Anda di halaman 1dari 20

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Sanitasi
Sanitasi adalah suatu cara untuk mencegah berjangkitnya suatu penyakit
menular dengan jalan memutuskan mata rantai dari sumber. Sanitasi merupakan
usaha kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pada penguasaan terhadap
berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan.
Sanitasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
pemelihara kesehatan. Menurut WHO, sanitasi adalah upaya pengendalian semua
faktor lingkungan fisik manusia, yang mungkin menimbulkan atau dapat
menimbulkan hal-hal yang merugikan, bagi perkembangan fisik, kesehatan, dan
daya tahan hidup manusia.
Sedangkan menurut Chandra sanitasi adalah bagian dari ilmu kesehatan
lingkungan yang meliputi cara dan usaha individu atau masyarakat untuk
mengontrol dan mengendalikan lingkungan hidup eksternal yang berbahaya bagi
kesehatan serta yang dapat mengancam kelangsungan hidup manusia.

B. Pengertian Tempat-tempat Umum


Tempat-tempat umum adalah suatu tempat di mana semua orang dapat
masuk ke tempat tersebut untuk berkumpul mengadakan kegiatan baik secara
insidentil maupun terus menerus.
Tempat-tempat umum harus mempunyai kriteria sebagai berikut:
1. Diperuntukkan bagi masyarakat umum, artinya masyarakat umum boleh
keluar masuk ruangan tempat umum dengan membayar atau tanpa membayar.
2. Harus ada gedung/tempat peranan, artinya harus ada tempat tertentu di mana
masyarakat melakukan aktivitas tertentu.

3
3. Harus ada aktivitas, artinya pengelolaan dan aktivitas dari pengunjung tempat-
tempat umum tersebut.
4. Harus ada fasilitas, artinya tempat-tempat umum tersebut harus sesuai dengan
ramainya, harus mempunyai fasilitas tertentu yang mutlak diperlukan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di tempat-tempat umum.

C. Pengertian Sanitasi Tempat-tempat Umum


Sanitasi tempat-tempat umum merupakan usaha untuk mengawasi
kegiatan yang berlangsung di tempat-tempat umum terutama yang erat
hubungannya dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit, sehingga
kerugian yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut dapat dicegah. Sanitasi tempat-
tempat umum merupakan masalah kesehatan masyarakat yang cukup mendesak
karena tempat umum merupakan tempat bertemunya segala macam masyarakat
dengan segala penyakit yang dipunyai oleh masyarakat. Oleh sebab itu, tempat
umum merupakan tempat menyebarnya segala penyakit terutama penyakit yang
medianya makanan, minuman, udara, dan air. Dengan demikian sanitasi tempat-
tempat umum harus memenuhi persyaratan kesehatan dalam arti melindungi,
memelihara, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Tempat atau sarana layanan umum yang wajib menyelenggarakan sanitasi
lingkungan antara lain tempat umum atau sarana umum yang dikelola secara
komersial, tempat yang memfasilitasi terjadinya penularan penyakit, atau tempat
layanan umum yang intensitas jumlah dan waktu kunjungannya tinggi. Tempat
umum semacam itu meliputi hotel, terminal angkutan umum, pasat tradisional
atau swalayan, bioskop, salon kecantikan atau tempat pangkas rambut, panti pijat,
taman hiburan, gedung pertemuan, pondok pesantren, tempat ibadah, objek
wisata, dan lain-lain (Budiman, 2006).

