Saya Menyediakan Hal hal penting seputaran Apapun yang menarik untuk saya...Dan saya
Harap bisa Membaginya untuk kalian semua..so. Enjoy It..
Search
Beranda
08.41 2 comments
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawat adalah orang yang bersama individu selama kebanyakan waktu kritis
kehidupan mereka. Perawat adalah orang yang bersama individu ketika mereka lahir, ketika
mereka cedera atau sakit, ketika mereka meninggal. Individu berbagi banyak hal yang intim
dalam kehidupan mereka dengan perawat; mereka menanggalkan pakaian untuk perawat, dan
mempercayai perawat untuk melakukan prosedur yang menimbulkan nyeri. Perawat berada
di samping tempat tidur individu yang sakit dan menderita selama 24 jam sehari. Mereka ada
ketika pasien tidak dapat tidur karena nyeri atau ketakutan atau kesepian. Mereka ada untuk
memberi makan pasien, memandikannya, dan mendukung mereka. Perawat mempunyai
sejarah panjang tentang perawatan pasien dan berbicara untuk Kebutuhan pasien.
Salah satu fungsi dan peran seorang perawat adalah menjadi advokat bagi pasien.
Dalam hal ini peran sebagai advokat pasien merupakan dasar dan inti dari proses pemberian
asuhan keperawatan. Pelayanan kesehatan saat ini pula menbutuhkan pelayanan yang
berkualitas, konsep dari advokasi sangat dibutuhkan dalam hal ini. Sebagai peran utama dari
perawat, advokasi merupakan bagian dari kode etik pasien. perawat dalam perannya sebagai
advokat pasien menggunakan skill sebagai pendidik, konselor, dan leader guna melindungi
dan mendukung hak pasien.
Pada tahun 1985 The American association colleges of nursing melaksanakan suatu proyek
termasuk didalamnya mengidentifikasi nilai-nilai esensial dalam praktek keperawatan
professional. Nilai-nilai esensial ini sangat berkaitan dengan moral keperawatan dalam
praktiknya. Perawat memiliki komiten yang tinggi untuk memberikan asuhan yang
berkualitas berdasarkan standar perilaku yang etis dalam praktek asuhan professional.
Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari pendidikan perawat, dan berlanjut pada
diskusi formal maupun informal dengan sejawat atau teman. Praktik keperawatan, termasuk
etika keperawatan mempunyai dasar penting, seperti advokasi, akuntabilitas, loyalitas
kepedulian, rasa haru, dan menghormati martabat manusia (Purba & Pujiastuti, 2009)
Berdasarkan latar belakang diatas, kelompok tertarik untuk membuat makalah tentang
peran perawat sebagai advokat pasien.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Menjelaskan peran dan tanggung jawab perawat
2. Menjelaskan pengertian advokasi
3. Menjelaskan peran perawat sebagai advokat pasien
4. Menjalaskan tanggung jawab perawt advokat
5. Menjalaskan nilai dasar perawat advokat
6. Menjelaskan tujuan dan hasil yang diharapkan dari peran advokat klien
C. Sistematika Penulisan
1. BAB I : PENDAHULUAN Terdiri dari Latar belakang, tujuan penulisan dan metodelogi
penulisan
2. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA terdiri dari
3. BAB III : PENUTUP terdiri dari simpulan dan saran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Pengertian Advokasi
1. Perawat sebagai advokat yaitu sebagai penghubung antara klien-tim kesehatan lain dalam
rangka pemenuhan kebutuhan klien. Membela kepentingan klien dan membantu
klien,memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan tim kesehatan dengan
pendeketan tradisional maupun profesional. (Dewi, 2008)
2. Advokasi adalah mendukung pasien, bicara mewakili individu pasien, dan menengahi bila
perlu. Advokasi ini adalah bagian dari perawatan perawat dan bagian dari kedekatan dan
kepercayaan antara perawat dan pasien yang memberi keperawatan sebuah tempat yang
sangat khusus dalam pelayanan kesehatan (WHO, 2005)
3. Advokasi merupakan dasar filasafat dan ideal keperawatan yang melibatkan bantuan perawat
secara aktif kepada individu secara bebas menentukan nasibnya sendiri (Gondow, 1983)
Dewasa ini, banyak definisi umum advokat yang menekankan pentingnya hak-hak pasien
dalam mengambil keputusan. Dalam hal ini, perawat advokat menolong pasien sebagai
makhluk yang memiliki otonomi untuk mengambil keputusan sendiri, yang sesuai dengan
keinginan pasien dan bukan karena pengaruh dari perawat atau tenaga kesehatan lainnya.
