Anda di halaman 1dari 15

ACARA VI

PERBAIKAN MUTU
(QUALITY IMPROVEMENT)

A. TUJUAN
Tujuan dari acara IV Perbaikan Mutu adalah:
1. Memahami konsep dasar perbaikan mutu
2. Memahami langkah-langkah perbaikan mutu
B. TINJAUAN PUSTAKA
Perbaikan mutu adalah bagian dari manajemen mutu yang difokuskan
kepada peningkatan kemampuan memenuhi persyaratan mutu. Dalam hal ini,
persyaratan dapat dikaitkan pada aspek apapun seperti efektifitas, efisiensi atau
ketertelusuran. Adapun sasaran perbaikan mutu melalui peningkatan
berkelanjutan dari dari sistem manejemen mutu. Manajemen mutu adalah untuk
memperbesar kemungkinan peningkatan perusahaan pelanggan dan pihak lain
yang berkepentingan (Edward, 2007).
Tujuan dari perbaikan mutu menjadi dasar untuk mengembangkan rencana
strategis jangka pendek (satu bulan) dan jangka panjang (tiga atau lima tahun)
untuk menentukan prioritas dalam perbaikan mutu. Rencana awal harus terbatas
dan spesifik serta mempunyai potensi untuk menghasilkan manfaat mutu yang
tinggi dan dapat diukur. Program pelatihan karyawan alat komunikasi untuk
menyampaikan komitmen manajemen terhadap mutu total dan memberikan
keahlian yang dibutuhkan kepada para karyawan untuk mencapai mutu total.
Program tersebut berperan penting dalam menentukan keberhasilan program
perbaikan mutu (Edward, 2007).
Perbaikan mutu harus dilakukan secara terus menerus. Hal ini penting
untuk dapat memenuhi keinginan konsumen yang setiap saat cenderung berubah
dan menghendaki mutu produk yang lebih baik. Dilain pihak pesaing berusaha
untuk menawarkan produk yang semakin baik untuk menarik konsumen. Jadi
dengan demikian perbaikan mutu yang terus menerus menjadi suatu keharusan.
Mutu produk sebenarnya merupakan suatu kondisi yang dinamis. Produk dengan
spesifikasi tertentu dianggap sebagai produk yang bermutu pada suatu masa,
tetapi pada masa yang lain produk tersebut bisa jadi ditinggalkan konsumennya,
karena selera atau standar konsumen telah berubah dan telah ada produk lain
yang lebih baik, yang lebih dapat memenuhi harapan konsumen
(Supriyadi, 2010).
Perbaikan secara terus menerus bagi setiap langkah dalam proses kerja
sangat penting untuk mengurangi keragaman (variability) output dan
memperbaiki proses keandalan (rehabilitee). Tujuan pertama dalam perbaikan
secara terus menerus adalah proses yang andal artinya dapat diproduksi output
yang diinginkan setiap saat tanpa variasi yang minimal. Dengan memperhatikan
mutu proses dapat dicegah terjadinya kesalahan, kerusakan dan pemborosan. Pada
proses deming mengajarkan tentang perlunya memperhatikan mutu proses, para
insyinyur jepang sangat setuju dan patuh dalam melaksanakannya, oleh karena
sebagian besar bahan mentah sebagai input industri berasal dari proses impor
(Supranto, 2007).
Walaupun bermain di pasar domestik namun harus senantiasa menyadari
bahwa perusahaan berada dalam kompetisi global. Program lingkaran mutu paling
berhasil tidak berjalan sendirian melainkan merupakan bagian dari program
perbaikan mutu di seluruh perusahaan yang komprehensif. Program perbaikan
mutu berjalan dengan banyak nama termasuk manajemen mutu total (TQM),
proses perbaikan mutu (QIP) dan kendali mutu terpadu (TQC). Dalam Grup Astra
sebelumnya menggunakan sistem manajemen TQM, sekarang Group Astra
menggunakan sistem manajemen yang bernama Astra Management System
(AMS) dimana sistem manajemen tersebut pada strategi Manajemen dan aktifitas
Manajemen salah satunya yaitu Six Sigma (Rudy, 2004).
Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapat
perhatian, dibeli, digunakan atau dikomsumsi yang dapat memuasan keinginan
atau kebutuhan, merupakan output dari kegiatan proses operasi. Produk
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keunggulan bersaing
selain harga, promosi dan distribusi. Oleh karenanya setiap perusahaan berupaya
mengembangkan produknya agar mampu bersaing dengan produk-produk
saingannya di pasaran. Kualitas produk merupakan salah satu faktor penting
dalam meningkatkan daya saing produk, selain biaya produksi yang menentukan
harga jual produk dan ketepatan waktu produksi yang menentukan kemampuan
dalam mendistribusikan produk dalam waktu yang tepat (Resmi, 2011).
Dalam hal menemukan pendekatan yang sistematis sesuai dengan
peningkatan kualitas dalam persiapan produksi, dalam kerangka produksi logam.
