Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesempatan dan kesehatan kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan makalah ini. Dalam makalah
ini membahas tentang TEGANGAN TURUN DAN INTERUPSI (VOLTAGE SAGS AND
INTTERUPTION).

Kami selaku penyusun makalah ini berharap supaya makalah ini dapat bermanfaat dan dapat
dipergunakan dalam perkuliahan Kwalitas Daya Listrik.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca supaya makalah ini bisa
menjadi lebih baik.

Penyusun,

Dohardo P.H. Simanullang


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Seiring berkembangnya teknologi dalam sistem tenaga listrik, maka kualitas daya menjadi
perhatian yang utama pada sistem kelistrikan khususnya di industri. Pada kenyataannya, banyak
permasalahan yang dihadapi suatu sistem kelistrikan di industri dalam menjaga kualitas daya. Hal ini
dikarenakan semakin besar suatu sistem, maka semakin besar kemungkinan terjadi gangguan pada
sistem, dan semakin besar kerugian yang dapat terjadi.

Permasalahan kualitas daya umumnya merupakan dampak dari penyimpangan tegangan, arus
atau frekuensi yang dapat menyebabkan kegagalan atau kesalahan operasi pada peralatan industri.
Penyimpangan ini dapat disebabkan oleh gangguan dijaringan, baik hubung singkat pada sistem,
kenaikan arus dan beban secara mendadak, maupun kegagalan kerja peralatan industri. Variasi
amplitudo tegangan dan frekuensi bisa menyebabkan kegagalan pada peralatan industri, yang
berpengaruh pada kerugian waktu dan kerugian ekonomis. Adapun gangguan yang sering terjadi
pada sistem tenaga listrik adalah Tegangan Turun dan Interupsi (Voltage Sags and Intteruption).

Gangguan ini merupakan gangguan transien yang berupa penurunan tegangan sementara dalam
waktu relatif singkat, yang dapat disebabkan karena hubung singkat pada distribusi tenaga listrik.
Gangguan kedip tegangan yang terjadi dapat disebabkan oleh fault pada jaringan. Fault yang terjadi
dapat berupa 1phase fault atau bahkan 3-phase fault. Jika kedip tegangan tidak diatasi sampai 4-5
cyrcles akan mengganggu kerja beban sensitive dan bahkan dapat menyebabkan trip.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :

1. Apakah pengertian dari tegangan turun dan interupsi ?


2. Bagaimanakah tegangan turun dan interupsi dapat terjadi ?
3. Bagaimanakah karakteristik dari tegangan turun dan interupsi ?
4. Bagaimanakah pengaruh tegangan turun dan interupsi pada peralatan konsumen?
5. Bagaimana solusi menghadapi tegangan turun dan interupsi ?
BAB II
ISI
A. PENGERTIAN

1. Tegangan Turun (Voltage Sags)

Menurut standar IEEE 1159-1995, IEEE Recommended Practice for Monitoring Electric
Power Quality, definisi sag/kedip adalah penurunan nilai rms tegangan atau arus pada frekuensi
daya selama durasi waktu dari 0,5 cycles (0,01detik) sampai 1 menit. Dan rentang perubahan dari
0,1 sampai 0,9 pu pada harga rms besaran tegangan atau arus. Hal ini menyebabkan lepasnya
(trip) peralatan-peralatan yang peka terhadap perubahan tegangan. Gambar 2.1 menunjukkan
gangguan sag/kedip.

Gambar 2.1 Kedip Tegangan


Dengan kata lain voltage sags adalah gangguan distorsi tegangan dimana magnitude tegangan
tereduksi antara 10-90% dari tegangan nominal/ tegangan operasi dengan duraasi 0.5 cycle-
beberapa detik. Sags biasa juga disebut dengan dips. Gangguan yang terjadi pada perangkat
system transmisi atau distribusi merupakan penyebab paling utama terjadinya voltage sags.
Voltage sags yang terjadi dapat dikarenakan oleh switching pada beban, starting large motor
ataupun karena fault baik pada feeder (penyulang) maupun pada load (beban).

