BAB 1
PENDAHULUAN
merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terjadi melalui : panca indera manusia
kondisinya. Misalnya pada ibu post partum yang mengalami insersi luka
perineum.Bila ibu post partum dapat merawat lukanya dengan benar, maka
sesudah melahirkan anak karena pada daerah vulva dan perineum merupakan area
yang rentan sekali terjadi trauma sebagai akibat dari proses melahirkan. Kondisi
demikian harus mendapatkan perhatian khusus baik bagi Bidan maupun Klien itu
sendiri sebab Bila daerah vulva dan perineum tersebut tidak bersih maka akan
Selain itu, bila perawatan kurang baik maka kuman di vagina dapat
mengadakan kontaminasi sehingga dapat terjadi infeksi nifas oleh karena adanya
mikroorganisme yang menyerang laserasi akibat persalinan, yang tidak lain adalah
1
2
penghuni normal serviks dan jalan lahir. Disamping itu penyebab infeksi bisa dari
tindakan pencegahan infeksi yang kurang baik dari ibu, yaitu perasaan takut untuk
membilas dan mengeringkan daerah perineumnya setelah buang air kecil, jarang
(Saifuddin, 2002). Disamping itu perilaku lain yang turut berpengaruh terhadap
dini sesuai kemampuan klien serta kepatuhan dalam program terapi termasuk
Agar jahitan lekas baik diadakan perawatan yang intensif. Dan bila timbul
kelainan akibat jahitan atau lainnya maka dapat cepat diadakan pengobatan hingga
demikian penyembuhan cepat terjadi. Efek samping yang timbul pada perineum
misalnya perineum menjadi nyeri, odema, berwarna merah, jahitan terlepas dan
darah penderita yang mengalami rasa nyeri dan bengkak. Ini tentu menjadi gelisah
dan merasa tidak nyaman sampai keadaan berkurang dengan pemberian obat
(Cristina, 1993)
Menurut Ida Bagus Gede Manuaba (1998) bahwa angka kematian ibu
sebesar 19.500 sampai 20.000 jiwa setiap tahunnya atau terjadi setiap 26 27
menit. Penyebab utama kematian ibu tersebut adalah perdarahan, infeksi dan
toxsemia. Pada masa nifas ini, yang meminta korban demikian banyak,
mutlak harus dilaksanakan oleh petugas kesehatan namun juga diperlukan peran
Data persalinan tahun 2009 di Polindes Restu Ibu Desa Kedungrojo Kec
yang mengalami luka perineum ada 45 ibu (52,9%), dan yang tidak mengalami
luka perineum ada 40 ibu (47,1%). Dari 45 ibu yang mengalami luka perineum
akibat episiotomi ada 5 ibu (5,8%). Sedangkan 40 ibu (47,1%) akibat laserasi
perineum. Dari 45 ibu yang mengalami luka perineum ada 6 ibu yang luka
Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Januari 2010 di
Polindes Restu Ibu Desa Kedungrojo Kecamatan Plumpang melalui uji coba
kuesioner terhadap 10 orang ibu post partum yang mengalami luka perineum,
tentang perawatan luka perineum. Dimana dari 8 ibu yang memiliki pengetahuan
kurang tentang perawatan luka perineum, 75% nya mengalami luka infeksi
perineum. Hal ini disebabkan sebagian besar ibu post partum belum melakukan
takut berbuat sebagai dampak kurangnya pengetahuan ibu tentang perawatan luka
Dari hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan tersebut, peneliti ingin
ditinjau dari segi pendidikan, umur, paritas dan pekerjaan. Kenyatanya masih ada
ibu nifas yang belum mempersiapkan atau melakukan perawatan dengan baik. Hal
ini merupakan suatu masalah yang harus diatasi karena penyembuhan yang tidak
sempurna dapat menyebabkan mulut rahim kaku dan menyulitkan persalinan yang
akan datang.
