Anda di halaman 1dari 9

Kurikulum Nasional Berbasis Kompetensi

Mengacu pada KKNI


Belmawa (Dit.Akademik), Info Penting no commentsDilihat 0 kali.

551

EmailShare

Email

Kurikulum Nasional Indonesia

Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 Pasal 97 menyatakan bahwa kurikulum perguruan
tinggi dikembangkan dan dilaksanakan berbasis kompetensi (KBK). Pernyataan ini telah
menegaskan kembali Kepmendiknas No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan
Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa, serta No. 045/U/2002
tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi.

Implementasi KBK seharusnya telah terlaksana di seluruh perguruan tinggi (PT) mulai akhir
tahun 2002. Namun pada kenyataannya belum seluruh PT telah menerapkan KBK sesuai
dengan Kepmendiknas No. 232/U/2000 dan No. 045/U/2002 karena berbagai kendala antara
lain masih beragamnya pemahaman tentang makna KBK serta implementasinya dalam
pembelajaran.

Dalam upaya melakukan kualifikasi terhadap lulusan perguruan tinggi di Indonesia,


pemerintah telah menerbitkan Perpres No. 08 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia (KKNI) dan Lampirannya yang menjadi acuan dalam penyusunan
capaian pembelajaran lulusan dari setiap jenjang pendidikan secara nasional, juknis
Perpres ini Permendikbud no. 73 Tahun 2013

Terbitnya Perpres No. 08 tahun 2012 dan UU PT No. 12 Tahun 2012 Pasal 29 ayat (1), (2),
dan (3) telah berdampak pada kurikulum dan pengelolaannya di setiap program. Kurikulum
yang pada awalnya mengacu pada pencapaian kompetensi menjadi mengacu pada capaian
pembelajaran (learning outcomes). Secara ringkas KKNI terdiri dari Sembilan level
kualifikasi akademik SDM Indonesia.

Dengan adanya KKNI ini diharapkan akan mengubah cara melihat kompetensi seseorang,
tidak lagi semata Ijazah tapi dengan melihat kepada kerangka kualifikasi yang disepakati
secara nasional sebagai dasar pengakuan terhadap hasil pendidikan seseorang secara luas
(formal, non formal, atau in formal) yang akuntanbel dan transparan.

Pelaksanaan KKNI melalui 8 tahapan yaitu melalui penetapan Profil Kelulusan, Merumuskan
Learning Outcomes, Merumuskan Kompetensi Bahan Kajian, Pemetaan LO Bahan Kajian,
Pengemasan Matakuliah, Penyusunan Kerangka kurikulum, Penyusuan Rencana Perkuliahan.

Kompetensi adalah akumulasi kemampuan seseorang dalam melaksanakan suatu deskripsi


kerja secara terukur melalui asesmen yang terstruktur, mencakup aspek kemandirian dan
tanggung jawab individu pada bidang kerjanya.

Capaian Pembelajaran (learning outcomes) merupakan internalisasi dan akumulasi ilmu


pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan kompetensi yang dicapai melalui proses pendidikan
yang terstruktur dan mencakup suatu bidang ilmu/keahlian tertentu atau melalui pengalaman
kerja.

Untuk meningkatkan kualitas lulusan perguruaan tinggi. Rambu-rambu yang harus dipenuhi
di tiap jenjang perlu dapat membedakan:
1. Learning Outcomes
2. Jumlah sks
3. Waktu studi minimum
4. Mata Kuliah Wajib : untuk mencapai hasil pembelajaran dengan kompetensi umum
5. Proses pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa
6. Akuntabilitas asesmen
7. Perlunya Diploma Supplement (surat keterangan pelengkap ijazah dan transkrip)

Sejarah Perjalanan Kurikulum Pendidikan Tinggi Indonesia bisa dipaparkan sebagai


berikut:

1. Kurikulum yang berbasis pada Pokok-pokok Sistem Pendidikan Nasional Pancasila (UU
no. 22 Tahun 1961, Penetapan Presiden No. 19 Tahun 1965 , Perpres no. 14 Tahun 1965)
2. Kurikulum diatur Pemerintah ( UU no. 2 tahun 1989, PP no. 60 Tahun 1999 )
3. Pergeseran paradigma ke konsep KBK, Kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan oleh
perguruan tinggi yang bersangkutan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk
setiap program studi (UU no. 20 Tahun 2003 pasal 38 ayat 3 dan 4, Kepmendiknas no.
232/U/2000, dan perubahan kurikulum inti di Kepmendiknas no 045/U/2002)
4. Kurikulum dikembangkan oleh PT sendiri ( PP no. 19 Tahun 2005 Pasal 17 ayat 4, PP 17
Tahun 2010 pasal 97 ayat 2)
5. Dikembangkan berbasis kompetensi (PP no. 17 Tahun 2010 pasal 97 ayat 1)
6. Minimum mengandung 5 elemen kompetensi( PP no. 17 Tahun 2010 pasal 17 ayat 3)
7. Capaian Pembelajaran Sesuai dengan Level KKNI( Perpres No. 08 tahun 2012 dan
Permendikbud no. 73 Tahun 2013 )
8. Kompetensi lulusan ditetapkan dengan mengacu pada KKNI( UU PT No. 12 Tahun 2012
pasal 29)
9 Standar Nasional Pendidikan Tinggi merujuk pada Permenristek & Dikti no. 44 Tahun
2015 tentang Standard Nasional Pendidikan Tinggi, lampiran

