Abstract
Growing garbage and not managed properly cause problems for government, social, health,
and environment. The research problem was how the description of legal and illegal waste
disposal (TPS) and the impact of legal and illegal TPS existence in Godean District of Sle-
man, Yogyakarta. Research purpose was to descript the presence of legal and illegal waste
disposal and their impact. Research method was descriptive survey with interviews and a
Geographic Information System (GIS) to identify and describe the legal and illegal poll-
ing locations in Godean District. The results showed that there were seven villages in the
Godean district, Sidoagung village has the highest number of illegal TPS amounted 19 TPS
. Sidorejo village have 1 legal TPS, 1 Illegal TPS, Sidomulyo village have 2 illlegal TPS,
Sidokarto village have 4 illegal TPS, Sidoarum village have 4 illegal TPS, Sidomoyo village
have 6 illegal TPS and 2 legal TPS. Conclusion, there were 3 legal and 45 illegal TPS in the
Godean District.
123
Surahmi Asti Mulasari, Sulistyawati / KEMAS 9 (2) (2014) 122-130
data yang dilakukan dengan metode deskriptif Ilegal dan 2 TPS Legal. Dari ketujuh desa terse-
dan disajikan dalam bentuk output berupa peta but, Desa Sidorejo memiliki jumlah TPS Ilegal
serta tabulasi data. Selain itu, pengambilan data dengan jumlah paling sedikit dibandingkan
dilakukan dengan melakukan wawancara un- dengan desa-desa yang lainnya. Pengolahan
tuk menggali tentang persepsi masyarakat akan sampah di TPS ilegal dilakukan dengan diba-
dampak yang timbul akibat adanya TPS ilegal kar. Pengolahan sampah di TPS legal dilakukan
dan TPS legal di Kecamatan Godean. oleh Dinas Pekerjaan Umum yang bekerjasama
dengan Dinas Lingkungan Hidup. Penyebaran
Hasil dan Pembahasan TPS di Kecamatan Godean dapat dilihat pada
Gambar 1.
Berdasarkan dari hasil pengujian di lapa- Dari tabel 2 dapat disimpulkan bahwa se-
ngan mengenai pemetaan TPS legal dan ilegal bagaian masyarakat Godean masih berpersepsi
di seluruh Desa di Kecamatan Godean, Kabu- bahwa permasalahan sampah hanya berupa per-
paten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta di- masalahan estetika, yaitu bau yang tidak sedap,
dapatkan hasil pada Tabel 1. pemandangan yang terganggu, dan tidak nyaman
Dari ketujuh desa didapatkan hasil bah- melewati tempat yang banyak sampahnya. Pence-
wa Desa Sidoagung memiliki TPS ilegal ter- maran lingkungan sungai hanya disebutkan oleh
banyak sejumlah 19. Desa Sidorejo memiliki masyarakat di daerah dekat sungai. Pencemaran
1 TPS Ilegal dan 1 TPS Legal, Desa Sidomulyo lingkungan seperti asap hasil pembakaran sampah
memiliki 2 TPS Ilegal, Desa Sidokarto memi- dipresepsikan oleh orang yang mengetahui bahwa
liki 4 TPS Ilegal, dan Desa Sidoarum memiliki pengolahan sampah di TPS ilegal adalah dengan
4 TPS Ilegal, Desa Sidomoyo memiliki 6 TPS dibakar. Bahaya sampah yang lain seperti penyakit
Tabel 1. TPS Legal dan TPS Ilegal di Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, DI. Yogyakarta 2013
Jumlah
No Nama Desa Keterangan
Legal Ilegal
1 Sidoarum Sampah organik dan anorganik,
Lokasi : 7m dari jalan raya, dekat parit, di pinggir ja-
- 4
lan (dekat sawah), di tepi jalan
2 Sidomoyo Sampah organik dan anorganik
Lokasi legal : tepi jalan di dekat persawahan,
2 6 Lokasi ilegal : lima ditepi jalan, satu di samping jem-
batan
3 Sidokarto Sampah organik dan anorganik
Lokasi : dua tepi jalan di dekat persawahan, satu di
- 4
samping jembatan, satu di dekat pasar
4 Sidomulyo Sampah organik dan anorganik
- 2 Lokasi :satu di tepi jalan utama, satu di lahan kosong
5 Sidoagung Sampah organik dan anorganik
Lokasi : satu di perkebunan, satu dipemukiman, 17
- 19
lokasi di tepi jalan raya
6 Sidoluhur Sampah Organik dan anorganik,
- 9 Lokasi : tepi jalan
7 Sidorejo Sampah Organik dan anorganik
Lokasi Legal : di tepi jalan
1 1
Lokasi Ilegal : dipinggir sungai
124
Surahmi Asti Mulasari, Sulistyawati / KEMAS 9 (2) (2014) 122-130
Tabel 2. Persepsi Masyarakat Mengenai Dampak dan Harapan Perbaikan tentang Adanya TPS Ilegal
di Kecamatan Godean
Dampak
No Desa (Dilihat dari Presepsi Harapan Masyarakat
Masyarakat)
1. Sidoarum Mengganggu estetika Jangan buang sampah sembarangan lagi
agar pemandangan bersih dan enak di-
pandang
2. Sidomoyo Mengganggu estetika Diberi peringatan, dilarang membuang
sampah.
