Anda di halaman 1dari 9

BAB IV.

EVALUASI PROGRAM

4.1 Pengertian Evaluasi Program

Evaluasi dapat disamakan dengan penaksiran (appraisal),


pemberian angka (ratting) dan penilaian (assessment) kata-kata yang
menyatakan usaha untuk menganalisis hasil kebijakan dalam arti
satuan nilainya. Dalam arti yang lebih spesifik, evaluasi berkenaan
dengan produksi informasi mengenai nilai atau manfaat hasil
kebijakan. Ketika hasil kebijakan mempunyai nilai, hal ini karena hasil
tersebut memberikan sumbangan kepada tujuan atau sasaran. Hal ini
juga berarti bahwa kebijakan atau program telah mencapai tingkat
kinerja yang bermakna sehingga, masalah-masalah kebijakan dibuat
sudah jelas atau diatasi. Selain itu, evaluasi juga digunakan untuk
kepentingan penyusunan program berikutnya maupun penyusunan
kebijakan yang terkait dengan program.

Evaluasi merupakan suatu proses untuk menentukan hasil yang


telah dicapai dari beberapa kegiatan yang direncanakan untuk
mendukung tercapainya tujuan. Menurut The American Public Health
Association, evaluasi program dalam bidang administrasi mempunyai
sasaran penting karena dapat menentukan apakah program yang
sedang dilakukan berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah
ditetapkan, serta apakah program yang telah dilaksanakan telah
sesuai dengan harapan. Evaluasi merupakan cara untuk membuktikan
keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan dari suatu program, oleh
karena itu pengertian evaluasi sering digunakan untuk menunjukan
tahapan siklus pengelolahan program yang mencakup :
a. Evaluasi pada tahap perencanaan (EX-ANTE/ formative
evaluation)
Pada tahap perencanaan, evaluasi sering digunakan untuk
memilih dan menentukan prioritas dari berbagai alternatif dan
kemungkinan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan
sebelumnya.
b. Evaluasi pada tahap pelaksanaan (ON-GOING/ promotive
evaluation)
Pada tahap pelaksanaan, evaluasi digunakan untuk menentukan
tingkat kemajuan pelaksanaan program dengan rencana yang
telah ditentukan sebelumnya.
c. Evaluasi pada tahap Pasca Pelaksanaan (EX-POST/ summative
evaluation)
Pada tahap pasca pelaksanaan, evaluasi diarahkan untuk
melihat apakah pencapaian (keluaran/hasil/dampak) program
mampu mengatasi masalah pembangunan yang ingin
dipecahkan. Evaluasi ini dilakukan setelah program berakhir
untuk menilai relevansi (dampak dibandingkan masukan),
efektivitas (hasil dibandingkan keluaran), manfaat (dampak
dibandingkan hasil), dan kontinuitas (dampak dibandingkan
dengan hasil dan keluaran) dari suatu program.
Evaluasi dilakukan dengan melakukan pengumpulan data,
pengolahan, analisis dan interpretasi data dengan menggunakan
pendekatan sistem, terhadap Program Pelayanan antenatal terpadu
(Antenatal Care) pada Puskesmas Suradita Kabupaten Tangerang
periode Januari sampai dengan Maret 2015 yang ditemukan masalah
yang ada dan kemudian dibuat usulan dan saran sebagai pemecahan
masalah tersebut berdasarkan penyebab masalah yang ditemukan
dari unsur-unsur sistem.

4.2 Pengertian Program

Program dapat diartikan menjadi dua istilah yaitu program dalam


arti khusus dan program dalam arti umum. Pengertian secara umum
dapat diartikan bahwa program adalah sebuah bentuk rencana yang
akan dilakukan. Apabila program dikaitkan langsung dengan
evaluasi program maka program didefinisikan sebagai unit atau
kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari
kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan dan
terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang.
Dengan demikian yang perlu ditekankan bahwa program terdapat tiga
unsur penting yaitu:
a. Program adalah realisasi atau implementasi dari suatu
kebijakan
b. Terjadi dalam kurun waktu yang lama dan bukan kegiatan
tunggal tetapi jamak berkesinambungan
c. Terjadi dalam organisasi yang melibatkan sekelompok orang
Sebuah program bukan hanya merupakan kegiatan tunggal yang
dapat diselesaikan dalam waktu singkat, melainkan merupakan
kegiatan berkesinambungan dalam melaksanakan suatu kebijakan
sehingga sebuah program dapat berlangsung dalam kurun waktu
relatif lama.

4.3 Pendekatan Sistem


Sistem adalah sekumpulan unsur / elemen yang saling berkaitan
dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk
mencapai suatu tujuan. Dalam hal ini program atau organisasi yang
penulis evaluasi dipandang menjadi suatu sistem yang terdiri dari
komponen-komponen sistem yang terdiri dari: input, process, output,
feedback, impact, environment .

