Teknik Listrik Terapan
Teknik Listrik Terapan
1.1. PENGERTIAN LISTRIK ARUS BOLAK BALIK Arus Berkurang pada arah Posis
1/3
Yang dimaksud dengan0 listrik arus bolak balik adalah listrik ( tegangan / arusNegatif
Perubahan )
yang berubah-ubah arah dan nilainya terhadap waktu. Arus Bertambah pada arah N
1- Arus Bertambah pada arah Negatif
Arus Berkurang
Waktu yang dibutuhkan oleh arus bolak-balik untuk kembali pada harga / nilai dan
arah yang sama disebut dengan periode. Sedangkan jumlah periode dalam 1 ( satu )
detik disebut dengan frekwensi.
Dari karakteristik arus bolak-balik yang disebut dengan sinusioda tersebut, maka
terdapat nilai-nilai :
Tegangan Arus
Nilai sesaat : e = V sin t i = sin t
Nilai maks : V = V I =I
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan
Yang dimaksud dengan listrik arus bolak balik 3 fasa adalah lisrik arus bolak balik
yang U2
terdiri dari 3 ( tiga ) keluaran yang disebut dengan fasa, dengan bentuk
sinusiode dimana besar / nilai tegangannya sama, frekwensi sama tetapi masing
masing berbeda 1/ 3 periode ( 120 0 ).
Generator arus bolak balik sebagai sumber listrik arus bolak-balik 3 fasa,
U1konstruksi letak belitan induksinya masing masing berbeda sudut 120 0.
U1
U3
U2
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan
0 0
12
Tegangan dan arus keluaran dari generator atau trafo dapat dibedakan berdasakan
hubungan antar belitannya
Il
Il
Il
Tegangan line besarnya sama degan
tegangan fasa : El= Ef
Arus line besarnya sama dengan arus
fasa dikalikan 3
Il = If . 3
Il
If
If
If
If.3
If.3
Il.1
Il.
Il
N
S
R
T
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
5
EF
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan
P3 = P1 + P2 + P3
= ( If.1 x Vf.1 x Cos 1 ) + ( If2x Vf2 x Cos 2 )+( If3 x Vf3 x Cos 3 )
P3 = 3 x ( If x Vf x Cos )
Diketahui bahwa :
Vl
Vf = ------- dan If = Il
3
Maka :
3 x Vl x Il x Cos
P 3 = -------------------------
3
Atau :
P 3 = 3 x Vl x Il x Cos
1.4.2. Hubungan Segi-tiga
Il3
EL
EF
P3 = P1 + P2 + P3
= ( If.1 x Vf.1 x Cos 1 )+ ( If.2x Vf.2 x Cos 2 )+ ( If.3 x Vf.3 x Cos 3 )
P3 = 3 x ( If x Vf x Cos )
Diketahui bahwa :
Il
If = ------- dan Vf = Vl
EF
3
Maka :
3 x Vl x Il x Cos
P 3 = -------------------------
3
Atau :
P3 = 3 x Vl x Il x Cos
A. Beban Resistip
Energi listrik diubah menjadi energi panas atau mekanik
Daya yang diserap berupa daya semu seluruhnya diubah menjadi daya
aktip
Ternasuk beban resistip murni adalah lampu pijar, setrika listrik, heater
Gelombang sinusioda arus berhimpit dengan tegangan atau sudut
fasanya sama dengan nol sehingga faktor daya sama dengan satu ( =
0 dan cos = 1 )
P. I .U
+ + +
B. Beban Induktip
Energi listrik yang diserap diubah menjadi medan magnet
Daya yang diserap berupa daya semu seluruhnya diubah
menjadi daya reaktip induktip
Ternasuk beban induktip murni adalah reaktor dan kumparan
Gelombang sinusioda arus ketinggalan 90 terhadap tegangan ,
atau sudut fasanya sama dengan 90 sehingga cos = 0
P.I.U
U P I
+ +
C. Beban Kapasitip
Energi listrik yang diserap menghasilkan energi reaktip
Daya yang diserap berupa daya semu seluruhnya diubah
menjadi daya reaktip kapasitip
Ternasuk beban reaktip murni adalah kapasitor
Gelombang sinusioda arus mendahului 90 terhadap tegangan ,
atau sudut fasanya sama dengan 90 sehingga cos = 0
P.I.U
U P I
+ +
Sifat hambatan L (XL) dengan C (XC) saling bertentangan atau saling meniadakan.
