Anda di halaman 1dari 23

BAB II

PEMBAHASAN

A. PRINSIP PSIKOLOGI PERKEMBANGAN


Dr. H. Syamsul Yusuf dalam bukunya Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja menjelaskan adanya 6 prinsip dalam perkembangan yaitu:

1. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti (never ending


process) Perkembangan berlangsung secara terus-menerus yang dipengaruhi oleh
pengalaman atau belajar sepanjang hidupnya sampai mencapai kematangan atau
masa tua.
2. Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi. Setiap aspek perkembangan
individu, baik fisik, emosi, inteligensi maupun sosial, satu sama lainnya saling
mempengaruhi.
3. Perkembangan itu mengikuti pola atau arah tertentu Perkembangan terjadi
secara teratur mengikuti pola atau arah tertentu. Setiap tahap perkembangan
merupakan hasil perkembangan dari tahap sebelumnya yang merupakan prasyarat
bagi perkembangan selanjutnya.
4. Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan. Perkembangan fisik dan
mental mencapai kematangannya terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda (ada
yang cepat dan ada yang lambat).
5. Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas. Para ahli telah banyak
mengadakan penelitian dan menetapkan fase-fase perkembangan yang sesuai
dengan umur masing-masing pada umumnya untuk dijadikan pedoman dalam
mempelajari perkembangan individu.
6. Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan / fase perkembangan
Prinsip ini berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang normal dan berusia
panjang individu akan mengalami fase-fase perkembangan: bayi, kanak-kanak,
anak, remaja, dewasa, dan masa tua.
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN

Perubahan dalam Perbandingan


Dilihat dari sudut fisik terjadi perubahan proporsional antara kepala,
anggota badan, dan anggota gerak. Misalnya perbandingan antara besarnya kepala
dengan anggota badan, semakin bertambah umur semakin bertambah besar.
Sampai pada umur tertentu per andingan akan menetap, yakni pada usia akhir
belasan tahun.
Perubahan secara proporsional juga terjadi pada perkembangan mental
Perbandingan antara yang tidak nil, yang khayal dengan hal- hal yang rasional.
semakin.lama semakin besar. Artinya anak-anak masih banyak mengkhayal dan
sedikit terdapat realita pada mereka, tetapi semakin lama akan semakin berubah
ke sebaliknya, yakni banyak realita dan sedikit berkhayal. (sunarto : 40)
Dalam perkembangan sosial mereka juga sedikit demi sedikit berubah. Dan
bermain sendiri, bermain dengan saudara, bermain dengan anak-anak tetangga,
dan kemudian bermain dengan anak-anak lain pada lingkungan yang lebih luas.

Berubah untuk Mengganti Hal-Hal yang Lama


Pada bayi terdapat kelenjar buntu yang disebut kelenjar thymus pada
daerah dada yang sedikit demi sedikit mengalami atrophy (penyusutan) dan
menghilang setelah dewasa. Pada bayi juga terdapat rambut rambut bayi yang
lama kelamaan akan hilang.
Bahasa bayi yang semakin dan diganti dengan perkataan yang lebih jelas
artinya Kebiasaan untuk ini kalau mengambil sesuatu akan menghilang sesuai
dengan meningkatnya kemampuan-kemampuan motorik dan berganti dengan
jalan.(sunarto :40)
Berubah untuk Mempero1eh Hal-hal yang Baru
Banyak hal yang baru diperoleh selama perkembangan sesuai dengan
keadaan dan tingkt perkembangannya. Ketika dilahirkan, bayi belum mempunyaj
gigi, beberapa waktunya kemudian gigi tersebut akan tumbuh.
Dilihat dari segi mental, akan bertambah perbendaharaan kata dan
kekayaan bahasanya Nilai dan norma moral semakin meningkat. Berbagai
pengetahuan akan diperoleh terutama dari lingkungan pendidik formal.
Pada bagian ini akan penyusun bahas tahapan-tahapan atau urutan
penistiwa perkembangan manusia dalam hubungannya dengan proses belajar. Di
samping itu, dalam setiap tahapan perkembangan tersebut me ngandung
kecakapan dan tingkat-tingkat pencapaian tertentu, maka akan penyusun lengkapi
dengan urutan mengenai tugas-tugasnya. Seusai me nguraikan tugas-tugas
perkembangan, penyusun akan kemukakan pula hukum-hukum, yakni patokan
umum yang berlaku dalam setiap individu manusia.(sunarto :41)

C. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN

1. Definisi
Secara umum tugas perkembangan adalah tugas - tugas yang harus
dilakukan oleh seseorang dalam masa-masa tertentu sesuai dengan
norma-norma masyarakat serta normanorma kebudayaan.
Menurut Robert Havighurst, tugas perkembangan ialah tugas yang
terdapat pada suatu tahap kehidupan seseorang, yang akan
membawa individu kepada kebahagiaan dan keberhasilan dalam
tugas-tugas pengembangan berikutnya yaitu apabila tahap
kehidupan tersebut dijalani dengan berhasil. Sedangkan
kegagalan dalam melaksanakan tugas pengembangan,
akan mengakibatkan kehidupan tidak bahagia pada
individu dan kesukaran-kesukaran lain dalam hidupnya
kelak.

Hurlock (1981) menyebut tugas-tugas perkembangan ini


sebagai social expectations. Dalam arti, setiap kelompok
budaya mengharapkan anggotanya menguasai
keterampilan tertentu yang penting dan memperoleh pola
perilaku yang disetujui bagi berbagai usia sepanjang
rentang kehidupan.

2. Sumber Tugas Perkembangan


Tugas perkembangan berasal dari tiga jenis sumber.
Pertama adalah tugas yang berasal dari pertumbuhan fisik.
Misalnya, kesiapan fisik balita membuatnya mulai belajar
berjalan dan bicara. Keterampilan itu akan diperlukan untuk
tahap perkembangan berikutnya, misalnya untuk bermain
bersama teman-teman. Di usia remaja, pertumbuhan fisik
hormonal memunculkan rasa ketertarikan pada lawan jenis. Di
sini ada tugas perkembangan untuk belajar menjaga sikap
pada lawan jenis.
Kedua, ada tugas-tugas yang berasal dari kematangan
kepribadian. Yang ini terkait dengan pertumbuhan sistem
nilai dan aspirasi. Misalnya, di usia SD mulai muncul
kesadaran akan perbedaan kelompok sosial dan ras, maka di
usia ini ada tugas perkembangan untuk bisa menyikapi
dengan tepat perbedaan tersebut. Ketika beranjak remaja
muncul harapan tentang karier, sehingga di sini muncul tugas
untuk mulai mempelajari pengetahuan dan keterampilan
sebagai persiapan kerja.

Selanjutnya, jenis tugas perkembangan ketiga adalah


tugas yang berasal dari tuntutan masyarakat, contohnya di
usia SD, anak diharapkan sudah bisa baca tulis. Di usia
dewasa, seseorang dituntut melakukan tanggung jawab
sebagai warga sipil seperti membayar pajak dan memiliki
pekerjaan.
Sedangkan ( Havighurst dalam Abin Syamsuddin
Makmun, 2009 ) menyatakan bahwa tugas perkembangan
individu bersumber pada faktor-faktor:

1. Kematangan fisik, misalnya (a) belajar berjalan karena


kematangan otot-otot kaki; (b) belajar bertingkah laku,
bergaul dengan jenis kelamin yang bebeda pada masa remaja
karena kematangan organ-organ seksual.

2. Tuntutan masyarakat secara kultural, misalnya (a) belajar


membaca; (b) belajar menulis; (c) belajar berhitung; (d)
belajar berorganisasi.

3. Tuntutan dari dorongan dan cita-cita individu sendiri,


misalnya (a) memilih pekerjaan; (b) memilih teman hidup.

4. Tuntutan norma-norma agama, misalnya (a) taat beribadah kepada


Allah SWT; (b) berbuat baik kepada sesama manusia.

