Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH TENTANG ETANOL

PENDAHULUAN

http://c0z.blogspot.co.id/2008/03/pendahuluan-ethanol-dihasilkan-dari.html

Ethanol dihasilkan dari tumbuh-tumbuhan dengan kandungan hidrokarbon tinggi


ethanol (disebut juga etil-alkohol atau alkohol saja), adalah alkohol yang paling
sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Karena sifatnya yang tidak
beracun bahan ini banyak dipakai sebagai pelarut dalam dunia farmasi dan
industri makanan dan minuman. Etanol tidak berwarna dan tidak berasa tapi
memilki bau yang khas. Bahan ini dapat memabukkan jika diminum bila dalam
minuman beralkohol atau arak, selain digunakan di dalam arak, etanol juga
digunakan sebagai bahan api bagi menggantikan gasolin , Etanol sering ditulis
dengan rumus EtOH. Rumus molekul etanol adalah C2H5OH atau rumus empiris
C2H6O.

Rumusan masalah:
1. Bagaimana sejarah etanol?
2. Bagaimana sifat etanol?
3. Bagaimana cara pembuatan etanol?
4. Apa saja kegunaan etanol?
5. Apa keuntunan ethanol?
6. Apa kelemahan ethanol?

Tujuan
Guna mengetahui lebih jelas mengenai apa etanol itu.

PEMBAHASAN

Sejarah
Etanol telah digunakan manusia sejak zaman prasejarah sebagai bahan
pemabuk dalam minuman beralkohol. Residu yang ditemukan pada peninggalan
keramik yang berumur 9000 tahun dari China bagian utara menunjukkan bahwa
minuman beralkohol telah digunakan oleh manusia prasejarah dari masa
Neolitik.
Etanol dan alkohol membentuk larutan azeotrop. Karena itu pemurnian etanol
yang mengandung air dengan cara penyulingan biasa hanya mampu
menghasilkan etanol dengan kemurnian 96%. Etanol murni (absolut) dihasilkan
pertama kali pada tahun 1796 oleh Johan Tobias Lowitz yaitu dengan cara
menyaring alkohol hasil distilasi melalui arang.
Lavoisier menggambarkan bahwa etanol adalah senyawa yang terbentuk dari
karbon, hidrogen dan oksigen. Pada tahun 1808 Saussure dapat menentukan
rumus kimia etanol. Limapuluh tahun kemudian (1858), Couper menerbitkan
rumus bangun etanol. Dengan demikian etanol adalah salah satu senyawa kimia
yang pertama kali ditemukan rumus bangunnya.[2]
Rekaman sejarah penggunaan alkohol sebagai behan bakar kendaraan dimulai
dari Samuel Morey pada tahun 1826 mengembangkan mesin dengan bahan
bakar alkohol dan terpentin. Nicholas Otto pada tahun 1860, mempergunakan
alkohol sebagai salah satu bahan bakar mesin. Pak Otto dikenal baik dengan
pengembangan mesin pembakaran internal (Otto Cycles) di tahun 1876. Pada
tahun 1908 Henry Ford memproduksi model T dimana mobil dapat
mempergunakan bahan bakar alkohol atau bensin, atau kombinasi dari
keduanya.
Empat negara telah mengembangkan program etanol secara nyata yaitu Brasil,
AS, China dan Kolumbia. Etanol dapat diproduksi dari dari berbagai bahan
makanan seperti gula, beet, sorgum, singkong, ubi, rumput, gandum, hemp,
knaf, kentang, tetes, jagung, kayu, kertas, sampah selulosa dsb. Langkah
produksi etanol adalah pemurnian pati, pencairan dan pembentukan gula
(hidrolisis), fermentasi, distilasi, dehidrasi, denaturasi jika diperlukan. Selama
fermentasi glukose atau gula dirubah menjadi alkohol dan gas CO2 sebagai
berikut:
C6H12O6 2 CH3CH2OH + 2 CO2