4
D. Tempat Ibadah (Masjid)
Masjid adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya, di mana umum pada
waktu-waktu tertentu berkumpul untuk melakukan ibadah keagamaan Islam.
Dalam upaya penyehatan tempat-tempat umum, diperlukan persyaratan sanitasi
yang digunakan sebagai tolak ukur kualitas dari pengelolaan tempat umum
tersebut. Berikut ini adalah persyaratan sanitasi masjid:
1. Letak
Tidak terletak pada daerah banjir dan sesuai dengan rencana tata kota.
2. Persyaratan bagian luar
a. Halaman
Bersih, tidak terdapat sampah berserakan, dan tidak terdapat genangan air.
b. Tempat sampah
Tersedia tempat sampah yang bertutup rapat, kedap air, dan mudah
dibersihkan, mudah diangkat, jumlah dan kapasitasnya disesuaikan
dengan kebutuhan.
c. Pembuangan air limbah/kotor
Air mengalir dengan lancar, saluran bersambung dengan saluran
pembuangan air kotor umum, dan kedap air. Bila tidak ada saluran air
kotor umum, air limbah ditampung pada sarana penampungan yang dibuat
sendiri dan tertutup.
d. Penyediaan air bersih
Kualitas harus memenuhi persyaratan air bersih dan tersedia setiap saat
diperlukan. Air wudhu keluar melalui kran-kran khusus.
e. Jamban dan peturasan
Tersedia jamban dan peturasan (urinoir) yang saniter minimal satu buah,
yang dilengkapi dengan air untuk penggelontor.
f. Ruang untuk mengambil air wudhu harus terpisah dari jamban atau
peturasan dan ruang masjid.
3. Persyaratan Bagian Dalam

5
a. Lantai, dinding, dan langit-langit bersih
b. Alas sembah yang
1) Bersih dan bebas dari kutu busuk
2) Sepanjang bagian depan tiap sap dipasang kain putih yang bersih
dengan lebar 30 cm yang dipergunakan untuk tempat sujud.
c. Lantai mudah dibersihkan dan tidak lembab
d. Ventilasi
Lubang ventilasi harus disesuaikan dengan jumlah pengunjung terbanyak,
bila mungkin dilengkapi dengan ventilasi mekanis.
e. Pencahayaan
Cukup terang dan tidak menyilaukan
f. Tempat sandal dan sepatu
Tersedia tempat sandal dan sepatu khusus

E. Salon
Salon kecantikan merupakan sarana pelayanan umum untuk pemeliharaan
kecantikan khususnya memelihara dan merawat kesehatan kulit dan rambut
dengan menggunakan kosmetik secara manual, preparatif, aparatif, dan dekoratif
tanpa adanya tindakan operasi.
Jenis salon kecantikan yang ada dapat dibedakan:
1. Menurut jenis pelayanan yang diberikan pada salon kecantikan:
a. Salon kecantikan rambut
b. Salon kecantikan kulit
c. Salon kecantikan kombinasi rambut dan kulit
2. Menurut jenis dan bahan kosmetik yang digunakan:
a. Salon kecantikan modern
b. Salon kecantikan tradisional
c. Salon kecantikan kombinasi modern dan tradisional
3. Menurut jenis bahan kosmetik yang dipergunakan:

6
a. Salon yang hanya menggunakan satu jenis (merk) kosmetik produk pabrik
tertentu, salon ini sebagai promosi, penerapan, dan pengembangan serta
evaluasi efektivitas produk kosmetiknya.
b. Salon yang menggunakan lebih dari satu jenis merk kosmetik yang
terdaftar di Kemenkes RI sesuai dengan keinginan pelanggan.
c. Salon yang menggunakan kosmetika buatan sendiri, tidak menggunakan
bahan terlarang dan tidak dijual belikan.
Salon kecantikan diklasifikasikan menjadi tipe D, C, B, dan A, uraiannya
adalah sebagai berikut:
1. Salon kecantikan tipe D
a. Fisik:
1) Tempat usaha rumah sendiri/tempat lain dengan ukuran minimal 9 m2.
2) Jumlah kursi perawatan untuk rambut maksimum 4 kursi, untuk kulit
maksimum 2 dipan.
b. Salon kecantikan kulit atau rambut tipe D memberikan pelayanan
sederhana (dasar) manual, preparatif, aparatif, dan dekoratif. Kegiatan
yang dilayani adalah:
1) Tata kecantikan rambut, meliputi pencucian kulit kepala/rambut,
pemangkasan/pemotongan dan pengeritingan rambut, penataan
rambut, pengeringan, pengecatan (tanpa pemucatan), perawatan kulit
kepala/rambut (creambath).
2) Tata kecantikan kulit, meliputi perawat kulit, wajah, tangan (menikur)
dan kaki (pedikur) tanpa kelainan, merias wajah sehari-hari (pagi,
siang, sore).
2. Salon kecantikan tipe C
a. Fisik:
1) Tempat usaha rumah sendiri/tempat lain dengan ukuran minimal 30
m2.

