Anda di halaman 1dari 42

HUBUNGAN KEBISINGAN DENGAN STRES KERJA PADA PEKERJA

BAGIAN PRODUKSI DI PT.PERKEBUNAN NUSANTARA IV KEBUN


DOLOK SINUMBAH KECAMATAN BANDAR
KABUPATEN SIMALUNGUN
TAHUN 2016

PROPOSAL

OLEH :

LILIN FRIHARTINI
NIM: 12.21.014

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA
LUBUK PAKAM
2016

LEMBAR PERSETUJUAN
Proposal penelitian ini dengan judul :
HUBUNGAN KEBISINGAN DENGAN STRES KERJA PADA PEKERJA
BAGIAN PRODUKSI PT.PERKEBUNAN NUSANTARA IV KEBUN
DOLOK SINUMBAH KECAMATAN BANDAR KABUPATEN
SIMALUNGUN TAHUN 2016

Yang Dipersiapkan Dan Diseminarkan Oleh :

LILIN FRIHARTINI
NIM:12.21.014

Telah disetujui untuk diujikan dan dipertahankan di hadapan Komisi Penguji


Proposal Penelitian pada ujian sidang proposal penelitian Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat STIKes MEDISTRA Lubuk Pakam.

Lubuk Pakam, Mei 2016

Pembimbing,

Kuat Sitepu, S.Kep, Ns, M.Kes,NIK : 01.96.26.02.1972

LEMBAR PENGESAHAN
Proposal Penelitian Dengan Judul :
HUBUNGAN KEBISINGAN DENGAN STRES KERJA PADA PEKERJA
BAGIAN PRODUKSI DI PT.PERKEBUNAN NUSANTARA IV KEBUN
DOLOK SINUMBAH KECAMATAN BANDAR
KABUPATEN SIMALUNGUN
TAHUN 2016
Oleh :
LILIN FRIHARTINI
12.21.014
Telah Diuji Dan Dipertahankan Di hadapan Tim Penguji Proposal Program Studi
Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes MEDISTRA Lubuk Pakam Dan Dapat
Diterima Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melakukan Penelitian.

Lubuk Pakam,

Mei 2016

Komisi Penguji
1. Tati Murni Karokaro, S.Kep, Ns, M.Kep,______________
NIK : 01.02.28.02.1980
2. Irma Nurianti, SKM, M.Kes,______________
NIK : 03.12.22.08.1982
3. Kuat Sitepu, S.Kep, Ns, M.Kes,______________
NIK : 01.96.26.02.1972
Disahkan Oleh:
Ketua STIKes MEDISTRA
Lubuk Pakam

Ketua Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat


STIKes MEDISTRALubuk Pakam

Drs. David Ginting, M.Pd

Irma Nurianti, SKM, M.Kes

NIK : 01.94.14.04.1967

NIK : 03.12.22.08.1982

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang selalu melimpahkan
rahmat dan Karunia-Nya kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan proposal
penelitian yang berjudul Hubungan Kebisingan Dengan Stres Kerja Pada Pekerja
Bagian Produksi Di PT.Perkebunan Nusantara IV Kebun Dolok Sinumbah
Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun Tahun 2016.
Dalam penyusunan proposal penelitian ini, atas bimbingan dan bantuan
tersebut peneliti mengucapkan terimah kasih kepada :
1. Drs.Johannes Sembiring, M.Pd, M.Kes, selaku ketua yayasan MEDISTRA
Lubuk Pakam.
2. Drs.David Ginting, M.Pd, M.Kes, selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan MEDISTRA Lubuk Pakam.
3. Irma Nurianti, SKM, M.Kes, selaku ketua Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan STIKes MEDISTRA Lubuk
Pakam.
4. Kuat Sitepu, S.Kep,Ns, M.Kes, selaku dosen pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan sehingga
peneliti dapat menyelesaikan proposal penelitian ini.
5. Seluruh Staf Dosen Pegawai STIKes MEDISTRA Lubuk Pakam yang
telah banyak memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan kepada
peneliti selama pendidikan.

6. Kepada orang tua peneliti Bapak Lili Suheri dan Ibu Ngatini serta seluruh
keluarga tercinta yang telah memberikan doa dan dukungan baik moril
maupun materil serta motivasi kepada peneliti agar tetap optimis dalam
mengikuti proses dan penyelesaian pendidikan di STIKes MEDISTRA
Lubuk Pakam.
7. Kepada seluruh teman PSIKM Angkatan VI STIKes MEDISTRA Lubuk
Pakam

yang telah banyak memberikan dukungan dan bantuan dalam

penyusunan proposal penelitian ini.


8. Kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan
karya tulis ilmiah ini, yang tidak bisa peneliti ucapkan satu persatu.
Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan proposal Penelitian ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan, untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan proposal ini.
Akhir kata peneliti mengucapkan terimah kasih kepada semua pihak yang
telah banyak membantu dalam penulisan dan penyusunan proposal penelitian ini.
Lubuk Pakam,

Mei 2016

Peneliti

Lilin Frihartini
12.21.014

DAFTAR ISI
Judul

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ..................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................
DAFTAR TABEL.........................................................................
DAFTAR SKEMA .......................................................................
DAFTAR LAMPIRAN................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................
A. Latar Belakang............................................................

i
iii
iv
v
vi
1
1

B. Rumusan Masalah.......................................................

C. Tujuan Penelitian........................................................

D. Manfaat Penelitian......................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................


A. Kebisingan................................................................

7
7

B. Stres Kerja................................................................

13

C. Kerangka Konsep.....................................................

20

D. Hipotesa....................................................................

20

BAB III METODE PENELITIAN ............................................


A. Jenis dan Rancangan Penelitian ...............................

21
21

B. Lokasi dan Waktu Penelitian....................................

21

C. Populasi dan Sampel.................................................

22

D. Metode Pengumpulan Data......................................

24

E. Variabel dan Definisi Operasional............................

24

F. Metode Pengukuran Data.........................................

26

G. Metode Analisis Data................................................

27

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................

