Anda di halaman 1dari 5

NAMA : HENDRA LESMANA

NIM : CBA 113 003

PROSES ADOPSI INOVASI

2.1. Pendahuluan
Pembangunan pertanian akan memberikan harapan dan hasil yang optimal jika
penyuluhan pertanian di lakukan dengan baik, karena penyuluhan pertanian merupakan ujung
tombak pembangunan pertanian. Inti dari kegiatan penyuluhan pertanian adalah komunikasi
gagasan yang inovatif maupun produk teknologi yang inovatif yang dapat memberikan nilai
ekonomis yang lebih baik kepada para petani dan keluarganya. Hal terpenting dalam
komunikasi inovasi adalah terjadinya interaksi antara komunikator dan komunikan.
Dalam interaksi penyuluh harus mampu menggugah petani agar mau menggunakan
teknologi inovasi yang diberikan dengan harapan petani mau menerapkan inovasi yang lebih
menguntungkan.

2.2 Pengertian Adopsi Inovasi


Inovasi adalah gagasan, tindakan atau teknologi termasuk barang yang dianggap baru
oleh seseorang. Jadi jika suatu ide di anggap baru oleh seseorang maka ide itu adalah
inovasi bagi orang tersebut. Setiap ide pernah menjadi inovasi, setiap inovasi pasti
mempunyai komponen ide, tetapi banyak inovasi yang tidak mempunyai wujud fisik
misalnya ideologi dan yang mempunyai wujud fisik misalnya traktor, pupuk,
pestisida, dan sebagainya.
Adopsi merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seseorang terhadap suatu
inovasi sejak mengenal, menaruh minat, menilai sampai menerapkan. Atau dengan
kata lain suatu inovasi yang diterima.

2.3. Peranan Komunikasi Dalam Adopsi Inovasi


Berdasarkan tujuannya, komunikasi dibedakan atas tiga yaitu:
1. Komunikasi yang bertujuan untuk memberikan keterangan atau informasi/ informatif
2. Komunikasi persuasif, yaitu, komunikasi yang bertujuan untuk mempengaruhi
perasaan atau emosi/ membujuk
3. Komunikasi entertainment, yaitu komunikasi yang sifatnya sekedar memberikan
hiburan pengisi waktu-waktu senggang.
Dari ketiga jenis komunikasi di atas yan di utamakan adalah komunikasi informatif dan
persuasif sedangkan komunikasi entertainment hanyalah sebagai penunjang.
Di tinjau dari proses adopsi inovasi, tujuan tujuan komunikasi yang sifatnya informatif
akan mempengaruhi pikiran atau aspek kognitif dan mempengaruhi tindakan atau aspek
psikomotorik, sedangkan tujuan komunikasi yang sifatnya persuasif akan mampengaruhi
perasaan atau aspek afektif.

2.1 Isi Pesan Penyuluhan Pertanian

Kognitif/ pengetahuan

Informasi

Psikomotorik

Pesan penyuluhan

Keterampilan perubahan perilaku

Persuasif afektif

Adopsi inovasi

Untuk mencapi keberhasilan dalam komunikasi pertanian penyuluah harus


memperhatikan beberapa aspek diantaranya seperti sistem sosial masyarakat setempat, cara-
cara komunikasi inter personal, saluran komunikasi, penamilan, kebahasaan dan lain
sebagainya.

2.4. Sistem Adopsi Inovasi


Adopsi inovasi adalah hasil akhir dari komunikasi inovasi setelah unsur terkait
diperhatikan dan di laksanakan. Sistem adopsi inovasi adalah kesatuan fungsi dari unsur-
unsur seperti; tahap adopsi, sifat inovasi, kategori adapter, faktor-faktor yang berpengaruh,
dan peranan penyuluh. Unsur tersebut harus seimbang dalam pelaksanaannya dan tidak dapat
dipisahkan dengan usur yang datu dengan unsur lain.

2.4.1 Tahap Adopsi Inovasi


Proses adopsi dilakukan secara bertahap sesuai dengan tahapan komunikasinya seperti
yang dikemukakan, Rogers 1973 dimana dia mengetengahkan 5 tahapan adopsi, yaitu:
1. Awaraness, atau keadaan mengenai adanya sesuatu
2. Interest, atau tumbuhnya minat untuk mengetahui lebih lanjut
3. Evaluasi, melakukan penilaian dan pengukuran mengenai inovasi yang di sampaikan
4. Trial, atau mencoba inovasi dalam skala kecil
5. Adoption, adopsition, atau adopsi (menerima, menerapkan, melaksanakan) inovasi
berdasarkan keberhasilan yang dicapai selamapercobaan di laksanakan.

