Bab Ii
Bab Ii
TINJUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Pengertian tentang pestisida
Kata pestisida berasal dari dua kata yakni, pest memiliki arti hama, dan
cide yang berarti membunuh. Pestisida sering disebut pest killing agent.
Pestisida adalah semua bahan yang digunakan untuk membunuh, mencegah,
mengusir, mengubah hama dan atau bahan yang digunakan untuk merangsang,
mengatur serta mengendalikan tumbuhan.
Menurut darmono, pestisida adalah semua bahan kimia untuk membunuh hama
(insekta,jamur dan gulma), sehingga pestisida dikelompokan sebagai :
1. Insektisida (pembunuh insekta)
2. Fungiisda (pembunuh jamur)
3. Herbisida (pembunuh tanaman pengganggu)
Pestisida telah secara luas digunakan untuk tujuan memberanyas hama dan
penyakit tanaman dalam bidang pertanian. Estisida juga digunakan rumah tangga
untuk memberantas nyamuk, kepinding, kecoa, dan berbagai serangga penganggu
lainnya. Dilain pihak pestisida ini secara nyata banyak menimbulkan keracunan
orang. Kematian yang disebabkan oleh keracunan pestisida banyak dilaporkan
baik karena kecelakaan waktu menggunakannya, maupun disalah gunakan (untuk
membunuh diri). Dewasa ini bermacam-macam jenis pestisida telah diproduksi
dengan usaha mengurangi efek samping yang dapat menyebabkan berkurangnya
daya toksisitas pada manusia, tetapi sangat toksi pada serangga.
Sesuai dengan peraturan pemerintah no. 7/1973, yang dimaksud dengan pestisida
adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang di
pergunakan untuk
klasifikasi pestisida
B. dampak negative yang timbul dari penggunaan pestisida serta manfaat analisis
kuantitatif pestisida di lingkungan untuk menjawab dilemma penggunaan pestisida.
Seiring dengan meningkatnya taraf kehidupan manusia, semakin banyak
zat kimia sintetik (yang kemudian disebut sebagai zat kimia) yang
diproduksi. Meskipun banyak manfaat yang diproleh zat kimia, dijumpai
pula dampak negatifnya. Bila zat kimia masuk ke lingkungan dan berada
pada tingkat diatas ambang batas yang diizinkan, maka zat kimia tersebut
akan bersifat sebagai zat pencemar dan menganggu keseimbangan alam.
Masuknya zat kimia kelingkungan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu;
1. sebagai limbah kegiatan industry dan rumah tangga,
2. pada waktu digunakan langsung masuk kelingkungan,
3. terdiri atas atmosfer, hidrosfer, litosfer, dan biosfer mampu
mengencerkan, menetralkan, menguraikan, dan memindahkan zat kimia
tersebut.
Bila kosentrasi zat kimia selama di lingkungan selalu di bawah ambang
atas, maka kejadian pencemaran dapat decegah. Oleh sebab itu, bila
perilaku zat kimia di lingkungan dapat diketahui secara kuantitatif, akan
dapat dilakukan langkah antisipasi untuk mencegah terjadinya
pencemaran lingkungan.
Pestisida dapat digolongkan sebagai zat kimia pada saat
penggunaannya langsung masuk ke lingkungan. Pestisida banyak
digunakan dalam berbagai segi kehidupan manusia dan dalam jumlah
yang cukup besar, sehingga pengelolahan pemakaian pestisida dan
langkah antisipasi dalam perencanaan penggunaan pestisida tersebut perlu
dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk mengoptimumkan pemanfaatan
4. dapat diaplikasikan untuk area yang luas dengan waktu beberapa menit.
Tindakan cepat ini sangat diperlukan apabila terjadi eksplosi organisme
penganggu tumbuhan (OPT). pestisida diaplikasikan dengan alat
mistbower, power sprayer, bahkan dengan peswat terbang.
5.Mudah didapat dan memberi keuntungan ekonomis dalam jangka
pendek.