29

DAFTAR TABEL

Nomor

Nama Tabel

3.1 Variabel Dan Definisi Operasional ..............................................

Halaman
26

DAFTAR SKEMA
Nomor

Nama Skema

2.1 Kerangka Konsep Penelitian .................................................

Halaman
20

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Lembar Permohonan Menjadi Responden.............................. 30
Lampiran 2: Lembar Persetujuan Menjadi Responden................................ 31
Lampiran 3: Kuesioner Penelitian Stres....................................................... 32
Lampiran 4: Waktu Kegiatan Penelitian...................................................... 33

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stres merupakan reaksi psikis yang timbul akibat adanya tekanan,baik
internal maupun eksternal. Stres yang terus-menerus dan tidak mendapatkan
perawatan dan penanganan semestinya dapat menyebabkan penderitanya
mengalami kegilaan secara permanen (Yekti,2010).
Sumber kecelakaan kerja berupa kebisingan pada umumnya terjadi pada
hampir semua industri, baik industri kecil, menengah, maupun industri besar.
Generator pembangkit listrik, instalasi pendingin,atau mesin pembuat vacum,
merupakan sekian contoh dari peralatan yang berpotensi mengeluarkan suara yang
dapat menimbulkan kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan kerja. Selain angka
kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin, para pekerja harus memperhatikan
berapa lama mereka bekarja dalam lingkungan tersebut. Pelindung telinga dari

kebisingan juga harus diperhatikan untuk menjamin keselamatan kerja


(Buntarto,2015).
Akibat-akibat stres terhadap seseorang dapat bermacam-macam dan hal ini
tergantung pada kekuatan konsep dirinya yang akhirnya menentukan besar
kecilnya toleransi orang tersebut terhadap stres. Tetapi meskipun demikian
fleksibilitas dan adaptasibilitas juga diperlukan agar seseorang dapat menghadapi
stres nya dengan baik. Orang-orang yang kaku atau fanatik terhadap ambisiambisi dan norma-norma yang dipegangnya cenderung mengalami keadaan yang
lebih buruk apabila ia tidak berhasil mengatasi stres nya. Reaksi-reaksi yang
muncul apabila seseorang menerima stres dapat digolongkan sebagai reaksi-reaksi
yang jasmaniah (biologis atau lebih tepatnya reaksi fisiologis) dan reaksi yang
rohaniah (psikologis) yang meliputi kelakuan sikap menarik diri, bertingkah laku
agresif, dan tingkah laku yang tak terorganisasi (Anoraga,2009).
Dalam lingkup ketenagakerjaan, stres kerja merupakan masalah bagi
kesehatan tenaga kerja, berpotensi meningkatkan risiko kecelakaan kerja yang
akan

menimbulkan

banyak

kerugian

materi,

dan

mampu

menurunkan

produktifitas secara keseluruhan. Kondisi individual juga berpengaruh terhadap


terjadinya stres kerja. Seorang individu menilai suatu situasi menimbulkan stres
atau tidak, sangatlah tergantung dari kepekaan individu dari mencakup beberapa
variabel diantaranya usia, masa kerja, komunikasi di tempat kerja, kepribadian
dan semangat kerja. Penjelasan tersebut terlihat bahwa faktor kebisingan dan masa
kerja berperan dalam menimbulkan stres kerja (Budiyanto,2010).
Di negara-negara industri, bising merupakan masalah utama kesehatan.
WHO memperkirakan hampir 14% total tenaga kerja negara industri terpapar

bising melebihi 90 dB di tempat kerjanya. Diperkirakan sebanyak 20 juta orang


Amerika terpapar bising lebih dari 85 dB. Wough dan Forcier mendapat data
bahwa perusahaan kecil di sekitar Sidney mempunyai tingkat kebisingan 87 dB.
Quebec Canada, Frechet mendapat data bahwa 55% daerah industri memiliki
tingkat kebisingan lebih dari 85 dB. Peningkatan suara dengan gelombang
kompleks yang tidak beraturan dikenal sebagai bising, merupakan salah satu
stresor bagi individu. Bila hal tersebut terjadi berulangkali dan terus menerus
sehingga melampaui adaptasi individu maka berakibat terjadi kondisi stres yang
merusak atau sering disebut stres berat.
Hasil penelitian labour force survey menemukan adanya 182.700 kasus
stress akibat kerja di Inggris. Sumber penyebabnya adalah dari gangguan stres
dari pekerjaan itu sendiri, tetapi dapat juga di sebabkan adanya stressor fisik,
emosional, dan mental. Stressor fisik di tempat kerja, contohnya seperti
kebisingan. Menurut penelitian Erwin Dyah Nawawinetu dan Retno Adriyani
yang dilakukan di perusahaan penggilingan padi di Desa Metatu Surabaya,
sebanyak 66,67% karyawan yang merasa sedikit terganggu oleh suara bising dan
8,33% yang sangat terganggu. Intensitas kebisingan di perusahaan tersebut
berkisar antara 93-98 dB dengan nilai rerata 95,58 dB. Responden bekerja selama
7,5 jam kerja dengan 1 jam istirahat.
Berdasarkan SK Menteri Negara Lingkungan Hidup No: Kep.Men48/MEN.LH/11/1996, kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari suatu
usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan, termasuk ternak,
satwa, dan sistem alam.

