Anda di halaman 1dari 25

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Banjir merupakan peristiwa terbenamnya daratan karena volume air yang


meningkat. Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang berlebihan di suatu tempat
akibat hujan besar, peluapan air sungai, atau pecahnya bendungan sungai. Di banyak
daerah yang gersang di dunia, tanahnya mempunyai daya serapan air yang buruk,
atau jumlah curah hujan melebihi kemampuan tanah untuk menyerap air. Ketika
hujan turun, yang kadang terjadi adalah banjir secara tiba-tiba yang
diakibatkan terisinya saluran air kering dengan air.
Pada umumnya banjir diakibatkan curah hujan. Dalam jangka waktu tertentu
hujan mengakibatkan aliran air di permukaan bumi (run off). Volume run off dan
kecepatan aliran air tidak sebanding dengan besarnya drainase dan kecepatan
aliran air menuju sungai atau kanal dan selanjutnya menuju penampungan air berupa
waduk atau laut. Untuk itu diperlukan pengukuran kecepatan air beserta
ketinggiannya untuk mengetahui seberapa besar potensi terjadinya banjir. Cara
melakukan pendeteksian ketinggian air salah satunya menggunakan mikrokontroler.
Perkembangan mikrokontroler membuat mikrokontroler dilengkapi sensor
kecepatan air yang dapat menggantikan current meter. Sebagai contohnya adalah
mikrokontroler Arduino bisa menghitung kecepatan air pada tempat yang sudah
ditentukan. Dengan pendekatan tersebut sensor kecepatan ini dapat digunakan
sebagai alternatif penghitung kecepatan air. Pada tugas ini akan dibahas mengenai
pendeteksian ketinggian air dengan menggunakan mikrokontroler arduino uno
dengan IC ATmega 16a

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang maka penulis merumuskan permasalahan pada
tugas ini sebagai berikut :
1. Bagaimana membuat alat pendeteksi ketinggian banjir menggunakan
mikrokontroler?
2. Bagaimana cara kerja sensor Ultrasonic pada alat pendeteksi ketinggian air
menggunakan mikrokontroler?

1.3 Batasan Masalah


Agar perancangan yang dibahas dalam tugas ini tidak terlalu luas dan
menyimpang, maka penulis pembatas permasalahan adalah sebagai berikut :
1. Hanya untuk mengetahui batas ketinggian air
2. Menggunakan Mikrokontroler Arduino Uno sebagai Mikrokontroler Utama

1.4 Tujuan dan Manfaat


Berdasarkan latar belakang maka penulis memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Mampu mengolah data digital dari sensor ultrasonic sehingga dapat
mendeteksi ketinggian air
2 Mampu mengimplementasikannya sehingga tercipta alat yang berbasis
mikrokontroler

2.1 Sistematika Penulisan


BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penelitian dan tinjauan pustaka.
BAB II LANDASAN TEORI
Teori-teori penunjang yang berhubungan dengan penelitian berupa teori dari
metode yang digunakan.
BAB III METODOLOGI PENETILIAN
Bab tiga berisi tahapan tentang proses dan metode yang diganakan dalam
Menentukan Jumlah Beras Miskin.
BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN DESAIN SISTEM
Bab ini berisi tentang analisis pengujian data yang diteliti serta perancangan
desain sistem yang akan diterapkan.
BAB V IMPLEMENTASI SISTEM
Berisikan penjelasan tentang hasil pengujian data dalam penerapan nya.
BAB VI PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran dari hasil pembahasan penelitian dan uji coba
yang telah dilakukan.