Sifat sifat etanol


Etanol asli ialah cairan jernih yang mudah terbakar dengan titik didih pada
78.5C dan titik beku pada - 114.5C. Etanol digunakan sebagai bahan anti-beku
dan mempunyai bau vodka.
Ketumpatan etanol ialah 789 g/l, yaitu kurang 20% daripada ketumpatan air.
Etanol mudah larut dalam air, dan merupakan pelarut yang baik untuk pewangi,
cat, dan tinktur. Ini membolehkan perisa ditambah ke dalam etanol semasa
proses pembruan ( brewing )
Etanol merupakan asid lemah, lebih lemah daripada air dan membentuk ion
etanoat ( C2 H5 O)

Pembuatan
Etanol dapat dibuat dengan beberapa cara sebagai berikut:
Etanol untuk konsumsi umumnya dihasilkan dengan proses fermentasi atau
peragian
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 + 311,2 Kkal
bahan makanan yang mengandung pati atau karbohidrat, seperti beras, dan
umbi. Alkohol yang dihasilkan dari proses fermentasi biasanya berkadar rendah.
Untuk mendapatkan alkohol dengan kadar yang lebih tinggi diperlukan proses
pemurnian melalui penyulingan atau distilasi. Etanol untuk keperluan industri
dalam skala lebih besar dihasilkan dari fermentasi tetes, yaitu hasil samping
dalam industri gula tebu atau gula bit.
Bahan bakar etanol diproduksi dari sari tanaman tebu akan lebih mudah
dibanding dengan fermentasi karbohidrat dari jagung. Selain itu tebu juga lebih
mudah ditanam, dapat menghasilkan gula dan ampasnya dipergunakan untuk
menghasilkan enerji listrik. Tanaman tebu dapat dipanen secara manual ataupun
mekanis dan dapat di transportasi keberbagai daerah. Di kilang, tebu digiling
ditekan dengan silinder berputar untuk memperoleh sari cairan manis dan
menyisakan residu berserat atau bagas. Cairan manis dapat langsung
difermentasi oleh ragi yang akan memecah gula menjadi gas CO2 dan etanol.
Campuran air etanol di distilasi atau dipanaskan diuapkan untuk memperoleh
etanol atau alkohol dengan kandungan air 5%. Alkohol ini sudah dapat dijual
untuk bahan bakar mobil. Namun jika dikehendaki sebagai aditif dengan
menambakan 10% kedalam bensin (gasohol), maka alkohol perlu dimurnikan
hingga 100%. Pemurnian hingga 100% dapat dilakukan dengan absorbsi.

Melalui sintesa kimia melalui antara reaksi gas etilen dan uap air dengan asam
sebagai katalis. Katalis yang dipakai misalnya asam fosfat. Asam sulfat dapat
juga dipakai sebagai katalis, namun dewasa ini sudah jarang dipakai.

Penggunaan
Pelarut
Campuran minuman (intoxicant)
Sintesa bahan kimia lain
Antiseptik topical
Etanol boleh digunakan sebagai pembasmi kuman (70% hingga 85% etanol).
Larutan tersebut boleh membunuh organisma dengan cara mengubah protein
dan melarut lipid, dan menghalang kebanyakan bakteria, fungus, dan
sesetengah virus. Namun, etanol tidak efektif terhadap spora bakteria.
Disebabkan sifat ini, etanol boleh disimpan untuk tempoh masa yang sangat
lama (sebagai minuman alkohol).
Penggunaan Alkohol untuk Bahan Bakar

