TEORI HAMILTONIAN
8.1 Pendahuluan
Dalam mekanika fisika, banyak persamaan yang saling berhubungan
antara satu persamaan dengan persamaan yang lainnya. Dari persamaan-
persamaan tersebut dapat terbentuk suatu teorema yang dapat digunakan untuk
memecahkan satu atau lebih permasalahan dalam lingkup mekanika fisika dan
mungkin dapat digunakan lebih lanjut dalam menyelesaikan permasalahan lain.
Salah satu hubungan antara persamaan satu dengan persamaan yang lain dimana
persamaan tersebut dapat saling melengkapi adalah hubungan antara persamaan
Newtonian, Lagrangian, dan Hamiltonian.
Persamaan Newtonian pertama kali diungkapkan oleh Newton dalam
bukunya yang berjudul Principia Mathematica pada tahun 1867. Lagrange
menerbitkan persamaannya dalam bukunya yang berjudul Mechanique Analytique
pada tahun 1788. Pada awal abad 19, beberapa ilmuan fisika termasuk Lagrange
memulai mengembangkan formulasi ketiga dari mekanika, yang diselesaikan
dalam suatu persamaan pada tahun 1834 oleh matematikawan asal Irlandia
bermana Williamm Hamilton yang kini dinamakan Hamiltonian Mechanics.
Pada bab ini akan dipelajari tentang formulasi Hamiltonian yang secara
umum dikenal sebagai metode Hamiltonian atau teori Hamiltonian. Metode
Hamiltonian banyak digunakan untuk menyelesaikan gerak benda dalam
mekanika kuantum, mekanika statistik, dan mekanika jagad raya.
n
untuk q.p dinyatakan dengan q . p= q j . p j
j=1
L (q,q,t) = T V
2 Tentukan dan hitung nilai momen secara umum
L
pi =
q'i
Untuk i = 1, . . . , n. Selesaikan hubungan untuk mendapatkan qi = qi
(q,p,t)
3 Susun dan hitung fungsi Hamiltoniannya
4 Tuliskan persamaan gerak Hamiltoniannya
L
' , persamaan lagrange, dan persamaan hamiltonian untuk momen secara
qi
umum adalah :
L H
pi = '
= ' (8.7)
qi qi
Dari hubungan tersebut , dapat dilihat bahwa qi secara eksplisit tidak ada terhadap
lagrangian L, dan qi secara eksplisit menghilang dari Hamiltonian H, dan :
pi = 0 (8.8)
Oleh karena pi kuantitas yang tetap, dalam persamaan gerak konstan. Maka qi
dinamakan siklik atau diabaiakan. Untuk koordinat dari qi transformasinya :
t t+ t i (8.9)
qi qi + qi
(8.10)
Biarkan lagrangian / hamiltonian tidak berubah. Invariansi ini signifikan suatu
simetri dasar dari sistem.
Selain itu, persamaan hamiltonian relativistik juga dapat dihubungkan
dengan bidang elektromagnetik, menggunakan vektor :
L=m0 c2 1 2+ eA . v e (8.11)
Jika Hamiltonian secara eksplisit sebagai fungsi waktu maka dinyatakan bahwa ;
H=H (q , p , t)=H (q1 , q2 , ...q n ; p1 , p 2 , ... , p n ; t) (8.15)
Tinjau partikel tunggal yang bergerak dengan kecepatan xx sepanjang sumbu X.
