Anda di halaman 1dari 29

POMPA ( PUMP)

Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu
tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan dengan cara menambahkan energi
pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung secara terus menerus.
Pompa beroperasi dengan prinsip membuat perbedaan tekanan antara bagian masuk (suction)
dengan bagian keluar (discharge). Dengan kata lain, pompa berfungsi mengubah tenaga mekanis
dari suatu sumber tenaga (penggerak) menjadi tenaga kinetis (kecepatan), dimana tenaga ini
berguna untuk mengalirkan cairan dan mengatasi hambatan yang ada sepanjang pengaliran.

Pompa Sentrifugal
Salah satu jenis pompa pemindah non positip adalah pompa sentrifugal yang prinsip kerjanya
mengubah energi kinetis (kecepatan) cairan menjadi energi potensial (dinamis) melalui suatu
impeller yang berputar dalam casing.
Sesuai dengan data-data yang didapat, pompa reboiler debutanizer di Hidrokracking Unibon
menggunakan pompa sentrifugal single - stage double suction.

Klasifikasi Pompa Sentrifugal


Pompa Sentrifugal dapat diklasifikasikan, berdasarkan :

1. Kapasitas :

Kapasitas rendah < 20 m3 / jam


Kapasitas menengah 20 -:- 60 m3 / jam

Kapasitas tinggi > 60 m3 / jam


2. Tekanan Discharge :

Tekanan Rendah < 5 Kg / cm2

Tekanan menengah 5 -:- 50 Kg / cm2

Tekanan tinggi > 50 Kg / cm2


3. Jumlah / Susunan Impeller dan Tingkat :

Single stage : Terdiri dari satu impeller dan satu casing


Multi stage : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun seri dalam satu casing.

Multi Impeller : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun paralel dalam satu casing.

Multi Impeller Multi stage : Kombinasi multi impeller dan multi stage.
4. Posisi Poros :

Poros tegak

Poros mendatar

5. Jumlah Suction :

Single Suction

Double Suction
6. Arah aliran keluar impeller :

Radial flow

Axial flow

Mixed fllow

Bagian-bagian Utama Pompa Sentrifugal

Secara umum bagian-bagian utama pompa sentrifugal dapat dilihat sepert gambar berikut :
Rumah Pompa Sentrifugal

A. Stuffing Box
Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana poros pompa menembus
casing.
B. Packing
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing pompa melalui poros.
Biasanya terbuat dari asbes atau teflon.
C. Shaft (poros)
Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama beroperasi dan tempat
kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar lainnya.
D. Shaft sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan pada stuffing box.
Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage joint, internal bearing dan interstage atau distance
sleever.
E. Vane
Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.
F. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen yang
berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet nozel serta tempat
memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi
energi dinamis (single stage).
G. Eye of Impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.
H. Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi kecepatan pada
cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga cairan pada sisi isap secara terus menerus
akan masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya.
I. Wearing Ring
Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang melewati bagian depan
impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara memperkecil celah antara casing
dengan impeller.
J. Bearing
Beraing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari poros agar dapat berputar,
baik berupa beban radial maupun beban axial. Bearing juga memungkinkan poros untuk dapat
berputar dengan lancar dan tetap pada tempatnya, sehingga kerugian gesek menjadi kecil.
K. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen yang
berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet nozel serta tempat
memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi
energi dinamis (single stage).

Kapasitas Pompa
Kapasitas pompa adalah banyaknya cairan yang dapat dipindahkan oleh pompa setiap satuan
waktu . Dinyatakan dalam satuan volume per satuan waktu, seperti :
Barel per day (BPD)

Galon per menit (GPM)

Cubic meter per hour (m3/hr)

Head Pompa
Head pompa adalah energi per satuan berat yang harus disediakan untuk mengalirkan sejumlah
zat cair yang direncanakan sesuai dengan kondisi instalasi pompa, atau tekanan untuk
mengalirkan sejumlah zat cair,yang umumnya dinyatakan dalam satuan panjang.
Menurut persamaan Bernauli, ada tiga macam head (energi) fluida dari sistem instalasi aliran,
yaitu, energi tekanan, energi kinetik dan energi potensial
Hal ini dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
Karena energi itu kekal, maka bentuk head (tinggi tekan) dapat bervariasi pada penampang yang
berbeda. Namun pada kenyataannya selalu ada rugi energi (losses).

Pada kondsi yang berbeda seperti pada gambar di atas maka persamaan Bernoulli adalah sebagai
berikut :
1. Head Tekanan

Head tekanan adalah perbedaan head tekanan yang bekerja pada permukaan zat cair pada sisi
tekan dengan head tekanan yang bekerja pada permukaan zat cair pada sisi isap.