Keuntungan:
Pada umumnya alkohol ditambahkan dalam bensin sebanyak 10% atau dikenal
dengan E10. Maksud penambahan pada mulanya untuk mengurangi emisi gas
CO dan sedikit meningkatkan nilai oktan. Angka oktan yang tinggi secara
langsung akan meningkatkan efisiensi kerja mesin modern. Keuntungan lain
penggunaan ethanol sebagai bahan bakar adalah rendahnya emisi gas
berbahaya hasil pembakaran daripada pembakaran buang bensin.Aditif MTBE
pada mulanya dipergunakan untuk meningkatkan nilai oktan, namun saat ini
dilarang dipergunakan. MTBE dapat dideteksi dan menyebabkan pencemaran
pada air tanah sehingga alkohol merupakan alternatif yang menarik untuk
mengurangi emisi gas CO..
Alkohol merupakan bahan bakar yang bersih, hasil pembakaran menghasilkan
CO2 dan H2O. Penambahan bahan yang mengandung oksigen pada sistem
bahan bakar akan mengurangi emisi gas CO yang sangat beracun dari sisa
pembakaran. Penggunaan alkohol murni dibanding dengan bensin secra umum
akan mengurangi kadar CO2 hingga 13% karena merupakan hasil dari pertanian
E10 dapat langsung dipergunakan pada mobil tanpa banyak perubahan.
Campuran E85 dengan etanol 85% besin 15%, dipergunakan untuk mobil kusus
untuk bahan bakar etanol.
Kelemahan:
Seperti diketahui produk pertanian memerlukan gas CO2 untuk metabolismenya.
Penggunaan alkohol bukan tanpa problem pada lingkungan hidup, dimana VOC
atau komponen bahan organik mudah menguap meningkat, kebutuhan lahan
pertanian dikhawatirkan akan mengurangi jumlah hutan dan tentunya akan
bersaing dengan kebutuhan makanan.
Etanol untuk dipergunakan sebagai bahan harus dimurnikan dari air. Cara lama
dilakukan dengan destilasi tetapi kemurnian hanya sampai 96% karena adanya
peristiwa azeotrop antara campuran alkohol dan air. Tidak mungkin memperoleh
alkohol murni dengan cara ini maka dipergunakan absorbsi fisik atau molecular
sieve.minyak,
Etanol cenderung mengabsorb air dan air terpisah dalam tangki. Selain itu enerji
menjadi berkurang atau jumlah bahan bakar bertambah, karena etanol telah
mengandung oksigen.
Jumlah bensin 15% diperlukan karena etanol kurang mudah menguap sehingga
pada suhu dingin kesulitan untuk menyalakan mesin. Keluhan dari pengguna
bensin-etanol adalah: sering harus menguras air dari tangki
Alkohol yang ditambahkan harus bebas dari kandungan air untuk melindungi
mesin mobil dari korosi dan kerusakan bahan packing dari polimer.

KESIMPULAN

Alkohol merupakan senyawa organik yang mengandung gugus hidroksil dengan


rumus C2H5OH yang menpunyai sifat-sifat tak berwarna mudah menguap
berbau khas mudah terbakar larut dalam air, titik didih 78,342oC. Densitas
0,7893 gr/Lt.
Proses pembutan alkohol dengan cara fermentasi tetes ( maltose) dengan
bakteri saccharomyces cerefisiae dan H2SO4 menghasilkan C2H5OH murni 95%.
Ethanol banyak digunakan untuk pelarut, antiseptik, insektisida, bahan bakar,
dll. Kebutuhan ethanol dalam negri cukup besar sehingga untuk mencukupinya
harus mengimport dari luar negri , ini membuka peluang baru ungtuk
merangsang peetumbuhan ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA

^ Roach, J. (18 Juli 2005) "9,000-Year-Old Beer Re-Created From Chinese Recipe."
National Geographic News., diakses 14 November 2005.
^ Couper, A.S. (1858). "On a new chemical theory." Philosophical magazine 16,
104116. Online reprint
Diperoleh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Etanol
www.sentrapolimer.com/index.php?
option=com_content&task=view&id=26&Itemid=50
ms.wikipedia.org/wiki/Etanol
www.suaramerdeka.com/harian/0509/26/ragam5.htm

Asal Mula Nama Etanol


Etanol adalah nama sistematis yang didefinisikan oleh International Union of Pure and
Applied Chemistry (IUPAC) untuk molekul dengan dua atom karbon (awalan eth-),
memiliki ikatan tunggal diantaranya (akhiran -ane), dan terdapat gugus fungsional OH
(akhiran -ol).

Awalan etil diciptakan pada tahun 1834 oleh kimiawan Jerman Justus Liebig. Etil berasal dari
bahasa Inggris ethyl yang berasal dari bahasa Perancis ether yang berarti zat yang mudah
menguap atau menyublim pada suhu kamar yang berasal dari bahasa Yunani (hyle) yang
berarti substansi.