7
2) Jumlah kursi perawatan untuk rambut maksimum 6 kursi, untuk kulit
maksimum 3 dipan.
b. Salon kecantikan rambut atau kulit tipe C memberikan pelayanan
perawatan secara manual, preparatif, aparatif, dan dekoratif untuk
rambut/kulit dengan kelainan ringan. Kegiatan yang dapat dilayani adalah:
1) Tata kecantikan rambut, meliputi pencucian kulit kepala/rambut,
pemangkasan/pemotongan dan pengeritingan rambut, penataan
rambut, pengeringan, pengecatan (dengan pemucatan), perawatan kulit
kepala/rambut (creambath), pelurusan, perawatan rambut dengan
kelainan ringan (kebotakan, ketombe, kerontokan).
2) Tata kecantikan kulit merawat kulit, wajah, tangan (menikur) dan kaki
(pedikur) dengan kelainan, merias wajah sehari-hari (pagi, siang,
sore), panggung disco, karakter, cacat, dan usia lanjut, penambahan
bulu mata, menghilangkan bulu-bulu yang tidak dikehendaki,
perawatan kulit dengan menggunakan alat elektronik sederhana ( 2
jenis seperti frimator dan sauna)
3. Salon kecantikan tipe B:
a. Fisik:
1) Tempat usaha rumah sendiri/tempat lain dengan ukuran minimal 50
m2.
2) Jumlah kursi perawatan untuk rambut maksimum 8 kursi, untuk kulit
maksimum 4 dipan
b. Salon kecantikan rambut atau kulit tipe B memberikan pelayanan
perawatan kecantikan dan rambut secara manual, preparatif, aparatif, dan
dekoratif. Disini alat kecantikan (alat elektronik) yang digunakan masih
terbatas. Kegiatan yang dapat dilayani adalah:
1) Tata kecantikan rambut, meliputi pencucian kulit kepala/rambut,
pemangkasan/pemotongan dan pengeritingan rambut, penataan
rambut, pengeringan, pengecatan (dengan pemucatan), perawatan kulit

8
kepala/rambut (creambath), pelurusan, perawatan rambut dengan
kelainan ringan (kebotakan, ketombe, kerontokan), penambahan
rambut kepala
2) Tata kecantikan kulit, meliputi merawat kulit, wajah, tangan (menikur)
dan kaki (pedikur) dengan kelainan, merias wajah sehari-hari (pagi,
siang, sore), panggung disco, karakter, cacat, dan usia lanjut.
penambahan bulu mata, menghilangkan bulu-bulu yang tidak
dikehendaki, perawatan kulit dengan menggunakan alat elektronik,
perawatan badan (body massage)
Salon kecantikan tipe B diselenggarakan dengan menejemen yang baik
yang mempunyai pimpinan, staf administrasi, dan staf teknis.
4. Salon kecantikan tipe A
a. Fisik:
1) Tempat usaha rumah sendiri / tempat lain dengan ukuran minimal 75
m2.
2) Jumlah kursi perawatan untuk rambut maksimum 8 kursi, untuk kulit
maksimum 4 dipan dengan penyekat atau merupakan cabin.
b. Salon kecantikan rambut atau kulit tipe A memberikan pelayanan
perawatan kecantikan kulit dan rambut (beauty centre) yang memberikan
pelaayanan lengkap baik manual, preparatif, aparatif, dan dekoratif,
ditambah perawatan khusus seperti obesitas, diet, senam. Disini alat
kecantikan (alat elektronik) yang digunakan lengkap. Kegiatan yang dapat
dilayani adalah:
1) Tata kecantikan rambut meliputi pencucian kulit kepala/rambut,
pemangkasan/pemotongan dan pengeritingan rambut, penataan
rambut, pengeringan, pengecatan (dengan pemucatan), perawatan kulit
kepala/rambut (creambath), pelurusan, perawatan rambut dengan
kelainan ringan (kebotakan, ketombe, kerontokan), penambahan
rambut kepala.