Mulai dari prinsip-prinsip utama dan metodologi peningkatan kualitas proses
manufaktur, di koran diidentifikasi kemungkinan integrasi metode dan alat dalam
model operasional peningkatan kualitas dalam proses persiapan produksi.
Tahapan pelaksanaan model maju ditunjukkan dengan algoritma utama yang
sesuai, menunjukkan kemungkinan penerapan berbagai metode dan alat untuk
peningkatan kualitas. Mengembangkan struktur model peningkatan kualitas pada
tingkat persiapan produksi diambil dalam metodologi perhitungan .Sistem yang
mempertimbangkan penerapan metode yang berbeda dan alat-alat perbaikan
kualitas, dengan tujuan merancang produk dan proses yang memenuhi harapan
pelanggan disebut desain Six Sigma (Sokovic, 2009).
Peningkatan Mutu Berkelanjutan (CQI) adalah bagian dari teori TQM, dan
sejarahnya dimulai dari para industri. Teori CQI industri berbeda dari QC dalam
arti bahwa tujuan terakhir untuk mencapai rata-rata tertentu limit kualitas keluar,
sedangkan CQI juga bertujuan untuk mencapai tingkat kesalahan sekecil
mungkin, melalui terus meningkatkan kualitas selama operasi. Hal ini dicapai
dengan mengadopsi kegiatan baru dan menghilangkan para pekerja yang tidak
berandil besar dalam pelaksanaan industri. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
efektifitas dengan mengurangi inefisiensi, frustrasi dan limbah. CQI membuat
ekstensif menggunakan metode dalam Kontrol Proses Statistik (SPC). Statistical
Process Control (SPC) adalah metodologi yang menggunakan satu set alat untuk
mengidentifikasi dan menganalisis penyebab variasi dalam proses. Tujuannya
adalah untuk membangun proses stabilitas (Negara dimana variasi proses
seluruhnya terdiri dari komponen acak) dan kemudian kapabilitas proses
(kemampuan untuk memenuhi spesifikasi) (Jones, 2004).
Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang akan digunakan oleh periset
untuk memperoleh data dari sumbernya. tingkat struktur dalam kuesioner adalah
tingkat standarisasi yang diterapkan pada suatu kuesioner (Hendri 2009). Pada
kuesioner terstruktur yang terbuka dimana pertanyaan-pertanyaan diajukan
dengan susunan kata-kata dan urutan yang sama kepada semua responden ketika
mengumpulkan data. Dijelaskan pula oleh (Hendri 2009), dalam penyusunan
kuesioner, harus diperhatikan urutan-urutan yang sesuai yaitu:
1. Tetapkan informasi yang ingin diketahui
2. Tentukan jenis kuesioner dan metode administrasinya
3. Tentukan isi dari masing-masing pertanyaan
4. Tentukan banyak respon atas setiap pertanyaan
5. Tentukan kata-kata yang digunakan untuk setiap pertanyaan
6. Tentukan urutan pertanyaan
7. Tentukan karakteristik fisik kuesioner
8. Uji kembali langkah 1 sampai 7 dan lakukan perubahan jika perlu
9. Lakukan uji awal atas kuesioner dan lakukan perubahan jika perlu.
Diagram Pareto adalah diagram batang yang menunjukkan masalah
berdasarkan urutan banyaknya kejadian. Setiap permasalahan diwakili oleh satu
diagram batang. Masalah yang paling banyak terjadi akan menjadi diagram
batang yang paling tinggi, sedangkan masalah yang paling sedikit akan diwakili
oleh diagram batang yang paling rendah (Tisnowati, 2008). Diagram pareto
digunakan untuk menggambarkan tingkat kepentingan relatif antar berbagai
faktor. Dengan menggunakan diagram pareto, perhatian bisa dikonsentrasikan
kepada faktor yang dominan dan tidak perlu membuang waktu, tenaga, serta biaya
untuk menangani faktor-faktor yang tidak dominan dalam perbaikan mtu suatu
produk (Herjanto, 2004). Dalam diagram pareto dikenal istilah VITAL FEW
TRIVIAL MANY, yang artinya sedikit tapi vital atau sangat penting, banyak
tetapi kurang vital atau hasilnya kurang penting. Dengan demikian timbul
pemahaman, lebih baik mengerjakan yang sedikit tetapi bermanfaat besar
daripada mengerjakan banyak hal tetapi hasilnya sedikit. Konsep Pareto
mengajarkan agar kita pandai menerapkan prinsip skala prioritas atau
mendahulukan mana yang penting (Kuswadi & Mutiara, 2004).
C. METODOLOGI
1. Alat
a. Alat tulis
b. Gelas plastik kecil
c. Kertas ceksit
2. Bahan
a. Produk Super O2
3. Cara kerja
D. PEMBAHASAN
Tabel 4.1Kuesioner Produk Roma Sari Gandum dan Susu Ultra Milk
No. Daftar Kuisioner
Dengan harga Super O2 sebesar Rp. 6.600/ unit, apakah anda berminat
untuk membelinya ?
1 Ya Tidak

