Acute Abdomen - Edit New
Acute Abdomen - Edit New
PENDAHULUAN
Akut abdomen, merupakan salah satu keadan klinis yang sering memerlukan tindakan bedah yang
bersifat emergensi.Keadaan klinis ini merupakan suatu tantangan untuk melakukan pemeriksaan
secara paripurna untuk dapat menetukan bahwa keadaan ini memerlukan intervensi bedah dan untuk
dapat memberikan pengobatansebelumnyasecaratepat.
Banyakkelainanataupenyakit sebagai penyebab dari akut abdomen yang berasal dari ronga
abdomen tidak perlu tindakan bedah.Oleh karena itu setiap usaha yang dilakukan untuk menegakkan
diagnosa yang tepat sehingga dapat memberikan terapi yang tepat pula.
Diagnosadaripenyebabakut abdomen sangat bervariasi tergantung dari banyak faktor. Misalnya
appendicitis lebih banyak pada orang muda, sedangkanpenyakitbilliaris,
obstruksiusus,ischemiadannekrosis usus, divertikulitis lebih banyak ditemukan pada usia lebih lanjut.
Kebanyakan dari penyebab akut abdomen ini akibat dari adanya infeksi,
obstruksi,ischemia,atauperforasi.
Olehkarenapenyebabdari akut abdomen ini sering merupakan kasus bedah yang perlu tindakan
bedah, maka perlu pemeriksaan yang komprehensive. Pada pemeriksaan biasanya dilakukan
pemeriksaan fisik,laboratorium dan imaging. Walaupun imaging ini mempunyai akurasi yang cukup
tinggi dalam menentukan diagnosa, namun yang paling penting adalah evaluasi menyeluruh dari
Anamnesis danPemeriksaanfisik.Pemeriksaan laboratorium dan imaging disesuaikan dengan hasil
anamnesa dan pemeriksaan phisik.
Akut abdomen, adalahkeadaan klinis yang menunjukkan ada kelainan pada abdomen yang
terjadi mendadak(kurangdari 24 jam), dengankeluhanutamanyanyeri, yang
memerlukantindakanbedahsegera.
Nyeriinidapatbersifat nyeri viseral atau nyeri parietal.Nyeri ini dapat berasal dari keadaan
patologis beberapa organ didalam rongga abdomen atau diluar rongga abdomen, misalnya dari rongga
thorak.
1. Nyeri parietal: Nyeri yang berasal dari adanya rangsangan peritoneum parietal yang
dipersarafi oleh saraf somatik (radik saraf segmental). Jenis nyeri ini mudah dilokalisir oleh
penderita dan dirasakan lebih keras/berat/tajam.
2. Nyeriviseral: Nyeri yang berasal dari adanya rangsangan peritoneum viseral yang dipersarafi
oleh saraf otonom. Jenis nyeri ini sulitdilokalisirolehpenderita. Lokasi nyeri dapat
diprediksi/diperkirakan menurut asal dari organ yang sesuai dengan perkembangan embriologis
dari Foregut, MidgutdanHindgut (gambar 1).Biasanya nyeri viseral ini akibat adanya
distensi/regangan dari organ berongga (hollow viscus).
Ket.gambar1. :
Biru = nyeri di upper abdomen dan biasanya berasal dari esophagus
distal,gaster,liver,vesica fellea,atau pancreas.
Pink = nyeri yang dirasakan dibagian tengah abdomen atau periumbilikal,dan biasanya
berasal dari intestine,atau bagian proksimal dari kolon.
Hijau= nyeri yang dirasakan diabdomen bagian bawah, biasasnya disebabkan oleh bagian
distal kolon transversum,kolon desenden,rektum. ( vesika urinaria, ovarium,uterus, torsio
testis ).