Head tekanan dapat dinyatakan dengan rumus :

2. Head Kecepatan
Head kecepatan adalah perbedaan antar head kecepatan zat cair pada saluran tekan dengan head
kecepatan zat cair pada saluran isap.
Head kecepatan dapat dinyatakan dengan rumus :

3. Head Statis Total


Head statis total adalah perbedaan tinggi antara permukaan zat cair pada sisi tekan dengan
permukaan zat cair pada sisi isap.
Head statis total dapat dinyatakan dengan rumus :
Z = Zd - Zs(5)

Dimana :
Z : Head statis total
Zd : Head statis pada sisi tekan
Zs : Head statis pada sisi isap

Tanda + : Jika permukaan zat cair pada sisi isap lebih rendah dari sumbu pompa (Suction lift).

Tanda - : Jika permukaan zat cair pada sisi isap lebih tinggi dari sumbu pompa (Suction head).

4. Kerugian head (head loss)


Kerugian energi per satuan berat fluida dalam pengaliran cairan dalam sistem perpipaan disebut
sebagai kerugian head (head loss).
Head loss terdiri dari :
a. Mayor head loss (mayor losses)
Merupakan kerugian energi sepanjang saluran pipa yang dinyatakan dengan rumus :

Harga f (faktor gesekan) didapat dari diagram Moody (lampiran - 6) sebagai fungsi dari Angka
Reynold (Reynolds Number) dan Kekasaran relatif (Relative Roughness - /D ), yang nilainya
dapat dilihat pada grafik (lampiran) sebagai fungsi dari nominal diameter pipa dan kekasaran
permukaan dalam pipa (e) yang tergantung dari jenis material pipa.
Sedangkan besarnya Reynolds Number dapat dihitung dengan rumus :
b. Minor head loss (minor losses)
Merupakan kerugian head pada fitting dan valve yang terdapat sepanjang sistem perpipaan.
Dapat dicari dengan menggunakan Rumus :

Dalam menghitung kerugian pada fitting dan valve dapat menggunakan tabel pada lampiran 4.
Besaran ini menyatakan kerugian pada fitting dan valve dalam ukuran panjang ekivalen dari pipa
lurus.

c. Total Losses
Total losses merupakan kerugian total sistem perpipaan, yaitu :

Daya Pompa
Daya pompa adalah besarnya energi persatuan waktu atau kecepatan melakukan kerja.
Ada beberapa pengertian daya, yaitu :
1.Daya hidrolik (hydraulic horse power)
Daya hidrolik (daya pompa teoritis) adalah daya yang dibutuhkan untuk mengalirkan sejumlah
zat cair. Daya ini dapat dihitung dengan rumus :

2. Daya Poros Pompa (Break Horse Power)

Untuk mengatasi kerugian daya yang dibutuhkan oleh poros yang sesungguhnya adalah lebih
besar dari pada daya hidrolik.

Besarnya daya poros sesungguhnya adalah sama dengan effisiensi pompa atau dapat dirumuskan
sebagai berikut :

3. Daya Penggerak (Driver)

Daya penggerak (driver) adalah daya poros dibagi dengan effisiensi mekanis (effisiensi
transmisi). Dapat dihitung dengan rumus :
Effisiensi Pompa
Effisiensi pada dasarnya didefinisikan sebagai perbandingan antara output dan input atau
perbandingan antara HHP Pompa dengan BHP pompa.
Harga effisiensi yang tertinggi sama dengan satu harga effisiensi pompa yang didapat dari
pabrik pembuatnya.
Effisiensi pompa merupakan perkalian dari beberapa effiaiensi, yaitu:

Referensi utama : Ir. Sularso, MSME dan Prof. Dr. Haruo Tahara, Pompa dan Kompresor, PT
Pradnya Paramita, Jakarta, 1983.
Lampiran :
Grafik fungsi dari Angka Reynold (Reynolds Number) dan Kekasaran relatif (Courtesy
ofwww.fao.org/) :
SYSTEM PENYEKAT PADA POMPA
Menyambung pembahasan saya mengenai pompa pada tulisan sebelumnya. Kali ini saya akan
sedikit mengulas tentang system penyekatan (Sealing System).
Pemilihan yang tepat pada sebuah seal sangat penting bagi keberhasilan pemakaian pompa.
Untuk mendapatkan kehandalan pompa yang terbaik, pilihan penyekat harus tepat antara jenis
seal dan lingkungan yang dipakai.

Dasar-dasar Penyekat (Seal)

Ada dua jenis seal: statis dan dinamis.