Pendidikan dan dukungan kepada pasien diberikan sesuai kebutuhan dan pilihannya. Perawat
diharapkan mampu mengidentifikasi dan mengerti keinginan pasien dan memastikan bahwa
keinginan tersebut merupakan keputusan yang terbaik dari pasien. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa peran advokat pasien adalah dasar dari semua peran perawat untuk memberikan
asuhan keperawatan dan dukungan terhadap pasien, dengan melindungi hak pasien dan
bertindak atas nama pasien. (Dewi, 2008)
Selain harus memiliki nilai-nilai dasar di atas, perawat harus memiliki sikap yang baik
agar perannya sebagai advokat pasien lebih efektif. Beberapa sikap yang harus dimiliki
perawat, adalah:
1. Bersikap asertif
Bersikap asertif berarti mampu memandang masalah pasien dari sudut pandang yang positif.
Asertif meliputi komunikasi yang jelas dan langsung berhadapan dengan pasien.
2. Mengakui bahwa hak-hak dan kepentingan pasien dan keluarga lebih utama walaupun ada
konflik dengan tenaga kesehatan yang lain.
3. Sadar bahwa konflik dapat terjadi sehingga membutuhkan konsultasi, konfrontasi atau
negosiasi antara perawat dan bagian administrasi atau antara perawat dan dokter.
4. Dapat bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain
Perawat tidak dapat bekerja sendiri dalam memberikan perawatan yang berkualitas bagi
pasien. Perawat harus mampu berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain yang ikut serta
dalam perawatan pasien.
5. Tahu bahwa peran advokat membutuhkan tindakan yang politis, seperti melaporkan
kebutuhan perawatan kesehatan pasien kepada pemerintah atau pejabat terkait yang memiliki
wewenang/otoritas.
Hasil yang diharapkan dari pasien saat melakukan peran advokat (Ellis & Hartley, 2000),
adalah pasien akan :
1. Mengerti hak-haknya sebagai pasien.
2. Mendapatkan informasi tentang diagnosa, pengobatan, prognosis, dan pilihan-pilihannya.
3. Bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya.
4. Memiliki otonomi, kekuatan, dan kemampuan memutuskan sendiri.
5. Perasaan cemas, frustrasi, dan marah akan berkurang.
6. Mendapatkan pengobatan yang optimal.
7. Memiliki kesempatan yang sama dengan pasien lain.
8. Mendapatkan perawatan yang berkesinambungan.
9. Mendapatkan perawatan yang efektif dan efisien.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Advokasi merupakan salah satu peran perawat dan menjadi dasar yang penting dalam
membrikan asuhan keperawatan kepada pasien. Peran perawat sebagai advokat pasien
menuntut perawat untuk dapat mengidentifikasi dan mengetahui nilai-nilai dan kepercayaan
yang dimilikinya tentang peran advokat, peran dan hak-hak pasien, perilaku profesional, dan
hubungan pasien-keluarga-dokter. Di samping itu, pengalaman dan pendidikan yang cukup
sangat diperlukan untuk memiliki kompetensi klinik yang diperlukan sebagai syarat untuk
menjadi advokat pasien.
B. Saran
1. Bagi perawat
Mengaplikasikan teori ini dalam tatanan pemberian pelayana kesehatan kepada masyarakat,
dan melaksanakan peran perawat sebagai advokat utama klien dan penghubung antar profesi
kesehatan demi kepentingan pasien
2. Bagi mahasiswa
Melakukan peneltian terkait tentang advokasi, karena masih banyak hal yang bias dieksplor
dan dikembangkan.