Kebisingan di tempat kerja seringkali merupakan masalah tersendiri bagi


tenaga kerja, umumnya berasal dari mesin kerja. tetapi, banyak tenaga kerja yang
telah terbiasa dengan kebisingan tersebut, meskipun tidak mengeluh gangguan
kesehatan tetap terjadi, sedangkan efek kebisingan terhadap kesehatan tergantung
pada intensitasnya. kebisingan yang bernada tinggi sangat mengganggu, jika
kebisingan tersebut berjenis terputus-putus atau yang datang hilangnya secara
tiba-tiba dan tidak terduga dapat menimbulkan gangguan berupa tekanan darah,
peningkatan nadi, kontruksi pembuluh darah perifer terutama pada tangan dan
kaki, serta dapat menyebabkan pucat dan gangguan sensoris (Pradana, 2013).
Intensitas kebisingan sering dapat menyebabkan penurunan performansi
kerja, sebagai salah satu penyebab stres dan gangguan kesehatan lainnya. Stres
yang disebabkan karena pemaparan kebisingan dapat menyebabkan terjadinya
kelelahan dini, kegelisahan dan depresi. Stres karena kebisingan juga
menyebabkan cepat marah, sakit kepala dan gangguan tidur.(Budiyanto, 2010)
Lingkungan kerja yang tidak memenuhi syarat misalnya bising yang
melebihi ambang batas merupakan salah satu faktor yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan. Kebisingan selain dapat menimbulkan ketulian sementara
dan ketulian permanen juga akan berdampak negatif lain seperti gangguan
komunikasi, yang pada akhirnya mengganggu pekerjaan. Apabila bekerja dengan
kondisi tidak nyaman lama kelamaan akan menimbulkan stres dan kelelahan
(Budiyanto,2010).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti didapat jumlah
pekerja sebanyak 70 orang, data ini diperoleh dari Kantor Administrasi
PT.Perkebunan Nusantara IV Kebun Dolok Sinumbah,dari hasil wawancara yang

dilakukan 20 dari 35 orang menyatakan merasa cepat marah, sakit kepala dan
mengalami gangguan tidur. Selain itu, para pekerja tersebut terlihat kelelahan,
kegelisahan dan kecemasan sehingga peneliti mengasumsikan pekerja mengalami
stres kerja.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan rumusan
masalahnya yaitu adakah hubungan kebisingan dengan stres kerja pada pekerja
bagian produksi di PT.Perkebunan Nusantara IV Kebun Dolok Sinumbah
Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun tahun 2016?
C.Tujuan Penelitian
1.Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan kebisingan dengan stres kerja pada pekerja
bagian produksi di PT.Perkebunan Nusantara IV Kebun Dolok Sinumbah
Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun tahun 2016.
2.Tujuan Khusus
a.

Untuk mengetahui intensitas kebisingan pada bagian produksi di


PT.Perkebunan Nusantara IV Kebun Dolok Sinumbah Kecamatan Bandar

b.

Kabupaten Simalungun Tahun 2016.


Untuk mengetahui stres kerja pada pekerja bagian produksi di
PT.Perkebunan Nusantara IV Kebun Dolok Sinumbah Kecamatan Bandar
Kabupaten Simalungun Tahun 2016.

D.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut:
1.Bagi PT.Perkebunan Nusantara IV

Dapat menjadi gambaran dan bahan masukan bagi perusahaan tentang bahaya
pemaparan kebisingan terhadap pekerja khususnya terhadap dampak stres kerja,
sehingga perusahaan diharapkan dapat melakukan upaya pengendalian kebisingan
dan stres kerja.
2.Bagi Pekerja Bagian Produksi
Dapat memahami tentang efek kebisingan terhadap kesehatan khususnya
mengenai masalah stres kerja, sehingga pekerja melakukan upaya untuk
menghindarkannya.

3.Bagi Peneliti Selanjutnya


Dapat menjadi bahan referensi, tambahan wawasan dan pengetahuan mengenai
masalah kebisingan dan dampak yang diakibatkan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kebisingan
1. Pengertian Kebisingan
Menurut WHO (2011), kebisingan adalah suara-suara yang tidak
dikehendaki oleh karena itu kebisingan sangat mengganggu aktivitas kehidupan.
Kebisingan adalah sesuatu yang sifatnya subjektif dan psikologis. Dikatakan
subjektif karena sangat bergantung pada orang yang bersangkutan, misalnya suara
bercakap-cakap di dalam bioskop yang mengganggu sebagian orang, namun suara
ribut di suatu pasar bukanlah masalah bagi orang disekelilingnya. Beberapa jenis
suara dapat lebih mengganggu daripada yang lain, suara yang keras lebih sering
mengganggu daripada bunyi pelan karena itu suara dapat menjadi gangguan yang
sangat tidak diinginkan. Hal ini secara psikologis dapat mengganggu kondisi
emosi seseorang sehingga dapat menjadi suatu masalah.
Berdasarkan PERMENAKER NO.13/MEN/X/TAHUN 2011 tentang Nilai
Ambang Batas Faktor Fisika dan Kimia di Tempat Kerja, Kebisingan adalah
semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi

dan/atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan
pendengaran (Kuswono,2014).
Kebisingan merupakan salah satu faktor lingkungan fisik lingkungan kerja
yang dapat menimbulkan dampak pada auditory (gangguan pendengaran) dan
ekstra auditory (seperti stres kerja/psikologik, hipertensi, dan kelelahan kerja dan
perasaan tidak senang) (Tana,2010).

2. Jenis Kebisingan
1) Bising Kontinu (Steady Noise)
Tingkat tekanan suara yang relatif sama selama terjadinya bising. Contoh
penyebab bising ini adalah air terjun, mesin pembangkit tenaga listrik, mesin
industri, dan lain-lain.
2) Bising tidak kontinu
Tingkat tekanan suara yang berbeda-beda selama bising berlangsung. Contoh
penyebab bising ini adalah lalu lintas kendaraan bermotor (dari jarak dekat), suara
senjata, pesawat terbang sedang lewat, dan sebagainya.
3) Bising Tiba-Tiba (Impulsive Noise)
Bising yang ditimbulkan oleh kejadian yang singkat dan tiba-tiba. Efek
awalnya menyebabkan gangguan yang lebih besar, seperti akibat ledakan,
misalnya dari mesin pemancang, pukulan, tembakan bedil atau meriam, ledakan
dan dari suara tembakan senjata api.
4) Bising Berpola (Tones in Noise)

Bising yang disebabkan oleh ketidakseimbangan atau pengulangan yang


ditransmisikan melalui permukaan ke udara. Pola gangguan misalnya disebabkan
oleh putaran bagian mesin, seperti motor, kipas, dan pompa. Pola dapat
diidentifikasi secara subjektif dengan mendengarkan atau secara objektif dengan
analisis frekuensi.
5) Bising implusif berulang
Sama dengan bising implusif, hanya bising ini terjadi berulag-ulang, misalnya
mesin tempa.