Seal statis dipakai di mana tidak ada gerakan yang terjadi pertemuan antara kedua permukaan
yang akan disekat. Gasket dan O-ring merupakan contoh yang umum dari seal statis.
Seal Dinamis digunakan di mana ada permukaan yang bergerak relatif terhadap satu sama lain.
Seal dinamis misalnya digunakan pada poros yang berputar dan menghantarkan power melalui
dinding sebuah tangki (Gambar 1), melalui casing dari pompa (Gambar 2), atau melalui rumah
peralatan berputar lainnya seperti filter atau layar.

Contoh umum dari pemakaian alat-alat penyekat adalah penyekat untuk poros yang berputar
pada pompa. Untuk mengetahui lebih banyak tentang fungsi dari penyekat ini, kita harus tahu
terlebih dahulu dasar-dasar pengetahuan pompa.
Pada pompa sentrifugal, cairan masuk ke pompa melalui bagian suction pada pusat (eye)
impeller yang berputar. (gambar 3 dan 4).

Pada saat kipas impeller berputar, mereka menghantarkan gerakan untuk memasukan produk,
yang kemudian meninggalkan impeller, dikumpulkan di dalam rumah pompa(casing) dan
meninggalkan pompa melalui tekanan pada sisi keluar (discharge) pompa.
Tekanan discharge akan menekan beberapa produk ke bawah di belakang impeller menuju poros,
di mana ia akan mencoba keluar sepanjang poros yang berputar. Pabrik pembuat pompa
menggunakan berbagai macam teknik untuk mengurangi adanya tekanan produk yang mencoba
keluar. Beberapa cara yang umum dilakukan adalah:
1. Penambahan lobang penyeimbang (balance hole) melalui impeller untuk memberikan
jalan bagi tekanan yang akan keluar melalui sisi isap impeller.
2. Penambahan kipas pada sisi belakang impeller (back pump-out vanes).
Bagaimanapun juga, sepanjang tidak ada jalan untuk mengurangi adanya tekanan ini seluruhnya,
maka peralatan penyekat mutlak diperlukan untuk membatasi keluarnya produk. Seperti
penyekat kompresi (packing )atau penyekat mekanis (mechanical seals).
Stuffing Box Packing
Pengaturan penggunaaan stuffing box ditunjukan pada gambar di bawah. Ia terdiri dari:
1. 5 ring packing.
2. Sebuah lantern ring yang digunakan untuk menginjeksi peluamas dan atau untuk
membuang cairan
3. Sebuah penekan (gland) untuk menahan packing dan menjaga kebutuhan tekanan yang
disesuaikan dengan kondisi pengencangan packing.

Fungsi dari packing adalah untuk mengontrol kebocoran, bukan untuk mencegah seluruh
kebocoran. Karena packing harus selalu terlumasi dan kebocoran yang dianjurkan untuk menjaga
adanya pelumasan adalah sekitar 40 sampai 60 tetes per menit.
Metode pelumasan pada packing tergantung pada ko0ndisi cairan yang dipompa dan juga
tekanan pada stuffing box. Ketika tekanan stuffing box di atas tekanan atmosfir dan cairan yang
ditekan bersih dan tidak korosif, maka cairan pada pompa itulah yang berfungsi sebagai pelumas
paking. (gambar 6).

Tatkala tekanan pada stuffing box di bawah tekanan atmosfir, sebuah lantern ring di pasang dan
pelumas di injeksikan ke dalam stuffing box. (gambar 7). Sebuah pipa bypass dari sisi tekan
pompa ke penghubung lantern ring umumnya dipakai untuk menyediakan aliran cairan jika
cairannya bersih.

Manakala cairan yang dipompakan kotor atau berpartikel, perlu diinjeksikan cairan pelumas
yang bersih dari luar melalui lantern ring (gambar 8). Aliran sebanyak 0.2 sampai 0.5 gpm
diperlukan dan sebuah keran pengatur serta flowmeter perlu dipasang untuk mendapatkan aliran
yang akurat. Lantern ring biasanya dipasang pada tengah stuffing box, tetapi untuk cairan yang
sangat kental seperti bahan baku kertas disarankan dipasang di leher stuffing box untuk
menghindari tersumbatnya lantern ring.

Rumah packing (gland) pada gambar 5 sampai 8 merupakan tipe quench gland. Air, minyak
atau cairan lainnya dapat diinjeksi ke dalam gland untuk mengurangi panas poros, ia dapat
memperkecil perpindahan panas dari poros ke rumah bearing. Alasan inilah yang membolehkan
temperatur kerja dari pompa lebih tinggi dari tempertur desain bearing dan pelumas.Tipe quench
gland yang sama dapat digunakan untuk mencegah keluarnya racun atau cairan berbahaya
keluar ke udara luar di sekitar pompa. Ini dinamakan smothering gland, dengan mengalirkan
cairan dari luar dan membawa kebocoran yang tidak diinginkan ke parit atau tangki pengumpul
cairan bekas.