Pengetahuan ibu
post partum tentang
perawatan luka
perineum
1. Usia
Menurut Hurlock (1997) pada usia dua puluhan seseorang telah memiliki
kemampuan mental yang diperlukan untuk mempelajari diri pada situasi baru,
misalnya mengingat hal-hal yang dulu pernah dipelajari, penalaran analogis dan
berfikir kreatif. Sekitar awal atau pertengahan usia tiga puluhan kebanyakan orang
5
2. Pendidikan
karena pendidikan yang rendah. Demikian pula dengan Nasrul Efendi (1998) yang
3. Pekerjaan
Adanya suatu pekerjaan pada seseorang akan menyita banyak waktu dan
4. Paritas
yang tersedia untuk mendapat informasi semakin besar karena beban kerja lebih
post partum tentang perawatan luka perineum dipandang dari karakteristik ibu.
berdasarkan karakteristik?.
6
perineum
memberikan pelayanan medis tetapi lebih memberikan KIE pada ibu post partum
lanjut. .
8
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini akan dibahas tentang : (1) konsep dasar pengetahuan, (2)
konsep dasar nifas dan (3) konsep dasar perawatan luka perineum.
2.1.1 Pengertian
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
(Soekidjo Notoatmodjo,2003).
Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang
menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian
(http://www.Wikipedia.com,2010)
8
9
1. Tahu (know)
kembali atau recall terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini
untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang terjadi antara lain :
2. Memahami (comprehension)
secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat
3. Aplikasi (application)
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di
prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat
diberikan.
4. Analisis (analysis)
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja, dapat
5. Sintesis (synthesis)
Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun, dapat
6. Evaluasi (evaluation)
atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek penilaian. Penilaian itu
cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi, dapat menanggapi terjadinya
wabah diare di suatu tempat, dapat menafsirkan sebab-sebab ibu-ibu tidak mau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek
atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan tersebut di atas.
dengan benar.
a. Segala sesuatu yang positif, yaitu gejala tertentu yang muncul pada saat
pengamatan.
b. Segala sesuatu yang negatif, yaitu gejala tertentu yang tidak muncul pada
saat pengamatan.
c. Gejala- gejala yang muncul secara bervariasi, yaitu gejala- gejala yang
1. Faktor Instrinsik
bakat dan minat, perasaan atau persepsi, kebutuhan, motifasi dan emosi
2. Faktor Ekstrinsik
3. Karakteristik
Karakteristik disisni adalah riwayat yang dimiliki ibu baik dari segi
a. Pendidikan
kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu,
pendidikan tinggi.
( Hasbullah, 2006)
b. Usia
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja dari segi
2002).
15
Periode usia ini paling baik untuk melahirkan anak dengan jarak
bayi yang lahir hidup. Semakin sedikit jumlah anak, maka waktu yang
beberapa kali, dimana persalinan itu tidak lebih dari lima kali.
d. Pekerjaan
2.2.1 Pengertian
Masa nifas (puerperium) adalah masa waktu antara kelahiran plasenta dan
(Farrer, 1999 )
Masa puerperium atau masa nifas mulai setelah partus selesai, dan
berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genital baru pulih
2007)
1. Perubahan fisik.
1) Suhu tubuh
2) Denyut nadi
Denyut nadi dan volume sekuncup serta curah jantung tetap tinggi
(Bobak,2005)
3) Takanan darah
(Hanifa,2000)
4) Pernafasan
Menurut Ari Sulistiyawati (2009) involusi alat alat kandungan yang dialami
1) Involusi uterus
sebelum hamil baik dalam bentuk maupun posisi dengan involusi uterus
ini, lapisan luar dari desidua yang mengelilingi situs plasenta akan
yaitu :
a. Pada saat bayi, TFU setinggi fundus dengan berat 1000 gram
d. Pada 2 minggu post partum, TFU teraba diatas simpisis dengan berat
350 gram
e. Pada 6 minggu post partum TFU mengecil (tak teraba) dengan berat
50 gram
19
1. Autolysis
2. Attrofi Jaringan
selain itu lapiran desidua juga akan mengalami atrofi dan terlepas
3. Efek Oksitosin
teratur.