Masalah sampah yang terjadi disekitar
desa sebaiknya ditangani oleh kelurahan
3. Sidokarto Mengganggui estetika dan Diharapkan warga dan orang yang le-
irigasi sawah wat jangan membuang sampah disekitar
persawahan lagi
4. Sidomulyo Mengganggu estetika Warga yang lewat diharapkan jangan
buang sampah sembarangan lagi
Setiap sudut rawan sampah disediakan
tempat besar sesuai kapasitas warga
5. Sidoagung Mengganggu estetika, bau Sampah seharusnya dapat diangkut ke
yang tidak enak dan menim- pembuangan akhir sehingga tidak ada
bulkan pencemaran penumpukan sampah.
6. Sidoluhur Menimbulkan pencemaran Dibuatkan spanduk yang bertuliskan
lingkungan dan kesehatan DILARANG MEMBUANG SAMPAH
DISINI
7. Sidorejo Menimbulkan pencemaran di Masyarakat dilarang membuang sampah
daerah perairan di daerah aliran sungai karena dapat
menimbulkan penyumbatan aliran air di
sungai yang dapat menyebabkan banjir.
belum menjadi pemikiran masyarakat. bukan merupakan lahan yang memiliki izin
Dari ketujuh desa tersebut didapatkan resmi untuk dijadikan sebagai tempat pem-
hasil Desa Sidoagung yang memiliki TPS ilegal buangan seperti sungai, selokan, pinggiran
terbanyak dengan jumlah 19. Dari ketujuh desa sawah, dan dekat jalan raya. Selain dapat merugi-
tersebut Desa Sidorejo memiliki jumlah TPS ilegal kan pemilik lahan hal tersebut juga dapat meng-
dengan jumlah paling sedikit dibandingkan dengan ganggu nilai estetika lingkungan yang berada
desa-desa yang lainnya. Semua desa/kelurahan di disekitarnya.
Godean memiliki TPS ilegal dan hanya 2 desa TPS legal memang sudah disediakan se-
yang memiliki TPS legal, yaitu Desa Sidomoyo bagai tempat pembuangan sampah oleh pemerin-
dan Desa Sidorejo. Hal ini kemungkinan ka- tah. Lahan yang digunakan merupakan lahan
rena keterbatasan pemerintah dalam menye- yang memang telah disediakan oleh masyarakat
diakan sarana prasarana pengelolaan sampah, atau dinas yang terkait. Tempat pembuangan
termasuk TPS, sampai ke lingkup desa. sampah ini telah memiliki izin yang sudah di-
Tempat pembuangan sampah ilegal se- sahkan dari pihak pemerintah yang nantinya
harusnya tidak dijadikan sebagai tempat pem- sampah yang ada akan diangkut ke tempat
buangan sampah dimana lokasi-lokasi tersebut pembuangan akhir (TPA).
