Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Makalah Non-Seminar
Rosalin Nisrina
1206241703
Oleh :
Rosalin Nisrina
Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Korea, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Universitas Indonesia
e-mail: rosalinnisrin@gmail.com
Abstrak
Kimchi merupakan makanan khas masyarakat Korea yang sekaligus dijadikan sebagai
alat untuk menyebarkan budaya kuliner Korea ke dunia. Penyebaran kimchi sudah masuk ke
berbagai negara, termasuk Indonesia. Kimchi di Korea memiliki jenis bermacam-macam. Namun,
tidak semua jenis kimchi di Korea masuk ke Indonesia. Jurnal ini akan memaparkan ragam
kimchi yang terdapat di Indonesia serta analisa budaya terhadap ragam kimchi tersebut.
Abstract
Kimchi is traditional food from Korea and as a tool to spread the culinary culture of
Korea to the world. The spread of kimchi has entered into various countries, including Indonesia.
Kimchi in Korea have this kind of assortment. However, not all types of kimchi in Korea can
come to Indonesia market. This journal will present variety of kimchi contained in Indonesia as
well as the analysist of the diverse cultures of the kimchi.
I. Latar Belakang
Masyarakat Korea Selatan sangat menyukai sayuran dan hampir semua minyak, rempah,
serta saus yang digunakan dalam makanan Korea juga berasal dari sayuran. Kimchi yang
dihidangkan bersama dalam hampir setiap makanan Korea pun terbuat dari sayuran (Hui-Jung
Chun, 2011). Berdasarkan pemaparan ini, terbukti bahwa masyarakat Korea adalah masyarakat
yang menyukai sayuran terutama dengan adanya Kimchi, yakni makanan khas Korea yang bahan
utamanya terdiri dari sayuran.
Kimchi merupakan makanan tradisional Korea yang sudah ada sejak dahulu. Menurut
catatan sejarah, pada masa Kerajaan Koryo1 terdapat banyak data mengenai kimchi dan istilah
kimchi juga banyak ditemukan pada puisi tradisional yang diciptakan oleh penyair kenamaan
LeeKyu-Bo 2 . Berdasarkan data tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa negara Korea telah
mengonsumsi kimchi sejak 800 tahun yang lalu (Seung-Yoon Yang, 1988). Selain itu, penelitian
lain yang dilakukan Lee Young Sook mengenai kimchi menyatakan bahwa Kimchi sudah biasa
dimakan oleh orang Korea selama lebih dari 2000 tahun yang lalu (Yong-Sook, Lee 1986). Akan
tetapi, kapan tepatnya muncul kimchi tidak diketahui dengan jelas, tetapi bukti sejarah
menunjukkan bahwa kimchi merupakan budaya kuliner yang sangat berpengaruh di Korea sejak
dahulu, sehingga kimchi kini menjadi identitas diri negara Korea.
Terdapat berbagai alasan mengapa masyarkat Korea mengonsumsi kimchi, tetapi alasan
utama adalah para leluhur bangsa Korea yang bermukim di bagian utara semenanjung Korea
senantiasa mengalami musim dingin yang lebih lama dan lebih dingin. Oleh karena itu, mereka
berusaha untuk menemukan hidangan yang dapat disajikan pada musim dingin dan hidangan
tersebut adalah kimchi (Seung-Yoon Yang, 1988). Pada akhir bulan November atau awal bulan
Desember, keluarga-keluarga Korea pada jaman dahulu menyiapkan kimchi dalam jumlah besar
untuk persediaan sepanjang musim dingin yang panjang (Jong-No Gu, 2008). Dengan demikian,
pada awalnya kimchi merupakan makanan yang diolah untuk bertahan hidup pada musim dingin.
Masyarakat Korea membuat Kimchi yang merupakan sayuran hasil fermentasi karena
1
Koryo adalah kerajaan di Korea yang berdiri pada tahun 918-1392
2
Lee Kyu-Bo merupakan penyair terkenal dari kerajaan Koryo yang lahir di Yeoju, Gyeonggi tahun 1168.
Dia terkenal dengan syair kepahlawanan dan menjadi pejabat tinggi pada saat itu.