3. Pentingnya Mengetahui Tugas-tugas Perkembangan

Tugas-tugas perkembangan perlu diketahui dan dipahami,


baik oleh individu yang bersangkutan maupun oleh pihak
yang berhubungan dengan perkembangan individu tersebut,
yaitu pendidik, termasuk orang tua.
a. Bagi individu yang bersangkutan.
Setiap individu, khususnya untuk masa kanak-kanak
sampai masa akhir dan seterusnya, hendaknya memahami
tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasau pada fase
perkembangan tertentu. Dengan mengetahui tugas-tugas
perkembangan berartu dirinya telah mengetahui
keterampilan apa saja yang harus dikuasai, bagaimana ia
harus bersikap, bertindak, dst. Dengan demikian, motivasi
intrinsik untuk belajar menguasai hal-hal tersebut dapat
berkembang pada dirinya.

b. Bagi pendidik atau pengasuh


Setiap pendidik, termasuk orang tua, hendaknya
mengetahui tugas-tugas perkembangan yang harus
dikuasai oleh peserta didiknya. Sebab bagi para pendidik,
pengetahuan mengenai tugas-tugas perkembangan
merupakan pedoman tentang apa saja yang harus
dilakukan untuk membantu perkembangan peserta
didiknya pada fase perkembangan tertentu serta untuk
menghadapi fase perkembangan berikutya.

4. Tugas-Tugas Perkembangan Pada Setiap Fase


Perkembangan

1. Tugas-Tugas Perkembangan Pada Usia Bayi Dan Kanak-


Kanak (0,0-6,0)

a. Belajar berjalan. Belajar berjalan terjadi pada usia


antara 9 sampai 15 bulan, pada usia ini tulang kaki, otot
dan susunan syarafnya telah matang untuk belajar
berjalan.

b. Belajar memakan makanan padat. Hal ini terjadi pada


tahun kedua, sistem alat-alat pencernaan makanan dan
alat-alat pengunyah pada mulut telah matang untuk hal
tersebut.

c. Belajar berbicara, yaitu mengeluarkan suara yang


berarti dan menyampaikannya kepada orang lain
dengan perantaraan suara itu. Untuk itu, diperlukan
kematangan otot-otot dan syaraf dari alat-alat bicara.
d. Belajar buang air kecil dan buang air besar. Tugas ini
dilakukan pada tempat dan waktu yang sesuai dengan
norma masyarakat. Sebelum usia 4 tahun, anak pada
umumnya belum dapat mengatasi (menahan) ngompol
karena perkembangan syaraf yang mengatur
pembuangan belum sempurna. Untuk memberikan
pendidikan kebersihan terhadap anak usia di bawah 4
tahun, cukup dengan pembiasaan saja, yaitu setiap kali
mau buang air, bawalah anak ke WC tanpa banyak
memberikan penerangan kepadanya.Belajar mengenal
perbedaan jenis kelamin. Melalui observasi
(pengamatan) anak dapat melihat tingkah laku, bentuk
fisik dan pakaian yang berbeda antara jenis kelamin
yang satu dengan yang lainnya. Dengan cara tersebut,
anak dapat menganal perbedaan anatomis pria dan
wanita, anak menaruh perhatian besar terhadap alat
kelaminnya sendiri maupun orang lain. Agar pengenalan
terhadap jenis kelamin (sex) itu berjalan normal, maka
orang tua perlu memperlakukan anaknya, baik dalam
memberikan alat mainan, pakaian, maupun aspek
lainnya sesuai dengan jenis kelamin anak.

e. Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis. Keadaan


jasmani anak sangat labil apabila dibandingkan dengan
orang dewasa, anak cepat sekali merasakan perubahan
suhu sehingga temperatur badannya mudah berubah.
Perbedaan variasi makanan yang diberikan dapat
mengubah kadar garam dan gula dalam darah dan air di
dalam tubuh. Untuk mencapai kestabilan jasmaniah,
bagi anak diperlukan waktu sampai usia 5 tahun. Dalam
proses mencapai kestabilan jasmaniah ini, orangtua
perlu memberikan perawatan yang intensif, baik
menyangkut pemberian makanan yang bergizi maupun
pemeliharaan kebersihan.

f. Membentuk konsep-konsep (pengertian) sederhana


kenyataan sosial dan alam. Pada mulanya dunia ini bagi
anak merupakan suatu keadaan yang kompleks dan
membingungkan. Lama kelamaan anak dapat
mengamati benda-benda atau orang-orang disekitarnya.
Perkembangan lebih lanjut, anak menemukan
keteraturan dan dapat membentuk generalisasi
(kesimpulan) dari berbagai benda yang pada umumnya
mempunyai ciri yang sama. Anak belajar bahwa
bayangan tertentu dengan suara tertentu yang nyaring
memenuhi kebutuhannya disebut orang,ibu dan
ayah. Anak belajar bahwa benda-benda khusus dapat
dikelompokkan dan diberi satu nama, seperti kucing,
ayam, kambing, dan burung dapat disebut binatang.
Untuk mencapai kemampuan tersebut (mengenal
pengertian-pengertian) diperlukan kematangan sistem
syaraf, pengalaman dan bimbingan dari orang dewasa.