9
2) Tata kecantikan kulit seperti pada pelayanan salon tipe B ditambah
perawatan yang lebih luas baik secara tradisional Indonesia (empirik
timur) maupun modern (empirik barat), seperti akupresur, aroma
terapi, reflekzone. Tersedia juga perawatan dengan alat elektronik
helioteraphy, hydroteraphy, mekanoterapy, elektroterapi, perawatan
tradisional yang spesifik seperti perawatan pengantin, ibu hamil, ibu
setelah melahirkan.
Salon kecantikan tipe A dikelola secara institusional dengan
menejemen yang baik seperti tipe B, tetapi disini lebih lengkap terutama staf
ahli teknis.
1. Persyaratan kesehatan lingkungan dan bangunan
a. Lokasi
1) Terhindar dari pencemaran lingkungan
2) Tidak terletak di daerah banjir
b. Lingkungan halaman
1) Bersih
2) Tidak terdapat genangan air
3) Air mengalir dengan lancar
c. Bagian dalam
1) Bangunan kuat, utuh, bersih, serta dapat mencegah kemungkinan
terjadinya penularan penyakit dan kecelakaan.
2) Pembagian ruang jelas sesuai dengan fungsinya, seperti ruang
konsultasi, ruang perawatan kecantikan kulit dan rambut harus
terpisah (diberi penyekat).
3) Bangunan gedung tidak menimbulkan gangguan terhadap rumah
penduduk dan tidak mengganggu keadaan di sekitarnya.
4) Lantai kedap air, rata, tidak licin, serta mudah dibersihkan.
5) Dinding disebelah dalam rata, berwarna terang, serta mudah
dibersihkan.

10
6) Langit-langit berwarna terang, mudah dibersihkan, tinggi minimal 2,5
m dari lantai.
7) Atap kuat, tidak bocor, tidak menjadi tempat berkembangbiaknya
serangga dan tikus.
8) Ventilasi/penghawaan
a) Dapat menjamin pergantian udara ruangan dengan baik. Lubang
ventilasi minimal 5% luas lantai.
b) Bila lubang ventilasi tidak dapat menjamin pergantian udara
dengan baik, maka dapat digunakan peralatan ventilasi mekanis.
Khusus untuk ruang ber AC, tidak diperlukan lubang ventilasi.
9) Tersedia pencahayaan dengan intensitas yang cukup setiap ruangan,
khusus ruang pelayanan/ruang kerja intensitas cahaya minimal 150 lux
dan tidak menimbulkan kesilauan.
10) Pencegahan masuknya serangga dan tikus dilengkapi lubang
penghawaan dilengkapi dengan kawat kasa penahan nyamuk dan
tikus,dan lubang pembuangan pada saluran air limbah di kamar mandi,
jamban dll., dilengkapi dengan jeruji.
11) Bila menggunakan fasilitas rak atau almari, maka sebaiknya antara
bagian antara bagian bawah rak/almari dengan lantai berjarak minimal
15 cm.
2. Penyediaan air bersih
a. Kualitas air bersih memenuhi persyaratan sebagaimana yang ditetapkan
Menteri Kesehatan
b. Air sebaiknya diperoleh dari PDAM. Bila menggunakan sumber air yang
lain, berkonsultasi ke Dinas Kesehatan setempat.
c. Kuantitas air harus tersedia secara cukup dan berkesinambungan sesuai
dengan kebutuhan.

11
d. Dinding bak penampungan air harus selalu dibersihkan secara berkala
seminggu sekali. Bak penampung berupa drum atau tempayan dilengkapi
dengan penutup.
3. Pengelolaan limbah
a. Sarana pembuangan limbah tertutup, kedap air.
b. Air limbah dapat mengalir dengan lancar, kemiringan 2% - 3%.
4. Tempat sampah
a. Terbuat dari bahan yang kuat, ringan, kedap air, tahan karat, permukaan
bagian dalam halus, mudah dibersihkan, dan berpenutup.
b. Jumlah dan volume disesuaikan dengan produk sampah yang dihasilkan
setiap hari.
5. Kamar mandi dan jamban
a. Bersih dan tidak berbau
b. Lantai miring ke arah saluran pembuang
c. Terpisah yang diperuntukkan pria dan wanita
6. Persyaratan karyawan
a. Karyawan harus berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan
sehat dari dokter.
b. Memiliki sertifikan/ijazah nasional dari Kementerian Pendidikan Nasional
sesuai kriteria salon.
c. Memahami dan menerapkan etika profesi sebagai karyawan salon.
d. Memakai pakaian kerja yang bersih, rapi, dan utuh.
7. Peralatan kerja dan bahan
a. Alat yang berhubungan dengan kulit
1) Sisir selalu dalam keadaan bersih dan baik.
2) Gunting selalu dalam keadaan bersih dan baik
3) Mesin cukur selalu dalam keadaan bersih dan baik
4) Tempat bedak dan sabun selalu dalam keadaan bersih dan baik
b. Handuk