3
HOT merupakan boyband asal Korea Selatan yang dibentuk pada 1996 dan dibubarkan pada tahun
2001
Kimchi sawi putih adalah kimchi paling umum dari berbagai variasi kimchi dan bahan-
bahan yang diperlukan untuk membuatnya selalu tersedia di dalam kulkas masyarakat Korea.
Selain itu, sawi putih merupakan sayuran yang mudah didapat di Korea Selatan. Setiap
masyarakat Korea membuat kimchi sawi putih, meskipun demikian, setiap keluarga mempunyai
resep yang berbeda-beda (Byung-Hi Lim, Byung-Soon Lim, 2014). Survei yang telah dilakukan
oleh Hui juga menunjukkan bahwa kimchi yang paling banyak dihidangkan dalam masyarakat
Korea adalah kimchi sawi putih (Hui Y. K, dkk, 2004). Maka, dapat disimpulkan kimchi yang
paling umum bagi masyarakat Korea dan paling banyak muncul di Korea adalah kimchi sawi
putih.
Kimchi sawi putih ini dibuat dari sawi putih yang dipotong menjadi dua bagian dan pada
bagian antar daun-daunnya dicampur dengan saus dan bumbu-bumbu (Lee-Me Ae,2010). Jenis
kimchi sawi putih memiliki dua klasifikasi, yaitu tongbaechu kimchi yang dipersiapkan untuk
sepanjang musim dingin dan matbaechu kimchi yang dipersiapkan untuk makan sehari-hari,
export, dan lainnya. Pembuatan kedua Kimchi ini sama, tetapi perbedaannya adalah proses
persiapan sawi putihnya, yaitu sawi putih dari tongbaechu kimchi di fermentasi selama beberapa
bulan, sehingga rasa fermentasi dari kimchi sangat terasa. Namun, matbaechu hanya di
fermentasi beberapa hari, sehingga sawi putih masih segar dan rasa fermentasinya kurang kuat
(Hui Y. K, dkk, 2004).
2. Kimchi Bossam /
Kimchi Bossam terbuat dari campuran daun sawi putih, pir, kesemek, kacang pinus dan
jenis buah-buahan lainnya, lalu gurita, tiram, dan makanan laut lainnya, serta ditambah pula
jamur shiitake (Lee-Me Ae, 2010). Perbedaan kimchi Bossam dengan kimchi lainnya adalah cara
pembuatannya, yaitu dengan membungkus isi dari kimchi menggunakan daun kubis. Kimchi
Bossam yang seringkali disebut 'bokimchi' ini terkenal dari Gaeseong, daerah yang terkenal
memproduksi kubis berkualitas. Bossam kimchi pada zaman dahulu adalah jenis kimchi yang
biasa dimakan oleh bangsawan karena bahan yang biasa dihidangkan bersama kimchi ini adalah
bahan yang cukup mahal seperti daging, tiram, dan lainnya.
Kimchi Bossam merupakan kimchi yang berbeda dengan jenis lainnya karena
pembuatanya yang dibungkus oleh kubis membuat kimchi ini lebih unik. Kimchi yang
dibungkus kubis dan difermentasi ini lebih terasa nikmat saat dimakan karena sensasi rasanya
yang berbeda dengan kimchi yang lain, sehingga kimchi Bossam menambah kekayaan ragam
kimchi Korea.
Bossam Kimchi
Kimchi Chonggak merupakan kimchi dengan rasa pedas yang kuat dan dibuat dari lobak
dicampur dengan Myeolchijeot, yaitu ikan teri yang difermentasi dalam garam dan ditambah
bubuk cabai (Lee-Me Ae, 2010). Lobak yang digunakan adalah lobak kecil dan dalam kimchi ini
juga digunakan seluruh daun lobak (Hui Y. K. dkk, 2004). Chonggak yang termasuk ke dalam
kelompok kimchi berbahan lobak ini banyak dikonsumsi oleh masyarakat Korea karena cara
pembuatannya yang mudah seperti kimchi lainnya dan mempunyai rasa yang renyah, sehingga
menjadikan jenis kimchi ini lebih unik.