Energi kinetik partikel adalah ;
1
T = m x 2 (8.16)
2
Momentum biasanya didefinisikan dengan p=mx x , namun kali ini momentum
dinyatakan sebagai ;
T
p=
xx
(8.17)
Jika V bukan fungsi kecepatan xx, yaitu V = V(x), maka momentum p dapat juga
dinyatakan dengan :
L
p=
xx
(8.22)
q1 bukan fungsi dari waktu, sehingga ;
qk
qx k = ( )
dt
(8.23)
d
dt
( q k )=0
Dan persamaan (8.22) menjadi ;
L
L= q =0
k qk k
(8.24)
Pergeseran q k tidak bergantung satu dengan lainnya. Persamaan (8.24) akan
berharga nol jika masing- masing turunan parsial dari L adalah nol, yaitu ;
L
=0 (8.25)
qk
Jadi persamaan Lagrange pada persamaan (8.19) menjadi ;
d L
( )
dt qk
=0
(8.26)
Sehingga ;
L
=konstan (8.27)
qx k
Mengingat bahwa L = T(qxk) V(qk) , persaamaan (8.27) dapat dinyatakan dengan:
L
= ( T V )
qx k q k
1
q k 2(m q 2k
k
)
mqx k = pk =konstan (8.28)
Persamaan (8.28) menyatakan bahwa jika suatu ruang adalah homogen maka
momentum linier pk suatu sistem tertutup adalah konstan. Karena gerak partikel
tunggal dapat dideskripsikan oleh tiga koordinat kartesian, maka akan terdapat
tiga konstanta gerak, yaitu px, py, dan pz yang merupaka komponen dari vektor
momentum linier pk . Secara umum dapat dinyatakan bahwa jika Lagrangian suatu
sistem adalah invarian terhadap suatu translasi dalam arah tertentu, maka
momentum linier sistem dalam arah tersebut konstan.
Hasil ini akan dicoba diterapkan pada kasus sebagaimanan ditunjukkan pada
gambar 8.1. Suatu partikel berada di r dari titik asal O. Sistem dirotasi dengan
sudut terhadap suatu sumbu. Nilai dari r akan berubah sedemikian rupa
sehingga;
r = r (8.32)
Perubahan kecepatannya dinyatakan dengan;
r = r (8.33)
Dengan menggunakan persamaan (8.31), untuk pk = p diperoleh (k = 1, 2, 3; tiga
komponen vektor);
L= p . r + p r =0 (8.34)
Dengan menggunakan persamaan (8.32) dan (8.33), persamaan (8.34) menjadi;
L= p . ( r ) + p . ( r )=0 (8.35)
r
r + r
Dan;
r p=L (8.39)
Dengan L adalah momentum anguler. Untuk itu;
dL
. =0 (8.40)
dt
Karena adalah sembarang maka;
dL
=0
dt
(8.41)
Atau
L=r p
Dengan L memiliki tiga komponen. Secara umum dapat dinyatakan bahwa jika
Lagrangian invarian dibawah pengaruh rotasi, maka momentum anguler adalah
konstan.
(8.44)
Dari persamaan Lagrange (lihat persamaan 8.19);
d L L
( ) =
dt q k qk
L
Disubtitusikan untuk dalam persamaan (8.44), diperoleh;
qk
dL L d L L
dt
=
k q k
q k
dt q
( )
k
+
k
q
q k k
d L
( q
q )
=0 k
dt k k
Jadi;
d L dL
dt ( q k ) q
dt
=0
k k
(8.45)
Atau;
d L
dt ( q k q
k k
L =0 ) (8.46)
Kuantitas dalam tanda kurung harus konstan terhadap waktu. Konstanta ini
disimbolkan dengan H yang disebut dengan Hamiltonian, dan dinyatakan dengan
menggunakan definisi momentum umum menjadi:
L
q k L= p k q k L=
q k k konstan (8.47)
H=
k
H adalah konstanta gerak jika L secara eksplisit bukan fungsi dari waktu t,
L
=0 . H memiliki sebuah bentuk khusus jika kita membuat dua asumsi
t
sebagai berikut:
1. Energi potensial V adalah independen dari koordinat kecepatan sehingga
L (T V ) T
= = (8.48)
qk q k q k
2. Jika persamaan mewakili transformasi koordinat tidak mengandung waktu
secara eksplisit, maka energi kinetik T tidak hanya fungsi kuadrat dari
kecepatan umum, tetapi juga akan homogen di semua hal. [Hati-hati:
persamaan transformasi antara koordinat, mengatakan dari sebuah persegi
panjang untuk umum, akan berisi waktu secara eksplisit jika q ini yang
berputar sehubungan dengan koordinat inersia (katakanlah persegi panjang)
atau jika kendala adalah fungsi dari waktu]
q q
( 1 , q 2 , . , q k , . , q n) dari urutan N di variabel ( 1 , q 2 , . , q k , . , qn ) ,
N
q k qf =Nf (8.49)
k=1 k
Dengan demikian, jika energi kinetik T adalah fungsi kuadrat homogen, yaitu, dari
urutan N = 2. dari pers. (8.49 ) kita peroleh :
N
q k qf =2 f (8.50)
k=1 k
Gabungkan persamaan (8.48) dan (8.50) dengan persamaan (8.47), kita peroleh :
H=2 T ( T V )=T +V =E=konstan (8.51)
Dimana E adalah energi total dan konstan. Sehingga, dengan asumsi diatas, (1) V
= V(qk) dan (2) T adalah sebuah fungsi kuadrat yang homogen ; gerakan konstan,
hamiltonian H, adalah total energy E dari sistem yang sama. Hal ini sangat
penting untuk menjaga pendapat bahwa H adalah bukan selalu sama untuk E.