Alasan :

Rasa khas Super O2 yang anda rasakan ?


Kurang Cukup Terlalu tinggi
2
Alasan :

Yang anda sukai dari Super O2 ?


Rasa Tekstur Aroma Warna
3
Alasan :

Yang anda tidak sukai dari Super O2 ?


Rasa Tekstur Aroma Warna
4
Alasan :

5 Apakah kemasan dari Super O2 cukup menarik bagi anda?


Ya Tidak
Alasan :

Sumber : Laporan Sementara


Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang akan digunakan oleh periset
untuk memperoleh data dari sumbernya secara langsung melalui proses
komunikasi atau dengan mengajukan pertanyaan (Hendri, 2009). Kuesioner diatas
merupakan kuesioner yang bersifat tersetruktur yang terbuka. Dalam kuesioner
yang telah dibuat seperti di atas, pertanyaan dibuat secara berurutan guna
memberikan kemudahan bagi para panelis untuk memberikan penilaian terhadap
produk.Mulai dari harga produk, aroma, faktor yang disukai dan yang tidak
disukai dari produk, sampai dengan penilaian masalah kemasan. Dari pertanyaan-
pertanyaan tersebut, maka akan diperoleh hasil penerimaan konsumen terhadap
produk, sehingga apabila ada yang belum sesuai dengan preferensi konsumen,
dapat dilakukan perbaikan secepat dan setepat mungkin.
Tabel 4.2 Hasil Kuisioner Produk Super O2
Jawaban Pertanyaan Kuisioner Produk
Panelis
1 2 3 4 5
1 Ya Kurang Rasa Aroma Ya
2 Tidak Cukup Tekstur Rasa Ya
3 Tidak Cukup Warna Rasa Ya
4 Tidak Kurang Tekstur Rasa Ya
5 Ya Cukup Warna Rasa Tidak
6 Ya Kurang Warna Aroma Ya
7 Tidak Kurang Warna Rasa Tidak
8 Ya Cukup Rasa Aroma Ya
9 Tidak Kurang Warna Rasa Ya
10 Ya Kurang Warna Rasa Ya
11 Tidak Cukup Rasa Warna Ya
12 Tidak Cukup Tekstur Aroma Ya
13 Tidak Cukup Tekstur Rasa Ya
14 Tidak Cukup Tekstur Rasa Tidak
15 Tidak Kurang Warna Rasa Ya
16 Tidak Cukup Tekstur Rasa Ya
17 Tidak Cukup Warna Rasa Tidak
18 Tidak Cukup Rasa Aroma Tidak
19 Tidak Kurang Aroma Rasa Ya
20 Tidak Kurang Warna Rasa Ya
Sumber : Laporan Sementara
Tabel 4.3 Parameter yang disukai dari produk Super O2
No Akumulasi
Parameter Frequensi Persentase
. Persentase
1 Aroma 0 0% 0%
2 Rasa 4 20% 20%
3 Tekstur 7 35% 55%
4 Warna 9 45% 100%
Sumber : Laporan Sementara

