Tuberculosis 2014 (Revisi 1)
Tuberculosis 2014 (Revisi 1)
a.
C. Upaya Pengendalian TB
Atas dasar keberhasilan uji coba yg ada, mulai thn 1995 secara nasional
Strategi DOTS diterapkan bertahap melalui Puskesmas
Indonesia berpeluang mencapai penurunan angka kesakitan dan kematian
akibat TB menjadi setengahnya di thn 2015 jika dibandingkan dgn data thn
1990. Angka prevalensi TB yg pada thn 1990 sebesar 443 per 100.000
penduduk, pd thn 2015 dutargetkan menjadi 222 per 100.000 penduduk.
Pencapaian indikator MDGs utk TB di Indonesia saat ini sudah sesuai jalurnya
dan diperkirakan semua indikator dapat dicapai sebelum waktu yg
ditentukan.
2. Ketenagaan.
Telah 98 % staf Puskesmas dan 24 % staf TB di RS yg telah dilatih.
Tantangan baru yg dihadapi adalah meningkatnya pelatihan utk
pendekatan baru seperti resistan obat, PAL, PPI TB dll
3. OAT
Pemenuhan kebutuhan OAT merupakan tanggung jawab pemerintah Pusat
4. Pendanaan. Masih tinggi ketergantungan pada donor internasional.
Pembiayaan yg tersedia lebih banyak terpusat pada aspek kuratif.
Tantangan baru: TB resisten obat, epidemi ganda Tb HIV dan TB DM
membutuhkan pendanaan yg lebih besar.
5. Kepatuhan Penyedia Pelayanan Kesehatan pemerintah dan swasta
terhadap pedoman Nasional Pengendalian TB. Ada standar pelayanan
berdasarkan ISTC
F. Kegiatan:
-
pengendalian TB Komprehensif:
a) Penguatan layanan lab
b) Public private mix
c) Kelompok rentan (DM, ibu hamil, gizi buruk)
d) Kolaborasi TB HIV
e) TB anak
f) Pemberdayaan masyarakat dan pasien TB
g) Pendekatan praktis kesehatan paru (Practice Aproach to Lung
Health= PAL)
h) Manajemen terpadu pengendalian TB resistan obat (MTPTRO)
i) Penelitian TB
A. Penemuan pasien TB
Penjaringan suspek, pem fisik dan lab, menentukan diagnosa,
klasifikasi penyakit dan tipe pasien TB
1.Strategi penemuan:
Dilakukan secara intensif (dgn promosi aktif) pada kelompok
populasi terdampak TB dan populasi yg rentan pada semua faskes
utk mempercepat penemuan dan mengurangi keterlambatan
pengobatan). Penemuan secara aktif dilakukan terhadap :
a)kelompok khusus yg rentan/ beresiko tinggi mis pasien HIV/, DM dan
malnutrisi. b)Populasi yg rentan adalah krn berada dilingkungan beresiko tinggi
misalnya Lapas/ Rutan, penampungan pengungsi, daerah kumuh, tempat kerja
asrama dan panti jompo
c) anak < 5 thn yg kontak dgn penderita
d)Kontak erat dgn pasien TB dan pasien resistan obat
Penerapan manajemen tatalaksana terpadu bagi pasien dgn gejala
dan tanda yg sama dgn gejala TB spt PAL, MTBS, MTDS akan
membantu meningkatkan penemuan pasien TB di faskes,
mengurangi terjadinya misopportunity dan meningkatkan mutu
layanan
3. Pemeriksaan Dahak:
a. Pemeriksaan mikroskopis langsung (SPS: sewaktu, pagi, sewaktu)
b. Pemeriksaan biakan pada pasien TB ekstra paru, pasien TB anak
dan pasien TB dgn hasil pemeriksaan dahak mikroskopis lsg BTA
Negatif. Apabila dimungkinkan pemeriksaan dgn menggunakan tes
B.Klasifikasi pasien TB