Kemungkinan perbedaan seperti berikut:
H adalah konstan dan sama untuk energI total E
H adalah konstan tetapi tidak sama untuk energI total E
H adalah tidak konstan tetapi sama untuk energI total E
H adalah tidak konstan dan tidak sama untuk energI total E
L
waktu t ; =0
t
= ( q k d pk p k d q k ) (8.56)
k=1 k=1
L )
d ( dt
t
Didefinisikan fungsi Hamilton sebagai;
n
H= p k q k L(q 1 ,q 2 , , q n ; p1 , p 2 , , pn ; t ) (8.57)
k=1
L
menggunakan kaitan definisi momentum umum, = pk . Sehingga H dapat
qk
dinyatakan sebagai fungsi;
H=L(q 1 ,q 2 , , q n ; p1 , p 2 , , pn ; t) (8.59)
Berdasarkan persamaan (8.59), diferensiasi dari H adalah;
n
dH=
k=1
( qH d q + Hp d p )+ tH dt
k
k
k
k (8.60)
H
mengandung waktu secara eksplisit. Dalam kondisi seperti itu; =0 dan
t
persamaan (8.60) kurangi ke
n
dH H H
= ( q + p)
dt k1 q k k pk k
(8.64)
Gunakan persamaan Hamilton (8.61) dan (8.62), kita peroleh;
n
dH H H H H
=
(
dt k1 q k p k pk q k
=0
)
(8.65)
Oleh karena H adalah konstan gerak jika tidak mengandung t secara eksplisit.
Selain itu, seperti yang kita menunjukkan sebelumnya, H identik dengan E, jika
(1) persamaan menggambarkan transformasi koordinat umum tidak mengandung
waktu secara eksplisit, dan (2) energi potensial bukan fungsi dari kecepatan
umum.
Contoh Soal 1
Gunakan metode Hamilton untuk mendapatkan persamaan gerak harmonik
sederhana!
Jawab
Untuk gerak harmonik sederhana dalam sistem koordinat kartesian berlaku;
1 1
T = m x 2 , V = k x2 i)
2 2
Dan
1 1
L ( x , x ) =T V = m x 2 k x 2 ii)
2 2
Untuk memperoleh Hamiltonian, x harus diganti dengan momentum umum
px ;
L px
px = =m x atau x = iii)
x m
Dan
2
1 p
T = m x 2= x iv)
2 2m
Sehingga
1 2 1 2
H=H ( x , p x )=T + V = p + kx v)
2m x 2
Persamaan Hamilton (lihat persamaan 8.44 dan 8.45);
H px
x = = atau px =m x vi)
px m
H
p x = =kx atau px =kx vii)
x
Subtitusi persamaan (vi) ke dalam persamaan (vii) dan didapatkan;
d
m x =kx atau m x +kx =0 viii)
dt
Contoh Soal 2
k
Partikel bermassa m ditarik oleh gaya bernilai 2 , dengan k adalah konstanta.
r
Tentukan Hamiltonian dan persamaan gerak hamiltonnya!