125
Surahmi Asti Mulasari, Sulistyawati / KEMAS 9 (2) (2014) 122-130
Penyebab munculnya TPS ilegal menu- bukan pengelolaan sampah yang tepat, tetapi
rut keterangan warga dikarenakan kurangnya menunjukkan mereka tidak berkontribusi ter-
TPS legal yang dapat dijangkau masyarakat hadap sampah di TPS ilegal. Orang yang mem-
setempat serta tidak adanya perhatian khu- buang sampah di tempat tersebut seperti tepi
sus yang diberikan oleh lembaga terkait untuk jalan dan perkebunan menurut keterangan
menyediakan fasilitas tempat pembuangan warga adalah warga lain yang sedang melintas
sampah yang layak. Pengelolaan sampah yang di jalan sekitar Sidoagung. Hal ini dikuatkan
dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Godean oleh hasil pengamatan di lokasi bahwa orang
adalah dengan membakar sampah yang ada di yang membuang sampah adalah warga dae-
rumah mereka masing-masing. rah lain yang lewat hendak berpergian dengan
Dari hasil observasi di Desa Sidoagung membawa sampah dan dibuang ke TPS ilegal.
yang merupakan desa yang terbanyak terdapat Berdasarkan hasil wawancara, sampah
titik-titik tempat pembuangan sampah illegal, yang dibuang pada TPS ilegal di Desa Sidomoyo,
didapatkan fakta bahwa sebagian besar warga Desa Sidokarto, dan Desa Sidomulyo tersebut
Sidoagung sudah mengelola sampah secara berasal dari orang yang melintasi jalan raya. Di
mandiri dengan mengubur atau membakar Desa Sidomoyo, tempat pembuangan sampah
sampahnya. Walaupun membakar sampah ilegal terbesar berada di sungai dekat dengan
126
Surahmi Asti Mulasari, Sulistyawati / KEMAS 9 (2) (2014) 122-130
perbatasan antara Desa Sidomoyo dengan Ke- tempatnya kemungkinan disebabkan karena
camatan Sayegan. Sampah di sungai tersebut pengetahuan tentang lingkungan yang belum
beragam, seperti cangkang keong yang berasal baik. Perilaku masyarakat terbentuk sejak lama
dari warung makan di pinggir jalan, sisa sayuran dan bertahan apabila didasarkan pada pengeta-
dari rumah tangga, dan sampah plastik. huan yang baik. Pengetahuan dapat meliputi
Di desa Sidoluhur ditemukan 8 titik TPS pengetahuan tentang sampah, dampak dan
ilegal. TPS ini sebagian besar berskala kecil yang cara pengelolaannya. Pengatahuan yang baik
terletak di tepi jalan raya. Di Desa Sidorejo, akan mengarahkan pola pikir, persepsi/sikap
TPS ilegal ditemukan di sekitar sungai berupa seseorang sehingga akan melakukan hal yang
sampah organik dan anorganik yang dibuang benar karena sadar dan tahu akan dampah aki-
dari warga sekitar. TPS legal yang ditemukan bat perbuatan tersebut.
berada di samping pasar dan sampah tersebut Hermawan dan Roesman (2008) menya-
merupakan buangan dari pasar itu juga. Sis- takan bahwa pengetahuan tentang kebersihan
tem pengelolaan sampah di Desa Sidorejo su- lingkungan hidup akan mempengaruhi perilaku
dah cukup baik dengan adanya kontribusi dari pengelolaan kebersihan. Terdapat hubungan
pemerintah berupa pembagian bak sampah di yang positif antara pengetahuan dengan perilaku
setiap rumah yang kemudian dibakar langsung pedagang sayuran dalam mengelola kebersihan
oleh pemilik rumah tersebut atau diambil lang- lingkungan hidup. Hasil penelitian Kumurur,
sung oleh truk pengangkut sampah. 2008) menunjukkan pengetahuan berhubungan
Banyaknya TPS ilegal di Kecamatan dengan kepedulian terhadap kualitas lingkungan
Godean menunjukkan kurang baiknya perilaku hidup di Jakarta.