Tabel 1. Tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa involusi
menjadi 3,2 cm, pad minggu ke enam 2,4 cm dan akhirnya pulih (Bobak,
2005)
4) Lokhea
Lokhea yaitu cairan secret yang berasal dari dalam kavum uteridan
2. Lokhea serosa
21
Cairan ini terdiri dari darah lama, serum leukosit, dan debris jaringan,
desidua, sel epithel, muskus, serum, dan bakteri. Terjadi 10 hari setelah
tangan masih bias masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui 2-3 jari
ke ukuran sebelum hamil, 6-8 minggu setelah bayi lahir. Rugae akan
atau teregang saat ibu melahirkan memerlukan waktu sampai enam bulan
1. Mencegah infeksi.
dari imobilisasi.
10. Meningkatkan rasa percaya diri dan gambaran tubuh serta penurunan stress.
( Hamilton,1995 )
daerah yang tidak mudah untuk dijaga agar tetap bersih dan kering. Pengamatan
23
dan perawatan khusus diperlukan untuk menjamin agar daerah tersebut sembuh
1. Tingkat I : Robekan hanya terjadi pada selaput lendir vagina dengan atau
2. Tingka II : Robekan yang terjadi lebih dalam yaitu selain mengenai selaput
(Prawiroharjo, 2000 )
2. Menjaga kebersihan.
3. Mencegah infeksi.
4. Meningkatkan penyembuhan.
1) Mencuci tangan
plastik
( Hamilton, 1995 )
b. Mandi berendam
oedema. Mandi berendam mungkin dilakukan dalam bak mandi, kursi yang
toilet. Bidan harus memastikan suhu air sehingga membuat rasa nyaman
berendam dengan air dingin jauh lebih efektif daripada mandi dengan air
c. Penghangatan kering
25
d. Anastetik topikal
perineum adalah :
dan zat besi yang adekuat. Protein mensuplai asam amino yang dibutuhkan
luka.
10. Stress Luka : muntah yang hebat atau terlalu lama, distensi abdomen atau sesak
daerah sekitar anus. Nasehatkan kepada ibu untuk membersihkan vulva setiap
3. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua
kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jikatelah dicuci dengan baik dan
4. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan
6. Sarankan ibu untuk mengerutkan bokong jika duduk dan bila perineum nyeri
saat ambulasi.
( Tucker, 1998)
Luka pada jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan sembuh dalam 6 7
hari
Kerangka Konseptual
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan
ibu post partum tentang
perawatan luka perineum
Faktor instrinsik
- Bakat
- Perasaan
- Motivasi
- Emosi
Faktor Karakteristik
- Pendidikan Pengetahuan :
- Usia - Baik
- Paritas - Cukup
- Pekerjaan - Kurang
Sumber : Notoadmodjo,2005
Keterangan :
: diteliti
: tidak diteliti
mempengaruhi pengetahuan ibu post partum tentang perawatan luka perineum itu
meliputi pendidikan, usia, paritas dan pekerjaan. Pada penelitian ini yang akan
diteliti adalah faktor karakteristik yaitu pendidikan, usia, paritas dan pekerjaan.
BAB 3
METODE PENELITIAN
30
30
yang telah ditetapkan sebagai pedoman atau penuntun penelitian pada seluruh
metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran
Baik
Kurang
Gambar 3.1 Desain Penelitian Pengetahuan Post Partum Tentang Perawatan Luka
Perineum.Berdasarkan Karakteristik
Pengolahan data :
Editing, Coding dan Tabulating
Analisa data
Deskriptif
Kesimpulan
Pelaporan
Gambar 3.2 Kerangka Kerja Penelitian Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang
Perawatan Luka Perineum Berdasarkan Karakteristik.
3.3.1 Populasi
Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh ibu post partum periode
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu post partum yang
mengalami luka perineum periode 15 April sampai 15 Mei 2010 yang memenuhi
kriteria inklusi.
1. Kriteria Inklusi
a. Ibu post partum dengan luka jahitan perineum tingkat I & II.
(Notoatmojo S,2005).