Dalam adopsi dan inovasi tidak jarang terjadi penolakan atas inovasi tyang diberikan
karena tidak sesuai dengan karakter yang terdapat dalam masyarakat. Oleh karena itu untuk
mengatasi dan menambah wawasan tentang masalah ynag dihadapi Rogers dan Shoemaker
(1971) membedakan 4 tahap pada proses putusan inovasi, yaitu: Pengenalan, Persuasive,
Keputusan, konfirmasi.

2.4.2. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Adopsi Inovasi


Menurut dixon (1932) faktor yang merupakan penyebab yang mempengaruhi sikap para
petani dalam menerima inovasi diantaranya sebagai berikut:
1. Prasangka inter-personal
2. Pandangan terhadap kondisi yang terbatas
3. Sikapnya terhadap penguasa
4. Peranan individual terhadap tercapainya tujuan keluarga
5. Kelemahan dalam menerima inovasi
6. Fatalisme
7. Kelemahan aspirasi
8. Kelemahan untuk menunda kepuasan
9. Keterbatasan pandangan tentang dunia luas
10. Kelemahan dalam berempati
11. Kurang berpikir kritis
12. Sistem sosial budaya masyarakat setempat

Margono (1978) mengemukakan beberapa faktor pribadi dan faktor lingkungan diantaranya:
1. Kesadaran
2. Minat
3. Penilaian
4. Mencoba
5. Menerapkan

2.4.3. Kecepatan Adopsi Inovasi


Proses keputusan suatu inovasi ditentukan oleh berbagai faktor yaitu faktor linkungan dan
faktor pribadi. Proses inovasi ditentukan pula oleh berbagai variabel bebas diantaranya:
1. Sifat inovasi yang terdiri dari
a. Keuntungan relatif
b. Kompaktibilitas
c. Kompleksitas inovasi
d. Triabilitas
e. Observabilitas
f. Input koniplementer yang diperlukan
2. Jenis keputusan inovasi
Dalam mengadopsi inovasi terdapat tiga jenis keputusan yaitu; keputusan individual,
keputusan kelompok dan keputusan otoritas ( penguasa)
3. Saluran komunikasi
Penyampaian inovasi lewat media masa relatif lebih lambat di adopsi di bandingkan
dengan penyampaian inovasi melalui saluran inter-personal ( hubungan antar pribadi)
4. Ciri ciri sistem sosial
Karakteristik sistem sosial dalam masyarakat sangat menentukan cepat atau
lambatnya keputusan untuk menerima inovasi. Menurut mardikanto, 1982 adopsi
inovasi dapat di kategorikan menjadi dua, yaitu:
a) Adopsi inovasi dalam masyarakat modern akan lebih cepat di bandingkan
dengan masyarakat yang masih tradisional
b) Demikian pula proses adopsi inovasi dalam masyarakat lokalite akan lebih
lamban di banding masyarakat kosmopolite.
5. Kegiatan promosi
Kecepatan adopsi inovasi juga sangat ditentukan oleh semakin intensif dan seringnya
intensitas atau frekuensi promosi yang dilakukan oleh agen pembaharu ( penyuluh )
setempat dan atau pihak-pihak lain yang berkompeten dengan adopsi inovasi tersebut
seperti lembaga penelitian, produsen, pedangang, dan atau sumber inovasi tersebut.
6. Urgensitas masalah yang dihadapi
Masyarakat cenderung membutuhkan penyelesaian masalah atas apa yang mereka
hadapi, jika inovasi yang diberikan dapat menjawab kebutuhan dan masalah yang
sedang di hadapi masyarakat pada saat itu, maka masyarakat akan lebih cepat
menerima inovasi tersebut daripada dengan inovasi yang tidak sesuai
dengankebutuhan masyarakat.

2.4.4. Peranan Waktu dalam Proses Adopsi


Menurut Rogers (1971) kategori adopter dibedakan menjadi 5 berdasarkan cepat
lambatnya penerima terhadap suatu inovasi, diantaranya:
a. Inovator ( perintis )
b. Early adoptor ( pelopor )
c. Early majority ( penganut dini )
d. Late majority ( penganut lambat )
e. Laggards ( kolot )
Para peneliti menghadapi tiga masalah mendasar sewaktu mereka berusaha
mengkategorikan adopter ini, yaitu:
1) Menentukan jumlah kategori yang perlu di konsepsualisasikan
2) Menentukan posisi anggota sitem yang termasuk dalam setiap kategori dan
3) Menentukan metode statistika atau lainnya untuk menentukan kategori
tersebut.

2.4.5. Karakteristik Adopter


Erat kaitannya dengan peranan waktu didalam proses adopsi inovasi, kecepatan adopsi
lebih banyak dientukan oleh karakteristik komunikan ( adopter ) Rogers (1973)
mengemukakan ada 5 karakteristik adopter yaitu perintis, pelopor, penganut dini, penganut
lambat, dan kolot.
2.4.6. Peranan Penyuluh Pertanian Dalam Proses Difusi Inovasi

Anda mungkin juga menyukai