Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kuda (Equus caballus) adalah hewan ternak yang sudah mulai
dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia sejak 4000 SM. Kuda saat ini sudah
dikenal masyarakat secara umum karena memiliki banyak manfaat untuk
kehidupan manusia baik dikonsumsi dagingnya atau sebagai hewan pekerja.
Kuda pada umumnya memiliki beberapa fungsi seperti sebagai hewan
peliharaan, hobi (kuda pacu), alat transportasi, sumber pangan (daging dan
susu) serta untuk militer negara. Kuda banyak dimanfaatkan manusia karena
kuda mudah dikendalikan dan diatur sehingga dapat dipergunakan untuk
mempermudah pekerjaan manusia.
Populasi ternak kuda di Indonesia saat ini sudah tersebar di seluruh
provinsi di Indonesia kecuali Kepulauan Riau yang tidak ada data ternak kuda.
Populasi kuda di Indonesia jika dijumlah dari 34 provinsi pada tahun 2011
mencapai 408.665 ekor, pada tahun 2012 mengalami peningkatan sehingga
menjadi 437.383 ekor, pada tahun 2013 sebanyak 434.208 ekor, pada tahun
2014 mengalami penurunan menjadi 428.052 ekor dan pada tahun 2015
mengalami peningkatan dengan data sementara sebanyak 436.098 ekor
(Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2015).
Kuda sudah sejak lama dimanfaatkan sebagai militer negara oleh banyak
negara khususnya di Eropa, di Indonesia penggunaan kuda sebagai militer
dapat ditemui di Detasemen Kaveleri Berkuda milik TNI-AD dan di
Direktorat Polisi Satwa. Direktorat Polisi Satwa Indonesia berdiri sejak
tanggal 04 Juli 1959 bernaung di dalam struktur Kepolisian Negara Republik
Indonesia. Struktur Direktorat Polisi Satwa terdapat Subdit Cakkal (Sub
Direktorat Pelacakan dan Penangkalan) yang di dalamnya dibagi menjadi
Detasemen K-9 (Anjing Pelacak) dan Detasemen Turangga (Polisi Berkuda).
Detasemen Turangga terdapat tiga subdetasemen yaitu Subden Patwal
(Subdetasemen Patroli dan Pengawasan) yang bertanggungjawab atas
pelaksanaan program patroli dan pengawalan menggunakan satwa kuda;

1
Subden SAR (Subdetasemen Search and Rescue) yang bertanggungjawab atas
program pencarian dan penyelamatan; Subden Dalmas (Subdetasemen
Pengendalian Massa) yang betanggungjawab atas program pengendalian
massa menggunakan satwa kuda. Pemeliharaan kesehatan satwa di Direktorat
Polisi Satwa menjadi tanggung jawab dari Seksi Veteriner untuk
melaksanakan program pengobatan satwa.
Penyakit yang sering diderita oleh kuda antara lain kolik, flu dan alergi.
Kolik adalah penyakit yang paling sering diderita oleh kuda karena kuda tidak
bisa tahan akan sensai nyeri atau rasa sakit. Kolik adalah rasa nyeri pada
bagian abdomen dari kuda, apabila kolik tidak cepat ditangani maka bisa
berakibat fatal bagi kuda. Kuda sering mengalami kolik karena anatomi dari
tubuh kuda yang memiliki ukuran lambung yang kecil, sedangkan saluran
usus yang besar sehingga sangat berisiko terjadi kolik (Meilany, 2001). Angka
kejadian kolik pada kuda diperkirakan terjadi pada satu dari 10 ekor kuda
setiap tahunnya (Tinker et al., 1997). Kolik dapat disebabkan oleh beberapa
hal seperti kesalahan pemberian pakan atau faktor lain yang berhubungan
dengan saluran pencernaan.
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang di Direktorat Polisi Satwa Baharkam
POLRI Depok dikarenakan terdapat kuda dalam jumlah yang cukup banyak
dan pemanfaatan kuda secara khusus untuk kepolisian negara, sehingga kuda
di sana mendapat pelatihan dan perlakuan yang berbeda daripada kuda
peliharaan pada umumnya dan dikaitkan dengan kejadian kolik yang mudah
menyerang kuda. Oleh karena itu, PKL dilakukan untuk mengkaji system
penanganan kasus kolik pada kuda yang diterapkan pada kuda di Direktorat
Polisi Satwa Baharkam POLRI Depok sehingga dapat dilakukan tindakan
kuratif yang tepat sebagai bentuk pengendalian penyakit kolik dan tidak
sampai menyebabkan akibat yang fatal bagi kelangsungan hidup kuda yang
dipelihara dan sebagai referensi untuk pengobatan kolik pada kuda di tempat
yang berbeda.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana penerapan manajemen penanganan kasus kolik pada kuda di
Direktorat Polisi Satwa Baharkam POLRI Depok?

2
2. Bagaimana pengobatan kasus kolik pada kuda di Direktorat Polisi Satwa
Baharkam POLRI Depok?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui sistem manajemen penanganan kasus kolik pada kuda di
Direktorat Polisi Satwa Baharkam POLRI Depok.
2. Mengetahui sistem pengobatan kasus kolik pada kuda di Direktorat Polisi
Satwa Baharkam POLRI Depok.

1.4 Manfaat
1. Untuk menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan bagi
mahasiswa pelaksana PKL dan bagi mahasiswa kedokteran hewan tentang
manajemen penanganan kasus kolik pada kuda di Direktorat Polisi Satwa
Baharkam POLRI Depok.
2. Sebagai bahan informasi berupa saran dan masukan bagi Direktorat Polisi
Satwa Baharkam POLRI Depok serta peternak pada umumnya mengenai
penanganan kasus kolik pada kuda.

Anda mungkin juga menyukai