3.Sumber Kebisingan
Menurut Dr.Wowo Sunaryo Kuswana,M.Pd. (2014) Sumber kebisingan
berasal dari berbagai lingkungan,antara lain sebagai berikut:
a. Kebisingan dari Lingkungan Pabrik
Kebisingan yang timbul di sekitar pabrik tersebut, atau bisa juga kebisingan
yang berasal dari sumber lain di luar pabrik.
b. Kebisingan dari Alat-Alat Kontruksi
Kebisingan ini terjadi dari alat-alat kontruksi yang dipakai untuk
meringankan kerja manusia dan meningkatkan produktivitas kerja, misalnya:
mikser, pompa generator, dan vibrator.
c. Kebisingan yang berasal dari Lalu Lintas
Kebisingan ini didapat atau diperoleh dari lalu lintas darat atau lalu lintas
udara.
d. Kebisingan dari Alat-Alat Rumah Tangga
Tingkat kebisingan yang ditimbulkan oleh alat-alat rumah tangga tidak terlalu
tinggi tetapi dapat mengakibatkan gangguan terhadap penghuni rumah
tangga.
e. Kebisingan pada Tempat Rekreasi

Di tempat rekreasi alat-alat modern menimbulkan kebisingan yang hebat,


demikian pula dalam berolahraga, seperti menembak dapat pula terjadi
kebisingan sesaat dengan intensitas lebih dari 130 dBA.

4. Dampak Kebisingan
a. Gangguan psikologis,berupa:
1. Sukar berkonsenterasi dan sukar tidur,
2. mudah marah,
3. kepala pusing dan cepat lelah,
4. Menurunkan daya kerja,
5. menimbulkan stres.
b.

Gangguan pendengaran, yaitu hilangnya pendengaran seseorang, jika


dibiarkan berlanjut dapat menderita ketulian yang bersifat sementara dan
permanen.

c. Gangguan tubuh lainnya, yang dapat berupa:


1. ketegangan otot,
2. kontraksi pembuluh darah,
3. meningkatnya tekanan darah,
4. menungkatnya denyut jantung,
5. meningkatnya produksi adrenalin.
5. Faktor-Faktor yang mempengaruhi kebisingan
Menurut Kuswana (2014) kebisingan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
a. Intensitas Kebisingan

Makin tinggi intensitasnya, makin besar risiko untuk terjadinya gangguan


pendengaran.
b. Frekuensi Kebisingan
Makin tinggi frekuensi kebisingan, makin besar kontribusinya untuk terjadi
gangguan pendengaran.
c. Jenis Kebisingan
Kebisingan yang kontinu lebih besar kemungkinanya untuk menyebabkan
terjadinya gangguan pendengaran daripada kebisingan yang terputus-putus.
d. Lama Pemaparan
Makin lama pemaparannya, makin besar risiko untuk terjadinya gangguan
pendengaran.
e. Lama Tinggal
Makin lama seseorang tinggal disekitar kebisingan, makin besar risiko
terjadinya gangguan pendengaran.
f. Umur
Pada umumnya, sensitivitas pendengaran berkurang dengan bertambahnya
umur.
g. Kerentanan Individu
Tidak semua individu yang terpapar dengan kebisingan pada kondisi yang
sama akan mengalami perubahan nilai ambang pendengaran yang sama pula.
Hal ini disebabkan oleh respons tiap-tiap individu pada kebisingan berlainan,
bergantung pada kerentanan tiap individu.
6. Pengukuran Kebisingan

Pengukuran ada yang hanya bertujuan untuk pengendalian terhadap


lingkungan kerja namun ada juga pengukuran yang bertujuan untuk mengetahui
pengaruhnya terhadap tenaga kerja yang bersangkutan (Anizar, 2010).
Bunyi diukur dengan satuan yang disebut desibel, dalam hal ini mengukur
besarnya tekanan udara yang ditimbulkan oleh gelombang bunyi. Satuan desibel
diukur dari 0 sampai 140, atau bunyi terlemah yang masih dapat didengar oleh
manusia sampai tingkat bunyi yang dapat mengakibatkan kerusakan permanen
pada telinga manusia. Desibel biasa disingkat dB dan mempunyai skala A, B, C.
Skala yang terdekat dengan pendengaran manusia adalah skala A atau dBA
(Anies, 2009).
Pada pengukuran ini dapat digunakan alat Sound Level Meter Alat tersebut
dapat mengukur intensitas kebisingan antara 40-130 dB(A) pada frekuensi antara
20-20.000 Hz. Sebelum dilakukan pengukuran harus dilakukan countour map
lokasi sumber suara dan sekitarnya. Selanjutnya pada waktu pengukuran Sound
Lever Meter di pasang pada ketinggian (140-150 m) atau setinggi telinga
(Tarwaka, dkk., 2004).
7. Prosedur Pengukuran Kebisingan
a). Langkah Persiapan
Langkah persiapan dilakukan sebelum alat mulai digunakan yaitu :
1. Pasang baterai pada tempatnya.
2. Tekan tombol power.
3.

Cek garis pada monitor untuk mengetahui baterai dalam keadaan baik
atau tidaknya.

4. Kalibrasi alat dengan kalibrasi, sehingga angka pada monitor sesuai


dengan angka kalibrator.
b). Langkah Pengukuran
Langkah untuk mulai pengukuran adalah sebagai berikut:
1. Pilih selektor pada posisi:
Fast: Untuk jenis kebisingan kontinue.
Slow: Untuk jenis kebisingan impulsive atau terputus-putus.
2. Pilih selector range intensitas kebisingan.
3. Tentukan lokasi pengukuran.
4.

Setiap lokasi pengukuran dilakukan pengamatan selama 1-2 menit,


dengan enam kali

pembacaan. Hasil pengukuran adalah angka yang

ditunjukan pada monitor.


5.

Catat hasil pengukuran dan hitung rata-rata kebisingan.

B. Stres Kerja
1.

Pengertian Stres Kerja


Stres adalah konsekuensi yang tidak terhindarkan dari kehidupan modern.