2. Interupsi (Intteruption)

Interupsi Tegangan adalah suatu fenomena kelistrikan dimana terjadi pemadaman atau
hilangnya catu daya selama beberapa saat pada suatu sistem listrik. Interupsi tegangan
merupakan gangguan yang terjadi ketika tegangan suplai atau arus beban menurun sampai kurang
dari 0,1 pu (per unit) untuk periode waktu tidak lebih dari 1 menit. Interupsi dapat menjadi
akibat dari kesalahan sistem tenaga listrik, kegagalan, dan terjadi kesalahan dari fungsi
kendali .
Interupsi diukur dengan lamanya waktu terjadi gangguan, dimana besarnya tegangan yang
terjadi pada saat gangguan selalu kurang dari 10 persen dari tegangan nominalnya. Lama
terjadinya interupsi dikarenakan oleh gangguan 18 pada sistem utilitas dan ditentukan oleh
waktu pengoperasian dari peralatan proteksi. Peralatan proteksi (recloser) pada umumnya akan
membatasi interupsi disebabkan oleh gangguan non permanen kurang dari 30 siklus.
Lamanya gangguan karena kesalahan fungsi peralatan atau koneksitas peralatan yang longgar
atau kurang baik dapat terjadi secara tidak teratur. Beberapa interupsi dapat didahului oleh
terjadinya jatuh tegangan, dimana pada umumnya interupsi disebabkan oleh gangguan pada
sistem sumber tenaga listrik. Gambar 2.2 menunjukkan interupsi sesaat dimana jatuh tegangan
terjadi sekitar 20 persen selama 3 siklus dan kemudian turun menjadi nol sekitar 1,8 detik sampai
recloser menutup kembali.
Gambar 2.2. Interupsi sesaat

B. PENYEBAB GANGGUAN

1. Penyebab Kedip Tegangan

Kedip tegangan berbeda dengan tegangan kurang (under voltage). Durasi under voltage lebih
dari 1 menit dan dapat dikontrol dengan peralatan regulasi tegangan (voltage regulator). Dip
tegangan dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut, diantaranya:
a. Atmosfer lingkungan
Gangguan yang disebabkan oleh atmosfer lingkungan sekitar, bukanlah hal yang bisa dikontrol
oleh manusia sehingga gangguan ini tidak dapat dihindari. Petir dan hujan badai serta polusi yang
menempel pada insulator adalah contoh fenomena yang paling sering menginterupsi kontinuitas
daya listrik.
b. Kontak fisik dengan jaringan sistem kelistrikan
Kebanyakan kasus voltage sags terjadi karna adanya kontak fisik dengan jaringan. Terjadi
kontak dengan binatang, kontak dengan peralatan kontruksi, sentuhan dengan ranting pohon.
c. Breakdown
Faktor umur jaringan dan contruction faults (cacat produksi) menyebabkan penurunan
kehandalan sistem. Jika tidak rutin diperiksa keadaan dan memelihara (mengganti) komponen
jaringan maka kehandalan sistem tidak dapat dipertahankan.
d. Pengoperasian sistem seperti switching on-off beban besar, energizing capacitor,
starting large motor
Untuk menyalakan beban yang besar seperti menghidupkan pompa air diperlukan daya yang
cukup besar. Apabila beban itu dinyatakan secara bersamaan pada tiap pelanggan rumah tangga
maka untuk mengantisipasi itu biasanya sumber PLN sering dipasang alat pengukur agar
mengetahui pada waktu kapan diperlukan daya tambahan. Tetapi voltage sags tetap saja tak dapat
terelakkan.

2. Penyebab Interupsi
Interruption terdeteksi ketika magnitude tegangan kurang dari 10% dari tegangan nominal.
Pada beberapa kasus, interruption bisa didahului oleh voltage sag jika terjadi gangguan pada
sumber. Voltage sag terjadi di antara waktu terjadinya gangguan sampai peralatan proteksi
bekerja. Itu mengakibatkan pada sisi beban akan mengalami voltage sag dan langsung diikuti
interruption. Interupsi tegangan atau voltage interruption sering ditimbulkan dari gangguan
seperti :
Sambaran petir.
Gangguan pada jalur distribusi listrik seperti fault transmition.
Terjadinya short circuit pada jalur distribusi.
Kesalahan operasi kendali (control malfunction).
Kangguan pohon yang mengenai kawat bertegangan.
Perubahan beban yang cukup besar secara tiba-tiba dll.