1. Input
Input adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam
sistem dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem
tersebut. Input merupakan bagian awal dari sistem yang
menyediakan kebutuhan operasi bagi sistem. Input ini akan
berbeda-beda sesuai dengan sasaran operasi dari suatu sistem,
misalnya bahan baku untuk digunakan dalam proses produksi,
bahan kuliah untuk digunakan dalam pembelajaran. Namun
demikian, adakalanya untuk operasional dari sistem dibutuhkan
berbagai input yang berbeda satu sama lainnya. Input dalam
manajemen mempunyai beberapa element seperti man, money,
machine, method, material, market, technologi, time, information.
2. Process
Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang
terdapat dalam sistem dan yang berfungsi untuk mengubah
masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Proses merupakan
cara atau metode untuk merubah input menjadi suatu output.
Misalnya hal yang dilakukan mesin, tugas yang dilakukan oleh
anggota dari organisasi, dan lainnya. Dalam situasi tertentu, proses
tidak dapat diketahui secara detail karena transformasi yang
dilakukan terlalu kompleks. Kombinasi input yang berbeda, atau
urutan pemakaiannya yang berbeda mungkin akan menghasilkan
output yang berbeda. Misalnya, banyak pimpinan organisasi tidak
dapat menentukan hubungan antara berbagai komponen dari
sistem sehingga faktor mana yang dominan dalam mencapai
sasaran perusahaan tidak dapat di ketahui.

3. Output
Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang
dihasilkan dari berlangsungnya proses dalam sistem. Output
mungkin dapat berbentuk fisik maupun non fisik misalnya produk,
informasi, dan lainnya. Output adalah hasil suatu proses, sasaran
dimana sistem berada. Namun perlu ditambahkan bahwa kadang
output ini akan menjadi input bagi sistem yang lain, misalnya
informasi output yang dihasilkan dari proses data yang selanjutnya
dapat digunakan oleh pengambil keputusan atau orang sebagai
input untuk melakukan sesuatu.
4. Feed back
Umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang
merupakan keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan
bagi sistem tersebut.
5. Dampak (Impact)
Impact adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.
6. Lingkungan
Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak
dikelola oleh sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap
sistem.
4.4 Bahan dan Metode Evaluasi

4.4.1 Pengumpulan Data

Sebelum menetapkan masalah, hal yang harus dilakukan


adalah pengumpulan data. Data adalah hasil dari suatu pengukuran
dan/atau pengamatan terhadap suatu kegiatan. Pengumpulan data
dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Suradita dan terpusat pada
desa Suradita saja. Pengumpulan data dilakukan dengan :
- Wawancara dengan petugas program, dan bidan desa
- Data Sekunder
Data sekunder dikumpulkan dengan mempelajari dokumentasi
Puskesmas yaitu :
1. Profil Kesehatan Puskesmas Suradita tahun 2014
2. Laporan Kinerja Puskesmas Suradita tahun 2014
3. Rekapitulasi Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu
dan Anak (PWS-KIA) Puskesmas Suradita tahun 2014
4. Laporan tahunan jumlah ibu hamil yang mendapatkan
tablet Fe1 dan Fe3 menurut desa Suradita tahun 2014.
5. Laporan tahunan Pemantauan Wilayah Setempat
pemberian imunisasi TT1 dan TT2 desa Suradita tahun
2014.
6. Laporan tahunan jumlah ibu hamil yang melakukan
pemeriksaan proteinuria desa Suradita tahun 2014.
7. Laporan tahunan jumlah ibu hamil yang melakukan
pemeriksaan hemoglobin desa Suradita tahun 2014.
8. Laporan tahunan jumlah ibu hamil yang melakukan
pemeriksaan HIV desa Suradita tahun 2014.
Tolak ukur terdiri dari variabel variabel, yaitu input, proses, output,
lingkungan, umpan balik dan dampak yang digunakan sebagai
pembanding atau target yang harus dicapai dalam program
pelayanan antenatal terpadu.
Adapun rujukan tolak ukur penelitian yang digunakan adalah :
1. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu tahun 2010.
2. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu
dan Anak (PWS-KIA) tahun 2010.
4.4.2 Pengolahan Data

Data yang didapat kemudian diolah dengan pendekatan


sistem dan dibuat faktor variabel yang dibandingkan dengan tolak
ukur dengan hasil yang didapatkan. Tolak ukur terdiri atas input,
proses, output, lingkungan, umpan balik dan dampak. Dari faktor
dan presentasi data yang telah diolah dapat dilihat perbandingan
antara keduanya.