Jawab
Dengan menggunakan koordinat polar (r, ),
r 2 +r 2 2
1 i)
T = m
2
k k
V = F . d r= dr = ii)
r 2
r
Dan diperoleh;
1
L ( x , x ) =T V = m ( r + r ) + kx
2 2 2
iii)
2
Besaran r dan dan persamaan (i) harus diganti dengan pr dan p ;
L p
pr= =m r atau r = r iv)
r m
p=
L p
=mr 2 atau = v)
m r2
Energi kinetik pada persamaan (i) dapat dinyatakan dengan;
[( ) ( ) ]
2 2 2 2
1 pr p 1 p p
T= + r2 = ( r + 2 ) vi)
2 m m 2 m mr
Hamilton H menjadi;
p2 k
H=H ( r , p r , p ) =
1
2m (
p2r + 2
r r ) vii)
H = p
= atau p=m r
2 xii)
p mr 2
Contoh Soal 3
Deskripsikan gerak partikel bermassa m yang geraknya dibatasi oleh permukaan
silinder berjari-jari a dan dikenai gaya tarik dititik asal yang besarnya sebanding
dengan jarak partikel dari titik asal!
Jawab
Gerak partikel bermassa m dalam gambar dapat dideskripsikan dalam sistem
koordinat kartesian x,y, dan z atau dalam koordinat silinder r, , dan z.
Persamaan konstrainnya adalah:
2 2 2
x + y =a i)
Sedangkan gaya tarik
F=k r ii)
Dengan k adalah konstanta dan r 2=x 2 + y 2+ z2 . Dengan menggunakan
koordinat silinder, energi kinetic T adalah:
1 1
T = m v 2= m(r 2+ r 2 2+ z 2 ) iii)
2 2
Karena r = a maka r =0 sehingga;
1
T = m(a + z )
2 2 2
iv)
2
Energi potensial dinyatakan dengan
1 2 1 2 2 2 1 2 2
V = k r = k ( x + y + z )= k (a + z ) v)
2 2 2
Untuk itu ;
1 1
L=L ( z , , z )=T V = m ( a + z ) k (a + z )
2 2 2 2 2
vi)
2 2
Dan
L p
p= =ma 2
atau = vii)
m a2
L p
pz = =m z atau z = z viii)
z m
Subtitusi ke persamaan (iv),
p 2 pz 2
+( )
ma 2 m
2
2 p p 2z
a = +
2 ma 2 2m
1
T= m
2
Sehingga Hamiltoniannya:
p2 p 2z 1 2
H=H ( z , , p , p Z )=T +V = + + kz ix)
2 ma 2 2m 2
Dengan menggunakan persamaan kanonik (8.61 dan 8.62)
H H
q k = dan p k =
pk qk
Diperoleh ;
H pz
z = = atau pz =m z
pz m
x)
H = p
= atau p=m a
2
xi)
p ma 2
H
p z= =kz atau pz =kz xii)
z
H
p = =0 atau p=0 atau p = konstan
xiii)
Dengan menggunakan persamaan (x) dan (xii) diperoleh ;
m z +kz =0 xiv)
Yang menyatakan bahwa gerak partikel dalam arah sumbu Z adalah gerak
harmonik sederhana dengan frekuensi ;
=
k
m
xv)
Sedangkan dari persamaan (xi) dan (xiii) diperoleh ;
p=konstan=ma 2 xvi)
Yang menyatakan bahwa momentum anguler disekitar sumbu Z adalah konstan.
Latihan Soal
1. Tuliskan persamaan Hamilton dari titik massa yang bergerak sepanjang
garis lurus!
2. Tentukan persamaan gerak partikel bermassa m yang ditembakkan vertikal
ke atas dalam medan gravitasi seragam!
3. Tentukan persamaan Hamilton untuk gerak proyektil dua dimensi!