2.2 Tinjauan Pustaka


Dalam penyusunan tugas ini, penulis sedikit banyak terinspirasi dan mereferensi
dari penulisan-penulisan sebelumnya yang berkaittan dengan latar belakang
masalah pada penulisan tugas ini. Berikut ini penulisan terdahulu yang
berhubungan dengan tugas ini antara lain :
Jurnal ilmiah Sistem Pendeteksi Dini Banjir Menggunakan Sensor
Kecepatan Air dan Sensor Ketinggian Air pada Mikrokontroler Arduino Gigih
Prio Nugroho, Ary Mazharuddin S, dan Hudan Studiawan. 2013.
Jurnal ilmiah Sistem Pendeteksi Banjir Berbasis Sensor Ultrasonik Dan
Mikrokontroler Dengan Media Komunikasi Sms Gate Way Riny Sulistyowati,
,
Hari Agus Sujono dan Ahmad Khamdi Musthofa. 2015.
Jurnal ilmiah Rancang Bangun Alat Pendeteksi Banjir Menggunakan
Sistem Komunikasi Wireless Djefry Himawanda Hentris. Januari 2014.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Banjir

Banjir merupakan salah satu bencana alam yang terjadi di banyak kota di
dunia dalam skala berbeda dimana air dengan jumlah berlebih berada di daratan
yang biasanya kering. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian banjir
yaitu berair banyak dan deras, kadang-kadang meluap. Hal-hal tersebut dapat
terjadi karena jumlah air di sungai, danau atau daerah aliran air lainnya melebihi
kapasitas normal akibat akumulasi air hujan atau pemampatan sehingga meluber.
Banjir ini disebabkan meluapnya air sungai, selokan atau saluran air lainnya
karena volum airnya melebihi kapasitas. Umumnya pemicu banjir ini adalah
hujan besar yang mampu membuat air di sungai atau selokan luber.

2.2 Mikrokontroler

Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional dalam sebuah


chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah kecil
RAM, memori program, atau keduanya), dan perlengkapan input output. Dengan
kata lain, mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai
masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan
dihapus dengan cara khusus, cara kerja mikrokontroler sebenarnya membaca dan
menulis data. Mikrokontroler adalah sebuah sistem microprocessor dimana
di dalamnya sudah terdapat CPU, ROM, RAM danI/O, clock dan peralatan
internal lainnya yang sudah saling terhubung dan terorganisasi dengan baik
oleh pabrik pembuatnya dan dikemas dalam satu chip yang siap pakai. Sehingga
kita tinggal memprogram isi ROM sesuai aturan penggunaan oleh pabrik yang
membuatnya.

Terdapat dua jenis mikrokontroler yang berkembang saat ini dan masing-
masing mempunyai keturunan/keluarga sendiri.
1. RISC (Reduced Instruction Set Computer): instruksi terbatas tapi memiliki
fasilitas yang lebih banyak.
2. CISC (Complex Instruction Set Computer): instruksi bisa dikatakan lebih
lengkap tapi dengan fasilitas secukupnya.

Hal sini didasarkan pada arsitektur prosesor dan set intruksinya. Sebagai contoh
MC51 (AT89S51/52) merupakan tipe CISC yang memerlukan 12 siklus clock
untuk melaksanakan satu siklus instruksi. Tipe AVR (Alf and Vegards Risc
Processor) yang merupakan jenis RISC, hanya perlu satu siklus saja, sehingga
jelas lebih cepat waktu eksekusinya.

ATMEL (perusahaan pembuat mikrokontroler) membuat 4 jenis/varian


untuk tipe AVR. Tipe - tipe AVR tersebut adalah.
1. Tiny AVR
Mikrokontroler yang memiliki ukuran mungil dan ukuran flash memori yang
kecil pula. Parameternya: 0.5 16 kB Flash, 632 pins,dll.
Contoh: ATTINY 2313, ATTINY 10, ATTINY15, ATTINY24
2. Mega AVR
Merupakan jenis yang memiliki kemampuan dan ukuran flash memori yang
lebih dibandingkan dengan jenis ATTINY. Selain itu, jenis ini memiliki
jumlah port I/O yang lebih banyak. Parameter: 4 512 kB Flash, 28100 pins,
dll.
Contoh: ATMEGA 8, ATMEGA48, ATMEGA16, ATMEGA 128