Rumus : Keterangan :
N n = besar sample
n =
1 N (d ) 2
N = besar populasi
= 65
1 + 65 (0,05)2 d = tingkat signifikasi
(0.05)
= 56
Jadi sample yang digunakan pada penelitian ini adalah 56 orang.Karena jumlah n
Rumus : n
n 1
n* 1 N
Keterangan
33
N : Besar populasi
Perhitungan :
n* = 56 = 56 = 30 orang
1+ 56 1 1,85
65
3.3.4 Sampling
Sampling adalah suatu proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat
tehnik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai
dengan yang di kehendaki peneliti, yaitu sesuai dengan kriteria inklusi yang telah
ditentukan.
3.4.1 Variabel
Definisi
Variabel Indikator Variabel Alat Ukur Skala Kriteria/kode
Operasional
Pengetahuan Hasil dari Perawatan luka Kuesioner Ordinal - Jawaban benar
ibu post pengetahuan perineum meliputi : nilai 1
partum ibu post 1. Pengertian luka - Jawaban salah
tentang partum tentang perineum.soal No nilai 0
perawatan perawatan luka 1-2
luka perineum 2. Tujuan pera-watan Kriteria untuk
perineum luka perineum.soal soal
No 3-5 pengetahuan :
3. Waktu dilaku-kan - Baik bila
perawatan luka jawaban benar
perineum.soal No 19 25 :hasil
6-8 76 - 100%.
4. Peralatan dan
bahan yang - Cukup bila
diperlu-kan jawaban benar
dalam perawatan 14 18 :hasil
luka 56 - 75%.
perineum.soal No - Kurang bila
9-13 jawaban benar
5. Cara member- kurang dari
sihkan daerah 14 : hasil
kelamin yang 56%.
benar.soal No 14-
17
6. Waktu yang
dibutuhkan untuk
penyem buhan
luka perineum.
soal No 18-19
7. Tanda-tanda
infeksi .perineum
soal No 20-25
35
Lanjutan Tabel 3.4. Definisi Operasional Pengetahuan ibu post partum tentang
perawatan luka perineum berdasarkan karakteristik
Sub variabel Umur ibu nifas - Menunda Kuesioner Ordinal 1. Menunda
karakteristik (post partum) - Reproduksi (< 20 tahun)
Usia yang tertulis - Mengahiri kode : 1
dalam jawaban 2. Reproduksi
kuesioner (20-30 tahun)
kode : 2
3. Mengakhiri
(> 30 tahun)
Kode : 3
kali.kode : 3
3.5 Instrumen
data penelitiannya agar pekerjaannya mudah dan hasil yang lebih baik, cermat,
tertutup yang terdiri dari multiple choice, tentang pengetahuan ibu post partum
mengisi kuesioner yang telah disediakan. Jawaban dari responden diberi koding
menurut variabel yang diukur meliputi : (1) pengetahuan dengan cara jawaban
benar diberi skor 1, jawaban salah diberi skor 0. Dengan demikian nilai
3.7.1 Editing
3.7.2 . Coding
Yaitu member kode pada lembar kuesioner, hal ini dimaksudkan untuk
terkumpul. Adapun kode yang dipakai adalah R1 : untuk responden nomor 1dan
3.7.3 Tabulating
pengukuran variabel.
dengan rumus :
P = SP x 100%
SM
P = Prosentase
SM = Skor maksimal
100% = seluruhnya
50% = setengahnya
(Arikunto, 2000)
3.9 Keterbatasan
3.9.1 Sampel yang diperoleh terbatas, oleh karena itu hasilnya kurang sempurna
3.9.2 Pengumpulan data dengan kuisener memiliki jawaban yamg lebih banyak
oleh peneliti dan belum pernah diuji coba sehingga reliabilitas dan
yang meliputi :
melalui kuesioner dengan tujuan subyek memahami makna dan tujuan penelitian
yang dilakukan, subyek yang bersedia diteliti diminta untuk membubuhkan tanda
tangan pada lembar persetujuan tersebut. Subyek yang tidak bersedia untuk diteliti
tetap dihormati.