MECHANICAL SEAL

Pengertian
Mechanical Seal, apabila diterjemahkan secara bebas, adalah alat pengeblok mekanis. Namun
penerjemahan tersebut menjadi lebih susah dimengerti dan dibayangkan bila dibandingkan
pengertian teknisnya. Mengapa? Karena pengertian seal mekanis mengandung arti begitu luas.
Apakah semua tipe seal mekanis bisa disebut dengan mechanical seal? O-ring merupakan seal
mekanikal, demikian juga Labyrinth Seal, namun keduanya jelas bukan MechanicalSeal.
Mechanical seal yang dibahas pada situs ini adalah suatu tipe Seal yang dipakai pada pompa-
pompa kelas industri, agitator, mixer, chiller dan semua rotating equipment (mesin-mesin yang
berputar).

Untuk mempermudah pemahaman, maka situs ini merasa perlu menyatakan penulisan
mechanical seal yang ideal adalah Mechanical Seal dan disepakati terlebih dahulu bahwa
mechanical seal pada dasarnya adalah masuk golongan seal. Seal tidak akan diterjemahkan
namun diperjelas pengertiannya lewat serangkaian contoh.
Terminologi
Yang paling susah buat pemula adalah pengertian atas istilah-istilah yang digunakan dalam
penyebutan bagian mechanical seal. Untuk itu mari kita samakan persepsi dahulu atas hal-hal
sebagai berikut:

SHAFT adalah as/bagian poros sebuah alat dan merupakan bagian utama dari mesin-mesin yang
berputar. Buku manual mesin-mesin lebih sering menggunakan kata shaft dibandingkan as.

SHAFT SLEEVE adalah sebuah bushing/adapter yang berbentuk selongsong yang terpasang
pada shaft dengan tujuan melindungi shaft akibat pengencangan baut/screw MechanicalSeal.

SEAL adalah suatu part/bagian dalam sebuah konstruksi alat/mesin yang berfungsi untuk
sebagai penghalang/pengeblok keluar/masuknya cairan, baik itu fluida proses maupun pelumas.
Pada sepeda motor atau mobil sering kali bengkel bilang karet sil, sil-as kruk, oil-seal. Analogi
lainnya, coba anda bayangkan sebuah aquarium. Apa yang akan terjadi jika kaca-kaca
ditempelkan tanpa diberi lem kaca/sealant?
Lem kaca setelah mengeras, pada kondisi tersebut adalah seal. Bisa disepakati bahwa Seal lebih
merujuk pada pengertian suatu fungsi. Apapun bentuk dan materialnya, apabila berfungsi untuk
mencegah kebocoran, maka dia disebut sebagai Seal.
O-RING awalnya adalah merujuk pada karet berbentuk bundar yang berfungsi sebagai Seal.
Perkembangan teknologi o-ring sebagai alat pengeblok cairan sekunder (secondary sealing
device) menghasilkan berbagai tipe o-ring berdasarkan materialnya. Material o-ring, ada dari
karet alam, EPDM, Buna, Neoprene, Viton, Chemraz, Kalrez, Isolast hingga tipe Encapsulated
O-Ring, dimana o-ring dibalut dengan PTFE. Ada pula yang murni dibuat dari PTFE dan disebut
dengan Wedge.