Perkembangan industri, tekanan di daerah perkotaan, pertumbuhan populasi dan


berbagai macam persoalan hidup adalah beberapa penyebab terjadinya
peningkatan stres. Pada saat ini, stres kerja menjadi ancaman yang serius bagi
kesehatan pekerja dan pada akhirnya mengancam kesehatan suatu organisasi atau
perusahaan (Ismar et al, 2011).
Stres merupakan pengalaman subyektif yang didasarkan pada persepsi
seseorang terhadap seseorang terhadap situasi yang dihadapinya. Stres berkaitan

dengan kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan atau situasi yang menekan.
Kondisi ini mengakibatkan perasaan cemas, marah, dan frustasi (Priyono,2014).
Stres kerja adalah respon fisik dan emosional yang berbahaya yang terjadi
ketika kebutuhan pada pekerjaan tidak sesuai dengan kemampuan, sumber daya,
dan kebutuhan daripada pekerja. Health dan Safety Executive (HSE) Inggris
menganggap bahwa stres kerja merupakan penyebab penting kesakitan dan
penyakit pada pekerja, dan diketahui berhubungan dengan tingginya absen sakit,
pergantian pegawai, dan indikator lainnya dari penurunan kerja organisasi
termasuk kesalahan pekerja.
2.

Sumber Stres Kerja


Kondisi stres dapat disebabkan oleh berbagai penyebab atau sumber, dalam

istilah yang lebih umum disebut stresor. Stresor adalah keadaan atau situasi, objek
atau individu yang dapat menimbulkan stres. Secara umum, stresor dapat dibagi
menjadi tiga, yaitu stresor fisik,sosial, dan psikologis.
a. Stresor fisik
Bentuk dari stresor fisik adalah suhu (panas dan dingin), suara bising polusi
udara, keracunan, obat-obatan (bahan kimiawi).
b. Stresor sosial
1. Stresor sosial, ekonomi dan politik, misalnya tingkat inflasi yang tinggi,
tidak ada pekerjaan, pajak yang tinggi, perubahan teknologi yang cepat,
kejahatan.
2. Keluarga, misalnya peran seks, iri, cemburu, kematian anggota keluarga,
masalah keuangan, perbedaan gaya hidup dengan pasangan atau anggota
keuangan yang lain.
3. Jabatan dan karir, misalnya kompetisi dengan teman, hubungan yang
kurang baik dengan atasan atau sejawat, pelatihan aturan kerja.

4. Hubungan interpersonal dan lingkungan, misalnya harapan sosial yang


terlalu tinggi, pelayanan yang buruk, hubungan sosial yang buruk.
c. Stresor Psikologis
1. Frustasi
Frustasi adalah tidak tercapainya keinginan atau tujuan karena ada
hambatan.
2. Ketidakpastian
Apabila seseorang sering berada dalam keraguan dan merasa tidak
pasti mengenai masa depan atau pekerjaannya. Atau merasa selalu
bingung akan tertekan, rasa bersalah, perasaan khawatir dan inferior.
3. Gejala Stres
Gejala terjadinya stres secara umum terdiri dari 2 (dua) gejala:
a. Gejala Fisik
Beberapa bentuk gangguan fisik yang sering muncul pada stres adalah nyeri
dada, diare selama beberapa hari, sakit kepala, mual, jantung berdebar, lelah,
sukar tidur, dan lain-lain.
b. Gejala Psikis
Sementara bentuk gangguan psikis yang sering terlihat adalah cepat marah,
ingatan melemah, tak mampu berkonsenterasi, tidak mampu menyelesaikan
tugas, reaksi berlebihan terhadap hal sepele, daya kemampuan berkurang,
tidak mampu santai pada saat yang tepat, tidak tahan terhadap suara atau
gangguan lain, dan emosi tidak terkendali.
4. Tanda-tanda stres
1. Emosi
Orang yang mengalami stres pasti secara emosi tidak stabil, orang yang
stres biasanya juga dapat dikenali secara emosionalnya antara lain sebagai
berikut :
a) Kecemasan (hostility)
b) Pencemburuan (jealously)
c) Kurang istirahat (restelessness)
d) Tidak memiliki gairah (lack of interest)
2. Tanda-tanda kognitif stres
a) Pelupa (forgetfulnes)
b) Kekhawatiran berlebihan (preoccupation)
c) Kurang konsenterasi/tidak fokus (lack of concentration)
d) Tidak produktif (diminished productivity)

e) Memiliki citra diri negative (negative self-esteem).


5. Tingkat Stres
a. Stres Ringan
Stres ringan adalah stresor yang dihadapi setiap orang secara teratur, seperti
terlalu banyak tidur, kemacetan lalu-lintas, kritikan dari atasan. Situasi seperti
ini biasanya berlangsung beberapa menit atau jam. Stresor ringan biasanya
tidak disertai timbulnya gejala.
b. Stres Sedang
Berlangsung lebih lama dari beberapa jam sampai beberapa hari. Situasi
perselisihan yang tidak terselesaikan dengan rekan, anak yang sakit, atau
ketidakhadiran yang lama dari anggota keluarga merupakan penyebab stres
sedang. Ciri-cirinya yaitu sakit perut, mules, otot-otot terasa tegang, perasaan
tegang, gangguan tidur, badan terasa ringan.
c. Stres Berat
Adalah situasi yang lama dirasakan oleh seseorang dapat berlangsung
beberapa minggu sampai beberapa bulan, seperti perselisihan perkawinan
secara terus menerus, kesulitan financial yang berlangsung lama karena tidak
ada perbaikan, berpisah dengan keluarga, berpindah tempat tinggal
mempunyai penyakit kronis dan termasuk perubahan fisik,psikologis,sosial
pada usia lanjut. Makin sering dan makin lama situasi stres, makin tinggi
resiko kesehatan yang di timbulkan. Stres yang berkepanjangan dapat
mempengarhi kemempuan untuk menyelesaikan tugas perkembangan. Ciricirinya yaitu sulit beraktivitas, gangguan hubungan sosial, sulit tidur
negativistik, penurunan konsenterasi, takut tidak jelas, keletihan meningkat,
tidak mampu melakukan pekerjaan sederhana, perasaan takut meningkat.
6. Proses terjadinya stres
1. Tubuh orang yang dilanda stres memanfaatkan zat gizi ekstra
dibandingkan dengan ketika orang tersebut dalam kondisi normal.

