Jawaban
Jawaban
Pembuluh Darah!
KOMPAS.com - Paparan zat kimia di sekitar kita memiliki dampak yang tidak ringan bagi
kesehatan. Salah satunya adalah menyebabkan penyumbatan pembuluh darah. Ketahui apa
saja bahan kimia yang sebaiknya kita hindari.
Yang belum banyak diketahui, BPA juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Salah satu studi mengaitkan level BPA yang tinggi dalam darah dengan peningkatan risiko
penumpukan plak yang jika pecah bisa menyebabkan serangan jantung mendadak dan hal ini
sering menjadi fatal.
Untuk menghindari kontaminasi ini, Anda dapat membeli botol kaleng makanan atau air yang
ditandai dengan label "BPA-free". Hal lain yang dapat dilakukan yaitu dengan tidak
menyentuh kwitansi yang dicetak di atas kertas thermal.
Kandungan phthalates yang tinggi dalam darah dapat meningkatkan risiko penyumbatan pada
arteri. Studi terbaru juga menghubungkan antara hipertensi pada anak-anak dengan
kandungan phthalate dalam darah. Lebih dari 50 makalah medis juga menghubungkan
phthalates dengan masalah kardiovaskular. Kontaminasi ini dapat dicegah dengan
menghindari penggunaan lotion wanginya menyengat dan produk perawatan pribadi lainnya.
Dalam sebuah studi di Denmark baru-baru ini, ditemukan sekitar 500 anak yang kegemukan
yang memiliki kadar PFC tinggi dalam darahnya lebih berisiko penyakit jantung dan
diabetes, termasuk kadar insulin dan trigliserida yang tinggi. Hasil ini tak berbeda pada anak
yang berat badannya normal.
Studi mengenai bahaya PBDEs salah satunya dilakukan tim dari Denmark dan Swedia
terhadap 21 pasangan lansia yang tinggal di rumah. Tim peneliti mengukur beberapa penanda
kesehatan. Kemudian selama dua hari, mereka mengukur penanda kesehatan tapi udara di
dalam rumah sudah disaring.
Hasilnya, filter tersebut menghilangkan 9000 partikel permeter kubik dari udara. Jumlah
tersebut setara dengan peningkatan fungsi pembuluh darah kecil sampai 8 persen. Hal ini
cukup untuk menurunkan tekanan darah, mengurangi rasa sakit angina, atau meningkatkan
aliran darah.
Itu sebabnya sebanyak 85 persen binatu menggunakan pembersih pakaian ini. Paparan bahan
kimia ini akan menimbulkan beberapa efek samping, diantaranya pusing, kelelahan, sakit
kepala, dan mual. Bahan kimia ini telah terbukti menyebabkan kanker pada tikus dan
dikategorikan "mungkin karsinogenik bagi manusia" oleh Badan Internasional untuk
Penelitian Kanker (IARC).
Hubungan zat kimia ini dengan penyakit jantung belum bisa dipastikan, tetapi efek toksik
dari PERC pada sistem enzim sangat berhubungan dengan kesehatan hati. Pencegahan akan
kontaminasi ini dapat dilakukan dengan melepas plastik yang digunakan pada "dry cleaning
dan mengangin-anginkannya beberapa hari sebelum dipakai. (Monica Erisanti)