Buku Pedoman/Panduan terkait Kurikulum Pendidikan Tinggi

I. Kurikulum Pendidikan Tinggi Tahun 2016


II. Kurikulum Pendidikan Tinggi (KPT) Berbasis KKNI 2015
III. PengembangAn Kurikulum Pendidikan Tinggi Mengacu pada KKNI dan SN Dikti
Tahun 2015
IV. Implementasi Kurikulum Berbasis KKNI di PTS
V. Panduan Penyusunan Capaian Pembelajaran
VI. Daftar Capaian Pembelajaran Resmi 11 November 2015
VII. Buku Pedoman Kurikulum Pendidikan Tinggi Terbitan Dikti 2014
VIII. Alternatif Penyusunan Kurikulum Mengacu pada KKNI, oleh LS, Tim Dikti tahun
2013
IX. Penyusunan Learning Outcomes Prodi Berbasis KKNI
X. Modul Pembelajaran MKDU tahun 2013 yang ditetapkan Direktorat Belmawa Dikti
XI. Edaran Dirjen Dikti no. 914/E/T/2011 tentang Penyelenggaraan perkuliahan pendidikan
Pancasila di Perguruan Tinggi
XII. Standar Proses Pembelajaran (Beban Belajar Mahasiswa) Sesuai Standar Nasional Dikti
XIII. Kebijakan Ditjen Dikti tentang KKNI dan arah Arah Kurikulum LPTK atau SINI
XIV. Buku panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi
terbitan Belmawa Dikti Tahun 2008

Contoh-Contoh Kurikulum Prodi Berbasis Kompetensi Mengacu pada KKNI

Sosialisasi KKNI Tahun 2016

Materi Lengkap bisa unduh di SINI

Sosialisasi KKNI Tahun 2015:

06-Sosialisasi KKNI Bag 2 Panduan CP 2015


07 Sosialisasi KKNI Bag 3 Juknis RPL
08-Sosialisasi KKNI Bag 4 SKPI 2015

Sosialisasi KKNI Tahun 2014:

1. Buku IQF III B (berbahasa Indonesia)


2. Bagian 1: Globalisasi Oktober 2014

3. KKNI dan SNPT 2014

4. Bagian 2: Panduan Penyusunan Capaian Pembelajaran (CP) Lulusan Prodi

5. 75 Capaian Pembelajaran Lulusan Program PT, 6 Desember 2014

6. Bagian 2a: Penyusunan CP Oktober 2014

7. Bagian 2b: Contoh CP

8. Bagian 3: Petunjuk Teknis Penyusunan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

9. Bagian 3a: Panduan RPL untuk Dosen

10. Bagian 3b: Panduan RPL untuk Pembelajar Sepanjang Hayat

11. Bagian 4: Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) Oktober 2014

12. Bagian 4a: Contoh SKPI (Polban, ATMI, Binus, Poltek Perkapalan, PENS)

13. KTP Singkat

14. Penyusunan Profil dan CP

I. Di D. Deskriptor ada 18 contoh gambaran kurikulum prodi yang berbasis KKNI


II. Modul Pembelajaran MKDU tahun 2013 yang ditetapkan Direktorat Belmawa Dikti

Sosialisasi KKNI Tahun 2013:

1. Buku IQF III B (berbahasa Indonesia)

2. Bagian 1: Globalisasi Sept 2013

3. Bagian 2: RPL Sept 2013 revisi

4. Bagian 3: Diploma Supplement Sept 2013 revisi

5. Bagian 4: Nomenklatur Sept 2013

6. KKNI oleh Mega Santoso, Juli 2013

7. Capaian Pembelajaran, UB tahun 2013

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (Indonesia Qualification Framework)

1. Perpres 8 Tahun 2012: Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)


atau Indonesian Qualification Framework (IQF) lengkap dengan lampirannya
2. Permenristek & Dikti no. 44 Tahun 2015 tentang Standard Nasional Pendidikan
Tinggi, lampiran

3. Permendikbud 49 Tahun 2014: Standar Nasional Pendidikan Tinggi (lengkap dengan


lampirannya). (Dibatalkan Permenristekdikti No.44 Tahun 2015)

4. Permendikbud 83 tahun 2013: Sertifikat Kompetensi.

5. Permendikbud 81 Tahun 2014: Ijazah, Sertifikat Kompetensi dan Sertifikat Profesi


Perguruan Tinggi.