3. XMEGA AVR
Mikrokontoler jenis ini memiliki keunggulan pada kinerja dan konsumsi
dayanya, membutuhkan daya rendah dengan kinerja tinggi. Parameter:16384
kB Flash, 4464100 pin package (A4, A3, A1), dll.
Contoh: ATXMEGA 64,ATXMEGA128,ATXMEGA256
4. AVR32- bit UC3
Merupakan mikrokontroler 32-bit yang memiliki pembaharuan efisiensi.
memiliki kinerja tinggi dengan konsumsi daya rendah. Parameter:16-512KB
18 Flash, 48-144 pins, mikrokontroller 32-bit yang paling efisien.
Contoh: AT32UC3L016, AT32UC3L032,AT32UC3L0128

2.3 Arduino Uno


Arduino Uno adalah board berbasis mikrokontroler pada ATmega328.
Board ini memiliki 14 digital input / output pin (dimana 6 pin dapat digunakan
sebagai output PWM), 6 input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB,
jack listrik tombol reset. Pin-pin ini berisi semua yang diperlukan untuk
mendukung mikrokontroler, hanya terhubung ke komputer dengan kabel USB
atau sumber tegangan bisa didapat dari adaptor AC-DC atau baterai untuk
menggunakannya.

Ada banyak jenis Arduino yang dapat digunakan untuk tujuan yang
berbeda. Beberapa jenis memiliki ukuran, jumlah pin, dan mikrokontroler yang
berbeda, namun sebagian besar Arduino memilki komponen utama yang sama,
yaitu:
USB/Barrel Jack
Pin
Tombol reset
LED indikatordaya
TX/RX LED
IC utama
Voltage regulator
Gambar 2.1 Board Arduino Uno

Gambar 2.2 Kabel USB Board Arduino Uno

Deskripsi Arduio UNO:


Tabel 2.1 Deskripsi Arduino Uno
Mikrokontroller Atmega328
Operasi Voltage 5V
Input Voltage 7-12 V (Rekomendasi)
Input Voltage 6-20 V (limits)
I/O I/O 14 pin (6 pin untuk PWM)
Arus 50 mA
Flash Memory 32KB
Bootloader SRAM 2 KB
EEPROM 1 KB
Kecepatan 16 Mhz

Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source,


diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan
elektronik dalam berbagai bidang. Hardwarenya memiliki prosesor Atmel AVR
dan softwarenya memiliki bahasa pemrograman sendiri. Saat ini Arduino sangat
populer di seluruh dunia. Banyak pemula yang belajar mengenal robotika dan
elektronika lewat Arduino karena mudah dipelajari. Tapi tidak hanya pemula, para
hobbyist atau profesional pun ikut senang mengembangkan aplikasi elektronik
menggunakan Arduino. Bahasa yang dipakai dalam Arduino bukan assembler
yang relatif sulit, tetapi bahasa C yang disederhanakan dengan bantuan pustaka-
pustaka (libraries) Arduino.

2.4 Ultrasonic HC-SR04


Sensor ultrasonik adalah sebuah sensor yang berfungsi untuk mengubah
besaran fisis (bunyi) menjadi besaran listrik dan sebaliknya. Cara kerja sensor ini
didasarkan pada prinsip dari pantulan suatu gelombang suara sehingga dapat
dipakai untuk menafsirkan eksistensi (jarak) suatu benda dengan frekuensi
tertentu. Disebut sebagai sensor ultrasonik karena sensor ini menggunakan
gelombang ultrasonik (bunyi ultrasonik).
Gelombang ultrasonik adalah gelombang bunyi yang mempunyai frekuensi
sangat tinggi yaitu 20.000 Hz. Bunyi ultrasonik tidak dapat di dengar oleh telinga
manusia. Bunyi ultrasonik dapat didengar oleh anjing, kucing, kelelawar, dan
lumba-lumba. Bunyi ultrasonik nisa merambat melalui zat padat, cair dan gas.
Reflektivitas bunyi ultrasonik di permukaan zat padat hampir sama dengan
reflektivitas bunyi ultrasonik di permukaan zat cair. Akan tetapi, gelombang bunyi
ultrasonik akan diserap oleh tekstil dan busa.
2.4.1 Cara Kerja Sensor Ultrasonik