SEALFACE adalah bagian paling penting, paling utama dan paling kritis dari sebuah
Mechanical Seal dan merupakan titik PENGEBLOK CAIRAN UTAMA (primary sealing
device) Terbuat dari bahan Carbon atau Silicone Carbide atau Tungsten Carbide atau keramik
atau Ni-resist, dengan serangkaian teknik pencampuran. Permukaan material yang saling
bertemu (contact) dibuat sedemikian halusnya hingga tingkat kehalusan / kerataan permukaan
mencapai 1 - 2 lightband.
Seringkali Sealface disebut juga dengan contact face. Seal faces berarti ada 2 sealface. Yang satu
diam dan melekat pada dinding pompa, dan yang lainnya berputar, melekat pada shaft.
Yang berputar biasanya terbuat dari bahan yang lebih lunak/soft. Kombinasinya bisa berupa
carbon versus silicone carbide, carbon vs ceramic, carbon vs tungten carbide, silicone carbide vs
silicone carbide, silicone carbide vs tungsten carbide.
Setelah memahami bagian-bagian yang menyusun Mechanical Seal, maka bisa dilanjutkan
bahwa MechanicalSeal adalah suatu sealing device yang merupakan kombinasi menyatu antara
sealface yang melekat pada shaft yang berputar dan sealface yang diam dan melekat pada
dinding statis casing/housing pompa/tangki/vessel/kipas.
Sealface yang ada pada shaft yang berputar seringkali disebut sebagai Rotary Face/Primary
Ring. Sedangkan Sealface yang diam atau dalam kondisi stasioner sering disebut
sebagai StationaryFace / Mating Ring / Seat.
Dengan demikian bisa diambil simpulan definisi Mechanical Seal adalah Sebuah alat pengeblok
cairan/gas pada suatu rotating equipment, yang terdiri atas:
1. Dua buah sealface yang bisa aus, dimana salah satu diam dan satunya lagi berputar,
membentuk titik pengeblokan primer (primary sealing).
2. Satu atau sekelompok o-ring/bellows/PTFE wedge yang merupakan titik pengeblokan
sekunder (secondary sealing).
3. Alat pembeban mekanis untuk membuat sealface saling menekan.
4. Asesoris metal yang diperlukan untuk melengkapi rangkaian Mechanical Seal.
Cara Kerja Mechanical Seal
Titik utama pengeblokan dilakukan oleh dua sealfaces yang permukaannya sangat halus dan rata.
Gesekan gerak berputar antara keduanya meminimalkan terjadinya kebocoran. Satu sealface
berputar mengikuti putaran shaft, satu lagi diam menancap pada suatu dinding yang disebut
dengan Glandplate.
Meterial dua sealfaces itu biasanya berbeda. Yang satu biasanya bersifat lunak, biasanyacarbon-
graphite, yang lainnya terbuat dari material yang lebih keras seperti silicone-carbide.

Pembedaan antara material yang digunakan pada stationary sealface dan rotating sealfaceaalah
untuk mencegah terjadinya adhesi antara dua buah sealfaces tersebut. Pada sealface yang lebih
lunak biasanya terdapat ujung yang lebih kecil sehingga sering dikenal sebagai wear-nose (ujung
yang bisa habis atau aus tergesek).
Ada 4 (empat) titik sealing/pengeblokan, yang juga merupakan jalur kebocoran jika titik
pengeblokan tersebut gagal.

Silakan lihat gambar di atas. Titik pengeblokan utama (primary sealing) adalah pada contactface,
titik pertemuan 2 buah sealfaces, lihat Point A. Jalur kebocoran di Point B diblok oleh suatu O-
Ring, atau V-Ring atau Wedge (baca: WED). Sedangkan jalur kebocoran di Point C dan Point D,
diblok dengan gasket atau O-Ring.

Point B, C & D disebut dengan secondary sealing.

KAVITASI

Kavitasi adalah fenomena perubahan phase uap dari zat cair yang sedang mengalir, karena
tekanannya berkurang hingga di bawah tekanan uap jenuhnya. Pada pompa bagian yang sering
mengalami kavitasi adalah sisi isap pompa. Hal ini terjadi jika tekanan isap pompa terlalu rendah
hingga dibawah tekanan uap jenuhnya, hal ini dapat menyebabkan :
Suara berisik, getaran atau kerusakan komponen pompa tatkala gelembung-gelembung
fluida tersebut pecah ketika melalui daerah yang lebih tinggi tekanannya

Kapasitas pompa menjadi berkurang

Pompa tidak mampu membangkitkan head (tekanan)

Berkurangnya efisiensi pompa.

Secara umum, terjadinya kavitasi diklasifikasikan atas 5 alasan dasar :


1. Vaporisation - Penguapan.
Fluida menguap bila tekanannya menjadi sangat rendah atau temperaturnya menjadi sangat
tinggi. Setiap pompa sentrifugal memerlukan head(tekanan) pada sisi isap untuk mencegah
penguapan. Tekanan yang diperlukan ini, disiapkan oleh pabrik pembuat pompa dan dihitung
berdasarkan asumsi bahwa air yang dipompakan adalah 'fresh water' pada suhu 68 oF. Dan ini
disebut Net Positive Suction Head Available (NPSHA)
Karena ada pengurangan tekanan (head losses) pada sisi suction( karena adanya valve, elbow,
reduser, dll), maka kita harus menghitung head total pada sisi suction dan biasa disebut Net
Positive Suction Head is Required (NPSHR).
Nah nilai keduanya mempengaruhi terjadinya penguapan, maka untuk mencegah penguapan,
syaratnya adalah :
NPSHA - Vp NPSHR
Dimana Vp : Vapor pressure fluida yang dipompa.
Dengan kata lain untuk memelihara supaya vaporization tidak terjadi maka kita harus melakukan
hal berikut :
1. Menambah Suction head, dengan :
Menambah level liquid di tangki.

Meninggikan tangki.

Memberi tekanan tangki.

Menurunkan posisi pompa(untuk pompa portable).