DAFTAR PUSTAKA
novatrusty
About
7 Januari 2012
Nursing Advocacy, Pengambilan Keputusan Legal Etis, dan Metode Pemecahan Masalah
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Sistem perawatan kesehatan berubah dengan cepat. Perawat jaman sekarang berhadapan
dengan perawatan klien yang mengharapkan asuhan keperawatan yang berkualitas dan
mengharapkan perawatan profesional sebagai penyedia perawatan kesehatan terdidik dengan
baik.
Proses keperawatan merupakan suatu jawaban untuk pemecahan masalah dalam keperawatan,
karena proses keperawatan merupakan metode ilmiah yang digunakan secara sistematis dan
menggunakan konsep dan prinsip ilmiah yang digunakan secara sistematis dalam mencapai
diagnosa masalah kesehatan pasien, merumuskan tujuan yang ingin dicapai, menentukan
tindakan dan mengevaluasi mutu serta hasil asuhan keperawata.
Pendekatan sistem dapat didefinisikan untuk memandang sesuatu sebagai suatu sistem yang
terdiri dari unsur-unsur, komponen-komponen, elemen-elemen atau unit-unit yang saling
berhubungan, saling berinteraksi, saling tergantung dalam mencapai tujuan. Pendekatan
sistem meliputi cara berpikir tentang fenomena secara keseluruhan, metode atau teknik dalam
memecahkan masalah atau pengambilan keputusan (kesadaran adanya masalah karena
berbagai faktor).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan tentang nursing advocacy.
BAB II
Pembahasan
A. Nursing Advocacy
Definisi perawat advokat proses dimana perawat secara objektif memberikan klien informasi
yang dibutuhkan untuk membuat keputusan dan mendukung klien apapun keputusan yang
buat.
Perawat sebagai advokat yaitu sebagai penghubung antara klien-tim kesehatan lain dalam
rangka pemenuhan kebutuhan klien. Membela kepentingan klien dan membantu
klien,memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan tim kesehatan dengan
pendeketan tradisional maupun profesional.
1. Arti advokasi menurut ANA adalah melindungi klien atau masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan dan keselamatan praktik tidak sah yang tidak kompeten dan
melanggar etika yang dilakukan oleh siapa pun.
2. FRY mendefinisikan advokasi sebagai dukungan aktif terhadap setiaap hal yang
memiliki penyebab atau dampak penting.
Tanggung jawab perawat secara umum mempunyai tanggung jawab dalam memberikan
asuhan keperawatan,meningkatkan ilmu pengetahuan dan meningkatkan diri sebagai profesi.
Tanggung jawab perawat secara khusus adalah memberikan asuhan keperawatan kepada klien
mencakup aspek bio-psiko-sosio-kultural-spiritual yang komprehensif dalam upaya
pemenuhan kebutuhan dasarnya.
Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien dengan tim
kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela kepentingan klien dan
membantu klien memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim
kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun professional. Peran advokasi sekaligus
mengharuskan perawat bertindak sebagai nara sumber dan fasilitator dalam tahap
pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani oleh klien. Dalam
menjalankan peran sebagai advocat (pembela klien) perawat harus dapat melindungi dan
memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam pelayanan keperawatan.
Selain itu, perawat juga harus dapat mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, hak-hak
klien tersebut antara lain: hak atas informasi; pasien berhak memperoleh informasi mengenai
tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit/sarana pelayanan kesehatan tempat klien
menjalani perawatan. Hak mendapat informasi yang meliputi hal-hal berikut:
5. prognosis penyakitnya;
8. hak untuk memperoleh pelayanan keperawatan dan asuhan yang bermutu sesuai
dengan standar profesi keperawatan tanpa diskriminasi;
9. hak menyetujui/ memberi izin persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan oleh
perawat/ tindakan medik sehubungan dengan penyakit yang dideritanya (informed
consent);
10. hak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri
pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sesudah memperoleh informasi yang
jelas tentang penyakitnya;
12. hak menjalankan ibadah sesuai agama/ kepercayaan yang mengganggu pasien lain;
13. hak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit;
14. hak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap dirinya;
17. hak untuk memilih dokter, perawat atau rumah sakit dan kelas perawatan sesuai
dengan keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit atau
sarana pelayanan kesehatan;
18. hak atas rahasia medic atau hak atas privacy dan kerahasian penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya;
19. hak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah sakit tersebut
(second opion), terhadap penyakit yang dideritanya dengan sepengetahuan dokter
yang menangani;
Membuat keputusan bukanlah hal yang mudah, tetapi merupakan suatu tantangan bagi
seorang manajer. Dalam era global dan serba cepat ini, langkah untuk mengambil keputusan
harus cepat dan tepat pula.