masyarakat dalam mengelola sampah. Perilaku Salawati, dkk. (2008) meneliti bahwa
masyarakat yang masih membuang sampah perilaku membuang sampah sembarangan
sembarangan atau belum mengelola sampah sampai sekarang masih banyak dilakukan Ke-
pada tempatnya merupakan permasalahan lurahan Boja. Hal tersebut karena tidak adanya
yang masih umum dijumpai di Indonesia. Ber- pengetahuan warga mengenai alternatif un-
dasarkan penelitian sebelumnya, masyarakat tuk mengolah sampah padat menjadi kom-
Kelurahan Boja Kabupaten Kendal masih me- pos. Riswa, dkk. (2011) menyebutkan bahwa
miliki perilaku membuang sampah semba- beberapa yang berkorelasi positif dengan cara
rangan, misalnya di saluran air (Salawati, dkk. pengelolaan sampah rumah tanggan adalah
2008). Warga RW 01 Dusun Pelem, Desa Ba- tingkat pendidikan, tingkat pendapatan ke-
turetno, Banguntapan, Bantul sebagian besar luarga, pengetahuan, dan kesediaan membayar
sampahnya dibuang ke sungai, dibakar, dibuang retribusi.
kelahan kosong atau pinggiran sungai (Sidarto, Faktor lain yang mempengaruhi perilaku
2010). Kecamatan Daha Selatan yang sebagian adalah sikap. Sikap atau persepsi yang baik ter-
besar wilayahnya dilalui oleh sungai Negara, hadap sesuatu akan mendukung seseorang
sebagian masyarakatnya terbiasa membuang melakukan suatu perilaku. Hal tersebut meru-
sampah secara sembarangan di sekitar rumah pakan salah satu faktor yang menyebabkan
ataupun sungai (Riswan, dkk., 2011). Kesadaran masyarakat Kecamatan Godean membuang
masyarakat Samarinda untuk mengolah sampah sampah sembarangan, sehingga terbentuk TPS
masih kurang. Hal ini ditandai dengan adanya ilegal. Hubungan antara sikap dan perilaku ber-
sampah dibiarkan menumpuk di pinggir jalan, korelasi positif ditemukan salah satunya oleh
parit, dan sekitar pemukiman (Sudiran, 2005). Sudiharti dan Solikhah (2012).
Pengertian dan kesadaran masyarakat Temuan di atas bertentangan dengan
memberikan sumbangan yang sangat be- penelitian Mulasari (2012) bahwa tidak ada
sar kontribusinya terhadap penanggulangan hubungan antara sikap dan perilaku masyarakat
masalah sampah (Suprapto, 2005). Pengelolaan dalam mengelola sampah. Kumurur (2012)
sampah domestik dimulai dari kesadaran dan juga menyatakan bahwa sikap tidak berhubungan
diikuti dengan kamauan dan tindakan nyata dengan kepedulian terhadap kualitas lingkungan
(Sudarwanto, 2010). hidup. Hal ini kemungkinan disebabkan kare-
Perilaku membuang sampah tidak pada na sikap merupakan respon tingkah laku yang
127
Surahmi Asti Mulasari, Sulistyawati / KEMAS 9 (2) (2014) 122-130
masih tertutup dari suatu rangsangan. Dibu- yang kurang sehat. Diharapkan juga masyarakat
tuhkan penafsiran terlebih dahulu sebelum ter- dapat meminimalisir aktivitas-aktivitas yang
lihat secara nyata karena sikap baru merupakan dapat menimbulkan sampah, misalnya: bung-
kecenderuang untuk bertindak. kus makanan, plastik, tempat minum (botol),
Sebagaian masyarakat Godean masih dll. Kesadaran diri sendiri akan tumbuh apa-
berpresepsi bahwa dampak dan permasalahan bila tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat
sampah hanya berupa permasalahan estetika, meningkat. Peningkatan pengetahuan dan si-
seperti bau yang tidak sedap, pemandangan kap dapat dilakukan dengan sosialisasi yang
yang terganggu, dan tidak nyaman melewati berkesinambungan. Masyarakat hendaknya
tempat yang banyak sampahnya. Pencema- dilibatkan dalam pengelolaan sampah.