Mengurangi head losses pada suction piping system. Misalnya dengan mengurangi
jumlah fitting, membersihkan striner, cek mungkin venting tangki tertutup) atau bertambahnya
speed pompa.
2. Mengurangi Tempertur fluida, dengan :
Mendinginkan suction dengan fluida pendingin

Mengisolasi suction pompa

Mencegah naiknya temperature dari bypass system dari pipa discharge.

3. Mengurangi NPSHR, dengan :


Gunakan double suction. Ini bias mengurangi NPSHR sekitar 25 % dan dalam beberapa
kasus memungkinkan penambahan speed pompa sebesar 40 %.

Gunakan pompa dengan speed yang lebih rendah.

Gunakan impeller pompa yang memiliki bukaan 'lobang' (eye) yang lebih besar.

Install Induser, dapat mereduksi NPSHR sampai 50 %.

Gunakan pompa yang lebih kecil. Menggunakan 3 buah pompa kecil dengan ukuran
kapasitas separuhnya, hitungannya lebih murah dari pada menggunakan pompa besar dan spare-
nya. Lagi pula dapat menghemat energy.
KAVITASI PADA POMPA (II)

Pada bagian pertama tulisan yang lalu, kita telah mengenal apa itu kavitasi, efek yang
ditimbulkannya dan klasifikasi kavitasi,yaitu :

1. Vaporisation - Penguapan.
Selanjutnya kita kaji secara singkat klasifikasi yang kedua

2. Air Ingestion - Masuknya Udara Luar ke Dalam System


Pompa sentrifugal hanya mampu meng'handle' 0.5% udara dari total volume. Lebih dari 6%
udara, akibatnya bisa sangat berbahaya, dapat merusak komponen pompa.
Udara dapat masuk ke dalam system melalui beberapa sebab, antara lain :
Dari packing stuffing box (Bagian A - Lihat Gambar). Ini terjadi, jika pompa dari
kondensor, evaporator atau peralatan lainnya bekerja pada kondisi vakum.
Letak valve di atas garis permukaan air (water line).

Flens (sambungan pipa) yang bocor.

Tarikan udara melalui pusaran cairan (vortexing fluid).

Jika 'bypass line' letaknya terlalu dekat dengan sisi isap, hal ini akan menambah suhu
udara pada sisi isap.

Berkurangnya fluida pada sisi isap, hal ini dapat terjadi jika level cairan terlalu rendah.

Vortexing Fluida
Keduanya, baik penguapan maupun masuknya udara ke dalam system berpengaruh besar
terhadap kinerja pompa yaitu pada saat gelembung-gelembung udara itu pecah ketika melewati
'eye impeller'(Bagian G - Lihat Gambar) sampai pada sisi keluar (Sisi dengan tekanan yang lebih
tinggi). Terkadang, dalam beberapa kasus dapat merusak impeller atau casing. Pengaruh terbesar
dari adanya jebakan udara ini adalah berkurangnya kapasitas pompa.

3. Internal Recirculation - Sirkulasi Balik di dalam System


Kondisi ini dapat terlihat pada sudut terluar (leading edge) impeller, dekat dengan diameter luar,
berputar balik ke bagian tengah kipas. Ia dapat juga terjadi pada sisi awal isap pompa.
Efek putaran balik ini dapat menambah kecepatannya sampai ia menguap dan kemudian 'pecah'
ketika melalui tempat yang tekanannya lebih tinggi. Ini selalu terjadi pada pompa dengan
NPSHA yang rendah. Untuk mengatasi hal tersebut, kita harus tahu nilai Suction Spesific Speed ,
yang dapat digunakan untuk mengontrol pompa saat beroperasi, berapa nilai terdekat yang
teraman terhadap nilai BEP(Best Efficiency Point) pompa yang harus diambil untuk mencegah
terjadinya masalah.
Nilai Suction Spesific Speed yang diijinkan adalah antara 3.000 sampai 20.000. Rumus yang
dipakai adalah :
Dimana :
rpm = Kecepatan Pompa
Capacity = Gallons per menit, atau liters per detik dari impeller terbesar pada nilai BEP(Best Efficiency
Point) -nya.
Head = Net Positive Suction Head is Required (feet atau meter)pada nilai rpm-nya.
Catatan penting :
Untuk pompa double suction, kapasitas dibagi 2 karena ada 2 impeller eyes.

Ideal untuk 'membeli' pompa dengan nilai Suction Spesific Speed kurang dari 8500(5200
metrik) kecuali untuk kondisi yang ekstrim.

Mixed Hydrocarbon dan air panas idealnya pada 9000 12000 (55007300 metric) atau
lebih tinggi, lebih bagus.

Nilai Suction Spesific Speed yang tinggi menandakan impeller eye-nya lebih besar dari
biasanya dan biasanya nilai efisiensinya disesuaikan dengan nilai NPSHR yang rendah.