Sifatnyeri yang lain (6)
a. NyeriReferal (reffered pain)/NyeriAlihadalahnyeri yang dirasakan pada tempat yang jauh dari
penyebab nyeri itu. Misalnya iritasi diaphragma, nyeri bisa dirasakan di bahu. Untuk dapat
menentukan apakah ini nyeri viseral,parietal atau reffered, sangat penting, dan biasanya dapat
dilakukan dengan anamnesa secara seksama.
b. Nyeri pindah (Spreading atau Shifting pain)
Tempat nyeri pada onset harus dibedakan dengan tempatnyerisaatpresentasi/ pemeriksaan.Nyeri
akan berubah sesuai dengan perkembangan patologinya. Contohnya adalah appendisitis,
perforasigasteratau duodenum.
c. NyeriKolik
Merupakan nyeri viseral akibat spasme otot polos organ berongga, dan disebabkan oleh adanya
hambatan pasase organ tersebut, mis: obstruksiusus, batu ureter,batu empedu, peningkatan
tekanan intra luminer. Nyeri ini timbul karena adanya hipoksia dari jaringan dinding saluran.Nyeri
hilang timbul.Saat serangan penderita sangat gelisah bahkan sampai berguling guling.
d. NyeriProyeksi
Nyeri yang disebabkankarena adanya rangsangan saraf sensorik akibat cedera atau peradangan
saraf.Contoh: nyeriPhantoomsetelah amputasi.
e. NyeriKontinyu
Nyeri akibat rangsangan peritoneum parietale akan dirasakan terus menerus.seperti pada
peritonitis.
f. HiperestesiaatauHiperalgesia
Nyeri yang dirasakan dikulit yang lebih sensitif, akibat adanya peradangan pada peritoneum
dibawahnya (peritonitis lokalatau general).Nyeri dirasakan tepat pada tempat terinfeksinya
peritoneum.
D. DIAGNOSIS
Sepertiumumnya, untukmenegakkan diagnosa suatu penyakit, perlu dilakukan
anamnesa,pemeriksaan fisik,pemeriksaan penunjang yang berkaitandenganpenegakandiagnosa.
1. ANAMNESIS
Dalam melakukan anamnesis, selain mencaritahu tentang onset nyeri,sifat nyeri,fluktuasi
nyeri, juga perlu di tanyakan kepada penderita ttg :
a. Riwayatginekologispadawanita.
b. Riwayat pemakaian obat-obatan.
c. Rirawat keluarga
d. Riwayat perjalanan
e. Riwayat operasi sebelumnya.
2. PEMERIKSAAN FISIK
Sepertimana biasa dalam melakukan pemeriksaan fisik mempunyai sistematika pemeriksaan,
yang pertama adalah mencari tanda2 spesifik yang dapat mengkonfirmasi atau kemungkinan
menyisihkan diferensial diagnosis.
Pemeriksaan fisik yang dilakukan :
a. Penilaian/observasi secara umum/general.
b. Adanya tanda2 sistemik
c. Perikasa apakah ada Febris.
d. Pemeriksaan abdomen :
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
Periksa daerah ingunal / femoral kemungkinan hernia.
Pemeriksaan rektal
Pemeriksaandaerah pelvis.
Pada tabel dibawah ini Table 21-4 (5), dapat dilihat keadaan-keadaan yang dapat
membantu dalampenemuanpemeriksaanfisik
3. PEMERIKSAAN TAMBAHAN :
a. Laboratorium ( darah,urine, feses,fungsi liver,fungsi ginjal )
b. Imaging :
Thorak foto
Foto abdomen 3 posisi
Angiografi
Kontras GIT
USG
CT Scan
Radionucleated scan
Endoscopy
Paracentesis
Laparoscopy
E. PENATALAKSANAAN
Rehidrasi cairan dan elektrolit
Nasogastric tube
Pasang kateter urine
Puasa
Jangan memeberikan obat yang dapat menyulitkan pada evaluasi selanjutnya.
AB dapat diberikan bila penyebab dari akut abdomen diperkirakan infeksi.