g. Belajar mengadakan hubungan emosional dengan


orang tua, saudara dan orang lain. Anak mengadakan
hubungan dengan orang-orang yang ada disekitarnya
dengan menggunakan berbagai cara, yaitu isyarat,
menirukan dan menggunakan bahasa. Cara yang
diperoleh dalam belajar mengadakan hubungan
emosional dengan orang lain, sedikit banyaknya akan
menentukan sikapnya di kemudian hari. Apakah ia
bersikap bersahabat, bersikap dingin, introvert,
extrovert, dan sebagainya. Misalnya, apabila anak
memperoleh pergaulan dengan orang tuanya itu
menyenangkan, maka cenderung akan bersikap ramah
dan ceria.

h. Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk, yang


berarti mengembangkan kata hati. Anak kecil dikuasai
oleh hedonisme naif, dimana kenikmatan dianggapnya
baik, sedangkan penderitaan dianggapnya buruk
(hedonisme adalah aliran yang menyatakan bahwa
manusia dalam hidupnya bertujuan mencari kenikmatan
dan kebahagiaan). Apabila anak bertambah besar ia
harus belajar pengertian tentang baik dan buruk, benar
dan salah, sebab sebagai makhluk sosial
(bermasyarakat), manusia tidak hanya memperhatikan
kepentingan/kenikmatan sendiri saja, tetapi juga harus
memperhatikan kepentingan orang lain. Anak mengenal
pengertian baik dan buruk, benar dan salah ini
dipengaruhi oleh pendidikan yang diperolehnya. Pada
mulanya, anak belajar apa yang dilarang itu berarti
buruk atau salah dan apa yang diperbolehkan itu berarti
baik dan benar. Pengalaman ini merupakan permulaan
pembentukkan kata hati anak. Perkembangan
selanjutnya terjadi melalui nasihat, bimbingan, buku-
buku bacaan dan analisis pikiran sendiri. Sesuatu yang
penting dalam mengembangkan kata hati anak adalah
suri teladan dari orang tua dan bimbingannya. Hal ini
lebih baik daripada penggunaan hukuman dan ganjaran,
meskipun dalam situasi tertentu masih tetap diperlukan.

2. Tugas-Tugas Perkembangan Pada Masa Sekolah (6,0-12,0)


a. Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan
permainan. Pada masa sekolah anak sudah sampai pada
taraf penguasaan otot, sehingga sudah dapat berbaris,
melakukan senam pagi dan permainan-permainan ringan,
seperti sepak bola, loncat tali, berenang, dan sebagainya.

b. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya


sendiri sebagai makhluk biologis. Hakikat tugas ini ialah (1)
mengembangkan kebiasaan untuk memelihara badan,
meliputi kebersihan, keselamatan diri, dan kesehatan; (2)
mengembangkan sikap positif terhadap jenis kelaminnya
(pria atau wanita) dan juga menerima dirinya (baik rupa
wajahnya maupun postur tubuhnya) secara positif.

c. Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya. Yakni belajar


menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang
baru serta teman-teman sebayanya. Pergaulan anak di
Indonesia atau teman sebayanya mungkin diwarnai
perasaan senang, karena secara kebetulan temannya
berbudi baik, tetapi mungkin juga diwarnai oleh perasaan
tidak senang karena teman sepermainannya suka
mengganggu atau nakal.

d. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya. Dari


segi permainan umpamanya akan tampak bahwa anak laki-laki tidak
akan memperbolehkan anak perempuan mengikuti permainannya
yang khas laki-laki, seperti main kelereng, main bola, dan layang-
layang.

e. Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan


berhitung. Salah satu sebab masa usia 6-12 tahun disebut
masa sekolah karena pertumbuhan jasmani dan
perkembangan rohaninya sudah cukup matang untuk
menerima pengajaran. Untuk dapat hidup dalam
masyarakat yang berbudaya, paling sedikit anak harus
tamat sekolah dasar (SD), karena dari sekolah dasar anak
sudah memperoleh keterampilan dasar dalam membaca,
menulis, dan berhitung.

f. Belajar mengembangkan konsep sehari-hari. Apabila kita


telah melihat sesuatu, mendengar, mengecap, mencium,
dan mengalami, tinggallah suatu ingatan pada kita.
Ingatan mengenai pengamatan yang telah lalu itu disebut
konsep (tanggapan). Demikianlah kita mempunyai
tanggapan tentang ayah, ibu, rumah, pakaian, buku,
sekolah, dan juga mengenai gerak-gerik yang dilakukan,
seperti berbicara, berjalan, berenang, dan menulis.
Bertambahnya pengalaman akan menambah
perbendaharaan konsep pada anak. Tugas sekolah yaitu
menanamkan konsep-konsep yang jelas dan benar. Konsep-
konsep itu meliputi kaidah-kaidah atau ajaran agama
(moral), ilmu pengetahuan, adat istiadat, dan sebagainya.
Untuk mengembangkan tugas perkembangan anak ini,
maka guru dalam mendidik/mengajar di sekolah sebaiknya
memberikan bimbingan kepada anak untuk:

Banyak melihat, mendengar, dan mengalami


sebanyak-banyaknya tentang sesuatu yang
bermanfaat untuk peningkatan ilmu dan kehidupan
bermasyarakat.

Banyak membaca buku-buku atau media cetak


lainnya. Semakin dipahami konsep-konsep tersebut,
semakin mudah untuk memperbincangkannya dan
semakin mudah pula bagi anak untuk
mempergunakannya pada waktu berpikir.

g. Mengembangkan kata hati. Hakikat tugas ini ialah


mengembangkan sikap dan perasaan yang berhubungan
dengan norma-norma agama. Hal ini menyangkut
penerimaan dan penghargaan terhadap peraturan agama
(moral) disertai dengan perasaan senang untuk melakukan
atau tidak melakukannya. Tugas perkembangan ini
berhubungan dengan masalah benar-salah, boleh-tidak
boleh, seperti jujur itu baik, bohong itu buruk, dan
sebagainya.

h. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.


Hakikat tugas ini ialah untuk dapat menjadi orang yang
berdiri sendiri, dalam arti dapat membuat rencana, berbuat
untuk masa sekarang dan masa yang akan datang bebas
dari pengaruh orang tua dan orang lain.

i. Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok


sosial dan lembaga-lembaga. Hakikat tugas ini ialah
mengembangkan sikap sosial yang demokratis dan
menghargai hak orang lain. Umpamanya, mengembangkan
sikap tolong-menolong, sikap tenggang rasa, mau
bekerjasama dengan orang lain, toleransi terhadap
pendapat orang lain dan menghargai hak orang lain.

3. Tugas-Tugas Perkembangan Pada Masa Remaja (12,0-18,0)

1. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman


sebaya.
a) Hakikat tugas

Belajar melihat kenyataan, anak wanita sebagai wanita,


dan anak pria sebagai pria;

berkembang menjadi orang dewasa di antara orang


dewasa lainnya;

belajar bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai


tujuan bersama; dan

belajar memimpin orang lain tanpa mendominasinya.

2. Mencapai peran sosial sebagai pria dan wanita.


a) Hakikat tugasnya.

Remaja dapat menerima dan belajar peran sosial


sebagai pria atau wanita dewasa yang dijunjung
tinggi oleh masyarakat.

3. Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara


efektif.
a) Hakikat tugasnya.

Tugas ini bertujuan agak remaja merasa bangga,


atau bersikap toleran terhadap fisiknya,
menggunakan dan meemlihara fisiknya secara
efektif, dan merasa puas dengan fisiknya
tersebut.

4. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan


orang dewasa lainnya.
a) Hakikat tugasnya.
membebaskan diri dari sikap dan perilaku yang kekanak-
kanakan atau bergantung pada orangtua,

mengembangkan afeksi (cinta kasih) kepada orangtua,


dan

mengembangkan sikap respek terhadap orang dewasa


lainnya tanpa bergantung kepadanya.

5. Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.


a) Hakikat tugasnya.

Tujuannya agar remaja merasa mampu


menciptakan suatu kehidupan (mata
pencaharian). Penting buat remaja pria dan tidak
terlalu penting buat remaja wanita.

6. Memilih dan mempersiapkan karier (pekerjaan).


a) Hakikat tugasnya.

memilih suatu pekerjaan yang sesuai dengan


kemampuannya, dan

mempersiapkan diri-memiliki pengetahuan dan


keterampilan- untuk memasuki pekerjaan tersebut.

7. Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga.


a) Hakikat tugasnya.

mengembangkan sikap positif terhadap


pernikahan, hidup berkeluarga, dan memiliki anak.

memperoleh pengetahuan yaang tepat tentang


pengelolaan keluarga dan pemeliharaan anak.
8. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-
konsep yang diperlukan bagi warga negara.
a) Hakikat tugasnya.

Mengembangkan konsep-konsep hukum, pemerintahan,


ekonomi, politik, geografi, hakikat manusia, dan lembaga-
lembaga sosial yang cocok dengan dunia modern, dan

mengembangkan keterampilan berbahasa dan


kemampuan nalar (berfikir) yang penting bagi upaya
memecahkan masalah-masalah secara efektif.

9. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara


sosial.
a) Hakikat tugasnya.

berpartisipasi sebagai orang dewasa yang


bertanggung jawab sebagai masyarakat, dan

memperhitungkan nilai-nilai sosial dalam tingkah


laku dirinya.

10. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika


sebagai petunjuk/pembimbing dalam bertingkah laku.
a) Hakikat tugasnya.

membentuk seperangkat nilai yang mungkin dapat


direalisasikan,

mengembangkan kesadaran untuk merealisasikan nilai-


nilai,
mengembangkan kesadaran akan hubungannya dengan
sesama manusia dan juga alam sebagai lingkungan
tempat tinggalnya, dan

memahami gambaran hidup dan nilai-nilai yang


dimilikinya, sehingga dapat hidup selaras (harmoni)
dengan orang lain.

11. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.


a) Mencapai kematangan sikap, kebiasaan dan pengembangan
wawasan dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan
ketakwaan kepada Tuhan dalam kehidupan sehari-hari, baik
pribadi maupun sosial.

4. Tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa


Havinghurts membagi kehidupan masa dewasa tersebut
atas tiga fase, yaitu: dewasa muda, dewasa, usia lanjut.
Yaitu:

a. Tugas-tugas Perkembangan Masa Dewasa muda


1. Memilih pasangan hidup.
2. Belajar hidup bersama pasangan hidup
3. Memulai hidup berkeluarga
4. Memelihara dan mendidik anak.
5. Mengelola rumah tangga.
6. Memulai kegiatan pekerjaan.
7. Bertanggung jawab sebagai warga masyarakat dan
warga negara
8. Menemukan persahabatan dalam kelompok sosial.

b. Tugas-tugas Perkembangan Masa Dewasa


Memiliki tanggung jawab sosial dan kenegaraan sebagai
orang dewasa.
Mengembangkan dan memelihara standar kehidupan
ekonomi.
Membimbing anak dan remaja agar menjadi orang
dewasa yang bertanggung jawab dan berbahagia.
Mengembangkan kegiatan-kegiatan waktu senggang
sebagai orang dewasa, hubungan dengan pasangan-
pasangan keluarga lain sebagai pribadi.
Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan fisik sebagai orang setengah baya.
Menyesuaikan diri dengan kehidupan sebagai orang tua
yang bertambah tua.

c. Tugas-tugas perkembangan pada masa usia lanjut


1. Menyesuaikan diri dengan kondisi fisik dan kesehatan
yang semakin menurun.
2. Menyesuaikan diri dengan situasi pensiun dan
penghasilan yang semakin berkurang.
3. Menyesuaikan diri dengan kematian dari pasangan
hidup.
4. Membina hubungan dengan sesama usia lanjut.
5. Memenuhi kewajiban-kewajiban sosial dan
kenegaraan.
6. Memelihara kondisi dan kesehatan.
7. Kesiapan menghadapi kematian.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penguasaan Tugas-