6. Permendikbud 73 Tahun 2013: Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Bidang


Pendidikan Tinggi. Permendikbud ini merupakan Juklak Peraturan Presiden no. 8
Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

Produk hukum terkait kurikulum Pendidikan Tinggi Nasional:

I. UU no. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi


Pasal 29 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
(1) Kerangka Kualifikasi Nasional merupakan penjenjangan capaian pembelajaran yang
menyetarakan luaran bidang pendidikan formal, nonformal, informal, atau pengalaman kerja
dalam rangka pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan diberbagai
sektor.
(2) Kerangka Kualifikasi Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi acuan
pokok dalam penetapan kompetensi lulusan pendidikan akademik, pendidikan vokasi, dan
pendidikan profesi.
(3) Penetapan kompetensi lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh
Menteri.
Pasal 35 tentang Kurikulum
(1) Kurikulum pendidikan tinggi merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan ajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan Pendidikan Tinggi.
(2) Kurikulum Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikembangkan oleh
setiap Perguruan Tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi untuk
setiap Program Studi yang mencakup pengembangan kecerdasan intelektual, akhlak mulia,
dan keterampilan.
(3) Kurikulum Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memuat
mata kuliah:
a. agama;
b. Pancasila;
c. kewarganegaraan; dan
d. bahasa Indonesia.
(4) Kurikulum Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui
kegiatan kurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
(5) Mata kuliah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan untuk program sarjana
dan program diploma.
Pasal 36
Kurikulum pendidikan profesi dirumuskan bersama Kementerian, Kementerian lain,
LPNK, dan/atau organisasi profesi yang bertanggung jawab atas mutu layanan profesi dengan
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
II. UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 1
17. Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh
wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
19. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
20. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar.
Bab X Kurikulum
Pasal 36
(1) Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
(2) Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
(3) Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia dengan memperhatikan:
a. peningkatan iman dan takwa;
b. peningkatan akhlak mulia;
c. peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;
d. keragaman potensi daerah dan lingkungan;
e. tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
f. tuntutan dunia kerja;
g. perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
h. agama;
i. dinamika perkembangan global; dan
j. persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
(4) Ketentuan mengenai pengembangan kurikulum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 37
(2) Kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat:
a. pendidikan agama;
b. pendidikan kewarganegaraan; dan
c. bahasa.
pasal 38
(3) Kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan
dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk setiap program studi.
(4) Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan oleh perguruan
tinggi yang bersangkutan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk setiap
program studi.

III. PP no. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan


beserta penjelasannya
Kurikulum
Pasal 97
(1) Kurikulum perguruan tinggi dikembangkan dan dilaksanakan berbasis kompetensi.
(2) Kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk setiap program studi di perguruan tinggi
dikembangkan dan ditetapkan oleh tiap-tiap perguruan tinggi dengan mengacu Standar
Nasional Pendidikan.
(3) Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memenuhi elemen
kurikulum sebagai berikut:
a. landasan kepribadian;
b. penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olahraga;
c. kemampuan dan keterampilan berkarya;
d. sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan
keterampilan yang dikuasai;
e. penguasaan kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam
berkarya.

IV. PP no. 19 Tahun 2005 Jo PP no. 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional
Pendidikan
Pasal 17 ayat 4
Kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk setiap program studi di perguruan tinggi
dikembangkan dan ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi dengan mengacu Standar
Nasional Pendidikan.

V. Peraturan Presiden No. 08 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional


Indonesia dan Lampirannya

VI. Permenristek & Dikti no. 44 Tahun 2015 tentang Standard Nasional Pendidikan
Tinggi, lampiran

VII. Permendikbud No. 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Perguruan Tinggi
(telah dicabut oleh Permenristekdikti no.44 Tahun 2015)

VIII. Permendikbud No. 73 Tahun 2013: Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional


Bidang Pendidikan Tinggi atau di SINI

IX. Kepmendikan No.232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan


Tinggi dan Hasil Belajar Mahasiswa
Pasal 1 ayat 6
Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi
maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya yang digunakan
sebagai pedoman
Pasal 5 -6
Beban dan Masa Studi
Pasal 7-11
Kurikulum Inti dan Kurikulum Institusional

X. Kepmendiknas No. 045/U/2002 tentang Kurikulum Pendidikan Tinggi


Di sini harus perhatikan pasal 11 ayat 1 dalam sk 232 mengalami perubahan, kurikulum inti
tidak lagi ditetapkan oleh Menteri. Pasal 6 Kepmendiknas No. 45 telah menyerahkan
kurikulum inti ditentukan oleh kalangan Perguruan Tinggi bersama masyarakat profesi dan
pengguna lulusan. Sementara beban sks, masa kuliah, perbandingan beban studi (sks) antara
kurikulum inti dengan kurikulum pendukung ( kurikulum institutional ), serta kadungan 5
elemen di dalam kurikulum inti ( 5 kelompok itu ) masih tetap berpedoman pada sk 232.