Pada sensor ultrasonik, gelombang ultrasonik dibangkitkan melalui sebuah


alat yang disebut dengan piezoelektrik dengan frekuensi tertentu. Piezoelektrik
ini akan menghasilkan gelombang ultrasonik (umumnya berfrekuensi 40kHz)
ketika sebuah osilator diterapkan pada benda tersebut. Secara umum, alat ini
akan menembakkan gelombang ultrasonik menuju suatu area atau suatu target.
Setelah gelombang menyentuh permukaan target, maka target akan
memantulkan kembali gelombang tersebut. Gelombang pantulan dari target
akan ditangkap oleh sensor, kemudian sensor menghitung selisih antara waktu
pengiriman gelombang dan waktu gelombang pantul diterima.

Gambar 2.3 cara kerja sensor ultrasonik dengan transmitter dan receiver
(atas), sensor ultrasonik dengan single sensor yang berfungsi sebagai
transmitter dan receiver sealigus
Secara detail, cara kerja sensor ultrasonik adalah sebagai berikut:
1. Sinyal dipancarkan oleh pemancar ultrasonik dengan frekuensi tertentu dan
dengan durasi waktu tertentu. Sinyal tersebut berfrekuensi diatas 20kHz. Untuk
mengukur jarak benda (sensor jarak), frekuensi yang umum digunakan adalah
40kHz.
2. Sinyal yang dipancarkan akan merambat sebagai gelombang bunyi dengan
kecepatan sekitar 340 m/s. Ketika menumbuk suatu benda, maka sinyal tersebut
akan dipantulkan oleh benda tersebut.

3. Setelah gelombang pantulan sampai di alat penerima, maka sinyal tersebut akan
diproses untuk menghitung jarak benda tersebut. Jarak benda dihitung
berdasarkan rumus :

S = 340.t/2

dimana S merupakan jarak antara sensor ultrasonik dengan benda (bidang


pantul), dan t adalah selisih antara waktu pemancaran gelombang oleh
transmitter dan waktu ketika gelombang pantul diterima receiver.

2.4.2 Aplikasi Sensor Ultrasonik

Dalam bidang kesehatan, gelombang ultrasonik bisa digunakan untuk


melihat organ-organ dalam tubuh manusia seperti untuk mendeteksi tumor,
liver, otak dan menghancurkan batu ginjal. Gelombang ultrasonik juga
dimanfaatkan pada alat USG (ultrasonografi) yang biasa digunakan oleh dokter
kandungan. Dalam bidang industri, gelombang ultrasonik digunakan untuk
mendeteksi keretakan pada logam, meratakan campuran besi dan timah,
meratakan campuran susu agar homogen, mensterilkan makanan yang
diawetkan dalam kaleng, dan membersihkan benda benda yang sangat halus.
Gelombang ultrasonik juga bisa digunakan untuk mendeteksi keberadaan
mineral maupun minyak bumi yang tersimpan di dalam perut bumi.

Dalam bidang pertahanan, gelombang ultrasonik digunakan sebagai radar


atau navigasi, di darat maupun di dalam air. Gelombang ultrasonik digunakan
oleh kapal pemburu untuk mengetahui keberadaan kapal selam, dipasang pada
kapal selam untuk mengetahui keberadaan kapal yang berada di atas permukaan
air, mengukur kedalaman palung laut, mendeteksi ranjau, dan menentukan
puosisi sekelompok ikan.