Lebih tinggi nilai Suction Spesific Speed memerlukan desain khusus, operasinya
memungkinkan adanya kavitasi.

Biasanya, pompa yang beroperasi dibawah 50% dari nilai BEP-nya tidakreliable.

Jika kita memakai open impeller, kita dapat mengoreksi internal recirculation dengan mengatur
suaian(clearance) impeller sesuai dengan spesifikasi pabrik pembuatnya.
Jenis impeller
Untuk jenis Closed Impeller lebih banyak masalahnya dan kebanyakan pada prakteknya
dikembalikan ke pabrik pembuatnya untuk di evaluasi atau mungkin didesain ulang pada
impellernya atau perubahan ukuran suaian(clearance) pada wearing ring.

KAVITASI PADA POMPA (III)

Pada dua tulisan yang lalu : di sini dan di sini, kita telah mengenal apa itu kavitasi, efek yang
ditimbulkannya dan klasifikasi kavitasi,yaitu :

1. Vaporisation - Penguapan.
2. Air Ingestion - Masuknya Udara Luar ke Dalam System
3. Internal Recirculation - Sirkulasi Balik di dalam System
Selanjutnya kita kaji secara singkat klasifikasi yang keempat :
4. Turbulence - Pergolakan Aliran
Kita selalu menginginkan aliran fluida pada kecepatan yang konstan. Korosi dan hambatan
yang ada pada system perpipaan dapat merubah kecepatan fluida dan setiap ada perubahan
kecepatan, tekanannya juga berubah. Untuk menghambat hal tersebut, perlu dilakukan
perancangan system perpipaan yang baik. Antara lain memenuhi kondisi berikut :
Jarak minimum antara suction pompa dengan elbow yang pertama minimal 10 X diameter
pipa.Pada pengaturan banyak pompa, pasang suction bells pada bays yang terpisah, sehingga
satu sisi isap pompa tidak akan mengganggu yang lainnya. Jika ini tidak memungkinkan,
beberapa buah pompa bisa dipasang pada satu bak isap (sump) yang besar, dengan syarat :
Posisi pompa tegak lurus dengan arah aliran.

Jarak antara dua 'center line' pompa minimum dua kali suction diameter.

Semua pompa dalam keadaan 'runing'.

Bagian piping upstream paling tidak memiliki pipa yang lurus dengan panjang
minimal 10 x diameter pipa.

Setiap pompa harus memiliki kapasitas kurang dari 15.000 gpm.

Suaian dasar pompa seharusnya sekitar 30% diameter pipa isap.

Hubungan kedalaman pemasangan pompa dengan kapasitas disesuaikan dengan


table berikut :

Kapasitas Kedalaman Minimum


20,000 GPM 4 FEET
100,000 GPM 8 FEET
180,000 GPM 10 FEET
200,000 GPM 11 FEET
250,000 GPM 12 FEET
Untuk metrik :
Kapasitas Kedalaman Minimum
4,500 M3/HR 1.2 METERS
22,500 M3/HR 2.5 METERS
40,000 M3/HR 3.0 METERS
45,000 M3/HR 3.4 METERS
55,000 M3/HR 3.7 METERS
5. Vane Passing Syndrome
Kerusakan akibat kavitasi jenis ini terjadi ketika diameter luar impeller lewat terlalu dekat
dengan 'cutwater' pompa. Kecepatan aliran fluida ini bertambah tatkala alirannya melalui
lintasan kecil tersebut, tekanan berkurang dan menyebabkan penguapan lokal. Gelembung udara
yang terbentuk kemudian pecah pada tempat yang memiliki tekanan yang lebih tinggi, sedikit
diluar alur cutwater. Hal inilah yang menyebabkan kerusakan padavolute(rumah keong) pompa.
Untuk mencegah pergerakan poros yang berlebihan, beberapa pabrik pembuat
memasangbulkhead rings pada suction eye. Pada sisi keluar (discharge), ring dapat dibuat untuk
memperpanjang sisi keluar dari dinding discharge sampai selubung impeller.
PENGARUH KAVITASI TERHADAP KINERJA POMPA

Pada empat tulisan sebelumnya kita telah mengenal pengaruh kavitasi dan klasifikasi kavitasi
berdasarkan penyebab utamanya.
Kali ini kita kembali memperdalam pengaruh kavitasi ini secara lebih detil. Sebelumnya kita
telah tahu pengaruh kavitasi secara umum adalah sebagai berikut :
Berkurangnya kapasitas pompa

Berkurangnya head (pressure)

Terbentuknya gelembung-gelembung udara pada area bertekanan rendah di dalam


selubung pompa (volute)

Suara bising saat pompa berjalan.