XI. Edaran Dirjen Dikti no. 914/E/T/2011 tentang Penyelenggaraan perkuliahan


pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi
Materi dan sosialisasi

I. Materi P elat7han Penyusunan Kurikulum Pendidikab Tinggi Tahun 2016 bisa unduh
di SINI

II. Materi Pelatihan Penyusunan Kurikulum Berbasis KKNI Tahun 2015

III. KKNI (kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) dan PPL(Pengakuan Pembelajaran


Lampau) Tahun 2011
Kompetensi dan Learning Outcomes Dikti
Penyusunan Learning Outcomes Program Studi Dikti
Sosialisasi KKNI Nasional Dikti
Penyelarasan Pend. dg Dunia Kerja
Koleksi Materi KKNI 30 Jan 2011
Pedoman KKNI Edisi 1 (PPL ada disinggung di hal 37-40)
Rujukan Sosialisasi KKNI ((Maksimum pengakuan PPL ada di Hal 18)
Sosialisasi KKNI tahun 2011 oleh Belmawa Dikti
IV. Semiloka Nasional, Kurikulum S1 Akuntansi Berbasis Kompetensi Mengacu pada KKNI
V. Tahapan Penyelerasan KBK dngan KKNI
VI. Pengembangan KBK yang mengacu pada KKNI
VII. Modul-Modul

Produk hukum terkait kurikulum yang sudah dibatalkan:

1. Undang-undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (sudah dibatalkan
UU no. 20 tahun 2003)
Pasal 37-39
Pasal 38
(1) Pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam satuan pendidikan didasarkan atas kurikulum
yang berlaku secara nasional dan kurikulum yang disesuaikan dengan keadaan, serta
kebutuhan lingkungan dan ciri khas satuan pendidikan yang bersangkutan.
(2) Kurikulum yang berlaku secara nasional ditetapkan oleh Menteri, atau Menteri lain, atau
Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen berdasarkan pelimpahan wewenang dari
Menteri.

2. PP no. 60 Tahun 1999: Pendidikan Tinggi (sudah dibatalkan PP no. 17 tahun 2010)
Bab IV
Kurikulum
Pasal 13
(1) Penyelenggaraan pendidikan tinggi dilaksanakan dalam program-program studi atas dasar
kurikulum yang disusun oleh masing-masing perguruan tinggi.
(2) Kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada kurikulum yang
berlaku secara nasional.
(3) Kurikulum yang berlaku secara nasional diatur oleh Menteri.

3. PP no. 30 tahun 1990 ( sudah dibatalkan PP no. 60 tahun 1999)


Pasal 13
(1) Penyelenggaraan pendidikan tinggi dilaksanakan atas dasar kurikulum yang disusun oleh
masing-masing perguruan tinggi sesuai dengan sasaran program studi.
(2) Program studi merupakan pedoman penyelenggaraan pendidikan akademik dan/atau
profesional yang diselenggarakan atas dasar suatu kurikulum serta ditujukan agar mahasiswa
dapat menguasai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sesuai dengan sasaran
kurikulum.
(3) Kurikulum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berpedoman pada kurikulum yang
berlaku secara nasional.
(4) Kurikulum yang berlaku secara nasional diatur oleh Menteri.

4. Undang-undang No. 22 Tahun 1961 tentang Perguruan Tinggi (sudah dibatalkan UU no. 2
tahun 1989)

5. Perpres No. 14 Tahun 1965 tentang Majelis Pendidikan Nasional (sudah dibatalkan UU
no. 2 tahun 1989)
Majelis Pendidikan Nasional selekas mungkin membuat dan menetapkan Peraturan Tata
tertib dan Peraturan peraturan Pelaksanaan daripada Sistim Pendidikan Nasional Pancasila
seperti yang dimuat di dalam Penetapan Presiden No. 19 tahun 1965

6. Penetapan Presiden No. 19 Tahun 1965 tentang Pokok-pokok Sistem Pendidikan Nasional
Pancasila (sudah dibatalkan UU no. 2 tahun 1989) atau di sini

7. PP no. 14 tahun 1965 tentang Ancaman Pidana Terhadap Tindak Pidana dalam UU no. 22
Tahun 1961 (sudah dibatalkan UU no. 2 tahun 1989)

Anda mungkin juga menyukai