12
1) Bersih
2) Tersedia dengan jumlah yang cukup 1 orang pelanggan 1 handuk
c. Kain penutup badan
1) Bersih
2) Berwarna putih/terang
3) Tersedia dalam jumlah yang cukup (berjumlah rata-rata
tamu/pengunjung)
d. Bahan-Bahan
1) Pisau, gunting, dan lain-lain didesinfeksi dengan bahan kimia atau air
panas.
2) Kosmetika/wangi-wangian diperoleh dari sumber yang dipercaya dan
bebas dari potongan rambut.
8. Lain-lain
a. Tersedia minimal 1 buah kotak P3K yang berisi obat-obatan sederhana.
b. Tersedia alat pemadam kebakaran atau APAR.

F. Tempat Wisata
Tempat wisata atau objek wisata adalah perwujudan daripada ciptaan
manusia, tata hidup, seni budaya, serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan
alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan.
Pengawasan lingkungan objek wisata bertujuan agar wisatawan,
pengelola, serta masyarakat di sekitar objek wisata terhindar dari gangguan
kesehatan yang berupa timbulnya penyakit dan penularan penyakit, terjadinya
kecelakaan, atau gangguan kesehatan lainnya.
Pengawasan kesehatan lingkungan objek wisata adalah suatu upaya untuk
melindungi dan memelihara serta mengoptimalkan kesehatan masyarakat baik
wisatawan, pengelola, maupun masyarakat sekitar objek wisata dengan cara:
1. Mencegah terjadinya suatu penyakit pada objek wisata.

13
2. Mencegah terjadinya penularan penyakit pada objek wisata.
3. Mencegah penurunan kualitas lingkungan pada objek wisata.
4. Pengawasan kesehatan lingkungan pada objek wisata.
5. Upaya mandiri oleh pengelola untuk menciptakan kesehatan lingkungan pada
objek wisata yang dikelolanya.

G. Pasar
Pasar merupakan suatu tempat yang sebagian terdiri atas pelataran
terbuka dan sebagian lagi terdiri atas bangunan yang digunakan untuk menjual
dan memperagakan barang-barang dagangan ke masyarakat umum. Pasar adalah
segenap kelompok pelataran yang sebagian beratap dan sebagian terbuka tanpa
atap yang ditunjuk dengan keputusan pemerintah daerah, dimana pedagang-
pedagang berkumpul untuk memperdagangkan dan menjual barang-barang
dagangannya. Pasar yang kurang diperhatikan akan kebersihannya seperti
pembuangan sampah dan air limbah, akan merupakan tempat perkembangbiakan
vektor penyakit dan gangguan estetika. Berikut ini adalah persyaratan sanitasi
pasar:
1. Letak atau lokasi
a. Jauh dari tempat pembuangan sampah akhir (TPA)
b. Jauh dari tempat pengolahan limbah
c. Tidak pada tempat yang rendah atau rawan banjir
d. Tidak dipinggir jalan atau lingkungan yang menimbulkan debu
2. Konstruksi bangunan
Di lingkungan dalam pasar biasanya terdapat beberapa macam bangunan
antara lain los, kios, toko, restoran, selain itu terdapat bangunan yang perlu
mendapatkan perhatian khusus yakni los penjual daging dan los penjual ikan.
3. Tempat berjualan
Bangunan-bangunan tempat berjualan yang ada di pasar perlu diatur dengan
tujuan:

14
a. Memudahkan pengunjung untuk mencari dan membeli barang-barang
yang dibutuhkan.
b. Tidak bedesak-desakian.
c. Memudahkan cara membersihkan pasar.
d. Dapat menjamin keamanan pasar.
Untuk itu agar pasar dapat teratur dengan baik perlu dibagi menjadi
blok, setiap blok dibagi menjadi beberapa los, dan setiap los dibagi menjadi
beberapa petak. Dalam pembagian ini biasanya diberi tanda sebagai berikut:
a. A, B, C, dan seterusnya adalah tanda untuk Blok
b. I, II, III, dan seterusnya adalah tanda untuk los
c. 1, 2, 3, dan seterusnya adalah tanda untuk petak
Untuk memudahkan berjalan dan pengangkutan barang perlu adanya
pengaturan lalu-lintas atau trafic. Trafic dalam pasar antara lain main traffic,
yaitu jalan utama masuk-keluar pasar, lebarnya natara 4-5 meter, tergantung
besar kecilnya pasar, block traffic, yaitu janlan antar blok, lebarnya 3 meter
dan los traffic, yaitu jalan antar los, lebarnya 2 meter.
Konstruksi bangunan pasar secara umum harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a. Susunan bangunan diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan arus
lalu lintas orang menjadi lancar
b. Tempat usaha yang sejenis seperti penjualan daging, sayur mayur, kain,
warung makan, dan lain-lain, dikelompokkan tidak bercampur.
c. Tidak boleh ada sudut mati, agar tidak menyulitkan dalam pembersihan,
dan juga tidak untuk bersarang tikus.
d. Konstruksi bangunan tidak terlalu banyak tiang, sehingga orang dapat
leluasa berdagang dan tidak mengganggu pemandangan pasar.
e. Lantai bangunan harus terbuat dari bahan yang kuat, tahan lama, kedap
air, tidak licin, dan tidak retak-retak.

15
f. Permukaan lantai tempat berjualan harus rata/halus, ada kemiringan, dan
lebih tinggi dari dasar jalan.
g. Setiap bangunan harus cukup penghawaan dan pencahayaan antara 10
sampai dengan 15 foodcandle.
h. Pada sekeliling bangunan dibuat saluran pembuangan air limbah dan air
hujan.
i. Untuk bangunan khusus penjualan daging dan ikan (karena barang
tersebut mudah membusuk) maka perlu dipenuhi beberapa persyaratan,
antara lain:
1) Rapat insekta dan rapat tikus.
2) Pintu masuk dan keluar harus dapat menutup sendiri (self clossing
door).
3) Tidak terletak dekat WC dan urinoir.
4) Harus tersedia / dipasang kran air bersih.
5) Harus mempunyai saluran air kotor yang memenuhi syarat
6) Harus dilengkapi dengan:
a) Meja yang dilapisi porselin atau seng plat untuk memudahkan
pembersihannya.
b) Almari/alat pendingin daging dan ikan
4. Fasilitas sanitasi
a. Penyediaan air bersih
Air yang digunakan di pasar harus memenuhi persyaratan kualitas air
bersih yang berlaku dan kuantitasnya mencukupi.
b. Pembuangan air limbah
Untuk pasar perlu pengaturan saluran pembuangan yang menghubungkan
bangunan-bangunan pasar dengan saluran air kotor perkotaan, yang mana
lubang saluran di pasar harus dipasang saringan sampah/pembuangan air
limbah dari WC dan urinoir, los khusus daging/ikan harus dibuang ke
septic tank atau pengolahan khusus.

16
c. Pengelolaan sampah
Untuk itu pengelolaan sampah di pasar perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1) Tersedia bak sampah yang bertutup rapat, kedap air, mudah diangkat,
volume dan jumlahnya disesuakan dengan kebutuhan.
2) Tersedia tempat penampungan sampah sementara yang gunanya untuk
menampung sampah dari los, sumber sampah. Selama menunggu
pengangkutan berikutnya dengan volume minimal dua kali produksi
sampah setiap harinya.
3) Pengangkutan sampah hendaknya dilakukan setiap hari.
4) Tersedia alat-alat pembersih sampah seperti sapu, garpu, sekop,
pengki/keranjang, dll., dalam jumlah yang mencukupi.
d. Jamban dan urinoir
Pasar harus tersedia jamban dan urinoir baik bagi para pedagang maupun
para pemgunjung. Ketentuan mengenai jamban dan urinoir adalah sebagai
berikut:
1) Jamban yang digunakan model angsatrin (leher angsa)
2) Jamban untuk pria terpisah dengan untuk wanita
3) Jumlah diperhitungkan:
a) Untuk setiap 40 pedagang wanita 1 buah jamban.
b) Untuk setiap 60 pedagang laki-laki disediakan 1 buah jamban dan
1 buah urinoir.
5. Fasilitas penunjang
Pengelola pasar hendaknya juga menyediakan:
a. Kotak P3K berisi obat-obatan pokok untuk pertolongan kecelakaan yang
masih baik.
b. Alat pemadam kebakaran yang disertai dengan petunjuk penggunaanya,
ditempatkan pada tempat yang mudah terjangkau/dicapai umum dan
mudah terlihat.