tugas Perkembangan
Tugas-tugas perkembangan pada fase perkembangan tertentu
hendaknya dikuasai oleh setiap individu sebab tugas-tugas
perkembangan pada suatu sisi merupakan harapan atau tekanan
sosial. Selain itu pada fase berikutnya akan ada tugas-tugas
perkembangan yang lain, yang umumnya lebih berat. Namun
demikian tidak setiap individu berhasil dalam menguasai tugas-tugas
perkembangannya, karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal ini,
yang secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal.
a. Faktor internal
Faktor internal yang mempengaruhi penguasaan tugas
perkembangan adalah: normal tidaknya pertumbuhan dan
perkembangan, kesehatan, motivasi untuk berkembang dan
kelancaran dalam menguasai tugas-tugas perkembangan
sebelumnya.
b. Faktor eksternal

Penguasaan tugas-tugas perkembangan individu


dipengaruhi pula oleh faktor-faktor eksternal, yaitu pola asuh
orang tua, lingkungan sekolah, lingkungan pergaulan, dst.
D. ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN

1. Aspek Perkembangan Kognitif

Tahapan Perkembangan Kognitif sesuai dengan teori Piaget adalah: (1)


Tahap sensorimotor, usia 0 2 tahun. Pada masa ini kemampuan anak terbatas
pada gerak-gerak refleks, bahas awal, waktu sekarang dan ruang yang dekat saja;
(2) Tahap pra-operasional, usia 2 7 tahun. Masa ini kemampuan menerima
rangsangan yang terbatas. Anak mulai berkembang kemampuan bahasanya,
walaupun pemikirannya masih statis dan belum dapat berpikir abstrak, persepsi
waktu dan tempat masih terbatas; (3) Tahap konkret operasional, 7 11
tahun.Pada tahap ini anak sudah mampu menyelesaikan tugas-tugas
menggabungkan, memisahkan, menyusun, menderetkan, melipat dan membagi;
(4) Tahap formal operasional, usia 11 15 tahun. Pada masa ini, anak sudah
mampu berfikir tingkat tinggi, mampu berfikir abstrak.

2. Aspek Perkembangan Fisik

Perkembangan motorik merupakan perkembangan pengendalian


gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot
terkoordinasi (Hurlock: 1998). Keterampilan motorik anak terdiri atas
keterampilan motorik kasar dan keterampilan motorik halus. Keterampilan
motorik anak usia 4-5 tahun lebih banyak berkembang pada motorik kasar, setelah
usia 5 tahun baru.terjadi perkembangan motorik halus.

Pada usia 4 tahun anak-anak masih suka jenis gerakan sederhana seperti
berjingkrak-jingkrak, melompat, dan berlari kesana kemari, hanya demi kegiatan
itu sendiri tapi mereka sudah berani mengambil resiko. Walaupun mereka sudah
dapat memanjat tangga dengan satu kaki pada setiap tiang anak tangga untuk
beberapa lama, mereka baru saja mulai dapat turun dengan cara yang sama.
Pada usia 5 tahun, anak-anak bahkan lebih berani mengambil resiko
dibandingkan ketika mereka berusia 4 tahun. Mereka lebih percaya diri
melakukan ketangkasan yang mengerikan seperti memanjat suatu obyek, berlari
kencang dan suka berlomba dengan teman sebayanya bahkan orangtuanya
(Santrock,1995: 225)

3. Aspek Perkembangan Bahasa

Hart & Risley (Morrow, 1993) mengatakan umur 2 tahun, anak-anak


memproduksi rata-rata dari 338 ucapan yang dapat dimengerti dalam setiap jam,
cakupan lebih luas adalah antara rentangan 42 sampai 672. 2 tahun lebih tua anak-
anak dapat mengunakan kira-kira 134 kata-kata pada jam yang berbeda, dengan
rentangan 18 untuk 286.

Membaca dan menulis merupakan bagian dari belajar bahasa. Untuk bisa
membaca dan menulis, anak perlu mengenal beberapa kata dan beranjak
memahami kalimat. Dengan membaca anak juga semakin banyak menambah
kosakata. Anak dapat belajar bahasa melalaui membaca buku cerita dengan
nyaring. Hal ini dilakukan untuk mengajarkan anak tentang bunyi bahasa.