2.4.3 Rangkaian Sensor Ultrasonik

a.Piezoelektrik
Piezoelektrik berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Bahan piezoelektrik adalah material yang memproduksi medan
listrik ketika dikenai regangan atau tekanan mekanis. Sebaliknya, jika
medan listrik diterapkan, maka material tersebut akan mengalami regangan
atau tekanan mekanis. Jika rangkaian pengukur beroperasi pada mode pulsa
elemen piezoelektrik yang sama, maka dapat digunakan sebagai transmitter
dan reiceiver. Frekuensi yang ditimbulkan tergantung pada osilatornya yang
disesuiakan frekuensi kerja dari masing-masing transduser. Karena
kelebihannya inilah maka tranduser piezoelektrik lebih sesuai digunakan
untuk sensor ultrasonik.
b. Transmitter
Transmitter adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai pemancar gelombang
ultrasonik dengan frekuensi tertentu (misal, sebesar 40 kHz) yang
dibangkitkan dari sebuah osilator. Untuk menghasilkan frekuensi 40 KHz,
harus di buat sebuah rangkaian osilator dan keluaran dari osilator
dilanjutkan menuju penguat sinyal. Besarnya frekuensi ditentukan oleh
komponen RLC / kristal tergantung dari disain osilator yang digunakan.
Penguat sinyal akan memberikan sebuah sinyal listrik yang diumpankan ke
piezoelektrik dan terjadi reaksi mekanik sehingga bergetar dan
memancarkan gelombang yang sesuai dengan besar frekuensi pada osilator.

Gambar 2.4 Rangkaian Dasar Dari Transmitter Ultrasonik


Receiver
Receiver terdiri dari transduser ultrasonik menggunakan bahan piezoelektrik, yang
berfungsi sebagai penerima gelombang pantulan yang berasal dari transmitter yang
dikenakan pada permukaan suatu benda atau gelombang langsung LOS (Line of
Sight) dari transmitter. Oleh karena bahan piezoelektrik memiliki reaksi yang
reversible, elemen keramik akan membangkitkan tegangan listrik pada saat
gelombang datang dengan frekuensi yang resonan dan akan menggetarkan bahan
piezoelektrik tersebut.
Gambar 2.5 Rangkaian Dasar Receiver Sensor Ultrasonik

2.4.4 Sensor Ultrasonik HC-SR04

Sensor ini merupakan sensor ultrasonik siap pakai, satu alat yang
berfungsi sebagai pengirim, penerima, dan pengontrol gelombang ultrasonik.
Alat ini bisa digunakan untuk mengukur jarak benda dari 2cm - 4m dengan
akurasi 3mm. Alat ini memiliki 4 pin, pin Vcc, Gnd, Trigger, dan Echo. Pin Vcc
untuk listrik positif dan Gnd untuk ground-nya. Pin Trigger untuk trigger
keluarnya sinyal dari sensor dan pin Echo untuk menangkap sinyal pantul dari
benda.

Gambar sensor ultrasonik HC-SR04


Cara menggunakan alat ini yaitu: ketika kita memberikan tegangan positif pada pin
Trigger selama 10uS, maka sensor akan mengirimkan 8 step sinyal ultrasonik dengan
frekuensi 40kHz. Selanjutnya, sinyal akan diterima pada pin Echo. Untuk mengukur
jarak benda yang memantulkan sinyal tersebut, maka selisih waktu ketika mengirim
dan menerima sinyal digunakan untuk menentukan jarak benda tersebut. Rumus
untuk menghitungnya sudah saya sampaikan di atas.

Berikut adalah visualisasi dari sinyal yang dikirimkan oleh sensor HC-SR04

Gambar sistem pewaktu pada sensor HC-SR04

2.5 Kabel
Penggunaan kabel dalam rangkaian elektronika sangat penting, karena
kabel berfungsi sebagai penghantar arus dan tegangan listrik dalam rangkaian
listrik. Namun tidak semua jenis kabel bisa digunakan, tergantung dari fungsi
dan rangkaian seperti apa yang dibuat. Dalam rangkaian elektronika (arus
lemah) lebih sering digunakan tipe kabel jumper sebagai penghantar arus dan
tegangannya, karena arus dan tegangan yang dipakai biasanya kecil.