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat kimchi chonggak adalah lobak lengkap
dengan daunnya, garam, bawang putih, jahe, bawang, bubuk cabai, dan udang. Cara
pembuatannya tidak jauh berbeda dengan kimchi sawi putih dan kimchi ini juga difermentasikan
di dalam kulkas selama 2-3 hari ( Franks Jo, 2012). Chonggak kimchi yang berbentuk lobak utuh
terasa renyah karena lobak yang telah dikupas tersebut direndam pada air garam selama 3- 4 jam,
sehingga menghasilkan rasa lobak yang tidak lagi keras, tetapi lebih renyah.
Chonggak Kimchi
4. Kimchi Kkakdugi /
Kimchi Kkakdugi dibuat dari potongan lobak yang dicampur dengan banyak bumbu
kimchi yang banyak dibuat sejak zaman kerajaan Joseon, bahkan menjadi masakan kerajaan
pada saat itu. Pernyataan ini ditulis oleh Hong Seon-Pyo6 pada tahun 1940.
Kkakdugi tergolong kimchi yang terbuat dari lobak, tetapi perbedaan kkakdugi dengan
kimchi lobak lainnya adalah cara pembuatannya. Lobak yang utuh terlebih dahulu dipotong-
potong dadu dan direndam dalam air garam agar lobak tidak terlalu keras. Selain itu, bumbu
yang digunakan antara lain bubuk cabai, garam, gula pasir, jahe, kecap ikan, dan lainnya. Bumbu
tersebut dicampurkan dengan lobak yang sudah dipotong, kemudian difermentasikan di tempat
kedap udara selam 1-2 hari. Rasa Kkakdugi yang sedikit garing dan asam masuk ke dalam
lapisan lobak, sehingga membuat kimchi jenis ini kaya rasa karena tidak hanya rasa pedas yang
terasa (Byung-Hi Lim, Byung-Soon Lim, 2014).
Kkakdugi merupakan kimchi yang paling banyak dikonsumsi oleh orang Korea dan
menjadi sarana penyebaran budaya kuliner masyarakat Korea. Kimchi kkakdugi merupakan
salah satu kimchi yang banyak ditampilkan di drama Korea, sehingga penyuka budaya Korea
tidak asing dengan jenis kimchi yang satu ini. Bentuknya yang sederhana dan rasanya yang
renyah membuat kimchi jenis ini juga disukai oleh masyarakat luar negeri.
4
Kerajaan Joseon adalah kerajaan yang berdiri setelah kerajaan Goryeo dan didirikan oleh Yi Seong Gye
serta bertahan selama 5 abad. Kerajaan Joseon ini merupakan kerajaan terakhir di Korea sebelum
penjajahan Jepang.
5
Raja Jeongjo (1776 - 1800) adalah raja ke-22 dari kerajaan Joseon
6
Hong Seon Pyo adalah penulis buku (Gastronomy Korea) yang di dalamnya terdapat sejarah
asal-usul kkakdugi
Kimchi Oisobagi yang biasa disajikan pada musim panas ini merupakan potongan
mentimun yang dibuat menjadi acar dengan cara direndam dalam air yang sudah dibumbui (Lee-
Me Ae,2010). Rasa timun yang renyah membuat kimchi jenis ini sangat segar dan juga bisa
dimakan sebelum matang, tetapi kimchi jenis ini tidak dapat dimatangkan (disimpan) terlalu
lama karena akan menjadi sangat lembut (Byung-Hi Lim, Byung-Soon Lim, 2014). Kimchi jenis
ini termasuk ke dalam jenis kimchi yang terbuat dari buah dan akar tumbuhan (Hui Y. K, dkk,
2004).
Kimchi Oisobagi dibuat dengan menggunakan mentimun Jepang yang dicuci dan
direndam dalam air garam selama 10-15 menit. Selanjutnya, mentimun dipotong menjadi
beberapa bagian dan dicampurkan dengan bumbu kimchi pada umumnya, seperti serbuk cabai
atau bumbu lainnya sesuai selera, lalu dimasukkan lobak sebagai isi dari mentimun pada bagian
tengah mentimun. Kemudian, mentimun disiram dengan air panas agar mentimun tetap garing
dan tidak lembek pada saat difermentasi. Terakhir, mentimun difermentasikan di dalam kulkas
selama 12-18 jam (Chang Sun-Young, 2009).