Diagram Pareto: Parameter yang Disukai dari Produk Super O2

120%

100% 100%

80%
Persentase Akumulasi Persentase
60%
Persentase 55% 45%
40% 35%
20%
20% 20%

0% 0%
Aroma
0% Rasa Tekstur Warna

Parameter
Gambar 4.1 Diagram Pareto : Parameter yang Disukai dari Produk Super O2

Tabel 4.4 Parameter yang tidak disukai dari produk Super O2


Akumulasi
No. Parameter Frequensi Persentase
Persentase
1 Aroma 0 0% 0%
2 Rasa 4 20% 20%
3 Tekstur 7 35% 55%
4 Warna 9 45% 100%
Sumber : Laporan Sementara
Diagram Pareto: Parameter yang Tidak Disukai dari Produk Super O2
120%

100% 100%

80%

60%
Persentase Akumulasi Persentase
Persentase
40%
30%
20%
5%
5%
0% 0%
0%
Tekstur Warna 25%
Aroma 70%
Rasa

Parameter

Gambar 4.2 Diagram Pareto : Parameter yang Tidak Disukai dari Produk Super
O2
Diagram Pareto adalah diagram batang yang menunjukkan masalah
berdasarkan urutan banyaknya kejadian. Setiap permasalahan diwakili oleh satu
diagram batang. Masalah yang paling banyak terjadi akan menjadi diagram
batang yang paling tinggi, sedangkan masalah yang paling sedikit akan diwakili
oleh diagram batang yang paling rendah (Tisnowati, 2008). Diagram pareto
digunakan untuk menggambarkan tingkat kepentingan relatif antar berbagai
faktor (Herjanto, 2004).
Dari Gambar 4.1 menunjukkan hasil uji organoleptik produk Super O 2
kepada 20 panelis parameter aroma, warna, rasa, dan tekstur. Didapatkan hasil
bahwa parameter yang paling disukai dari produk Super O2 adalah parameter
warna produk dengan persentase 45%, kemudian parameter tekstur dengan
persentase 35%, rasa 20%, dan aroma 0%. Perbaikan mutu yang perlu dilakukan
adalah dari segi parameter rasa dan aroma. Langkah-langkah pengendalian yang
perlu dilakukan untuk memperbaiki mutu Super O2 terutama rasa dan aroma
adalah dengan menambahkan sedikit bahan pemanis yang tetap aman bagi
kesehatan, sehingga manfaat dari Super O2 untuk kesehatan tidak berkurang.
Dapat juga dilakukan dengan memunculkan produk Super O2 baru dengan
pemanis dan perasa alami buah-buahan seperti leci ataupun stroberi dengan
pangsa pasar yang berbeda. Sehingga, konsumen dapat memilih produk Super O2
sesuai selera masing-masing. Sifat konsumen yang cepat bosan, dapat
dikendalikan dengan menciptakan variasi produk Super O2 baru dengan macam-
macam keunggulan.pembuatan Super O2 yang tidak hanya sekedar produk Super
O2 dengan satu rasa tawar saja. Dapat menarik perhatian konsumen dan mampu
meningkatkan produktivitas serta dapat terus bersaing dengan produk lain demi
peningkatan kualitas dan kepuasan konsumen. Dari Gambar 4.2 juga
menunjukkan hal yang sama dimana parameter yang paling tidak disukai
konsumen adalah rasa dan aroma dengan persentase masing-masing 70% dan
25%, ini memperkuat bahwa produk Super O2 memerlukan perbaikan mutu
terutama dari segi rasa dan aroma. Dari segi kemasan produk Super O 2 cukup baik
dan menarik.

E. KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum acara VI Perbaikan Mutu adalah:
1. Perbaikan mutu adalah bagian dari manajemen mutu yang difokuskan kepada
peningkatan kemampuan memenuhi persyaratan mutu.
2. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang akan digunakan oleh periset
untukmemperoleh data dari sumbernya secara langsung melalui proses
komunikasi atau dengan mengajukan pertanyaan
3. Diagram Pareto adalah diagram batang yang menunjukkan masalah
berdasarkan urutan banyaknya kejadian.
4. Konsep Pareto mengajarkan agar kita pandai menerapkan prinsip skala
prioritas atau mendahulukan mana yang penting.
5. Parameter yang paling disukai dari produk Super O2 adalah parameter warna
produk dengan persentase 45%, kemudian parameter tekstur dengan
persentase 35%, rasa 20%, dan aroma 0%.
6. Parameter yang paling tidak disukai konsumen dari produk Super O2 adalah
rasa dan aroma dengan persentase masing-masing 70% dan 25%.
7. Produk Super O2 memerlukan perbaikan mutu terutama dari segi rasa dan
aroma.
8. Perbaikan mutu produk Super O2 dapat dilakukan dengan memunculkan
produk Super O2 baru dengan pemanis dan perasa alami buah-buahan seperti
leci ataupun stroberi dengan pangsa pasar yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Edward J Blocher, Kung H Chen dan Thomas Lin. 2007. Manajemen Biaya
Penekanan Strategis. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.
Hendry, Jhon. 2009. Merancang Kuesioner. Riset Pemasaran. Universitas
Gunadarma.
Herjanto, Eddy. 2004. Manajemen Operasi. Gramedia. Jakarta.
Jones, Nia et all. 2004. Handbook on Improving Quality By Analysis of Process
Variables. Instituto Nacional de Estatstica Portugal. Portugal.
Rahman, Arief. 2008. Analisis Kepuasan Konsumen Produk Susu Ultramilk. IPB.
Bogor.
Resmi, Ni Nyoman. 2011. Strategi meningkatkan Kualitas Produk Untuk Menang
Dalam Kompetisi. Universitas Panji Sakti Singaraja.
Rudy, Rae Nesti. 2004. Implementasi Total Quality Management (TQM) di PT Gaya
Motor Dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP).
Universitas Gunadarma. Jakarta.
Sokovic, Mirko et all. 2009. Quality Improvement Model At The Manufacturing
Process Preparation Level. Quality Research. Usa.
Supranto.2007. Statistik Untuk Pemimpin Berwawawasan Global. Salemba Empat.
Jakarta.
Supriyadi, deddy. 2010. Meningkatkan Daya Saing Produk UMKM Melalui
Perbaikan Mutu Produk Dengan Penerapan Manajemen Mutu Terpadu.
IKOPIN. Bogor.
Tisnowati, Henny. 2008. Analisis Pengendalian Mutu Produksi Roti (Kasus PT. AC,
Tangerang). Jurnal MPI, Vol. 03, No. 01.
LAMPIRAN PERHITUNGAN

1. Persentase parameter yang disukai dari produk Super O2 :


Aroma = 0%
frekuensi panelis
x 100
Rasa = Jumlah panelis

4
x 100
= 20

= 20%
7
x 100
Tekstur = 20

= 35%
9
x 100
Warna = 20

= 45%
2. Persentase parameter yang tidak disukai dari produk Super O2 :
Tekstur = 0%
1
x 100
Warna = 20

= 5%
5
x 100
Aroma = 20

= 25%
14
x 100
Rasa = 20

= 70%

Anda mungkin juga menyukai