Tentukan terapi bedah darurat atau konservatif
Terapi spesifik terhadap etiologi akut abdomen
Informed consen
APPENDICITIS ACUTE
A. DASAR DIAGNOSIS PENTING :
1. Nyeri abdomen
2. Anorexia, nausea, dan vomiting
3. Nyeri tekan terlokalisir di regio abdomen kanan bawah
4. Panas low grade
5. Leukositosis
D. KOMPLIKASI
2. Perforasi
3. Peritonitis
4. Apendicial mass ( appendicial abses )
5. Pylephlebitis.
E. PENGOBATAN
1. Operasi
2. Preoperatif AB sebagai propilaksis
3. Apabila tidak dilakukan operasi, maka dapat hanya diberi AB, dan dilakukan observasi.
Apabila nyeri menetap maka disarankan untukdilakukanoperasisegera.
F.PROGNOSIS
a. Walaupu angka kematian pada apendisitis akut adalah nol, namun kematian tetap bisa terjadi .
b. Angka kematian pada apendisitis akut simple sekitar 0,1% dan tidak pernah berubah secara
signifikan sejak 1930.
c. Penanganan pre dan pos operasi terutama pada penggantian cairan sebelum operasi , dapat
mengurangi angka kematian dari perforasi sekitar 5%.
d. Infeksi pos operasi tetap saja terjadi sekitar 30% dari pasien dengan apendisitis gangrenous
atau perforasi. Walau kebanyakan dari pasien ini suirvive,banyak yang menjadi kritis yang
perluperawatanlebih lama
OBSTRUKSI
Akut abdomen dapat disebabkan karena adanya obstruksipada usus; beberapa kelainan yang
memberikangejalaobtruksi:
1. Hernia inkarserata
Disiniterjadijepitanususolehcincin hernia, mengakibatkanterjadinyagangguanpasaseisiusus.
Pasientidakdapatbuang air besardanbahkan flatus.Sehinggaterjadidistensi abdomen, ada tanda2
obstruksiusus (darm contour dandarmsteifung), bunyiususmeningkatbahkanbisaterdengarmetalik
sound.Palpasipadamasa hernia menimbulkannyeri.
2. Volvulus usus
Adalahkeadaandimanaususmengalamipuntiran.Volvulus
inibisaterjadipadausushalusdanususbesar (kolon), terutamakolon sigmoid dimanamesokolon yang
panjangsehinggamemungkinkanterjadinyapuntiran.Keadaaninimemberikan rasa nyeri yang
hebatterutamapadausushalus;
nyerikemudianberangsurberkurangdisertaidenganadanyagejalagejala ileus obtruktif.
3. Invaginasi
Adalahkeadaandimanaterjadimasuknyaususbagianproksimalkedalamususbagian distal.
Biasanyaseringterjadipadaanak-anak.Seringdipicuolehadanyahiperperistaltik (diare),
adanyaperubahanpolamakandaricairkepadat,
adanyakelainanpadadindingusus.Awalnyamemberikangenyalanyeri yang bersifatkolik,
denganmasajeda.Bilakeadaaniniberlanjutmenunjukkangejaladistensi abdomen,
terabaadanyamassapadaintra abdomen (intussuseptum).
Lebihlanjutakanterjadigangguanvaskulerstrangulatadanischemia,
disusuldenganbabcampurdarahdanlendir. Padapemeriksaan rectal
toucherbisaterabamasasepertiportio (portio like appearance),
danpadasarungtanagterdapatfesesdandarahcampurlendir
(slym).Bahkanujungintussuseptumdapatkeluardari anus (prolaps).
4. Perlekatanusus.
Keadaaninidapatterjadikongenitalataudidapatakibatadanyainfeksi TBC,
adanyariwayatoperaisebelumnya.Keadaaniniakanmemberikangenyalanyeridanadanya tanda2
obstruksiusus.
PERITONITIS
Peritonitis adalah respon inflamasi atau supurasi dari peritoneum terhadap iritasi langsung.
Peitonitis dapat terjadi setelah perforasi, inflamasi, infeksi atau ischemia akibat trauma pada GIT
(gastro intestinal tract) atau GUT (genito urinary tract).