39
3.10.2 Anonymity
3.10.3 Confidentiality
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan disajikan mengenai hasil pengumpulan data dari ibu
post partum di Polindes Restu Ibu Desa Kedungrojo Kecamatan Plumpang Tuban
sebanyak 30 responden. Penyajian data meliputi data umum terdiri dari usia,
tabulasi silang antara pengetahuan ibu post partum dengan perawatan luka
perineum.
Plumpang dengan luas wilayah 20,19 km2 . Jarak dari Polindes Restu Ibu dengan
ibu kota Kabupaten 30 km. Jumlah penduduk di wilayah Polindes Restu Ibu
adalah 4.798 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 2.100 jiwa dan perempuan
2.698 jiwa, dengan jumlah KK sebanyak 782 KK. Jumlah PUS sebanyak 1.280
dan jumlah WUS sebanyak 985 jiwa sasaran ibu bersalin 80. Sedangkan batas-
batas wilayah Polindes Restu Ibu adalah sebagai berikut : sebelah utara Desa
Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan usia ibu post partum di Polindes
Restu Ibu Desa Kedungrojo Kecamatan Plumpang Tuban pada bulan
April sampai Mei 2010.
Dari tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa dari 30 ibu post partum sebagian
No Pendidikan f Prosentase
1 Dasar 21 70,00
2 Menengah 6 20,00
3 Tinggi 3 10,00
Jumlah 30 100,00
Sumber : Data Primer 2010
Dari tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa dari 30 ibu post partum sebagian
Dari tabel 4.3 dapat dijelaskan bahwa dari 30 ibu post partum sebagian
Tabel 4.4 Distribusi responden berdasarkan paritas di Polindes Restu Ibu Desa
Kedungrojo Kecamatan Plumpang Tuban pada bulan April sampai
Mei 2010
No Paritas f Prosentase
1 Primipara 14 46,67
2 Multipara 12 40,00
3 Grande multipara 4 13,33
Jumlah 30 100,00
Sumber: Data Primer 2010
Dari tabel 4.4 dapat dijelaskan bahwa dari 30 ibu post partum hampir
4.3.1 Pengetahuan ibu post partum tentang perawatan luka perineum di Polindes
Tabel 4.5 Distribusi pengetahuan ibu post partum tentang perawatan luka
perineum di Polindes Restu Ibu Desa Kedungrojo Kecamatan
Plumpang Tuban bulan April sampai Mei 2010.
No Pengetahuan f Prosentase
1 Baik 4 13,33
2 Cukup 8 26,67
3 Kurang 18 60,00
Jumlah 30 100,00
Sumber: Data Primer 2010
Dari tabel 4.5 dapat dijelaskan dari 30 ibu post partum sebagian besar yaitu
4.3.2 Pengetahuan ibu post partum tentang perawatan luka perineum di Polindes
Tabel 4.6 Distribusi pengetahuan ibu post partum tentang perawatan luka
perineum di Polindes Restu Ibu desa Kedungrojo Kecamatan
Plumpang Tuban berdasarkan usia pada bulan April sampai Mei 2010.
No Usia Pengetahuan
Bai % Cuku % Kuran % Tota %
k p g l
1 < 20 th 2 10% 3 15% 15 75% 20 100%
2 20-30 th 0 0% 4 66,67% 2 33,33% 6 100%
3 > 30th 2 50% 1 25% 1 25% 4 100%
Jumlah 4 13,33% 8 26,67% 18 60% 30 100%
Sumber: Data Primer 2010
Dari tabel 4.6 dapat dijelaskan bahwa dari 30 ibu post partum, yang berusia < 20
tahun sebagian besar yaitu 15 ibu (75%) mempunyai pengetahuan kurang sedangkan
kurang dan yang berrusia > 30 tahun sebagian kecil yaitu 1 ibu (25%) berpengetahuan
kurang .
Jadi semakin cukup usia yang dimiliki maka pengetahuannya semakin baik.
44
pendidikan.
Tabel 4.7 Distribusi pengetahuan ibu post partum tentang perawatan luka
perineum di Polindes Restu Ibu desa Kedungrojo Kecamatan
Plumpang Tuban berdasarkan pendidikan pada bulan April sampai Mei
2010.