1. Suatu tindakan pemilihan, dimana pimpinan menetukan suatu kesimpulan tentang apa
yang harus dilakukan/ tidak dilakukan dalam suatu situasi tertentu.
Pengambilan keputusan adalah tugas terpenting dari semua tugas yang membentuk fungsi
kepemimpinan manajerial. Sebelum mengambil suatu keputusan, diperlukan informasi-
informasi pendukung, misalnya informasi mengenai:
laporan anggaran
catatan medis
waktu libur
pengambilan keputusan adalah proses kognitif yang tidak tergesa-gesa. Suatu rangkaian
tahapan yang dianalisis, diperlukan, dan dipadukan, hingga dihasilkanlah ketepatan serta
ketelitian dalam menyelesaikan masalah.
3. Keputusan operasional, yaitu keputusan rutin yang mengatur peristiwa harian yang
dibuat sesuai dengan aturan kelembagaan, dan peraturan-peraturan lainnya.
2. Keputusan yang tidak terprogram, yaitu keputusan kreatif yang tidak terstruktur dan
bersifat baru, yang dibuat untuk menangani situasi tertentu. Misalnya keputusan yang
berkaitan dengan pasien.
1. Keputusan model normatif atau model ideal memerlukan proses sistematis dalam
pemilihan satu alternative dan beberapa alternatif; perlu waktu yang cukup untuk
mengenal dan menyukai pilihan yang ada.
Ada perbedaan antara keputusan bersama kelompok dan keputusan kelompok. Dalam
pengambilan keputusan bersama kelompok, kelompok sepenuhnya berpartisipasi dalam
mengambil keputusan, kecuali dalam menetapkan keputusan akhir. Sedangkan dalam
pengambilan keputusan kelompok, kelompok sepenuhnya ikut menentukan dalam
pengambilan keputusan akhir.
Masalah adalah perbedaan antara keadaan nyata sekarang dengan keadaan yang dikehendaki.
Dalam manajemen diperlukan proses pemecahan masalah secara sistematis. Hal ini perlu
untuk mengatasi kesulitan pada waktu membuat keputusan, misalnya menghadapi situasi
yang tidak diduga (pada keputusan yang tidak terprogram atau tidak rutin).
Masalah
Pemecah masalah/manajer
Solusi.
Hal lain yang harus diketahui dalam pemecahan masalah adalah, harus mengetahui perbedaan
antara masalah dengan gejala. Pertama, gejala dihasilkan oleh masalah. Kedua, masalah
menyebabkan gejala. Ketiga, ketika masalah dikoreksi maka gejala akan berhenti, bukan
sebaliknya.
1. Masalah Terstruktur. Adalah masalah yang terdiri dari elemen-elemen dan hubungan
antar elemen yang semuanya dipengaruhi oleh pemecah masalah. Pemecah masalah
tersebut adalah komputer. Karena komputer dapat memecahkan masalah tanpa perlu
melibatkan manajer.
2. Masalah Tidak Terstruktur. Adalah masalah yang berisi elemen-elemen atau hubungan
antar elemen yang tidak dipahami oleh pemecah masalah. Pemecahan masalah
dilakukan oleh manajer. Karena manajer harus melakukan sebagian besar tugas
memecahkan masalah.
