan CSS. 5
Monroe-Kelly menyatakan bahwa total volume elemen dari rongga intrakranial (darah,
CSS, dan jaringan otak) tetap konstan. Konsekuensi kehilangan CSS adalah vasodilatasi yang
mengkompensasi hilangnya volume dalam rongga intrakranial, sehingga sakit kepala dialami
oleh paien setelah kebocoran CSS mungkin sebagian disebabkan vasodilatasi intrakranial. Efek
menguntungkan dari obat vasokontriktor otak termasuk kafein, teofilin, dan sumatriptan
mendukung etiologi vaskuler untuk PDPH. Ganggguan visual terjadi di mana tercatat bahwa
mereka yang menerima anestesi spinal terjadi penurunan tekanan intrakranial. Diplopia adalah
gejala mata yang paling umum diakibatkan dari penurunan tekanan intrakranial dan disebabkan
oleh traksi pada saraf abducens (saraf kranial keenam), yang memiliki jalan terpanjang dalam
rongga intrakranial.5
MANIFESTASI KLINIS
PDPH biasanya bermanifestasi sebagai sakit kepala, postural frontal, frontotemporal,
atau oksipial, diperparah dengan ambulasi dan ditingkatkan dengan posisi dekubitus, terjadi
dalam 48 jam setelah pungsi dural. Gejala-gejala yang menyertai biasanya mual, muntah dan
leher kaku. Gejala lainnya yaitu keluhan mata seperti fotofobia dan diplopia, dan keluhan
pendengaran seperti tinitus dan hiperakusis.6
TATALAKSANA
Ada beberapa terapi yang sering dipakai untuk penanganan PDPH, baik
terapi konservatif maupun agresif. Terapi konservatif meliputi istirahat, hidrasi
pasien, posisi telungkup, stagen abdomen, pemberian kafein baik melalui oral atau
parenteral. Sumatriptan dan pemberian Hormon Adrenokortikotropin (ACTH) /
kortikosteroid. Sedangkan terapi agresif berupa suntikan intratekal salin, kateter
intratekal, epidural saline, epidural blood patch dan epidural dekstran.6
A. Terapi Konservatif
1) Istirahat
Istirahat di tempat tidur akan mengurangi gejala PDPH. Namun, tinjauan
literatur menunjukkan bahwa istirahat setelah punksi dural tidak
mengurangi
resiko
berkurangnya
sakit
kepala,
bahkan
adanya
menunjukkan
bahwa
hidrasi
yang
berlebihan
akan
membantu
spinal kontinyu. Beberapa studi telah menyarankan bahwa teknik ini akan
mengurangi timbulnya sakit kepala setelah spinal. Bahkan, salah satu studi
menunjukkan hasil yang lebih baik ketika kateter tetap di tempat selama
punksi
dural.
Sayangnya,
penghentian
infus
biasanya
ruang
epidural
meningkatkan
tekanan
intrakranial
dan
PDPH,
dengan
laporan
awal
menunjukkan
tingkat
DAFTAR PUSTAKA
3
4
2007.
5 Morgan GE, Jr., Mikhail, Maged S., Murray, Michael J. Clinical
anesthesiology. 4th ed. New York: The McGraw-Hill Companies; Lange
6
(Last
update
Juli
2010).
Available
from
2017
Bezov D. Post-dural puncture headache: Part II Prevention, management
2017
Kaswiyan, Prof. 2009. Slide Anestesi pada Sectio Caesarea. Bagian Anestesiologi dan
Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Bandung.