No Pendidika Pengetahuan
n Bai % Cuku % Kuran % Tota %
k p g l
1 Dasar 1 4,76% 4 19,04% 16 76,19% 21 100%
2 Menengah 1 16,67% 3 50% 2 33,33% 6 100%
3 Tinggi 2 66,67% 1 33,33% 0 0% 3 100%
Jumlah 4 13,33% 8 26,67% 18 60% 30 100%
Sumber: Data Primer 2010
Dari tabel 4.7 dapat dijelaskan bahwa dari 30 ibu post partum, yang
berpengetahuan baik dan yang pendidikan tinggi sebagian besar yaitu 2 ibu
4.3.4 Pengetahuan ibu post partum tentang perawatan luka perineum di Polindes
Tabel 4.8 Distribusi pengetahuan ibu post partum tentang perawatan luka
perineum di Polindes Restu Ibu desa Kedungrojo Kecamatan
Plumpang Tuban berdasarkan pekerjaan pada bulan April sampai Mei
2010.
No Pekerjaan Pengetahuan
Bai % Cuku % Kuran % Total %
k p g
1 Bekerja 2 9,09% 4 18,18% 16 72.72% 22 100%
2 Tidak bekerja 2 25% 4 50% 2 25% 8 100%
Jumlah 4 13,33% 8 26,67% 18 60% 30 100%
Sumber: Data Primer 2010
Dari tabel 4.8 dapat dijelaskan bahwa dari 30 ibu post partum, yang bekerja
sebagian besar yaitu 16 ibu (72,72%) berpengetahuan kurang dan yang tidak
Jadi semakin banyak waktu yang dimiliki maka semakin banyak pengetahuan
yang diperoleh.
46
3.5.1 Pengetahuan ibu post partum tentang perawatan luka perineum di Polindes
Tabel 4.9 Distribusi pengetahuan ibu post partum tentang perawatan luka
perineum di Polindes Restu Ibu desa Kedungrojo Kecamatan
Plumpang Tuban berdasarkan paritas pada bulan April sampai Mei
2010
No Paritas Pengetahuan
Bai % Cuku % Kuran % Total %
k p g
1 Primipara 0 0% 1 7,14% 13 92,85% 14 100%
2 Multipara 2 16,67% 6 50% 4 33,33% 12 100%
3 Grande Multipara 2 50% 1 25% 1 25% 4 100%
Jumlah 4 13,33% 8 26,67% 18 60% 30 100%
Sumber: Data Primer 2010
Dari tabel 4.9 dapat dijelaskan bahwa dari 30 ibu post partum, yang primipara
BAB 5
PEMBAHASAN
Dari tabel 4.5 dapat dijelaskan dari 30 ibu post partum sebagian besar yaitu
benar. Untuk menarik kesimpulan dari pengalaman dengan benar diperlukan pola
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah.(Notoatmojo,2003)
secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus
47
48
responden dalam penelitian ini memiliki pengetahuan pada tingkat tahu (Know)
ekstrinsik (lingkungan, sosial ekonomi, budaya, idiologi politik, hukum, iklim dan
manusia) dan karakteristik ibu (riwayat yang dimiliki ibu baik itu tingkat
ini dapat disebabkan kurangnya informasi yang diterima ibu tentang perawatan
mendapatkan informasi dari media masa maupun dari petugas kesehatan tetapi
dalam melakukan perawatan luka perineum jarang dilakukan karena belum tahu
manfaat yang sebenarnya. Dan yang mempunyai pengetahuan baik karena ibu
tersebut sering membaca maupun mencari informasi sendiri baik dari media masa
menurut usia.