Berbeda dengan penggunaan kabel pada instalasi listrik maupun jaringan


komputer, kabel jumper ini secara fisik memiliki ukuran yang sangat kecil dan
tidak terlalu panjang. Pada kedua ujungnya, terdapat soket terminal bertipe
female atau male. Kabel jenis ini lebih spesifik lagi digunakan untuk
menghubungkan pin - pin pada rangkaian elektronik seperti board
mikrokontroler atau rangkaian lainnya.

Gambar 2.6 Kabel Pelangi

2.6 Buzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk
mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja
buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari
kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut
dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke
dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena
kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan
menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara
bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai
indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah
alat (alarm).

2.7 Baterai
Baterai (Battery) adalah sebuah alat yang dapat merubah energi kimia
yang disimpannya menjadi energi Listrik yang dapat digunakan oleh suatu
perangkat Elektronik. Hampir semua perangkat elektronik yang portabel
seperti Handphone, Laptop, Senter, ataupun Remote Control menggunakan
Baterai sebagai sumber listriknya. Dengan adanya Baterai, kita tidak perlu
menyambungkan kabel listrik untuk dapat mengaktifkan perangkat elektronik
kita sehingga dapat dengan mudah dibawa kemana-mana. Dalam kehidupan
kita sehari-hari, kita dapat menemui dua jenis Baterai yaitu Baterai yang
hanya dapat dipakai sekali saja (Single Use) dan Baterai yang dapat di isi
ulang (Rechargeable).

2.8 Baterai Kancing


Butten Cell atau Baterai Kancing yang umumnya dijumpai di Pasaran
merupakan golongan Baterai Primer atau Baterai yang hanya dapat digunakan
sekali saja (Single Use). Artinya Baterai Kancing (Button Cell) ini tidak dapat
di isi ulang atau non-rechargeable. Meskipun ada juga jenis Baterai Kancing
yang dapat diisi ulang (Rechargeable) tetapi jarang dijumpai di pasaran
umum.
Berdasarkan Bahan Dasar Pembuatnya, Baterai Kancing (Button Cell)
dapat dibagikan menjadi beberapa Jenis, diantaranya adalah Baterai Kancing
Silver, Baterai Kancing Alkaline, Baterai Kancing Lithium, Baterai Kancing
Zinc-Air dan Baterai Kancing Mercury. Tetapi seiring dengan semakin
meningkatnya kepedulian terhadap kesehatan dan Lingkungan, Baterai
Kancing Jenis Mercury telah dilarang oleh Parlemen Euro (EP) pada tahun
2013 sehingga saat ini sudah sangat jarang ada perusahaan yang memproduksi
Baterai Kancing yang memakai bahan Mercury.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Forward Engineering

Metode penelitian yang digunakan adalah metode Engineering dengan


jenis Forward Engineering. Metode Engineering merupakan penelitian yang
memberikan hasil dapat berupa model, formula, algoritma, struktur, arsitektur,
produk, maupun sistem yang telah teruji (Subiyantoro,2013). Terdapat tahapan
yang harus dilakukan pada metode Forward Engineering yaitu tahap
perancangan dan tahap pembangunan, atau untuk lengkapnya dimulai dari
perencanaan, perancangan, pembangunan dan penerapan (Subiyantoro, 2013).
Tahap perancangan merupakan tahap pembuatan gambaran awal tentang sistem
dari produk penelitian. Setelah perancangan semua sistem selesai maka lanjut
pada tahap kedua yaitu tahap pembangunan. Tahap pembangunan merupakan
tahap membuat produk dari penelitian dan menguji produk tersebut.