3. Masalah Semi Terstruktur. Adalah masalah yang berisi sebagian elemen atau
hubungan yang dimengerti oleh pemecah masalah. Pemecahan masalah dilakukan
oleh manajer dan komputer, yang harus bisa bekerja sama memecahkan masalah.
Proses pemacahan masalah menurut John Dewey, Profesor di Colombia University pada
tahun 1970, mengidentifikasi seri penilaian pemecahan masalah:
1. Menyelidiki Situasi
Suatu penyelidikan yang diteliti perlu dilakukan berdasarkan tiga aspek, yaitu aspek
penentuan masalah, pengenalan tujuan dan penentuan diagnosis.
1. Mengembangkan Alternative
Dalam memecahkan masalah yang menyangkut masalah teknis, ada beberapa langkah yang
dapat ditempuh :
1. Menggunakan inferensi, yaitu menarik simpulan dari beberapa bukti untuk mencari
arti atau penafsiran, yang merupakan suatu cara untuk menghasilkan data dan
informasi baru dari data yang ada.
4. Mencari kunci melalui proses yan logis, seperti menarik simpulan dari bukti,
pengertian dan penghayatan.
6. Memulai dari sasaran dan menggunakan konsep sebab akibat dari sasaran kepada data
yang ada.
Dalam pemecahan masalah yang menyangkut manusia, seringkali terdapat sisi yang
terlupakan, yaitu perasaan. Perasaan dapat menimbulkan hambatan mental yang
menyebabkan proses pemecahan masalah terganggu. Hambatan mental merupakan perasaan
frustasi yang dapat menghentikan kemampuan berfikir untuk memecahkan masalah, antara
lain:
2. Kecemasan
1. Curah pendapat
4. Persepsi
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Dalam suatu pendekatan sistem ada beberapa hal yang berhubungan. Salah satunya adalah
pemecahan masalah. Sebelum membahas pemecahan masalah, kita harus mengetahui apa itu
masalah. Masalah adalah suatu kondisi yang memiliki potensi untuk menimbulkan kerugian
atau menghasilkan keuntungan yang luar biasa. Jadi sebuah masalah tidak harus berkaitan
dengan sesuatu yang merugikan. Kemudian pengertian pemecahan masalah adalah tindakan
memberi respon terhadap masalah untuk menekan akibat buruknya atau memanfaatkan
peluang.
Dalam memecahkan suatu masalah harus ada yang namanya pengambilan keputusan.
Keputusan adalah pemilihan strategi atau tindakan. Maka pengertian pengambilan keputusan
adalah tindakan memilih strategi atau aksi yang diyakini manajer akan memberikan solusi
terbaik atas masalah tersebut. Jadi kunci pemecahan masalah adalah mengidentifikasi
berbagai alternatif dari keputusan.
B. Saran
Sebagai perawat harus memahami suatu penyakit dari sudut medik maupun keperawatan
adalah hal yang mutlak sebelum berhadapan dengan berbagai macam kasus. Oleh sebab itu
baik sekali bila perawat menumbuhkan minat baca untuk menambah wawasan. Perawat juga
harus mampu menemukan masalah-masalah yang sungguh-sungguh terjadi pada klien untuk
menegakkan suatu diagnosa keperawatan yang memerlukan penanganan segera.
DAFTAR PUSTAKA
Admosudirjo, P., 1970. Beberapa Pandangan Umum Tentang Pengambilan Keputusan. Seri
Pustaka Ilmu Administrasi, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 1994. Pedoman Penerapan Proses Keperawatan di Rumah Sakit.
Depkes, Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara, Modul PKT: Perilaku Komunikasi Manajerial. LAN, Jakarta.
Rr-Pujiastuti, SE. Model DELIKAN Meningkatkan Kemampuan Prinsip Etika Sebagai Dasar
Baharudin. Etika Individual (Pola Dasar Filsafat Moral). Cetakan I, Jakarta, Rineka Cipta,
2000.
Ismani. Etika Keperawatan. Jakarta, Widya Medika, 2001.
Potter, PA. Buku Ajar Fundamental : Konsep, Proses dan Praktik. Alih Bahasa, Yasmin
Asih, Edisi 4, Jakarta, EGC, 2005.