ran lingkungan sungai hanya disebutkan oleh Sebagian besar masyarakat mengingin-
masyarakat di daerah dekat sungai. Pencema- kan untuk dibuatkan tempat pembuangan
ran lingkungan seperti asap hasil pembakaran sampah legal yang telah disahkan oleh pemerin-
sampah dipresepsikan oleh orang yang mengetahui tah, agar sampah yang dibuang dapat didaur
bahwa pengolahan sampah di TPS ilegal ada- ulang dan dimanfaatkan kembali sesuai dengan
lah dengan dibakar. Bahaya sampah yang lain karakteristiknya. Apabila hal tersebut dapat
seperti penyakit belum menjadi pemikiran tercapai maka setidaknya dapat mengurangi
masyarakat. Dampak sampah sangat luas. pencemaran lingkungan yang berakibat da-
Sampah dapat berdampak kepada kredibilitas pat menimbulkan berbagai macam penyakit
pemerintah, sosial kemasyarakatan, lingkun- bagi seluruh warga. Untuk itu peraturan yang
gan, kesehatan, ekonomi, bahkan pariwisata. sudah dipasang yang berkaitan dengan Dila-
Dampak dari pembuangan sampah rang membuang sampah sebaiknya dipatuhi
yang tidak mengindahkan ketentuan dapat dan dijalankan oleh seluruh warga asli mau-
menyebabkan terhambatnya penciptaan ling- pun sekitarnya agar Kecamatan Godean dapat
kungan yang baik dan sehat (Riduan, 2012). tercipta lingkungan yang bersih, nyaman dan
Sampah yang menumpuk banyak dan ber- rapi.Peningkatan kesadaran masyarakat dapat
serakan dan bau yang yang menyengat hidung dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan.
setiap orang yang lewat merupakan masalah Peningkatan pengetahuan dapat dilakukan
yang harus segera ditangani. Sampah memberi- dengan sosialisasi atau penyuluhan mengenai
kan dampak negatif bagi pariwisata. Wisatawan sampah, dampak/bahaya sampah, dan pengelo-
menginginkan daerah yang dikunjungi dalam laan sampah.
kondisi bersih, indah, nyaman, dan aman (Su- Masyarakat di Kecamatan Godean meng-
artika, 2011). inginkan adanya peran serta pemerintah untuk
Masyarakat Kecamatan Godean, baik mengelola TPS ilegal dengan cara menyediakan
penduduk asli maupun penduduk yang bukan TPS legal atau sarana prasarana untuk pengelo-
berasal dari desa tersebut, memiliki harapan laan sampah. Pemerintah memiliki tanggung
mengenai keberadaan TPS ilegal yang terdapat jawab dalam mengatasi permasalahan publik.
di Kecamatan Godean yang tersebar diberbagai Pengelolaan sampah merupakan salah satu ben-
desa. Masyarakat menginginkan orang yang se- tuk pelayanan publik yang harus ditangani oleh
dang melewati jalan diharapkan jangan mem- pemerintah.Sudah seharusnya pemerintah, baik
buang sampah ditempat umum atau dilokasi pemerintah desa ataupun dinas terkait mengu-
yang bukan merupakan tempat pembuangan sahan pengelolaan sampah yang baik yang men-
sampah legal (tempat pembuangan sampah jangkau sampai daerah terkecil yaitu desa.
yang telah disahkan oleh pemerintah) karena Keterbatasan pemerintah mengelola
dapat mengganggu kenyamanan dan merusak sampah terletak pada sarana prasarana, sum-
estetika lingkungan. ber daya manusia, dan anggaran. Hal tersebut
Diharapkan masyarakat meningkatkan sesuai dengan pernyataan LGSP (2009) bahwa
kesadaran yang diawali dari diri sendiri akan kendala penyediaan layanan publik dianta-
pentingnya lingkungan yang bersih dan rapi ranya adalah infrastruktur, sumberdaya, dan
agar dapat mengurangi berbagai macam dampak kerangka kelembagaan pelayanan publik. Mening-
yang mungkin ditimbulkan dari lingkungan katkan pelayanan publik seringkali merupakan
128
Surahmi Asti Mulasari, Sulistyawati / KEMAS 9 (2) (2014) 122-130
129
Surahmi Asti Mulasari, Sulistyawati / KEMAS 9 (2) (2014) 122-130
130