XL = 2.f.L,
1
XC = 2fC
Z = R + JXL Z = R - JXC
R
V
(a
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan
Z = R - JXL - JXC
Z = R - JXL - JXC (JXL < JXC)
(JXL > JXC)
XL
-XC Z
R V
XL -XC
Z V
(b)
R Z -XC
V
XL
Z V
XL
(c)
-XC
Hubungan dari ketiga macam daya tersebut kita kenal sebagai segitiga daya.
P
S
Q Q
S
P
Beban bersifat induktif Beban bersifat kapasitif
S= P+jQ
P
Atau
S = P + Q
Q
S
Rumus-rumus Daya
1 Fasa 3 Fasa
S = VxI S = V x I x 3 (VA)
P = V x I x cos P = V x I x 3 x cos (Watt)
Q = V x I j X sin Q = V x I x 3 j X sin (VAR)
Nilai jatuh tegangan pada saluran besarnya sebanding dengan arus dan
impedansi penghantar serta faktor daya beban.
V = I (r . Cos + x Sin ) . L
atau
P
V = ---- (r + X tg ) I ......... V atau KV
V
P
V = 100 (r + X . tg ) ----- I ......... %
V2
p = 3.I 2 . r . L
Dari katalog penghantar yang berisi tentang Kemampuan Hantar Arus ( KHA ),
resistans dan reaktansinya atau konfiguarasi jarak antar penghantar, maka rugi-
rugi tegangan dan daya pada saluran dapat dihitung
20 C 30 C 40 C
26 2,41 0,1 85 80 70
25 1,52 0,1 110 100 95
35 1,10 0,1 135 125 110
50 0,81 0,1 160 145 135
70 0,54 0,1 200 185 170
GMD
X= 0,1447 LOG ------------- OHM / KM
GMR
____3_________
GMDN = a.n x b.n x c.n
____3__________
GMD = a.b x b.c x c.a
GMD = 1.007,9 mm
1000 mm
GMD = 1.007,9 mm
b c
812,9 mm
685,8 mm
N
558,69 mm 558,69 mm
GMD N = 1.054,5 mm
GMD =1.028,2
Tabel GMRMM
untuk penghantar AAC dan AAAC
PENAMPANG
JARI-JARI GMR
NOMINAL URAT
( mm ) ( mm )
( mm2 )
16 2,2563 7 1,6380
25 2,8203 7 2,0475
35 3,3371 7 2,4227
50 3,9886 7 2,8957
70 4,7179 7 3,4262
95 5,4979 19 4,1674
120 6,1791 19 4,6837
150 6,9084 19 5,2365
185 7,6722 19 5,8155
240 8,7386 19 6,6238
Konstruksi utama dari trafo terdiri dari kumparan primer, kumparan sekunder dan
inti.
INTI
( SIRKIT MAGNIT)
Kumparan primer diberi tegangan, dan ini akan menimbulkan arus sinusiode. Arus
tersebut menyebabkan terjadi medan magnet pada inti magnet yang disebut flux
yang juga berbentuk sinusiode. Pada kumparan sekunder yang mendapat
perubahan flux dari inti, yang disebut induksi akan timbul gerak gaya listrik (ggl)
yang bentuknya juga sinusiode.
Up
Up Us
Io
Io
Us
Trafo dapat digunakan untuk menaikkan dan menurunkan tegangan. Turun atau
naiknya tegangan pada sisi sekunder tergantung pada perbandingan jumlah lilitan
kumparan. Bila jumlah lilitan kumparan pada sekunder = ns, pada primer = np,
tegangan pada kumparan primer = Up maka pada sisi sekunder timbul ggl.
Up Ep np ns Es Us
L2
L1
Untuk mengurangi flux bocor tersebut, maka dibuatlah kedua kumparan pada inti
yang sama.
Namun demikian adanya rugi - rugi pada trafo tak dapat dihindari yaitu
dikarenakan adanya sirkit magnetic pada inti tidak dapat semuanya dapat
menimbulkan induksi, karena sebagian hilang pada inti trafo itu sendiri yang
disebut dengan rugi histerisis dan sebagian lain tidak bermanfaat untuk
menginduksi, tetapi berpusar-pusar pada sebagian inti yang disebut dengan rugi
eddy currnet.
Trafo tanpa beban menyerap arus listrik untuk kumparan primer disebut dengan Iio
yang terdiri dari arus penguatan (Iex) dan arus histeristis + eddy current (I he)
Io
I ex
U1 o E2
I he e
Iex 90 ketinggalan dari E1, sedangkan I he sefasa dengan E1, jumlah vektor
antara Iex dan Ihe merupakan Io.
Io = Iex + Ihe
Ihe
Cos = ---------------
Io
Adanya Ihe menimbulkan rugi rugi inti = Pc
Besarnya rugi - rugi besi disebabkan oleh arus fou cault dan arus hysterisis,
besarnya tidak tergantung pada beban sehingga bisa disebut dengan rugi - rugi
trafo tanpa beban. Rugi - rugi ini tidak bisa diturunkan kecuali dalam
pembuatannya inti dibuat berlapis - lapis dan dari bahan yang kurva histerisisnya
kurus.
Pada keadaan berbeban, rugi trafo selain oleh rugi rugi besi, kerugian juga
ditimbulkan pada kumparan kumparannya.
Bila kumparan primer dengan tahanan R1 dan arus yang mengalir I1, kumparan
sekunder dengan tahanan R2 dan arus yang mengalir I2, maka akan timbul rugi
rugi yang disebut dengan rugi rugi tembaga yang besarnya adalah :
I2
I1
Pcu = I1. R1 + I2 . r2
P total = Pc + Pcu.
Contoh :
Adalah selisih tegangan belitan tanpa beban dengan tegangan pada keadaan
berbeban pada terminal tersebut pada beban dan faktor daya yang ditentukan
pada terminal tersebut.
Uz = Ur + Ux
U2n = U2b + Uz
= OA + AF
= OA + ( AD + DF )
AD + DF = rugi tegangan
= Ur. Cos + Ux Sin
= I. ( r. Cos + x sin )
A A
V V
Volt meter akan menunjukkan nilai tegangan dan tegangan tersebut dinamakan
tegangan hubung singkat trafo, Besarnya tegangan hubung singkat dalam volt
berbeda untuk sekunder dan primer, tetapi dalam % (prosen) sama.
Fungsi dari nilai tegangan hubung singkat / impedansi adalah bila trafo akan
diparalel dengan trafo lain, maka harus dengan trafo yang mempunyai nilai yang
sama.
Fungsi lain yang lebih penting adalah untuk menentukan nilai fuse atau relai arus
lebih sebagai pengaman trafo terhadap gangguan hubung singkat.
Sering juga disebut bilangan jam yaitu menunjukan perbedaan fasa antara ggl
sekunder dan tegangan primer antara terminal yang dengan polaritas yang sama
pada sisi primer dan skunder. Terjadinya beberapa macam vector group pada trafo
disebabkan oleh cara penyambungan antara belitan trafo. Veltor group diperlukan
untuk paralel trafo
Contoh :
Kumparan sekunder
dihubungkan bintang
dengan netral dikeluarkan
Selisih fasa antara primer
dan sekunder = 180
Spesifikasi trafo distribusi diatur dalam suatu standart PLN (SPLN) dimaksudkan
untuk dijadikan pedoman dalam pemilihan, pengoperasian dan pemeliharaan trafo
distribusi.
Tegangan Primer
Disesuaikan dengan tegangan nominal sistem pada jaringan tegangan
menengah 20 kv.
Trafo satu fasa dengan tegangan primer 20 kv pada sistem
distribusi fasa tiga tiga kawat
Trafo tiga fasa dengan tegangan primer 20 kv pada sistem
distribusi fasa tiga tiga kawat
Tegangan sekunder
Sistem tegangan nominal pada jaringan tegangan rendah (JTR) yang
berlaku di PLN adalah 220 untuk sistem fasa tunggal, dan 220 / 380 untuk
sistem fasa tiga.
Tegangan sekunder nominal trafo pada keadaan tanpa beban adalah
231/400 v
Penyadapan
Penyadapan dilakukan dengan komutator pada sisi primernya ada tiga
macam penyadapan tanpa beban, yaitu :
Sadapan tiga langkah : 21, 20, 19 kv
Sadapan lima langkah : 22, 21, 20, 19, 18 kv
Sadapan lima langkah : 21, 20, 5, 20, 19, 5, 19 kv
B. Daya Pengenal
Daya pengenal untuk trafo fasa tunggal yang banyak dipakai adalah 25 dan 50
KVA. Sedangkan daya pengenal trafo tiga fasa tiga yang banyak dipakai
adalah : 50, 100, 160, 200, 250, 315, 400, 500, 630, 800, 1000, 1250 dan 1600
KVA
C. Kelompok Vektor
E. Rugi-rugi trafo
Rugi-rugi total yang terdiri dari rugi besi dan tembaga pada suhu 75c, faktor
daya 1,0 dan beban 100 %, nilai maksimumnya terhadap daya pengenal
ditetapkan sebagai berikut
.
SPESIFKASl
URAIAN
TIPE PASANGAN LUAR DAN DALAM
Daya pengenal kVA 50 100 160 200 250 315 400 500 630. 800 1000 1250 1600
Jumlah fasa - 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Frekuensi Pengenal Hz 50 .50 .50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Tegangan Primer Pengenal kV 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20' 20
Tegangan uji impuls kV 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125
Tegangan Uji terapan kV 50 50 50 50 50 50 50 5O 50 50 50 50 .50
Kalas isolasi kV 24 24 24 24 24 24 24 24 24 . 24 24 24 24
Kenaikan suhu maksimum
C 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65
tembaga
Kenaikan suhu maksimum minyak C 55') 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55
Cara pendinginan _
Penyadapan Primer % %5 %5 %5 %5 %5 %5 %5 %5 %5 %5 %5 %5 %5
lmpedans % 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4,5 3 5,5 6
Rugi besi watt 190 320 460 550 850 770 930 1100 1300 1950 2300 2700 3300
faktor daya 1,0 beban 100% - 97,48 97,97 98,27 98,32 98,46 98,64 98,64 98,70 98,78 98,50 98,50 98.60 98,68
beban 75 % - 97,89 98,29 98,54 48,58 98.70 98,76 98.84 98,89 98,96 98,73 98,00 98,82 98,89
beban 50 % -- 98,17 98,51 98,71 98,75 98.84 98,90 98,97 99.02 99.08 90.09 90.95 98.98 98,03
beban 25 % - 97,97 98,31 98.51 98,56 98,65 98,72 98,30 98,86 93,93 98,72 98,79 98,85 98,98
faktor daya 0,8 beban 100% - 96.98 97,48 97,86 97.92 98,09 98.18 98,56 98,30 98,48 98,14 98.23 98,26 93.36
beban 75% - 97,39 97,87 98,18 98.24 98,38 98,46 98,72 98,62 98,71 98,42 98,51 98.54 98,62
Beban 50 M - 97,73 98,14 98,39 98.45 98.56 98,63 98,72 98,78 98,85 98.61 98,69 98.73 98.79
beban 25%. - 97,47 97,90 98.14 98.21 98,32 98,42 98,50 98,58 93,66 98.41 93.50 98,57 93.63
1'cneatunn paJa beban penuh
Faktor Daya 0,8 % 5,77 3,58 3.43 3. 41 3,33 3.30 3.25 3.22 3.17 3.65 3.93 4.25 4.52
Faktor Daya 1 .0 % 2,26 1,81 1,54 1.49 1,37 1.31 1.22 1.37 1.44 1.37 1.33 I.34 1.30
Inti Trafo.
Merupakan sirkit magnetis dibuat dari besi silikon (grain oriented silicon steel)
dengan metode penyambungan dan membentuk rangkaian tertutup. Hal
tersebut dimaksudkan untuk megurangi rugi-rugi besi, getaran dan bising.
Lilitan Trafo
Dibuat dari tembaga berkonduktivitas tinggi, bentuk lilitan adalah konsentris,
dimana lilitan tegangan menengah (hv) di sebelah luar dan untuk tegangan
rendah (lv) di sebelah dalam. Untuk tegangan menengah digunakan kawat
tembaga berisolasi enamel, sedangkan untuk tegangan rendah dipakai kawat
tembaga berisolasi kertas atau plat tembaga berisolasi enamel.
Terminal / Bushing
Terminal sisi tegangan menengah dibuat dari bahan porselen atau damar
sintetis ( synthetic resin). Trafo pasangan dalam (indoor) bentuk terminalnya
seperti tusuk kontak, sedang pada trafo pasangan luar (out door) bentuk
terminalnya seperti bushing isolator.
Terminal sisi tegangan rendah dibuat dari bahan porselen untuk arus sampai
dengan 630 A, sedang untuk arus yang lebih besar dan 630 A digunakan
terminal batang tembaga dengan isolator damar sintetis.
Tangki Trafo
Dibuat dari pelat baja bersepuh lapisan seng, berfungsi untuk tempat minyak
isolasi, sehingga harus kedap terhadap uap air.
Untuk trafo distribusi dengan kapasitas yang lebih besar dan pembebanan
yang lebih / berat sistem pendingin dinding tangki menggunakan kipas angin /
fan yang diputar oleh motor listrik
Konstruksi Trafo
3 kumpara
Semuanya itu direndam dalam minyak transformator pada suatu bak / tangki