Istilah etanol diciptakan sebagai hasil dari resolusi Konferensi Internasional tentang Kimia
Nomenklatur yang digelar di Jenewa, Swiss pada bulan April 1892.

Istilah alkohol semakin luas digunakan dalam menyebut zat kimia nomenklatur, tetapi
dalam bahasa umum tetap disebut etanol. Istilah alkohol telah ada sejak Abad Pertengahan
yang berasal dari bahasa Arab al-Kuhl. Sedangkan penggunaan istilah alkohol untuk
menyebut minuman anggur beralkohol diperkenalkan pada pertengahan abad ke-18. Sebelum
itu, dalam bahasa Latin Tengah, istilah alkohol digunakan untuk meyebut bubuk bijih
antimon, bubuk kosmetik.

2. Rumus Kimia Etanol


Etanol adalah alkohol 2-karbon dengan rumus molekul CH3CH2OH dan notasi alternatifnya
adalah CH3CH2OH yang mengindikasikan bahwa karbon dari gugus metil (CH3) terikat
dengan oksigen dari gugus hidroksil (OH). Etanol sering disingkat sebagai EtOH,
menggunakan notasi kimia yang mewakili etil (C2H5) dengan Et.

3. Kemunculan Etanol Secara Alami


Etanol adalah produk sampingan dari proses metabolisme ragi. Pada umumnya etanol dapat
ditemukan di buah yang telah masak. Etanol juga dihasilkan selama perkecambahan banyak
tanaman. Etanol telah terdeteksi di luar angkasa, membentuk lapisan es pada butir-butir debu.

Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan untuk produksi bioetanol terbagi menjadi :

1. Gula (glucose)

Gula (glukosa) merupakan bentuk bahan baku yang paling sederhana dengan rumus kimia
C6H12O6 , berbeda dengan pengertian gula sehari-hari yang mengandung sukrosa, laktosa dan
fruktosa.

Gula dapat diperoleh dari tebu (sugarcane) melalui hasil sampingan produksinya berupa tetes
(molases). Sebagai bahan baku bioetanol, glukosa dapat langsung digunakan dalam proses
peragian.

2. Pati (starch)

Pati banyak ditemukan pada jagung, singkong, sagu dan beragam makanan pokok manusia
yang mengandung karbohidrat. Rumus kimia dari pati adalah (C6H10O5)n dengan jumlah n
antara 40 3.000. Sebagai bahan baku bioetanol, pati membutuhkan proses untuk memecah
ikatan kimianya menjadi glukosa. Proses yang umum dilakukan adalah dengan penambahan
enzim amylase untuk menghidrolisis menjadi glukosa. Penggunaan bahan pati sebagai bahan
baku bioetanol secara umum akan bersaing dengan cadangan pangan bagi manusia, yang
pada akhirnya akan meningkatkan harga bahan pangan.

3. Selulosa (cellulose)

Selulosa merupakan polisakarida dengan rumus kimia


(C6H10O5)n ,dengan jumlah n ribuan hingga lebih dari
puluhan ribu, yang membentuk dinding tanaman dan
kayu. Selulosa merupakan senyawa organik yang
paling banyak jumlahnya di muka bumi. Sekitar 1/3 komposisi tanaman adalah selulosa yang
tidak tercerna oleh manusia. Karena tidak bersaing dengan bahan pangan, maka selulosa
diperkirakan akan mendominasi bahan baku bioetanol di masa mendatang. Sebagai bahan
baku bioetanol, selulosa membutuhkan pengolahan awal yang lebih intensif dibandingkan
dengan bahan baku lain.

Untuk melakukan proses hydrolysis (merubah struktur selulosa menjadi glukosa) dapat
ditempuh menggunakan penambahan asam yang dilarutkan pada suhu dan tekanan tinggi.
Proses tersebut membutuhkan energi yang cukup besar sehingga net energy gain yang
dihasilkan menurun. Selain itu kondisi yang asam akan menggangu proses fermentasi
lanjutan, sehingga dibutuhkan proses perantara untuk menetralkan keasaman.

http://theatmojo.com/energi/bioetanol-bahan-bakar-nabati/

Anda mungkin juga menyukai