Tahapan-tahapan secara lengkap pada metode Forward Engineering


dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Perencanaan adalah proses mendefinisikan apa yang ingin dicapai dari
penelitian yang dilakukan (Laila,2014). Didalam perencanaan terdapat
penjelasan tentang produk yang akan dibuat, cara kerja dan tujuan dari produk
tersebut.
2. Perancangan adalah proses untuk membuat dan mendesain sistem yang baru
(Budiwahjuningsih,2014). Pembuatan desain dalam tahapan perancangan
disesuaikan dengan produk yang akan dihasilkan pada tahapan perencanaan.
Perancangan dapat meliputi desain hardware dan desain sistem. Desain
hardware merupakan desain perangkat keras yang akan dihasilkan nantinya,
sedangkan desain sistem merupakan desain perangkat lunak bisa berupa
program untuk mengatur kerja dari hardware yang dihasilkan.
3. Menurut Kleinjans dalam www.pengertianpakar.com (2014) dikatakan bahwa,
pembangunan atau pembuatan adalah suatu proses pencapaian pengetahuan
dan keterampilan baru. Pada penelitian ini pembangunan lebih diartikan pada
pembuatan produk, baik produk hardware maupun software. Hasil dari
tahapan pembangunan merupakan realisasi nyata dari tahapan perancangan.
4. Penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan
hal lain untuk mencapai tujuan tertentu. Setelah dihasilkan produk dari
tahapan pembangunan maka produk tersebut diaplikasikan pada tahapan
penerapan. Pada tahapan penerapan akan dibuktikan berhasil tidaknya produk
yang dibuat dengan tujuan pada tahapan perencanaan.

Hasil penelitian atau produk penelitian dari metode Forward Engineering


harus dilakukan pengujian. Dalam penelitian ini, pengujian dilakukan dengan
menggunakan pengkajian ilmiah berbentuk Pure Research. Pengkajian Pure
Research merupakan penelitian sesuai dengan kondisi yang ada, yaitu kondisi
komponen-komponen yang menyusun robot serta kondisi dari penerapan metode
Simple Maze pada robot. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui,
membuktikan, dan memperoleh pengetahuan sesuai dengan tujuan dari
penelitian.

3.2. Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Robotika Fakultas Teknik
Universitas Halu Oleo.

3.3. Perencanaan Alat


Dalam penelitian ini rencana akan dihasilkan sebuah alat untuk
mendeteksi ketinggian air menggunakan arduino uno. Alat ini dapat bekerja,
dikarenakan program yang dibuat dari aplikasi Arduino dengan bahasa C. Tujuan
dari alat ini adalah untuk mendeteksi ketinggian air . dalam pengaplikasiannya
untuk mengetahui ketinggian air sehingga menjadi peringatan dini sebelum
terjadinya banjir.

3.4. Perancangan Alat


3.4.1. Desain Perangkat Keras Alat Penelitian
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini, secara umum
didesain seperti diagram blok-blok pada Gambar 3.1. berikut:

Sensor
Sensor PING
PING

Mikrokontrol Bater
Bater
er Arduino ai
ai
Kotak
Kotak
9V
9V

Buzzer
Buzzer

Gambar 3.1 Skema Rangkaian

Desain perangkat keras pada Gambar 3.1. mempunyai bagian utama


yaitu mikrokontroler Arduino Uno yang didalamnya terdapat program untuk
mengakses data dari sensor ultrasonik. Data dari sensor tersebut diberikan
kepada Arduino Uno untuk diproses dalam mengeksekusi algoritma
pemprograman sehingga digunakan untuk mengeluarkan suara pada buzzer.

3.4.2. Desain Sistem


Pada penelitian ini, dirancang sebuah alat pendeteksi ketinggian air untuk
mengetahui lebih awal terjadinya banjir disuatu daerah. Alat akan mendeteksi jarak
antara HC-SR04 dengan objek. Apabila jarak HC-SR04 ke objek antara 0 - 7 mm
maka buzzer akan berbenyi dengan jeda 0,05 detik, sedangkan jika jarak HC-SR04 ke
objek antara 8 - 20 mm maka buzzer akan berbenyi dengan jeda 0,3 detik dan apabila
jarak HC-SR04 ke objek lebih dari 20 mm maka buzzer akan dalam keadaan diam.