Pada tabel dibawah beberap penyebab yang sering dari peritonitis (5)
Peritonitis dibedakanatas :
1. Peritonitis Primer
Dilihat dari sumber terjadinya kontaminasi mikrobial, maka peritonitis primer adalah peritonitis
yang disebabkan oleh infeksi monomikrobial.Atau peritonitis primer adalah pertonitis yang tidak
disertai dengan perforasi organ berongga dalam rongga abdomen.Sumber infeksinya biasanya
extraperitoneal yang menyebarhematogen. Peritonitis primer biasanya ditemukan pada: penderita
sirosis hepatis dengan asites, nefrotiksindrom,metastasiskeganasan,danpasiendengan peritoneal
dialisis. Kejadian peritonitis primer <5% darikasusbedah.
2. Peironitissekunder
Peritonitis sekunder adalah peritonitis yang terjadi akibat kontaminasi bakteri yang berasal dari
visera atau external (penetrating injury).Lebih sering terjadi mengikuti adanya perforasi usus.
Faktor-faktor yang mempengaruhiberatnya peritonitis: tipe bakteri atau jamur, asal dan lamanya
trauma, status nutrisidanimmunpasien.
a. KLINIS
Manifestasi peritonitis menunjukkanberat dan lamanya infeksi , umur dan keadaan umum pasien.
Penemuan fisik peritonitis dibedakanatas:
1. Tanda-tandalokal:
Nyeri abdomen, distensi,udara bebas intra peritoneal, suara usus berkuarang.
2. Tanda-tandasistemik:
Panasmengigil, tachicardia,berkeringat,tachypna,dehidrasi,oliguria,disorientasidanakhirnya
shock.Shock akibatkombinasiadanyahypovolemia dan septikemia dengan MODS (multiple
organ dysfunction). Terjadinya shock yang rekuren tanpa dapat diketahui sebabnya, mrupakan
tanda tnda adanya sepsis. Keterlambatan diketahuinya ada peritonitis
menyebabkanangkakematianbertambah.
b. LABORATORIUM
Pemeriksaandarah: hitungsel-seldarah,cross match, arterial blood gas, elektrolit,blooding
timedanclothing time,liver danrenal fungsion test.Pemeriksaankulturdarah,urine,sputum,cairan
peritoneum harusdilakukansebelumpemberianantibiotika.
c. TERAPI
1. Penggantian cairan dan elektrolit
2. Pemasangan NGT
3. Pemasangan kateter urin
4. Mengotrol sepsis dengan operasi
5. Antibiotikasistemik
PREOPERATIVE CARE :
1. Cairan IV.
2. Pemasangan NGT bila ada distensi
3. Pemasangan urine kateter .
4. Antibiotika (AB )
a. Loading dose AB intra venous harus diberikan, setelah pengambilan cairan untuk kultur.
b. AB awal yang diberikanbisa: cephalosporin generasike 3, Ampicillin-Sulbactam,
ticarcilin-clavulanic acid, aztreonam atau imipenem-cilastatin untuk gram-negatif coli,
atau metronidazole atau clindamycinuntukbakteriunaerobe.
c. Pemilihan ABemphirikharussegeradimodifikasi yang sesuai dengan hasil kultur dan
senitivity test apabila ada infeksi persisten atau infeksi lagi (sekitar 15-20% pasien).
d. Antibiotika tetap diberikan sampai pasien tetap tidak panas dengan jumlah Leukosit
dalam batas normal dandiff-countdenganjenisbands, 3%.
PROGNOSIS
Secarakeseluruhan mortality rate general-peritonitissekitar 40%. Faktor2 yang
mempengaruhitingginyamortality rate: tipe dari penyakit primernya dan lama sakitnya,adanya MOF
(multiple organ failure) sebelum pengobatan, umur dankesehatanumumpasien.Mortality ratekonstan<
10% padapasien-pasien dengan perforasi ulcer dan apendisitis; pada pasien-pasien muda; kontaminasi
bakterinya yang tidak ekstensive; lebih awal diagnosa dan terapi.
Refferensi :