17
c. Alat pengeras suara untuk digunakan bila memberi pengumuman kepada
pedagang waktu-waktu tertentu.
d. Penanggung jawab pasar berkewajiban selalu menjaga kebersihan pasar
menyeluruh setiap hari.

H. Sekolah
Sekolah adalah suatu lembaga yang mempunyai peran strategis terutama
mendidik dan menyiapkan sumber daya manusia. Keberadaan sekolah sebagai
suatu sub sistem tatanan kehidupan sosial, menempatkan sekolah sebagai bagian
dari sistem sosial.Sekolah dapat menjalankan fungsinya yaitu sebagai lembaga
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang optimal dan mengamankan dari
pengaruh negatif dari ingkungan sekitar.
Sekolah harus memenuhi syarat-syarat kesehatan tidak saja bangunan fisik
tetapi masyarakat sekolah terutama peserta didik. Salah satu bagian yang
memegang peran penting dalam menciptakan kesehatan peserta didik adalah
lingkungan sekolah yang memenuhi persyaratan kesehatan.
Higiene dan sanitasi sekolah adalah perilaku hidup bersih dan sehat di
sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan guna
terwujudnya lingkungan sekolah yang sehat yang bersih dan nyaman dan
terbebas dari ancaman penyakit.
Persyaratan kesehatan lingkungan dan bangunan sekolah :
1. Kondisi atap
Atap yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menjadi tempat
perindukan nyamuk dan tikus. Kondisi ini mendukung terjadinya
penyebaran dan penularan penyakit demam berdarah dan leptospirosis.
2. Kondisi dinding
Dinding yang tidak bersih dan berdebu selain mengurangi estetika juga
berpotensi merangsang timbulnya gangguan pernafasan seperti asma
atau penyakit saluran pernafasan.

18
3. Kondisi lantai
Lantai yang tidak rata, licin dapat menyebabkan terjadinya
kecelakaan, sedangkan lantai yang kotor dapat mengurangi kenyamanan
dan estetika. Lantai yang tidak kedap air dapat menyebabkan
kelembaban. Kondisi ini mengakibatkan dapat berkembang biaknya
bakteri dan jamur yang dapat meningkatkan resiko penularan penyakit
seperti TBC, ISPA dan lainnya.
4. Kondisi tangga
Tangga yang tidak memenuhi syarat kesehatan seperti kemiringan, lebar
anak tangga, pegangan tangga berpotensi menimbulkan
kecelakaan bagi peserta didik. Tangga yang memenuhi syarat adalah
lebar injakan > 30 cm, tinggi anak tangga maksimal 20 cm, lebar tangga >
150 cm serta mempunyai pegangan tangan
5. Pencahayaan
Pencahayaan alami di ruangan yang tidak memenuhi syarat
kesehatan mendukung berkembang biaknya organisme seperti bakteri
dan jamur. Kondisi ini berpotensi menimbulkan gangguan terhadap
kesehatan. Selain itu pencahayaan yang kurang menyebabkan ruang
menjadi gelap sehingga disenangi oleh nyamuk untuk beristirahat.
6. Ventilasi
Ventilasi di ruangan yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan
menyebabkan proses pertukaran udara tidak lancar, sehingga menjadi
pengap dan lembab, Kondisi ini mengakibatkan berkembang biaknya
bakteri, virus dan jamur yang berpotensi menimbulkan gangguan penyakit
seperti TBC, ISPA, cacar dan lainnya.
7. Kepadatan Kelas
Perbandingan jumlah peserta didik dengan luas ruang kelas yang tidak
memenuhi syarat kesehatan menyebabkan menurunnya prosentase
ketersediaan oksigen yang dibutuhkan oleh peserta didik. Hal ini akan