C. Dampak atau pengaruh terhadap peralatan konsumen

Berikut adalah pengaruh voltage sags dan interupsi pada peralatan konsumen :

1. Motor sinkronisasi, kontraktor, relay elektromagnetik


Ketika terjadi voltage sags, motor sinkron akan kehilangan sinkronisasinya sedanggkan pada
kontraktor dan relay elketromagnetik akan mengalami trip yang mengakibatkan proses produksi
pada industry akan terhenti

2. High intensity discharge (HID) lamp

HID lamp atau lampu berintensitas tinggi (lampu merkuri) akan padam jika hanya menerima
80% dari tegangan nominalnya. Untuk menyalakannya kembali perlu waktu beberapa saat.
Keadaan seperti ini sering disangka terjadi pemadaman sementara.

3. Programmable logic controller (PLC)

Unit pengendali input/outpu (I/O) pada PLC mempunyai sensifitas yang tinggi. Ketika PLC
hanya menerima 90% dari tegangan normal maka PLC akan trip dengan sendirinya selama
beberapa periode

4. Pengaruh pada adjustable speed motor drivers (ASDs)

Voltage sags biasanya mengganggu pengatur kecepatan motor dengan cara ralay sehingga
menyebabkan pengatur kecepatan tidak bekerja. Dalam dunia indusri, biasanya menggunakan
PWM (pulse width modulation) yang terhubung dengan DC link sebagai pengendali kecepatan
motor. Tegangan AC sebelum masuk ke PWM, terhubung dengan rangkaian penyearah dan
kapasitor kemudian tegangan dialirkan pada rangkaian pembalik dengan demikian didapatkan
tegangan ac dengan frekuensi yang diinginkan. Ketika ASDs yang tidak terlindungi oleh voltage
sags maka tegangan pada bus DC akan berkurang. Pada saat tegangan mencapai titik trip maka
pengaman terbuka dan pengatur kecepatan akan berheti bekerja.

D. Solusi

Untuk mengatasi permasalahan perubahan tegangan tersebut, dipasang suatu peralatan yang bisa
menjaga kualitas mutu tegangan pada beban atau disebut dengan adanya sistem proteksi. Kegunaan
dari sistem proteksi adalah melepaskan atau memutuskan peralatan yang terkena gangguan akibat
fault, sehingga memperkecil kerusakan yang diakibatkan dan juga untuk mempertahankan semaksimal
ungkin kontinuitas penyediaan listrik.

Peralatan poteksi yang biasanya digunakan adalah relay proteksi dan Dynamic Voltage
Restorer (DVR). Relay adalah peralatan elektris yang didesai untuk mendeteksi
ketidaknormalan/gangguan yang terjadi pada jaringan atau peralatan yang dapat membahayakan
bahkan merusak sistem kelistrikan. Relay proteksi secara otomatis akan mengaktifkan pemutus daya
pada daerah sekitar gangguan. Relay proteksi biasanya ditempatkan pada saluran (bus), generator,
tranformer, bahkan pada kabel itu sendiri.

Adapun Dynamic Voltage Restorer (DVR) merupakan salah satu peralatan yang bisa
mengkompensasi tegangan yang hilang sewaktu voltage sag dan interruption. DVR dipasang di antara
sumber dan beban yang bertujuan memperbaiki mutu tegangan pada beban dengan cara menginjeksi
tegangan yang dibutuhkan ketika terjadi gangguan. DVR harus bisa mendeteksi terjadinya voltage sag
dan interruption dengan tepat, jika tegangan beban berfluktuasi pada range yang diijinkan sistem yaitu
-10% s.d +5% dari tegangan nominal, maka DVR akan tidak melakukan apa-apa. Hal ini sangat
penting bagi energy storage yang digunakan DVR.
Ada 2 macam proteksi pada jaringan yaitu :

proteksi utama yaitu proteksi yang bekerja untuk memutuskan gangguan dalam daerah
proteksina secepat mungkin.
Proteksi cadangan (back-up protection) yaitu proteksi yang bekerja ketika proteksi utama
gagal bekerja sehingga gangguan tidak semakin melebar.
BAB III
KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Dave M, Mark McGranaghan, Effect of Voltage Sags in Process Industry Application, Juni,
2005.

IEEE 1159-1995, Recommended Practice for Monitoring Electric Power Quality, (1995), 1159-
1995.

Makaliki R., Voltage Sag Source Location in Power Systems,Sweden, December, 2006.

Roger C. Dugan, McGraw-Hill, Electrical Power System Quality, New York, 1996.

Saudin, Norshafinash. 2007. Voltage Sags Mitigation Techniques Analysis. http://eprints.utm

Anda mungkin juga menyukai