2. Tanpa disadari cadangan energi yang tersimpan di dalam tubuh dapat


terkuras habis. Pada saat itulah terjadi kelelahan mental atau yang biasa
disebut dengan stres.
3. Tahap selanjutnya adalah berat badan menurun secara drastis atau sangat
kurus. Pada umumnya ini yang banyak terjadi pada penderita stres. Ada
pula orang yang mengalami overweight atau obesitas. Obesitas karena
selama stres, penderita makan terus-menerus dan tidak dapat lagi
mengontrol keinginan makannya.
4. Pengaruh yang umum terjadi pada orang yang mengalami stres adalah
orang yang mengalami stres kehabisan energi.
5. Akibat yang lebih parah adalah stres dapat mempengaruhi pola pikir
seseorang. Ini disebabkan tidak adanya energi yang cukup baik untuk
otak.
6. Penyakit akan lebih mudah masuk bila seseorang sudah memiliki bibitbibit penderita maag, migrain atau sakit kepala sebelah, dan darah tinggi.
7. Efek radikal bebas yang berkembang biak cepat tersebut akan
menghabiskan seluruh energi dan staminanya. Akibatnya orang yang
menderita stres terlihat akan lebih tua dari umur sebenarnya.
7. Dampak Stres
Menurut Cox ( dalam Manurung, 2011) terdapat empat konsekuensi yang
dapat ditimbulkan stres terhadap karyawan, yaitu:
a. Pengaruh psikologi, dimana individu menjadi gelisah, agresif, lesu, depresi,
bosan, mudah kehilangan kesabaran, kecewa, dan memiliki harga diri yang
rendah.
b.

Pengaruh perilaku, dimana individu mengonsumsi alkohol secara berlebihan,


berkurangnya

nafsu

makan

atau

bertambahnya

nafsu

makan,

menyalahgunakan

obat-obatan,

serta

menurunnya

semangat

untuk

berolahraga yang dapat mengakibatkan timbulnya penyakit.


c. Pengaruh kognitif, dimana individu tidak mampu mengambil keputusan,
berkurangnya konsentrasi dan cenderung peka terhadap ancaman.
d. Pengaruh fisiologis, dimana individu mengalami gangguan kesehatan fisik,
baik dari penyakit yang telah diderita sebelumnya, atau timbulnya penyakit
tertentu.

8. Mengatasi stres
Sutau penyelidikan di Inggris menunjukan bahwa sebagian besar warganya
sakit akibat stres, namun ada hal yang menimbulkan stres pada beberapa orang,
bisa membuat orang lain gembira, dengan kata lain stres pada seseorang mungkin
menjadi kesenangan bagi orang lain, stres yang berat.
9. Menanggulangi stres
Dalam menanggulangi stres kita harus selalu optimis agar mampu
menanggulangi stres dalam hidup, ada beberapa cara mudah efektif untuk
mengurangi, menanggulangi stres, dan biasanya cara untuk menolong diri sendiri
ini berhasil dengan baik, hampir setiap orang pernah mengalami stres, namun
hanya beberapa orang diantaranya menjadi sakit karena fisik ataupun psikis dan
perlu penanganan ahli (Wilkinson,2002).
C. Kerangka Konsep Penelitian
Adapun kerangka konsep dari penelitian ini adalah adakah hubungan
kebisingan dengan stres kerja pada pekerja bagian produksi di PT.Perkebunan

Nusantara IV Kebun Dolok Sinumbah Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun


Tahun 2016.
Skema 2.1 Kerangka Konsep Penelitian
Variabel independent (bebas)

Variabel dependent (terikat)

Kebisingan

Stres Kerja

Keterangan:
: Variabel yang diteliti
: Hubungan
D. Hipotesa Penelitian
Hipotesa penelitian ini yaitu:
Ha : Ada hubungan yang signifikan antara kebisingan dengan stres kerja pada
pekerja bagian produksi di PT.Perkebunan Nusantara IV Kebun Dolok Sinumbah
Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun Tahun 2016.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian yang
bersifat survei analitik, dengan rancangan penelitian cross sectional yang
bertujuan untuk mengetahui bagaimana keeratan hubungan antara kedua variabel.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebisingan dengan stres kerja
pada pekerja bagian pengelolahan di PT.Perkebunan Nusantara IV Kebun Dolok
Sinumbah Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun Tahun 2016.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di PT.Perkebunan Nusantara IV Kebun
Dolok Sinumbah Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun. Alasan peneliti
untuk memilih lokasi penelitian ini adalah karena berdasarkan survei awal yang
dilakukan oleh peneliti di PT.Perkebunan Nusantara IV Kebun Dolok Sinumbah,
lingkungan kerja bagian produksi di PT.Perkebunan Nusantara IV Dolok
Sinumbah mengalami tingkat kebisingan yang telah melebihi ambang batas yang

ditimbulkan dari mesin-mesin produksi, kemudian belum pernah dilakukan


penelitian hubungan kebisingan dengan stres kerja pada pekerja bagian produksi
di PT.Perkebunan Nusantara IV Kebun Dolok Sinumbah.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian direncanakan mulai bulan Januari 2016 - April 2016.
Rencana waktu penelitian yang lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 5.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu. Ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,2007).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT.Perkebunan
Nusantara IV yang bekerja dibagian produksi yang berjumlah sebanyak 70 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono,2012). Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
Purposive Sampling artinya pemilihan sekelompok subjek dengan jumlah yang
telah ditentukan terlebih dahulu berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang
dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat
populasi (Aswita, 2015).
Metode statistik yang digunakan untuk menentukan besar sampel adalah :
n=

N
2
1+ N ( d )

n=

70
2
1+70( 0.1 )

n = 41
Keterangan :

N = Besar populasi
n = Besar Sampel
d = Tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan
Jadi besar sampel dalam penelitian ini adalah 41 orang pada bagian
produksi di PT.Perkebunan Nusantara IV (Notoatmodjo, 2010).
Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Aswita, 2015). Dari sampel,
dilakukan krikteria pemilihan yaitu krikteria inklusi dan krikteria eksklusi.
a) Krikteria inklusi
Krikteria inklusi merupakan persyaratan umum yang harus dipenuhi
oleh subjek agar dapat diikut sertakan ke dalam penelitian
(Notoatmodjo,2010). Krikteria inklusi penelitian ini adalah :
1) Bersedia menjadi responden penelitian dan menandatangani
lembar persetujuan menjadi responden yang diberikan
2) Pekerja yang berumur 25-55 Tahun
3) Dapat membaca dan mengerti bahasa indonesia
b) Krikteria eksklusi
Krikteria eksklusi adalah keadaan yang menyebabkan subjek yang
memenuhi krikteria inklusi tidak dapat diikut sertakan dalam penelitian
(Notoatmodjo,2010). Yang menjadi krikteria eksklusi penelitian ini
adalah :
1) Pekerja yang sakit atau tidak hadir pada saat penelitian
2) Pekerja tidak bersikap koperatif.

D. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data merupakan pengumpulan data yang menyebar
pada masing-masing sumber atau objek penelitian yang perlu dikumpulkan untuk
selanjutnya ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2009).
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber yang pertama, baik
dari individu atau perseorangan seperti wawancara atau hasil pengisian lembar
kuesioner. Penelitian ini menggunakan data primer yang berasal dari kuesioner
yang berisikan pertanyaan tentang stres kerja pada pekerja bagian produksi.
Selanjutnya kuesioner dibagikan pada pekerja bagian produksi yang ada di
PT.Perkebunan Nusantara IV Kebun Dolok Sinumbah Kemacatan Bandar
Kabupaten Simalungun.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat dari sumber yang kedua dari
tempat

penelitian.

Data

sekunder

diperoleh

dari

Kantor

Administrasi

PT.Perkebunan Nusantara IV Kebun Dolok Sinumbah Kecamatan Bandar


Kabupaten Simalungun.
E. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel

Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai, atau mempunyai lebih
dari satu nilai, keadaan, kategori, atau kondisi (Aswita,2015). Variabel dapat
dibedakan menjadi dua yaitu:
a) Variabel independent (Variabel bebas) pada penelitian ini yaitu
Kebisingan.
b) Variabel dependent (Variabel terikat) pada penelitian ini yaitu Stres Kerja.
1. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional dan
berdasarkan karakteristik yang dialami dalam melakukan pengukuran secara
cermat terhadap objek fenomena dengan menggunakan parameter yang jelas
(Hidayat,2011).

Tabel 3.1 Variabel dan Definisi Operasional


Definisi
Operasional

No

Variabel

1.

Independen: Suara yang Melakukan


tidak
pengukuran
Kebisingan dikehendaki langsung
dan
menimbulka
n gangguan
kesehatan

2.

Dependen:
Stres Kerja

Reaksi
psikis yang
timbul
akibat
adanya
tekanan

Indikator

Alat
Ukur

Skala

Sound Ordinal
Level
Meter

Mengukur
Kuesi
variabel
oner
stres dengan
memberikan
pertanyaan
yang
berkaitan
dengan stres
pada
pekerja

Ordinal

Skor
1.Bising
jika
intensitas
kebisinga
nnya >
85 dBA
2.Tidak
bising
jika
intensitas
kebisinga
nnya
85 dBA
1.
Pekerja
tidak
mengala
mi stres
kerja jika
skor 0-5
2.
pekerja
mengala
mi stres
jika skor
6-10

F. Metode Pengukuran Data


Pengukuran stres kerja dilakukan dengan menggunakan kuesioner.
Panduan penilaian dan pemberian skoring dengan menggunakan pendekatan skala

Guttman. Adapun panduan penentuan penilaian dan skoringnya adalah sebagai


berikut:
i=

Range
Jumla h alternatif Pertanyaan

Keterangan :
i

: Interval

Range : Skor tertinggi-Skor terendah


1. Stres Kerja
Untuk penentuan stres kerja pada pekerja dinilai berdasarkan pertanyaan.
Kuesioner ini berisi 10 pertanyaan yang masing-masing terdiri dari:
1. Tidak mengalami stres
2. Mengalami stres
Dan dikategorikan menjadi dua krikteria sesuai dengan jumlaj total skor yaitu: 0-5
artinya tidak mengalami stres dan yang mengalami stres kerja diberi skor 6-10.
2. Kebisingan
Untuk penentuan kebisingan pada pekerja dinilai berdasarkan lembar
observasi. Peneliti membagi kategori menjadi dua kategori, antara lain: bising dan
tidak bising.
Berdasarkan rumus diatas ditetapkan interval yang digunakan untuk data
kebisingan yaitu:
Tidak Bising = NAB < 85 dB
Bising = NAB > 85 dB
G. Metode Analisa Data
Metode analisa data yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Analisa Univariat

Analisa dilakukan terhadap tiap-tiap variabel dari hasil penelitian. Analisa


ini menghasilkan distribusi dan persentasi dari tiap variabel yaitu
kebisingan sebagai variabel independen dan stres kerja sebagai variabel
dependen.
2. Analisa Bivariat
Analisis ini diperlukan untuk melihat hubungan atau perbedaan data
distribusi atau data proporsi antara variabel untuk mengetahui hubungan
variabel independent dan variabel dependent. Metode analissis data yang
digunakan untuk menegetahui hubungan variabel adalah chi-square pada
tingkat kepercayaan 95% dengan =5%(0,05), jika Pvalue 0,05 maka
berarti tidak ada hubungan antara variabel independent dengan variabel
dependent.
Rumus Chi-Square yang digunakan adalah :
2

OE

X 2= .
Keterangan :