6. Kimchi Dongcimi /
Kimchi ini adalah salah satu jenis kimchi yang banyak didapat pada musim dingin.
Kimchi ini berbeda dengan jenis lainnya karena Dongcimi ini dibuat dari potongan lobak yang
direndam dalam kuah (Lee-Me Ae, 2010). Kimchi jenis Dongcimi termasuk ke dalam jenis
kimchi lobak (Hui Y. K, dkk, 2004).
Kimchi Dongcimi merupakan kimchi dengan kuah yang sudah dikenal sejak zaman
dahulu khususnya pada zaman kerajaan Joseon. Pada saat itu, semua kimchi yang berkuah
disebut dengan dongchimi. Beberapa daerah di Korea yang banyak membuat kimchi jenis ini
antara lain Haenam, Jeolla Selatan, dan Hamgyeong. Namun, di antara ketiga daerah tersebut,
Hamgyeong merupakan daerah yang paling mempunyai banyak resep tentang kimchi kuah.
Dongcimi kimchi juga digunakan sebagai bahan utama pembuatan nengmyon (Encyclopedia of
Korea Seasonal Costum, 2010).
Dongcimi Kimchi
7. Kimchi Yeolmu /
.
Yeolmu Kimchi
V. Analisa Budaya
Kuliner adalah suatu seni dalam mengolah bahan makanan yang dimulai dari memilih
bahan makanan, mempersiapkan bahan makanan, memasak bahan makanan, dan menyajikan
makanan dengan menarik hingga menggugah selera makan (Tarwotjo C. Soejoeti, 1998). Kuliner
mempunyai perbedaan yang khas di setiap tempat, sehingga setiap negara memiliki kuliner khas
negara tersebut. Kuliner sudah menjadi hal yang penting bagi suatu negara bahkan menjadi
identitas negara dan produk budaya negara tersebut. Kuliner adalah hal yang penting bagi Korea
Selatan, sehingga produk kulinernya dapat dikenal di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Indonesia sebagai negara yang kaya akan kuliner, tidak membuatnya menutup diri dari kuliner
negara lain.
Kimchi yang terkenal di Indonesia adalah kimchi sawi putih dan kkakdugi kimchi.
Banyak faktor yang membuat kedua kimchi ini banyak muncul di Indonesia, yaitu bahan
pembuatannya, selera kuliner orang Indonesia, dan lainnya. Terdapat beberapa jenis sayuran dan
buah yang sama digunakan baik dalam asinan Indonesia maupun dalam kimchi Korea seperti
sawi putih, wortel, bawang putih, dan cabai merah. Jenis bakteri yang digunakan dalam proses
fermentasi asinan dan kimchi juga relatif sama, yaitu jenis bakteri asam laktat (Anwar Faisal,
Khomsan Ali, 2009).
VI. Kesimpulan
Kimchi merupakan makanan yang mempunyai sejarah panjang dan bernilai tinggi bagi
masyarakat Korea. Seiring dengan mengglobalnya budaya Korea, kimchi turut diperkenalkan
kepada khalayak dunia. Indonesia yang juga tak terkecuali terkena dampak hallyu pun juga jadi
mengenal dan menyukai kimchi. Hal ini dikarenakan pengaruh budaya kuliner Indonesia dan
rasa khas kimchi yang tidak asing bagi lidah masyarakat Indonesia. Namun, tidak semua jenis
kimchi masuk ke Indonesia. Hanya dua jenis kimchi yang umum dikenal masyarakat Indonesia
dan disajikan di restoran Korea di Indonesia, yaitu kimchi sawi putih dan kimchi Kkakdugi.
Sawi putih dan lobak merupakan sayuran yang lazim dikonsumsi di Indonesia, sehingga dua
kimchi ini mudah diterima masyarakat Indonesia. Kimchi dikenal masyarakat Indonesia sebagai
makanan fermentasi yang memiliki rasa pedas dan berwarna merah (karena cabai). Maka, kimchi
yang memiliki tampilan berbeda, yaitu yang berasa tidak pedas dan berwarna bening seperti
kimchi Dongchimi menjadi tidak populer di mata dan lidah masyarakat Indonesia.