6. makin langka dan mahalnya tenaga dalam sector pertanian mendorong
masyarakat petani menggunakan pestisida.
7. selain itu perhitungan untung rugi dalam penggunaan pestisida relative
lebih mudah dilakukan.
Pada umumnya pestisida yang digunakan untuk mengendalikan
organisme pengganggu bersifat biosida yang bersifat racun bagi
organisme penganggu sasaran, tetapi dapat juga meracuni organisme
bukan-sasaran termasuk manusia dan lingkungan serta dapat
menyebabkan keadaan berikut:
a. keracunan akut dan kronik. Keracunan aku dapat terjadi pada
pemakaian dan pekerja yang berhubungan dengan pestisida, misalnya
petani, pengencer, dan pekerja pabrik. Keracunan akut dapat terjadi
karena kontaminasi melalui kulit, mata, mulut, dan kontaminasi dalam
dosis tertentu bahkan dapat menyebabkan kematian. Selain ditentukan
oleh dosis,keracuan juga karena daya tosi pestisida yang bersangkutan.
Keracunan kronik dapat terjadi pada pemakaian, pekerja, dan konsumen
produk pertanian. Keracunan kronik antara lain karsigonetik dan
teratogenetik
b. keracuanan pada hewan piaraan
c. keracuanan pada ikan dan biota liar perairan
d. keracunan pada satwa liar
Sifat fisik bahan kimia, dapat berupa debu, uap, asap, fume atau
berbentuk lainnya
2. Dosis pestisida yang masuk kedalam tubuh
3. Sifat kimia pestisida, jenis persenyawaan, kelarutan dalam jaringan
tubuh, jenis larutan
4. Jalan masuk kedalam tubuh, dapat melalui inhalasi, igesti, kontak
kulit, dan selaput lender
5. Factor individu, yang berupa usia, jenis kelamin, daya tahan tubuh,
kebiasaan, nutrisi, genetic.
Penaktalaksanaan pestisida adalah sebagai suatu bentuk teknik tata laksana yang
berkaitan erat dengan keamanan dan ketepatan pemakaian dari tingkat produksi sampai
dengan pengguna dieingkat konsumen. Ada tiga efek pestisida terhadap kesehatan yaitu;
akut local, sistemik dan kronis.
7.
yaitu melalui :
Mulut (per oral- ingesti)
Saluran pernafasan (inhalasi)
Dubur, vagina
Kulit
Pestisida apabila diserap tubuh akan masuk kedalam aliran darah dan
jaringan tubuh yang akan berikatan dengan enzim tergantung pada jenis
pestisida yang masuk.
tropic ini sebagian di atur oleh umpan balik inhibitorik langsung kadar hormone
tiroid yang tinggi pada hipofisis serta hipotalamus dan sebagian lagi melalui
mekanisme neural yang bekerja melalui hipotalamus. Dengan cara ini,
perubahan- perubahan pada lingkungan internal dan eksternal menyebabkan
penyesuaian kecepatan sekresi tiroid.
Umur
Tingkat
pendidikan
Masa kerja
Lama kerja per
hari
Jenis pestisida
Frekuensi
penyemprotan
dosis
Alat pelindung
diri
Waktu
Kejadian
guiter
2. Hipotesisi
a. Ada hubungan antara umur petani dengan kejadian guiter
b. Ada hubungan antara tingkat pendidikan petani dengan kejadian guiter
c. Ada hubungan antara masa kerja petani dengan kejadian guiter
d. Ada hubungan antara lama kerja per hari dengan kejadian guiter
e. Ada hubungan antar jenis pestisida dengan kejadian guiter
f. Ada hubungan dengan antara frekuensi penyemprotan dengan kejadian
g.
h.
i.
j.
guiter
Ada hubungan antara dosis pestisida dengan kejadian guiter
Ada hubungan antara waktu menyemprot dengan kejadian guiter
Ada hubungan antara posisi terhadap arah angin waktu penyemprotan
Ada hubungan antara alat pelindung diri dengan kejadian guiter