Star

Sensor
Ultrasonic

Deteksi
Jarak

If Jarak If Jarak
<7 & >0 <20 & >8
Buzzer On Pros Buzzer On
Delay 50 es Delay 300

Else Buzzer
Of

Gambar 3.2. Flowchart Alat Deteksi Ketinggian Air

BAB IV
IMPLEMENTASI DAN HASIL

4.1. Tahap Pengujian Awal


Pada tahap pengujian ini terdapat beberapa tahap pengujian yaitu :
1. Pengujian setiap rangkain menggunakan multimeter apakah rangkaian
tersebut tersambung dengan sempurna atau masih dalam keadaan tidak
tersambunng yang sesuai dengan fungsi masing-masing rangkaian.
2. Pengujian program, setelah program selesai diketik maka langkah selanjutnya
yaitu menguji program tersebut dengan men-compile apabila tidak terja di
error maka program siap di-upload
3. Langkah selanjutnya program langsung di download ke arduino dan akan
dijalankan
4. Hubungkan arduino pada laptop anda menggunakan kabel USB dan pastikan
pula arduino telah terhubung dengan laptop.
5. Berikut ini merupakan gambar untuk memastikan apakah arduino telah
terhubung dengn laptop anda.

Gambar 4.1. Memastikan Arduino Sudah Terhubung ke Laptop

6. Bukalah aplikasi di laptop anda kemudian ketiklah program seperti gambar


berikut.
7. Simpanlah program tersebut dengan nama project. Compile dan
downloadlah pada arduino yang sebelumnya telah terhubung pada laptop
anda.
8. Jika program telah didownload maka alat akan berfungsi sesuai program yang
telah kita buat.

4.2. Tahap Implementasi


Setelah tahap - tahap perancangan, pembuatan mekanik, elektronika serta
pemograman, maka langkah selanjutnya yaitu menguji hasil secara keseluruhan.
Sebelum kita menguji alat ini kita rangkai terlebih dahulu komponen-komponen
yang harus dihubungkan ke arduino sesuai dengan pin yang kita berikan terhadap
program. Setelah semua rangkaian elektronikanya sudah selesai maka langkah
selanjutnya adalah meng upload program kita ke arduino.
Setelah proses peng uploud an selesai maka langkah selanjutnya yaitu menguji cara
kerja alat HC-SR04, yaitu apabila jarak anatara HC-SR04 dan objek kurang dari
20mm maka buzzer akan berbunyi. Seperti pada gambar 4.1

Gambar 4.1 Alat Deteksi Air

4.3 Tahap Pemrograman

int trigPin = 2;
int echoPin = 4;
const int buzzPin = 13;

void setup(){
Serial.begin(9600);
pinMode(trigPin, OUTPUT);
pinMode(echoPin, INPUT);
pinMode(buzzPin, OUTPUT);
}
void loop(){
int durasi, jarak;
digitalWrite(trigPin,HIGH);
delay(1);
digitalWrite(trigPin, LOW);
durasi = pulseIn(echoPin, HIGH);
jarak = (durasi/2) / 29.1;
Serial.print(jarak);
Serial.print("mm");
Serial.println();
if (jarak <= 7 && jarak >=0){
tone(buzzPin, 1000);
delay(50);
noTone(buzzPin);
delay(50);
}else if (jarak <= 20 && jarak >=8){
tone(buzzPin, 1000);
delay(300);
noTone(buzzPin);
delay(300);
}else{
digitalWrite(buzzPin, LOW);
}
delay(60);
}
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Untuk membuat alat pendeteksi ketinggian air yaitu dengan
menggunakan mikrokontroler arduino uno, dimana sensor HC-SR04 sebagai
sensor utama untuk mendeteksi jarak antara sensor HC-SR04 dan objek. Sensor
HC-SR04 mengeluarkan gelombang ultrasonic terhadap objek, apabila
gelombang bertemu objek maka secara otomatis akan dipantulkan kembali ke
HC-SR04 sehingga diketahuilah jarak.
5.2 Saran
Diharapkan agar alat ini dapat di kembangkan dengan menambahkan
metode tertentu sehingga alat dapat menjadi lebih kompleks dan dapat dibuat
dalam sekala besar sehingga dapat diterapkan oleh masyarakat dalam kehidupan
sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai