Anda di halaman 1dari 42

PT PLN (Persero)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan

1+ 1. TEKNIK LISTRIK TERAPAN

1.1. PENGERTIAN LISTRIK ARUS BOLAK BALIK Arus Berkurang pada arah Posis
1/3
Yang dimaksud dengan0 listrik arus bolak balik adalah listrik ( tegangan / arusNegatif
Perubahan )
yang berubah-ubah arah dan nilainya terhadap waktu. Arus Bertambah pada arah N
1- Arus Bertambah pada arah Negatif
Arus Berkurang

Sinusioda listrik arus bolak- balik

Waktu yang dibutuhkan oleh arus bolak-balik untuk kembali pada harga / nilai dan
arah yang sama disebut dengan periode. Sedangkan jumlah periode dalam 1 ( satu )
detik disebut dengan frekwensi.

Dari karakteristik arus bolak-balik yang disebut dengan sinusioda tersebut, maka
terdapat nilai-nilai :

Tegangan / arus sesaat


Tegangan / arus puncak / maksimum
Tegangan / arus efektif

Tegangan Arus
Nilai sesaat : e = V sin t i = sin t
Nilai maks : V = V I =I

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


1
+U

PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan

Nilai efektif : Vef = V / 2 Ief = I / 2


t
Nilai efektif adalah nilai yang terukur pada alat ukur (Volt meter /Amper meter)
Misalnya tegangan
U3 dirumah : 220 volt atau 380 volt.

1.2. LISTRIK ARUS BOLAK BALIK 3 FASA

Yang dimaksud dengan listrik arus bolak balik 3 fasa adalah lisrik arus bolak balik
yang U2
terdiri dari 3 ( tiga ) keluaran yang disebut dengan fasa, dengan bentuk
sinusiode dimana besar / nilai tegangannya sama, frekwensi sama tetapi masing
masing berbeda 1/ 3 periode ( 120 0 ).

Generator arus bolak balik sebagai sumber listrik arus bolak-balik 3 fasa,
U1konstruksi letak belitan induksinya masing masing berbeda sudut 120 0.

U1

U3

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan S


2

U2
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan

0 0
12

1.3. TEGANGAN DAN ARUS 3 FASA

Tegangan dan arus keluaran dari generator atau trafo dapat dibedakan berdasakan
hubungan antar belitannya

Tegangan setiap belitan disebut


dengan tegangan fasa = Ef
Tegangan antar fasa disebut dengan
tegangan line = El
El = Ef . 3
Arus yang keluar dari belitan disebut
arus fasa If dan arus yang keluar dari
terminal disebut arus line Il . Arus line
besarnya sama dengan arus fasa :
Il
Il = If
If
If
If

Il
Il
Il
Tegangan line besarnya sama degan
tegangan fasa : El= Ef
Arus line besarnya sama dengan arus
fasa dikalikan 3
Il = If . 3

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


3
Il
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan

Il

1.4. DAYA LISTRIK 3 FASA

1.4.1. Hubungan Bintang

If

If

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


4
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan

If

If.3

If.3

Il.1
Il.

Il

N
S
R
T
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
5

EF
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan

Daya 3 fasa = daya fasa 1 + daya fasa 2 + daya fasa 3

P3 = P1 + P2 + P3
= ( If.1 x Vf.1 x Cos 1 ) + ( If2x Vf2 x Cos 2 )+( If3 x Vf3 x Cos 3 )

Bila tegangan dan beban seimbang, maka:

P3 = 3 x ( If x Vf x Cos )

Diketahui bahwa :

Vl
Vf = ------- dan If = Il
3
Maka :

3 x Vl x Il x Cos
P 3 = -------------------------
3

Atau :

P 3 = 3 x Vl x Il x Cos
1.4.2. Hubungan Segi-tiga

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


6
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan

If2 If3 Il2


EF EL
EL
EF

Il3
EL
EF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


7
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan

Daya 3 fasa = daya fasa 1 + daya fasa 2 + daya fasa 3

P3 = P1 + P2 + P3
= ( If.1 x Vf.1 x Cos 1 )+ ( If.2x Vf.2 x Cos 2 )+ ( If.3 x Vf.3 x Cos 3 )

Bila tegangan dan beban seimbang,maka:

P3 = 3 x ( If x Vf x Cos )

Diketahui bahwa :

Il
If = ------- dan Vf = Vl
EF
3

Maka :

3 x Vl x Il x Cos
P 3 = -------------------------
3

Atau :

P3 = 3 x Vl x Il x Cos

1.4.3. Beban Pada Arus Bolak-Balik


Pada sistem arus searah hanya mengenal beban resistive ( R ), tetapi pada
sistem arus bolak balik beban merupakan Impedansi ( Z ) yang biasa dibentuk
dari unsur :
Beban Resistip ( R )
Beban Induktip ( Xl )
Beban Kapasitip ( Xc )

A. Beban Resistip
Energi listrik diubah menjadi energi panas atau mekanik
Daya yang diserap berupa daya semu seluruhnya diubah menjadi daya
aktip

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


8
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan

Ternasuk beban resistip murni adalah lampu pijar, setrika listrik, heater
Gelombang sinusioda arus berhimpit dengan tegangan atau sudut
fasanya sama dengan nol sehingga faktor daya sama dengan satu ( =
0 dan cos = 1 )
P. I .U

+ + +

B. Beban Induktip
Energi listrik yang diserap diubah menjadi medan magnet
Daya yang diserap berupa daya semu seluruhnya diubah
menjadi daya reaktip induktip
Ternasuk beban induktip murni adalah reaktor dan kumparan
Gelombang sinusioda arus ketinggalan 90 terhadap tegangan ,
atau sudut fasanya sama dengan 90 sehingga cos = 0

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


9
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan

P.I.U

U P I

+ +

C. Beban Kapasitip
Energi listrik yang diserap menghasilkan energi reaktip
Daya yang diserap berupa daya semu seluruhnya diubah
menjadi daya reaktip kapasitip
Ternasuk beban reaktip murni adalah kapasitor
Gelombang sinusioda arus mendahului 90 terhadap tegangan ,
atau sudut fasanya sama dengan 90 sehingga cos = 0

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


10
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan

P.I.U

U P I

+ +

Sifat hambatan L (XL) dengan C (XC) saling bertentangan atau saling meniadakan.

XL = 2.f.L,
1
XC = 2fC

XL dan XC merupakan bagian imajiner dari impedansi

Hubungan dari tiga beban digambarkan sebagai berikut :

Z = R + JXL Z = R - JXC

R
V

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan Z


serta nilai-nilai
-XC perusahaan
11 Z XL

V
R

(a
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan

Z = R - JXL - JXC
Z = R - JXL - JXC (JXL < JXC)
(JXL > JXC)

XL
-XC Z
R V

XL -XC
Z V

(b)

R Z -XC
V

XL

Z V
XL
(c)

-XC

1.5. DAYA PADA ARUS BOLAK-BALIK

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


12
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan

Karena beban Z mempunyai/membentuk pergeseran sudut terhadap V (sebagai


referensi) maka arus beban Ib yang mengalirpun membentuk sudut yang sama
searah dengan sudut dari Z sebesar .

Hal ini berakibat timbulnya 3 macam daya.

a. Daya aktip : P ( Watt )


b. Daya reaktip : Q ( VAR )
c. Daya semu : S ( VA )

Hubungan dari ketiga macam daya tersebut kita kenal sebagai segitiga daya.
P
S

Q Q
S

P
Beban bersifat induktif Beban bersifat kapasitif

Penjumlahan Vektor P dan Q

S= P+jQ
P

Atau

S = P + Q
Q
S
Rumus-rumus Daya

1 Fasa 3 Fasa

S = VxI S = V x I x 3 (VA)
P = V x I x cos P = V x I x 3 x cos (Watt)
Q = V x I j X sin Q = V x I x 3 j X sin (VAR)

V = Tegangan Phasa-netral (220 Volt)


I = Arus Phasa

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


13
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan

Rumus Dasar Arus Bolak Balik 1 phasa

1.6. PERHITUNGAN RUGI RUGI PADA JARINGAN

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


14
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan

1.6.1. Rugi Tegangan

Merencanakan panjang jaringan distribusi harus dipertimbangkan besarnya


tegangan di titik sambung dimana harus berada pada batas tegangan yang
diizinkan.

Titik sambung sistem distribusi 20 kV biasanya dihubungkan dengan trafo distribusi


sebelum disalurkan ke peralatan pemakaian. Sedangkan tegangan pada trafo
ditentukan pada pilihan sadapannya ( tap-changer ), dimana ada beberapa pilihan
dengan dibatasi tegangan maksimal dan minimal.

Ada 2 ( dua ) seri sadapan trafo yang diperkenankan di PLN, yaitu :

20 kV 2 x 2,5 % , tegangan maksimal 21 kV dan minimal 19 kV, berarti


toleransi tegangannya adalah 5 %

20 kV 2 x 5 % , tegangan maksimal 22 kV dan minimal 18 kV , berarti


toleransi tegangannya adalah : 10 %

Nilai jatuh tegangan pada saluran besarnya sebanding dengan arus dan
impedansi penghantar serta faktor daya beban.

V = I (r . Cos + x Sin ) . L

atau
P
V = ---- (r + X tg ) I ......... V atau KV
V

Untuk P dalam satuan MW


Untuk V dalam satuan KV

Dalam satuan prosen ( % ) jatuh tegangan dihitung sebagai berikut :

P
V = 100 (r + X . tg ) ----- I ......... %
V2

Dimana : I : arus yang mengalir pada penghantar..... Amper


r : tahanan ( resistan ) penghantar .. ohm / km

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


15
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan

x : reaktansi penghantar..... ohm / km


Cos : factor daya beban
L : panjang penghantar km
P : daya beban . MW
V : tegangan kV

1.6.2. Rugi Daya

Rugi daya pada saluran ( penghantar ) besarnya sebanding dengan resistans


penghantar dan arus yang melewatinya.

p = 3.I 2 . r . L

Dari katalog penghantar yang berisi tentang Kemampuan Hantar Arus ( KHA ),
resistans dan reaktansinya atau konfiguarasi jarak antar penghantar, maka rugi-
rugi tegangan dan daya pada saluran dapat dihitung

Daftar KHA penghantar yang dihitung atas dasar kondisi-kondisi berikut ;


Kecepatan angin 0,6 m / detik
Suhu keliling akibat sinar matahari 300C
Suhu penghantar maksimum 800C
Bila tidak ada angin maka KHA dapat dikali dengan 0,7

LUAS BCC AAC AAAC ACSR


PENAMPANG
(MM2) R20
KHA (A)
R20
KHA (A)
R20
KHA (A)
R20 KHA
(Ohm/Km) (Ohm/Km) (Ohm/Km) (Ohm/Km) (A)

16 1,1465 125 1,700 115 1,066 110 1,8790 110


25 0,7512 160 1,029 160 1,83 150 1,2030 150
35 0,5320 200 0,8332 185 0,058 175 0,8353 185
50 0,3785 250 0,5786 230 0,055 220 0,5946 230
70 0,2781 310 0,3808 300 0,438 285 0,4130 295
95 0,1963 380 0,3084 345 0,655 325 0,3053 355
120 0,1563 440 0,2549 390 0,393 370 0,2374 420
150 0,1244 510 0,1960 465 0,225 435 0,1939 475
185 0,1008 585 0,1578 530 0,283 500 0,1571 545
240 0,0755 700 0,1205 630 0,437 600 0,1183 655

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


16
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan

Karakteristik listrik untuk kabel Kabel Tanah 20


KHA
LUAS R20 INDUKTANSI KAPASITANSI
PENAMPANG (OHM / KM) (OHM/KM) (OHM/KM) DIDALAM DIUDARA
TANAH 20 0C(A) 300C(A)
CU 0,727 147 143
2 X 25 0,12 0,4237
AL 1,20 113 110
CU 0,524 175 170
3 X 35 0,13 0,4055
AL 0,868 135 131
CU 0,387 206 204
0,14
3 X 50 0,3882
AL 0,641 160 157
CU 0,268 252 255
3 X 70 0,16 0,3636
AL 0,443 194 195
CU 0,193 297 303
3 X 95 0,18 0,3455
AL 0,320 229 233
CU 0,153 335 343
3 X 120 0,19 0,3334
AL 0,253 258 268
CU 0,124 372 390
3 X 150 0,21 0,3230
AL 0,202 288 300
CU 0,0991 415 440
3 X 185 0,23 0,3129
AL 0,154 320 339
CU ,0754 465 502
3 X 240 0,25 0,3013
AL 0,125 368 387
CU 0,0601 510 556
3 X 300 0,28 0,2906
AL 0,10 393 428

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


17
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan

Karakteristik listrik untuk kabel udara twisted alumunium

Penampang Tahanan pada Reaktansi Arus yang diijinkan


Nominal 85 C pada 50 Hz ( Amper )
( mm ) ( / km ) ( / km )

20 C 30 C 40 C

26 2,41 0,1 85 80 70
25 1,52 0,1 110 100 95
35 1,10 0,1 135 125 110
50 0,81 0,1 160 145 135
70 0,54 0,1 200 185 170

1.6.3. Reaktansi Penghantar

GMD
X= 0,1447 LOG ------------- OHM / KM
GMR

Dimana : GMD - geometric mean distance, besarnya ditentukan oleh konfigurasi


jarak antar penghantar

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


18
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan

____3_________
GMDN = a.n x b.n x c.n

____3__________
GMD = a.b x b.c x c.a

GMR = geometric mean radius, besarnya ditentukan oleh banyaknya urat


penghantar
A
GMR = 0,726 ------
R

GMD SUTM POLA I (PENTANAHAN NETRAL 40 OHM)

GMD = 1.007,9 mm

GMD SUTM POLA II ( PENTANAHAN NETRAL 500 OHM )

1000 mm

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


19

450 mm 450 mm 700 mm


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan

GMD = 1.007,9 mm

GMD SUTM POLA III ( PENTANAHAN LANGSUNG )

b c

812,9 mm

685,8 mm
N

558,69 mm 558,69 mm
GMD N = 1.054,5 mm
GMD =1.028,2

Tabel GMRMM
untuk penghantar AAC dan AAAC

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


20
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan

PENAMPANG
JARI-JARI GMR
NOMINAL URAT
( mm ) ( mm )
( mm2 )

16 2,2563 7 1,6380
25 2,8203 7 2,0475
35 3,3371 7 2,4227
50 3,9886 7 2,8957
70 4,7179 7 3,4262
95 5,4979 19 4,1674
120 6,1791 19 4,6837
150 6,9084 19 5,2365
185 7,6722 19 5,8155
240 8,7386 19 6,6238

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


21
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan

1.7. TRAFO DISTRIBUSI

1.7.1. Prinsip Kerja Trafo

Trafo merupakan seperangkat peralatan / mesin listrik statis yang berdasarkan


prinsip induksi elektromagnetik, mentransformasikan tegangan dan arus dari
listrik bolak balik diantara kedua belitan atau lebih pada frekwensi yang sama dan
pada nilai arus dan tegangan yang berbeda.

Konstruksi utama dari trafo terdiri dari kumparan primer, kumparan sekunder dan
inti.
INTI
( SIRKIT MAGNIT)

KUMPARAN PRIMER KUMPARAN SKUNDER

Kumparan primer diberi tegangan, dan ini akan menimbulkan arus sinusiode. Arus
tersebut menyebabkan terjadi medan magnet pada inti magnet yang disebut flux
yang juga berbentuk sinusiode. Pada kumparan sekunder yang mendapat
perubahan flux dari inti, yang disebut induksi akan timbul gerak gaya listrik (ggl)
yang bentuknya juga sinusiode.

Ggl sekunder hampir terlambat 1800 terhadap tegangan primer.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


22
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan

Up
Up Us

Io

Io

Us

Trafo dapat digunakan untuk menaikkan dan menurunkan tegangan. Turun atau
naiknya tegangan pada sisi sekunder tergantung pada perbandingan jumlah lilitan
kumparan. Bila jumlah lilitan kumparan pada sekunder = ns, pada primer = np,
tegangan pada kumparan primer = Up maka pada sisi sekunder timbul ggl.

Dengan rumus persamaan Us : Up. = ns : np.

Up Ep np ns Es Us

Perbandingan antara ns dan np disebut dengan perbandingan transformasi = A


A lebih besar dari 1, berarti fungsi trafo untuk menaikkan tegangan (step up)
dan jika A lebih kecil dari1, berarti fungsi trafo untuk menurunkan tegangan
(step down). Perbandingan transformasi teoritis dan praktis dianggap sama, tetapi
sebenarnya ada perbedaan, karena tidak semua flux primer melewati kumparan
sekunder, dan itu disebut flux bocor.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


23
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan

L2
L1

L1 = flux bocor pada kumparan primer.


L2 = flux bocor pada kumparan sekunder.

L1 menimbulkan x1 dan L2 menimbulkan x2, kumparan primer mempunyai


tahanan r1 dan kumparan sekunder mempunyai tahanan r2. Sehingga
rangkaiannya.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


24
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


25
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan

Untuk mengurangi flux bocor tersebut, maka dibuatlah kedua kumparan pada inti
yang sama.

Namun demikian adanya rugi - rugi pada trafo tak dapat dihindari yaitu
dikarenakan adanya sirkit magnetic pada inti tidak dapat semuanya dapat
menimbulkan induksi, karena sebagian hilang pada inti trafo itu sendiri yang
disebut dengan rugi histerisis dan sebagian lain tidak bermanfaat untuk
menginduksi, tetapi berpusar-pusar pada sebagian inti yang disebut dengan rugi
eddy currnet.

1.7.2. Trafo Tanpa Beban

Trafo tanpa beban menyerap arus listrik untuk kumparan primer disebut dengan Iio
yang terdiri dari arus penguatan (Iex) dan arus histeristis + eddy current (I he)

Io
I ex

U1 o E2
I he e

Iex 90 ketinggalan dari E1, sedangkan I he sefasa dengan E1, jumlah vektor
antara Iex dan Ihe merupakan Io.

Io = Iex + Ihe

Ihe
Cos = ---------------
Io
Adanya Ihe menimbulkan rugi rugi inti = Pc

Pc = E1. Io. Cos. atau

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


26
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan

Pc = E1. Ihe .disebut juga rugi rugi besi

Besarnya rugi - rugi besi disebabkan oleh arus fou cault dan arus hysterisis,
besarnya tidak tergantung pada beban sehingga bisa disebut dengan rugi - rugi
trafo tanpa beban. Rugi - rugi ini tidak bisa diturunkan kecuali dalam
pembuatannya inti dibuat berlapis - lapis dan dari bahan yang kurva histerisisnya
kurus.

1.7.3. Trafo Berbeban

Pada keadaan berbeban, rugi trafo selain oleh rugi rugi besi, kerugian juga
ditimbulkan pada kumparan kumparannya.

Bila kumparan primer dengan tahanan R1 dan arus yang mengalir I1, kumparan
sekunder dengan tahanan R2 dan arus yang mengalir I2, maka akan timbul rugi
rugi yang disebut dengan rugi rugi tembaga yang besarnya adalah :

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


27
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan

I2

I1

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


28
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan

Pcu = I1. R1 + I2 . r2

Jadi trafo berbeban rugi rugi yang timbul.

P total = Pc + Pcu.

1.7.4. Diagram Efisiensi Trafo

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


29
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan

Contoh :

Trafo dengan pcu = 0,2 % dan pc = 0,7 %


Efisiensi trafo pada beban penuh (1/1 ) adalah pada titik x = 99,1 %.

1.7.5. Pengaturan Tegangan Trafo

Adalah selisih tegangan belitan tanpa beban dengan tegangan pada keadaan
berbeban pada terminal tersebut pada beban dan faktor daya yang ditentukan
pada terminal tersebut.

U2n = tegangan sekunder nominal tanpa beban : OC


U2n = tegangan sekunder berbeban : OA
Ur = rugi tegangan karena tahanan r : AB
Ux = rugi tegangan karena reaktansi x : BC

Uz = Ur + Ux
U2n = U2b + Uz

Secara enpiris dianggap OC = OF

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


30
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan

= OA + AF
= OA + ( AD + DF )

AD + DF = rugi tegangan
= Ur. Cos + Ux Sin
= I. ( r. Cos + x sin )

1.7.6. Tegangan Hubung Singkat

Adalah besarnya tegangan yang harus diberikan pada frekwensi nominal ke


terminal saluran trafo, untuk mengalirkan arus nominal melalui terminal ini, bila
terminal lainnya di hubung singkat.

Sebutan lain dari tegangan hubung singkat adalah Impedansi.

Untuk mengetahui besarnya tegangan hubung singkat dilakukan percobaan seperti


pada diagram di bawah. Sisi skunder trafo dihub8ung singkat, sedang pada sisi
primernya diberi tegangan bertahap, mulai dari nol, dinaikkan sampai Ampermeter
di skunder dan primer menunjukkan arus nominal trafo.

A A
V V

Volt meter akan menunjukkan nilai tegangan dan tegangan tersebut dinamakan
tegangan hubung singkat trafo, Besarnya tegangan hubung singkat dalam volt
berbeda untuk sekunder dan primer, tetapi dalam % (prosen) sama.

Fungsi dari nilai tegangan hubung singkat / impedansi adalah bila trafo akan
diparalel dengan trafo lain, maka harus dengan trafo yang mempunyai nilai yang
sama.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


31
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan

Fungsi lain yang lebih penting adalah untuk menentukan nilai fuse atau relai arus
lebih sebagai pengaman trafo terhadap gangguan hubung singkat.

Misal trafo mempunyai nilai tegangan hubung-singkat atau impedansi 4 % , maka


pengaman ( fuse atau relai arus lebih ) yang dipilih harus mampu mengamankan
trafo pada arus gangguan sebesar 100 / 4 kali arus nominalnya .

1.7.7. Vektor Group Trafo

Sering juga disebut bilangan jam yaitu menunjukan perbedaan fasa antara ggl
sekunder dan tegangan primer antara terminal yang dengan polaritas yang sama
pada sisi primer dan skunder. Terjadinya beberapa macam vector group pada trafo
disebabkan oleh cara penyambungan antara belitan trafo. Veltor group diperlukan
untuk paralel trafo

Contoh :

Vektor group Yyn 0


Kumparan primer
dihubungkan bintang
Kumparan sekunder
dihubungkan bintang
dengan netral dikeluarkan
Selisih fasa antara primer
dan sekunder = 0

Vektor group Yyn 6


Kumparan primer
dihubungkan bintang

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


32
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan

Kumparan sekunder
dihubungkan bintang
dengan netral dikeluarkan
Selisih fasa antara primer
dan sekunder = 180

Daftar vector group Trafo

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


33
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan

1.7.8. Spesifikasi Trafo Distribusi

Trafo yang penggunaannya untuk keperluan, pendistribusian tenaga listrik dari


pusat-pusat listrik ke pemakaian beban, fungsi trafo distribusi untuk menurunkan
tegangan, menjadi tegangan rendah (step down) sesuai dengan peralatan
konsumen selain keperluan tersebut pusat-pusat listrik.

Spesifikasi trafo distribusi diatur dalam suatu standart PLN (SPLN) dimaksudkan
untuk dijadikan pedoman dalam pemilihan, pengoperasian dan pemeliharaan trafo
distribusi.

A. Tegangan Pengenal dan Penyadapan

Tegangan Primer
Disesuaikan dengan tegangan nominal sistem pada jaringan tegangan
menengah 20 kv.
Trafo satu fasa dengan tegangan primer 20 kv pada sistem
distribusi fasa tiga tiga kawat
Trafo tiga fasa dengan tegangan primer 20 kv pada sistem
distribusi fasa tiga tiga kawat

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


34
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan

Trafo satu fasa dengan tegangan primer 20 kv / 3 = 11,6


kv pada sistem distribusi fasa tiga empat kawat
Trafo tiga fasa dengan tegangan primer 20 kv pada sistem
distribusi fasa tiga empat kawat

Tegangan sekunder
Sistem tegangan nominal pada jaringan tegangan rendah (JTR) yang
berlaku di PLN adalah 220 untuk sistem fasa tunggal, dan 220 / 380 untuk
sistem fasa tiga.
Tegangan sekunder nominal trafo pada keadaan tanpa beban adalah
231/400 v

Penyadapan
Penyadapan dilakukan dengan komutator pada sisi primernya ada tiga
macam penyadapan tanpa beban, yaitu :
Sadapan tiga langkah : 21, 20, 19 kv
Sadapan lima langkah : 22, 21, 20, 19, 18 kv
Sadapan lima langkah : 21, 20, 5, 20, 19, 5, 19 kv
B. Daya Pengenal

Daya pengenal untuk trafo fasa tunggal yang banyak dipakai adalah 25 dan 50
KVA. Sedangkan daya pengenal trafo tiga fasa tiga yang banyak dipakai
adalah : 50, 100, 160, 200, 250, 315, 400, 500, 630, 800, 1000, 1250 dan 1600
KVA

C. Kelompok Vektor

Kelompok vektor Yzn 5 dipakai pada trafo


berkapasitas sampai dengan 250 KVA

Kelompok vektor Dyn 5 dipakai pada trafo


berkapasitas dari 250 KVA sampai dengan 1600 KVA. Bila tegangan
sekundernya ganda, dapat dipakai serentak

Kelompok vektor Yzn 5 dan Yyn 6 dipakai pada trafo


sampai dengan 250 KVA untuk jaringan distribusi, diatas 250 KVA sampai
630 KVA dipakai untuk keperluan tertentu. Bila tegangan sekundernya
ganda tidak digunakan secara serentak. Kelompok Yzn 5 dipakai pada
tegangan sekunder 231 / 400 v.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


35
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan

D. Tingkat Isolasi Dasar ( TID )


Adalah kemampuan isolasi trafo terhadap gangguan tegangan impul sesaat.
Untuk trafo distribusi ditetapkan 125 kv

E. Rugi-rugi trafo
Rugi-rugi total yang terdiri dari rugi besi dan tembaga pada suhu 75c, faktor
daya 1,0 dan beban 100 %, nilai maksimumnya terhadap daya pengenal
ditetapkan sebagai berikut

F. Karakteristik / Spesifikasi Trafo 1 fasa

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


36
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


37
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan

G. Karakteristik Trafo Distribusi 3 fasa

.
SPESIFKASl
URAIAN
TIPE PASANGAN LUAR DAN DALAM

Daya pengenal kVA 50 100 160 200 250 315 400 500 630. 800 1000 1250 1600

Jumlah fasa - 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Frekuensi Pengenal Hz 50 .50 .50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Tegangan Primer Pengenal kV 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20' 20

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


38
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan

Tegangan sekunder pengenal


kV 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4
(beban nol)
Kelumpok vektor - Yzn 5 Yzn 5 Yzn 5 Dyn 5 Dyn 5 Dyn 5 Dyn 5 Dyn 5 Dyn 5 Dyn 5 Dyn 5 Dyn 5 Dyn 5

Tegangan uji impuls kV 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125
Tegangan Uji terapan kV 50 50 50 50 50 50 50 5O 50 50 50 50 .50
Kalas isolasi kV 24 24 24 24 24 24 24 24 24 . 24 24 24 24
Kenaikan suhu maksimum
C 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65
tembaga
Kenaikan suhu maksimum minyak C 55') 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55
Cara pendinginan _
Penyadapan Primer % %5 %5 %5 %5 %5 %5 %5 %5 %5 %5 %5 %5 %5
lmpedans % 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4,5 3 5,5 6

Rugi besi watt 190 320 460 550 850 770 930 1100 1300 1950 2300 2700 3300

Rugi tembaga pada beban


watt, 1100 1750 2360 2850 3250 3900 4600 5500 6500 10200 12100 15000 18100
pengenal
Arus beban nol % 2,8 2,5 2,3 2,2 2,1 2 1,9 1,9 1,8 2,3 2,4 2,7 2
Efisiensi pada 75 C -

faktor daya 1,0 beban 100% - 97,48 97,97 98,27 98,32 98,46 98,64 98,64 98,70 98,78 98,50 98,50 98.60 98,68

beban 75 % - 97,89 98,29 98,54 48,58 98.70 98,76 98.84 98,89 98,96 98,73 98,00 98,82 98,89

beban 50 % -- 98,17 98,51 98,71 98,75 98.84 98,90 98,97 99.02 99.08 90.09 90.95 98.98 98,03

beban 25 % - 97,97 98,31 98.51 98,56 98,65 98,72 98,30 98,86 93,93 98,72 98,79 98,85 98,98

faktor daya 0,8 beban 100% - 96.98 97,48 97,86 97.92 98,09 98.18 98,56 98,30 98,48 98,14 98.23 98,26 93.36

beban 75% - 97,39 97,87 98,18 98.24 98,38 98,46 98,72 98,62 98,71 98,42 98,51 98.54 98,62

Beban 50 M - 97,73 98,14 98,39 98.45 98.56 98,63 98,72 98,78 98,85 98.61 98,69 98.73 98.79

beban 25%. - 97,47 97,90 98.14 98.21 98,32 98,42 98,50 98,58 93,66 98.41 93.50 98,57 93.63
1'cneatunn paJa beban penuh
Faktor Daya 0,8 % 5,77 3,58 3.43 3. 41 3,33 3.30 3.25 3.22 3.17 3.65 3.93 4.25 4.52

Faktor Daya 1 .0 % 2,26 1,81 1,54 1.49 1,37 1.31 1.22 1.37 1.44 1.37 1.33 I.34 1.30

1.7.9. Konstruksi Trafo dan Peralatan Bantunya

Inti Trafo.
Merupakan sirkit magnetis dibuat dari besi silikon (grain oriented silicon steel)
dengan metode penyambungan dan membentuk rangkaian tertutup. Hal
tersebut dimaksudkan untuk megurangi rugi-rugi besi, getaran dan bising.

Lilitan Trafo
Dibuat dari tembaga berkonduktivitas tinggi, bentuk lilitan adalah konsentris,
dimana lilitan tegangan menengah (hv) di sebelah luar dan untuk tegangan
rendah (lv) di sebelah dalam. Untuk tegangan menengah digunakan kawat
tembaga berisolasi enamel, sedangkan untuk tegangan rendah dipakai kawat
tembaga berisolasi kertas atau plat tembaga berisolasi enamel.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


39
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan

Terminal / Bushing
Terminal sisi tegangan menengah dibuat dari bahan porselen atau damar
sintetis ( synthetic resin). Trafo pasangan dalam (indoor) bentuk terminalnya
seperti tusuk kontak, sedang pada trafo pasangan luar (out door) bentuk
terminalnya seperti bushing isolator.
Terminal sisi tegangan rendah dibuat dari bahan porselen untuk arus sampai
dengan 630 A, sedang untuk arus yang lebih besar dan 630 A digunakan
terminal batang tembaga dengan isolator damar sintetis.

Tangki Trafo
Dibuat dari pelat baja bersepuh lapisan seng, berfungsi untuk tempat minyak
isolasi, sehingga harus kedap terhadap uap air.

Sistem Pendinginan Trafo


Pada umumnya sistem pendinginan trafo distribusi adalah onan, yaitu
pendinginan lilitan trafo menggunakan minyak isolasi yang bekerja secara
alamiah, dan pendinginan kembali minyak isolasi menggunakan udara yang
bekerja secara alamiah melalui dinding tangki dan sirip-sirip.
Trafo berbeban menyebabkan suhu lilitan bertambah dan panas tersebut
dialirkan ke tangki dan sirip-sirip trafo melalui minyak isolasi.
Kenaikan suhu minyak isolasi ini menyebabkan pertambahan volumenya
dengan koefisien muai minyak trafo kurang lebih 0,08 % / 0c. Memuai dan
menyusutnya minyak tersebut dibutuhkan ruang / cara tersendiri diantaranya
antara lain :

Trafo dengan menggunakan gas nitrogen (N2)


kontak langsung diatas minyak trafo

Trafo dilengkapi dengan konservator dan


pernapasan udara melalui silicagel

Trafo dengan tangki penuh minyak dengan


dilengkapi sirip yang fleksibel sehingga dinamakan hermatic.

Untuk trafo distribusi dengan kapasitas yang lebih besar dan pembebanan
yang lebih / berat sistem pendingin dinding tangki menggunakan kipas angin /
fan yang diputar oleh motor listrik

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


40
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan

1.7.10. Pengubah Sadapan ( Tap Changer )

Berfungsi sebagai sarana untuk mengubah perbandingan transformator untuk


mendapatkan tegangan operasi pada sisi beban sesuai dengan yang diinginkan
apabila tegangan disisi primer berubah-ubah.

Ada dua cara pemindahan sadapan trafo :

Pemindahan sadapan tanpa beban (off load


tap changer), dlakukan pada trafo distribusi

Pemindahan sadapan keadaaan berbeban


(on load tap changer), biasanya secara manual atau otomatis pada trafo
tenaga

1.7.11. Alat indikator

Berfungsi untuk mengawasi / mengamati trafo selama beroperasi. macam-


macam alat indikator :
Indikator suhu minyak
Indikator suhu belitan
Indikator permukaan minyak
Indikator kedudukan tap changer.

Konstruksi Trafo

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


41
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teknik Listrik Terapan

3 kumpara

Semuanya itu direndam dalam minyak transformator pada suatu bak / tangki

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


42

Anda mungkin juga menyukai