Kerusakan pada impeller atau selubung pompa(volute).

Pada tulisan ini akan kita bahas kenapa semua itu bisa terjadi.
Kavitasi dinyatakan dengan cavities atau lubang di dalam fluida yang kita pompa. Lubang ini
juga dapat dijelaskan sebagai gelembung-gelembung, maka kavitasi sebenarnya adalah
pembentukan gelembung-gelembung dan pecahnya gelembung tersebut. Gelembung terbentuk
tatkala cairan mendidih. Hati-hati untuk menyatakan mendidih itu sama dengan air yang panas
untuk disentuh, karena oksigen cair juga akan mendidih dan tak seorang pun menyatakan itu
panas.
Mendidihnya cairan terjadi ketika ia terlalu panas atau tekananya terlalu rendah. Pada tekanan
permukaan air laut 1 bar (14,7 psia) air akan mendidih pada suhu 212oF (100oC). Jika tekanannya
turun air akan mendidih pada suhu yang lebih rendah. Ada tabel yang menyatakan titik didih air
pada setiap suhu yang berbeda. Sebagai contoh dapat dilihat tabel berikut :
Fahrenheit Centigrade Vapor pressure lb/in2 A Vapor pressure (Bar) A
40 4.4 0.1217 0.00839
100 37.8 0.9492 0.06546
180 82.2 7.510 0.5179
212 100 14.696 1.0135
300 148.9 67.01 4.62
Satuan tekanan di sini yang digunakan adalah absolute bukan pressure gauge, ini jamak dipakai
tatkala kita berbicara mengenai sisi isap pompa untuk menghindari tanda minus. Maka saat
menyebut tekanan atmosfir nol, kita katakan 1 atm sama dengan 14,7 psia pada permukaan air
laut dan pada sistim metrik kita biasa memakai 1 bar atau 100 kPa.
Kita balik ke paragraf pertama untuk menjelaskan akibat dari kavitasi, sehingga kita lebih tahu
apa sesungguhnya yang terjadi.

Kapasitas Pompa Berkurang


Ini terjadi karena gelembung-gelembung udara banyak mengambil tempat(space), dan
kita tidak bisa memompa cairan dan udara pada tempat dan waktu yang sama. Otomatis cairan
yang kita perlukan menjadi berkurang.

Jika gelembung itu besar pada eye impeller, pompa akan kehilangan pemasukan dan
akhirnya perlu priming (tambahan cairan pada sisi isap untuk menghilangkan udara).
Tekanan (Head) kadang berkurang
Gelembung-gelembung tidak seperti cairan, ia bisa dikompresi (compressible). Nah, hasil
kompresi inilah yang menggantikan head, sehingga head pompa sebenarnya menjadi berkurang.

Pembentukan gelembung pada tekanan rendah karena mereka tidak bisa terbentuk pada
tekanan tinggi.
Kita harus selalu ingat bahwa jika kecepatan fluida bertambah, maka tekanan fluida akan
berkurang. Ini artinya kecepatan fluida yang tinggi pasti di daerah bertekanan rendah.
Ini akan menjadi masalah setiap saat jika ada aliran fluida melalui pipa terbatas, volute atau
perubahan arah yang mendadak. Keadaan ini sama dengan aliran fluida pada penampang kecil
antara ujung impeller dengan volute cut water.

Bagian-bagian Pompa Rusak


Gelembung-gelembung itu pecah di dalam dirinya sendiri, ini
dinamakanimploding kebalikan dari exploding. Gelembung-gelembung itu pecah dari segala sisi,
tetapi bila ia jatuh menghantam bagian dari metal seperti impeller atau voluteia tidak bisa pecah
dari sisi tersebut, maka cairan masuk dari sisi kebalikannya pada kecepatan yang tinggi
dilanjutkan dengan gelobang kejutan yang mampu merusak part pompa. Ada bentuk yang unik
yaitu bentuk lingkaran akibat pukulan ini, dimana metal seperti dipukul dengan 'ball peen
hammer'.

Kerusakan ini kebanyakan terjadi membentuk sudut ke kanan pada metal, tetapi
pengalaman menunjukan bahwa kecepatan tinggi cairan kelihatannya datang dari segala sudut.
Semakin tinggi kapasitas pompa, kelihatannya semakin mungkin kavitasi terjadi. NilaiSpecific
speed pump yang tinggi mempunyai bentuk impeller yang memungkinkan untuk beroperasi pada
kapasitas yang tinggi dengan power yang rendah dan kecil kemungkinan terjadi kavitasi. Hal ini
biasanya dijumpai pada casing yang berbentuk pipa, dari pada casing yang berbentuk volute
seperti yang sering kita lihat

Anda mungkin juga menyukai