19
menimbulkan rasa kantuk, menurunkan konsentrasi belajar dan resiko
penularan penyakit. Perbandingan ideal adalah 1 orang menempati luas
ruangan 1,75 M2.
8. Ketersediaan Tempat Cuci Tangan
Tangan yang kotor berpotensi menularkan penyakit. Kebiasaan cuci
tangan dengan sabun mampu menurunkan kejadian penyakit diare 30%.
Tersedianya tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun
bertujuan untuk menjaga diri dan melatih kebiasaan cuci tangan dengan
sabun sebelum makan atau sesudah buang air besar merupakan salah
satu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Berdasarkan ketentuan
Departemen Kesehatan maka setiap 2 (dua) ruang kelas harus terdapat
satu wastafel yang terletak di luar ruangan.
9. Kebisingan
Kebisingan adalah suara yang tidak disukai, bisa berasal dari luar sekolah
maupun dari dalam lingkungan sekolah itu sendiri, suara bising dapat
menimbulkan gangguan komunikasi sehingga mengurangi
konsentrasi belajar dan dapat menimbulkan stress.
10. Air Bersih
Ketersediaan air bersih baik secara kualitas maupun kuantitas muklak
diperlukan untuk menjaga hygiene dan sanitasi perorangan maupun
lingkungan. Beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui air antara
lain diare, kholera, hepatitis, penyakit kulit, mata dan lainnya. Idealnya
ketersediaan air adalah 15 liter/orang/hari.
11. Toilet (kamar mandi, WC dan urinoir).
Bak penampungan air dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk,
demikian juga kamar mandi yang pencahayaannya kurang memenuhi
syarat kesehatan akan menjadi tempat bersarang dan beristirahatnya
nyamuk. WC dan urinoir. Tinja dan urine merupakan sumber penularan
penyakit perut (diare, cacingan, hepatitis ). Penyakit ini ditularkan melalui

20
air, tangan, makanan dan lalat. Untuk perlu diperhatikan ketersediaan WC
dalam hal jumlahnya. Perbandingannya adalah : 1 WC untuk 25 siswi dan 1
WC untuk 40 siswa.
12. Pengelolaan Sampah
Penanganan sampah yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menjadi
tempat berkembang biaknya vektor penyakit seperti lalat, tikus, kecoak.
Selain itu dapat juga menyebabkan pencemaran tanah dan
menimbulkan gangguan kenyamanan dan estetika. Untuk itu disetiap
ruang kelas harus terdapat 1 buah tempat sampah dan di sekolah tersebut
harus tersedia tempat pembuangan sampah sementara (TPS).
13. Sarana pembuangan air limbah : Sarana pembuangan air limbah yang
tidak memenuhi syarat kesehatan ataupun tidak dipelihara akan
menimbulkan bau, mengganggu estetika dan menjadi tempat perindukan
dan bersarangnya tikus. Kondisi ini berpotensi menyebabkan dan
menularkan penyakit seperti leptospirosis dan filariasis (kaki gajah).
14. Pengendalian Vector
Termasuk dalam pengertian vektor ini, terutama adalah tikus dan nyamuk.
Anak-anak usia sekolah merupakan kelompok resiko tinggi terjangkit
penyakit demam berdarah. Nyamuk demam berdarah senang
berkembang biak pada tempat-tempat penampungan air maupun
non penampungan air. Beberapa tempat perindukan yang harus
diwaspadai antara lain bak air, saluran air, talang, barang-barang bekas dan
lainnya.
15. Kantin
Makanan jajanan yang disediakan di kantin harus memenuhi syarat
kesehatan, karena pengelolaan makanan jajanan yang tidak memenuhi
syarat akan menimbulkan penyakit bawaan makanan dan berpengaruh
terhadap kesehatan sehingga akan mempengaruhi proses belajar
mengajar.

21
16. Kondisi Halaman Sekolah
Halaman sekolah yang kotor dapat mengganggu estetika dan menjadi
tempat berkembang biaknya bibit penyakit.
17. Perilaku
Kebiasaan yang dilakukan sehari hari dapat mempengaruhi
terjadinya penularan dan penyebaran penyakit. Beberapa perilaku hidup
bersih dan sehat itu antara lain : tidak merokok, buang sampah pada
tempatnya, menjaga kebersihan diri, cuci tangan pakai sabun, menjaga
kebersihan lingkungan dan lainnya.

22

Anda mungkin juga menyukai