Dari tabel 4.6 dapat dijelaskan bahwa dari 30 ibu post partum, yang berusia < 20
tahun sebagian besar yaitu 15 ibu (75%) mempunyai pengetahuan kurang sedangkan
kurang dan yang berrusia > 30 tahun sebagian kecil yaitu 1 ibu (25%) berpengetahuan
kurang .
menjadi tiga fase yaitu : fase menunda kehamilan usia dibawah 20 tahun, fase
menjarangkan kehamilan usia 20 30 tahun. Periode usia ini paling baik untuk
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja dari segi
masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan lebih di percaya daripada orang
Kedungrojo Kecamatan Plumpang Tuban bahwa sebagian besar ibu post partum
yang berusia < 20 tahun mempunyai pengetahuan kurang tentang perawatan luka
perineum. Hal ini karena usia ibu yang masih muda sehingga belum siap menerima
50
Sedangkan yang mempunyai pengetahuan cukup terdapat pada ibu yang berusia 20
30 tahun karena usia tersebut lebih dewasa dalam berfikir dan berkata serta
pengetahuan baik terdapat pada usia > 30 tahun hal ini karena ibu tersebut
prineum.
Menurut pendidikan.
Dari tabel 4.7 dapat dijelaskan bahwa dari 30 ibu post partum, yang
berpengetahuan baik dan yang pendidikan tinggi sebagian besar yaitu 2 ibu
Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu
dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok dan masyarakat
tentang perawatan luka perineum terdapat pada yang pendidikannya tinggi. Hal
ini karena ibu tersebut sering membaca buku maupun majalah, sehingga
pendidikan dasar hal ini karena ibu tersebut apabila mendapatkan informasi baik
dari petugas kesehatan maupun media elektronik tidak begitu faham sehingga
benar atau merasa takut. Hal ini sesuai dengan teori Kuencoroningrat yang
dikutip dalam buku Nursalam (2000) bahwa makin tinggi pendidikan seseorang
yang dimiliki.
menurut pekerjaan
Dari tabel 4.8 dapat dijelaskan bahwa dari 30 ibu post partum, yang bekerja
sebagian besar yaitu 16 ibu (72,72%) berpengetahuan kurang dan yang tidak
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan akan barang dan jasa diperlukan suatu
pengorbanan. Dengan kerja seseorang akan memperoleh jasa. Dengan jasa inilah
dianggap penting dan cenderung mempunyai banyak waktu untuk tukar pendapat /
post partum yang mempunyai pengetahuan kurang terdapat pada ibu post partum
yang bekerja karena mereka tidak banyak waktu untuk membaca ataupun
mendapatkan informasi, baik dari petugas kesehatan maupun dari media masa.
Sedangkan ibu post partum yang tidak bekerja mempunyai kesempatan yang
luka perineum. Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2003) bahwa adanya
suatu pekerjaan pada seseorang akan menyita banyak waktu dan tenaga untuk
sedikit daripada mereka yang mempunyai banyak waktu dan kesempatan untuk
menurut paritas.
Dari tabel 4.9 dapat dijelaskan bahwa dari 30 ibu post partum, yang primipara
Paritas adalah keadaan seorang wanita berkaitan dengan memiliki bayi yang
lahir hidup. Semakin sedikit jumlah anak, maka waktu yang tersedia untuk
suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan
post partum yang memiliki pengetahuan kurang terdapat pada primipara. Hal ini
perineum dan merasa malu untuk berkonsultasi pada petugas kesehatan sedangkan
yang pengetahuannya cukup pada multipara karena ibu tersebut sudah cukup
mempunyai pengalaman dan sering mencari informasi baik dari petugas kesehatan
maupun media masa sedangkan yang pengetahuannya baik pada grande multipara
hal ini karena ibu sudah banyak memiliki pengalaman tentang perawatan luka
masalah yang pernah dialami sehingga ibu sudah biasa melakukan perawatan luka
perineum hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2003) bahwa pengalaman
BAB 6
6.1 KESIMPULAN
sebagai berikut:
6.1.1 Pengetahuan ibu post partum tentang perawatan luka perineum sebagian
besar kurang.
6.2 SARAN
khususnya cara perawatan luka perineum bagi ibu post partum agar
sejak perenatal care sampai post natal care dengan bantuan media yang
mudah diingat misalnya leafet, poster lembar balik atau media elektronik.
perawatan luka perineum selain itu ibu post partum yang pengetahuannya
post partum di wilayah Polindes Restu Ibu dapat meningkat atau menjadi
lebih baik.
Bagi ibu post partum yang pengetahuannya yang sudah baik dan tahu
secara rutin.