4. Aspek Perkembangan Sosio-Emosional

Masa TK merupakan masa kanak-kanak awal. Pola perilaku sosial yang


terlihat pada masa kanak-kanak awal, seperti yang diungkap oleh Hurlock
(1998:252) yaitu: kerjasama, persaingan, kemurahan hati, hasrat akan penerimaan
sosial, simpati, empati, ketergantungan, sikap ramah, sikap tidak mementingkan
diri sendiri, meniru, perilaku kelekatan.

Erik Erikson (1950) dalam Papalia dan Old, 2008:370 seorang ahli
psikoanalisis mengidentifikasi perkembangan sosial anak: (1) Tahap 1: Basic
Trust vs Mistrust (percaya vs curiga), usia 0-2 tahun.Dalam tahap ini bila dalam
merespon rangsangan, anak mendapat pengalaman yang menyenamgkan akan
tumbuh rasa percaya diri, sebaliknya pengalaman yang kurang menyenangkan
akan menimbulkan rasa curiga; (2) Tahap 2 : Autonomy vs Shame & Doubt
(mandiri vs ragu), usia 2-3 tahun. Anak sudah mampu menguasai kegiatan
meregang atau melemaskan seluruh otot-otot tubuhnya.

Anak pada masa ini bila sudah merasa mampu menguasai anggota
tubuhnya dapat meimbulkan rasa otonomi, sebaliknya bila lingkungan tidak
memberi kepercayaan atau terlalu banyak bertindak untuk anak akan
menimbulkan rasa malu dan ragu-ragu; (3) Tahap 3 : Initiative vs Guilt
(berinisiatif vs bersalah), usia 4-5 tahun.

Pada masa ini anak dapat menunjukkan sikap mulai lepas dari ikatan orang
tua, anak dapat bergerak bebas dan ber interaksi dengan lingkungannya. Kondisi
lepas dari orang tua menimbulkan rasa untuk berinisiatif, sebaliknya dapat
menimbulkan rasa bersalah; (4) Tahap 4 : industry vs inferiority (percaya diri vs
rasa rendah diri), usia 6 tahun pubertas.

Anak telah dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangan untuk


menyiapkan diri memasuki masa dewasa. Perlu memiliki suatu keterampilan
tertentu. Bila anak mampu menguasai suatu keterampilan tertentu dapat
menimbulkan rasa berhasil, sebaliknya bila tidak menguasai, menimbulkan rasa
rendah diri.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Jadi, pembahasan panjang mengenai tiga topik besar di atas semata-mata
disajikan agar kita dapat memahami proses-proses penting yang terjadi sepanjang
hayat. Tidak hanya berguna sebagai bahan evaluasi diri agar kita lebih mengenal
siapa diri kita sebenarnya. Terlepas dari begitu banyak pembagian subtopik dari
ketiga judul besar diatas yang paling penting adalah bagaimana kita selaku
manusia dapat memahami diri sendiri serta manusia lainnya. Yang sejatinya tidak
lah jauh berbeda dengan kita sendiri. Lalu selaku pendidik generasi bangsa,
semoga kita dapat mengaplikasikan teori diatas dalam pendekatan dan strategi
belajar mengajar yang pada akhirnya akan mengantarkan kita menjadi seorang
pendidik hebat yang sangat paham akan karakteristik setiap tingkatan individu.

2. Saran
Makalah yang disajikan penyusun masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan kurangnya referensi buku. Namun, tidak lah berlebihan jika dirasa
bahwa sajian mengenai tiga judul diatas cukup bagi anda yang ingin mengetahui
secara umum mengenai perkembangan manusia. Akan tetapi, alangkah baiknya
jika pembaca dapat mencari sumber rujukan lain yang lebih lengkap dan
terpercaya, sebagai tindak lanjut untuk menambah pemahaman dan wawasan
mengenai perkembangan manusia.
Sumber Rujukan
file.upi.edu/.../ASPEK-ASPEK_PERKEMBANGAN

http://okykidamori.blogspot.com/2013/05/tugas-tugas-perkembangan-
psikologi.html

http://wynda2.blogspot.com/2013/05/tugas-tugas-perkembangan.html

http://anahbembem.blogspot.com/2012/03/prinsip-psikologi-
perkembangan.html

Anda mungkin juga menyukai