Anda di halaman 1dari 2

KOLESISTITIS AKUT

Kolesistitis akut merupakan inflamasi akut dari kandung empedu


yang sering kali terjadi akibat adanya obstruksi batu pada duktus
sistikus. Respons inflamasi ini dapat dicetuskan oleh tiga faktor : (1)
inflamasi mekanik yang terjadi akibat meningkatnya tekanan
intralumen dan distensi yang akhirnya menyebabkan iskemia
mukosa dan dinding kandung empedu, (2) inflamasi kimia akibat
dikeluarkannya lysolecithin (karena aksi dari fosfolipase dengan
lecithin dalam empedu) dan faktor lokal jaringan lainnya, dan (3)
inflamasi bakteri, dimana memainkan peran 50-85% pada pasien
kolesistitis akut.organisme yang paling sering terisolasi pada kultur
cairan empedu pasien antara lain Escherichia coli, Klebsiella spp.,
Streptococcus spp., dan Clostridium spp.

Kolesistitis akut sering didahului dengan adanya serangan nyeri


bilier yang progresif memberat. Sekitar 60-70% laporan pasien
pernah merasakan serangan sebelumnya yang kemudian hilang
secara spontan. Nyeri pada kolesistitis akut akan semakin
bergeneralisasi pada bagian kuadran kanan atas abdomen. Nyeri
kolik bilier pada kolesistitis dapat menjalar ke daerah interscapular,
scapula kanan, atau ke bahu. Tanda-tanda inflamasi perioteneal
seperti peningkatan nyeri yang semakin hebat atau dengan
respirasi dalam dapat muncul. Pasien seringkali anoreksia dan mual.
Muntah seringkali terjadi dan dapat menghasilkan gejala dan tanda
penurunan volume vaskular dan ekstraseluler. Jaundice tidak selalu
terjadi di awal perjalanan penyakit ini, namun dapat terjadi ketika
perubahan inflamasi edematous melibatkan saluran empedu dan
kelenjar getah bening sekitarnya.

Secara karakteristik demam ringan seringkali muncul namun jarang


sampai mengigil atau kaku. Pada palpasi kuadran kanan atas
abdomen hampir selalu lembut. Perbesaran dan kandung empedu
yang tegang teraba pada 25-50% pasien. Inspirasi dalam atau batuk
selama palpasi subcostal di regio kanan atas abdomen seringkali
menyebabkan peningkatan rasa nyeri dan inspiratory arrest
(Murphys sign).

Diagnosis kolesistits akut seringkali dibuat berdasarkan karakteristik


riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik. Kecurigaan besar apabila
terdapat trias : adanya onset mendadak regio kanan atas abdomen,
demam, dan leukositosis. Biasanya ditemukan leukositosis 10.000
15.000 sel per mikroliter dengan pergeseran ke kiri pada hitung sel.
Serum bilirubin sedikit meningkat [< 85,5 umol/L (5 mg/dL)] dalam
kurang dari setengah pasien, sementara seperempat pasien
mengalami peningkatan serum aminotransferase (biasanya kurang
dari lima kali lipat). Pada pemeriksaan ultrasound seringkali
terdapat batu (calculi) pada 90-95% kasus dan berguna untuk
mendeteksi tanda-tanda inflamasi kandung empedu seperti
terdapatnya penebalan dinding, pericholecystic fluid, dan dilatasi
saluran empedu. Pada pemeriksaan radionuclide (seperti, HIDA)
biliary scan mungkin bisa sebagai konfirmasi jika saluran empedu
terlihat tanpa adanya visualisasi kandung empedu.

Sekitar 75% pasien yang diobati secara medis akan terjadi remisi
dari gejala akut dalam 2-7 hari dirawat di rumah sakit. Namun, 25%
komplikasi dari kolesistitis akut akan terjadi meskipun dilakukan
pengobatan konservatif. Dalam kondisi ini, dibutuhkan intervensi
bedah secepatnya. Dalam 75% pasien dengan kolesistitis akut yang
mengalami remisi, 25% darinya akan mengalami rekurensi
kolesistitis dalam waktu 1 tahun, dan 60% akan mengalami
setidaknya sekali rekurensi dalam waktu 6 tahun. Dengan
mengingat sejarah alami penyakit ini, pengobatan kolesistitis akut
yang terbaik adalah dengan melakukan pembedahan di awal bila
memungkinkan.

Mirizzi;s syndrome adalah kompikasi yang jarang terjadi dimana


batu empedu mengimpaksi duktus sistikus atau leher kandung
empedu menyebabkan kompresi pada CBD, hasilnya terjadu
obstruksi CBD dan jaundice. Pada ultrasound terlihat batu empedu
tergeletak di luar duktus hepatikus. Endoscopic retrograde
cholangiopancreatography (ERCP) atau percutaneous transhepatic
cholangiography (PTC) atau magnetic resonance
cholangiopancreatography (MRCP) biasanya akan menunjukkan
karakteristik kompresi ekstrinsik dari CBD. Pembedahan terdiri dari
pengeluaran duktus sistikus, kandung empedu yang sakit, dan batu
yang terimpaksi. Diagnostik preoperatif Mirizzis syndrome penting
untuk menghindari cedera CBD.

TERAPI KOLESISTITIS AKUT


Intake oral dieliminasi, nasogastric suction mungkin diindikasikan,
dan memperbaiki deplesi volume ekstraseluler dan abnormalitas
elektrolit. Meperidini atau nonsteroidal anti-inflamatory drugs
(NSAIDs) seringkali digunakan sebagai analgesia karena
memproduksi sedikit spasme pada sfingter Oddi dibandingkan obat-
obatan lain seperti morphine.

Anda mungkin juga menyukai