4.4.3 Penyajian Data

Agar laporan ini dapat dipahami dengan baik, penulis


menggunakan tiga macam cara dalam menyajikan data, antara
lain :
- Tektural : penyajian data dalam bentuk uraian kata - kata
- Tabular : penyajian data dalam bentuk tabel
- Grafikal : penyajian data dalam bentuk grafik

4.4.4 Identifikasi Masalah

Setelah dilakukan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian


data, maka dapat diidentifikasi kesenjangan antara tolak ukur dan
hasil pencapaian unsur keluaran (output). Sedangkan kesenjangan
pada unsur unsur lain selain keluaran (output) adalah penyebab
masalah.

4.4.5 Pemilihan Prioritas Masalah

Dari hasil penyajian data bisa terdapat masalah lebih dari satu
namun, tidak semua masalah perlu dibahas dan diselesaikan.
Apabila ditemukan lebih dari satu masalah, perlu ditetapkan
prioritas masalah pokok yang harus mendapat fokus perhatian dan
diselesaikan.

Untuk menetapkan prioritas masalah, akan digunakan Teknik Skor


cara Bryant ( Tabel 4.1), dengan parameter sebagai berikut :
1. Community concern : sejauh mana masyarakat menganggap
masalah tersebut penting.
2. Prevalence : berapa banyak penduduk yang terkena masalah
tersebut.
3. Seriousness : sejauh mana dampak yang ditimbulkan oleh
masalah tersebut
4. Manageability : sejauh mana kita memiliki kemampuan untuk
mengatasinya.

Tabel 4.1. Penetapan prioritas masalah dengan


menggunakan Teknik Skor cara Byant

Masalah

Parameter 1 2 3 4 5

Community Concern
(CC)

Prevalence (P)

Seriousness (S)

Manageability (M)

Dalam menetapkan prioritas masalah, yang dijadikan prioritas


adalah masalah dengan nilai (CC + P + S + M) yang tertinggi.
Setiap parameter diberi nilai 1 (terkecil) sampai 5 (terbesar),
dengan perincian :

Nilai 1 : masalah kecil / sukar


Nilai 2 : masalah sedang
Nilai 3 : masalah cukup
Nilai 4 : masalah cukup besar
Nilai 5 : masalah besar / mudah

Masalah yang nilainya paling tinggi adalah prioritas masalah yang


dicari. Setelah prioritas masalah didapatkan, maka dilakukan
penelusuran kembali unsur sistem untuk menentukan faktor
penyebab masalah. Setelah faktor penyebab ditemukan, maka jalan
keluar penyelesaian masalah dapat dicari.
4.5 Penentuan Alternatif Jalan Keluar
Penentuan alternatif jalan keluar disusun dari kesenjangan yang
ditemukan pada unsur input, proses, feedback / umpan balik, dan
lingkungan. Analisa dari masing masing kesenjangan tersebut akan
mengarah kepada alternatif jalan keluar untuk mengatasi masalah pada
program yang dievaluasi.
4.6 Kuesioner
Kuesioner / angket adalah pernyataan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi
atau hal-hal yang ia ketahui. Sedangkan menurut Sugiyono (2008:199)
Angket atau kuesioner merupakan tehnik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawab.
Kuesioner atau angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah
jenis kuesioner atau angket langsung yang tertutup karena responden
hanya tinggal memberikan tanda pada salah satu jawaban yang dianggap
benar.
4.6.1 Tujuan
Tujuan dari kuesioner ini adalah untuk mengumpulkan data
primer mengenai pelayanan antenatal di desa Suradita. Hal ini
kemudian dapat digunakan sebagai sarana untuk mengevaluasi
pelayanan antenatal dari petugas kesehatan di desa Suradita , dan
juga untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi masyarakat
dalam melakukan pelayanan antenatal, sehingga dapat ditemukan
alternatif jalan keluar bagi permasalahan tersebut, guna
meningkatkan mutu pelayanan antenatal di puskemas Suradita.

4.6.2 Sasaran
Sasaran dari kuesioner ini merupakan ibu-ibu yang
mendapatkan pelayanan antenatal care di desa suradita pada
tahun 2014. Responden yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
kuesioner ini yaitu sebanyak 260 orang. Penentuan jumlah
sampel/responden didapatkan dengan menggunakan rumus Slovin
yaitu :
Dimana :
n : jumlah sampel
N : jumlah populasi
E : batas toleransi kesalahan (error tolerance)
Pada pengambilan sampel ini penulin menggunakan batas tolerasi
sebanyak 5%.

4.6.3 Waktu & Tatacara Pelaksanaan


Adapun pelaksanaan dari kuesioner ini yaitu pada tanggal 6-9
maret 2014, dengan dibantu oleh para kader KIA dari Desa Suradita
yang mana sudah dilatih terlebih dahulu mengenai cara pengisian
kuesioner. Kuesioner disebarkan pada 260 reponden yang tersebar
pada 21 posyandu di desa Suradita.

Anda mungkin juga menyukai