PROMOSI KESEHATAN
Pembimbing :
Disusun oleh :
PUSKESMAS KELING 1
JEPARA
1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN
PROMOSI KESEHATAN
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Surat Tanda Selesai
Internship
Disahkan Oleh:
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
Laporan Hasil Kegiatan mengenai promosi kesehatan .
Laporan ini kami susun sebagai syarat untuk memenuhi tugas sebagai
dokter internship di Puskesmas Keling I 3 Oktober 3 Februari 2017.Pada
laporan ini berisi mengenai Hasil Kegiatan tentang perilaku hidup bersih dan sehat
pada masyarakat di tempur pada tanggal 06 oktober 2016.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa hasil laporan ini masih jauh dari
sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan.Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan dan
perbaikan laporan ini agar lebih mendekati hasil yang optimal.
Penyusun
3
BAB 1. PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau disingkat PHBS sebagai
operasionalisasi dari program Penyuluhan Kesehatan Masyarakat atau sekarang
lebih dikenal dengan istilah Promosi Kesehatan telah dijalankan diseluruh
Indonesia sejak tahun 1996 (Setiaji, 2000). Peran promosi kesehatan sangat
penting dalam mengantisipasi perilaku masyarakat untuk tahu, mau dan mampu
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Namun, proses perubahan perilaku
di masyarakat tidaklah mudah.
Permasalahan Kesehatan Lingkungan di Indonesia perlu diatasi, menurut
Dinas Kesehatan data PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) di tingkat provinsi
Jawa Tengah adalah sebagai berikut: tingkat pratama 6,77%, tingkat Madya
31,52%, tingkat Utama 53,02 %, dan tingkat Paripurna sebesar 4,50 % (Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah,2008).
Upaya peningkatan perilaku sehat di rumah tangga belum
menunjukkan hasil optimal, hal ini antara lain dapat dilihat dari data hasil
Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2004 menunjukkan
bahwa di Indonesia sebesar 35% perokok berusia 15 tahun dan proporsi tersebar
(64%) merokok di dalam rumah ketika bersama anggota rumah tangga lainnya.
Perokok laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan (63% dibanding 45%).
Sebagian besar (82%) penduduk yang berusia 15 tahun ke atas kurang
melakukan aktivitas fisik, dengan kategori (73%) kurang bergerak dan (9%)
tidak terbiasa melakukan aktivitas fisik. Sedangkan dari hasil survey cepat
PHBS tatanan rumah tangga Jawa Tengah 2004 diketahui bahwa: sebesar 73%
keluarga belum menjadi peserta JPK/Dana Sehat, dan sebesar 68% keluarga
belum bebas dari rokok (Dinkes Jateng, 2010).
Survey PHBS juga telah dilaksanakan di desa Damarwulan, Kecamatan
Keling, Kabupaten Jepara pada bulan April 2016 di beberapa rumah. Dari hasil
survey di RW 3 rumah yang disurvey terdapat 2 masalah terbesar, yaitu merokok
4
di dalam rumah, terdapatnya jamban tidak sehat. Melihat permasalahan PHBS
tersebut telah dilaksanakan penyuluhan mengenai PHBS di desa Damarwulan
pada bulan april dan mei. Untuk menindak lanjutinya diperlukan evaluasi ulang
dan monitoring PHBS.
III. PERMASALAHAN
5
NO Prioritas Masalah Rencana Kegiatan
1 Mengevaluasi ulang permasalahan - Kunjungan langsung ke
PHBS di desa Tempur rumah warga
V. PELAKSANAAN KEGIATAN
6
warga rumah, dan penggunaan jamban sehat
2 Penyuluhan pada kader Dipaparkan masalah PHBS terutama
desa Tempur mengenai jamban sehat dan merokok di
dalam rumah
VIII. PEMBAHASAN
Telah dilaksanakan evaluasi PHBS sebagai upaya tindak lanjut survey dan
penyuluhan PHBS yang dilakukan sebelumnya di desa Tempur. Dari 16 rumah
yang telah disurvey sebelumnya, terdapat 9 rumah yang telah dikunjungi dan telah
dilakukan pemantauan PHBS, hasilnya didapatkan 2 masalah terbesar, yaitu:
1. Merokok di dalam rumah masih menjadi masalah di 8 rumah yang
dikunjungi. Mereka mengaku masih kesulitan mengubah kebiasaan
merokok di dalam rumah. Oleh karena itu, diberikan himbauan untuk
membiasakan diri merokok di luar rumah.
2. Penggunaan jamban tidak sehat masih menjadi masalah di sekitar 5
rumah yang dikunjungi. Jamban yang dipakai masi jamban cemplung
1. KESIMPULAN
Peran promosi kesehatan sangat penting dalam mengantisipasi perilaku
masyarakat untuk tahu, mau dan mampu menerapkan perilaku hidup bersih
dan sehat. Namun, proses perubahan perilaku di masyarakat tidaklah
mudah. Warga desa Tempur belum dapat mengatasi masalah terbesar PHBS
7
di wilayah mereka yaitu merokok di dalam rumah, Penggunaan jamban
sehat
2. SARAN
a. Dilakukan penyuluhan yang terus menerus dan berkesinambungan
mengenai pelaksanaan PHBS dan manfaatnya bagi warga.
b. Diperlukan motivasi dan himbauan pada para warga untuk
melaksanakan PHBS dengan benar dalam tatanan rumah tangga dan
perlu diberikan penghargaan bagi keluarga yang mampu
melaksanakan PHBS di rumah tangganya dan mencapai strata Sehat
Paripurna.
c. Mengerakan kader desa Tempur sebagai ujung tombak kesehatan
untuk olebih aktif dalam melihat dan memberikan masukan kepada
warga khusus nya dan para pejabat desa umumunya.
d. Menyarankan bagi warga yang jamban nya belum sehat untuk
diadakan arisan jamban sebagai inisiatif pembuatan jamban yang lebih
sehat
DAFTAR PUSTAKA
8
Setiaji, B. studi kasus di daerah Panduan PHBS Kabupaten Bekasi, Jawa Barat
tahun 2000 http://lontar.ui.ac.id/file?file=metadata/72463.xml (diakses
tanggal 24 September 2013)
LAMPIRAN
9
10