X 2 = Chi-Square
O = efek yang di amati
E = efek yang diharapkan

DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji.2009.Psikologi Kerja.Rineka Cipta,Jakarta.
Aswita,Effi.2015.Metodologi Penelitian Pendidikan.Citapustaka Media,Bandung
Budiyanto,Tri.(2010).Hubungan Kebisingan Dan Massa Kerja Terhadap
terjadinya stres pada pekerja di bagian tenun Agung Saputra Tex
Piyungan Bantul Yogyakarta.2258-4250-1-PB.pdf. Diakses tanggal 12
Januari 2016.
Buntarto.2015.Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Untuk Industri.Pustaka Baru
Press,Jakarta
Hidayat.(2012).Hubungan Antara Stres Dengan Kejadian Insomnia Pada
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Diponegoro.
Eprint.undip.ac.id/33160/1/BAB_1.pdf. Diakses pada tanggal 20
Desember 2015.
Kuswana,Wowo,Sunaryo.2014.Ergonomi Dan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja.Remaja Rosdakarya Offset,Bandung.
Mumpuni, Yekti dan Wulandari. 2010. Cara Jitu Mengatasi Stres. CV ANDI
OFFSET : Yogyakarta.
Nadhiroh,Mirza,Hardiyatun.2011.Hubungan Paparan Kebisingan Dengan Stres
Kerja Pada Tenaga Kerja Di Bagian Weaving PT.Triangga Dewi
Surakarta.Fakultas
Kesehatan
Masyarakat
Universitas
Sebelas
Maret.16508918.pdf.(SECURED). Diakses tanggal 13 Januari 2016.
Notoatmojo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
Pradana,Aripta.2013 Hubungan Antara Kebisingan Dengan Stres Kerja Pada
Pekerja Bagian Gravity PT. Dua Kelinci.Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Universitas Negeri Semarang.6450408013.pdf. Diakses tanggal 13 Januari
2016.
Priyono.2014.Konsep Manajemen Stress.Nuha Medika.Jakarta
Sari,Ratna.2010.Hubungan Intensitas Kebisingan Dengan Tingkat Stres Kerja
Pada Pegawai Di PT. Kereta Api Indonesia( Persero ) DAOP IV
Semarang: Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang.3451
pdf. Diakses tanggal 12 Januari 2016.

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN


Kepada Bapak yang terhormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama

: Lilin Frihartini

NPM

: 12.21.014

Mahasiswa Program Studi

: Ilmu Kesehatan Masyarakat


STIKes MEDISTRA Lubuk Pakam

Alamat

: Jalan Sudirman No.38,Lubuk Pakam

Akan mengadakan penelitian dengan judul : Hubungan Kebisingan Dengan


Stres Kerja Pada Bagian Produksi Di PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun
Dolok Sinumbah Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun Tahun 2016.
Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi Bapak,
kerahasiaan semua informasi akan dijaga dan hanya diperlukan untuk kepentingan
penelitian. Apabila Bapak menyetujui, maka saya mohon untuk menandatangani
lembar persetujuan menjadi responden penelitian ini.
Atas perhatian, kerjasama, kesediaan dan partisipasi Bapak menjadi
responden dalam penelitian ini, saya ucapkan terimah kasih.
Lubuk Pakam,

Januari 2016

Lilin Frihartini
NIM : 12.21.014

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah membaca dan memahami isi penjelasan pada lembar permohonan


maka saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia sebagai
responden dalam penelitian yang akan dilakukan oleh Mahasiswi PSIKM STIKes
MEDISTRA Lubuk Pakam, atas nama Lilin Frihartini dengan judul penelitian :
Hubungan Kebisingan Dengan Stres Kerja Pada Bagian Produksi Di PT.
Perkebunan Nusantara IV Kebun Dolok Sinumbah Kecamatan Bandar
Kabupaten Simalungun Tahun 2016.
Saya telah memahami bahwa penelitian ini tidak berakibat negatif dan
merugikan bagi saya, karena ini hanya untuk pengembangan ilmu kesehatan
masyarakat. Oleh karena itu, saya bersedia menjadi responden dalam penelitian
ini.

Marihat Bandar,

Januari 2016

Responden

(......................................)

KUESIONER PENELITIAN TENTANG STRES KERJA PADA PEKERJA


BAGIAN PRODUKSI DI PT.PERKEBUNAN NUSANTARA IV
KEBUN DOLOK SINUMBAH
TAHUN 2016

No. Responden

Umur

Masa Kerja

PETUNJUK :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan cara memberi tanda silang
(X) pada salah satu jawaban yang sesuai dengan yang anda alami dalam sebulan
terakhir saat bekerja,dengan pilihan jawaban yaitu :
a) Nilai 0

: Tidak

b) Nilai 1

: Ya

NO

Pertanyaan

Apakah sejak bekerja disini anda sering merasa cepat


lelah?
Apakah sejak bekerja disini anda sering merasa denyut
jantung terasa cepat ?
Apakah anda cepat emosi karena adanya suara bising ?

2
3

Apakah anda merasa kurang konsentrasi dalam bekerja


karena adanya bising ?
Apakah anda tidak nyaman dengan kondisi tempat
yang bising ?
Apakah anda sering merasakan susah tidur ?

Apakah anda merasa jengkel dengan suara bising ?

4
5

Ya

Tidak

8
9
10

Apakah anda merasa terganggu dalam berkomunikasi


saat bekerja di lingkungan yang bising ?
Apakah berkomunikasi dengan rekan anda dengan cara
berteriak karena suara bising?
Apakah dengan berteriak pembicaraan dapat
dimengerti oleh rekan anda ?
Lampiran 4

Waktu Kegiatan Penelitian


URAIAN
KEGIATA
NO N

BULAN
JANUARI
1

Pengajuan
Judul

Bimbinga
n BAB I
dan BAB
II

ACC BAB
I,II dan
Bimbinga
n BAB III

ACC BAB
III dan
Bimbinga
n
Kuesioner

ACC
Kuesioner

Sidang
Proposal

Melakuka
n
Penelitian

FEBRUA
RI

MARET

APRIL

4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Anda mungkin juga menyukai