KENAUTIKAAN
Oleh : Kelompok 4
Guntur Gumilar Putra H1K013047
Rifki Krisna Wibowo H1K013048
Iqbal Muhammad B . H1K013049
Muhammad Riski Ardianto H1K013050
Muhammad Ramadhan N.F. H1K014007
Itha Latifah H1K014012
Ratri Cahyani H1K014021
Rois Ferdinansyah H1K014024
M. Faris Mutasim H1K014025
Nidaun Hanafiah H1K014026
Agni Noor Muhammad H1K014031
Satrio Aryo Putro H1K014036
Rr. Diah Febri Astuti H1K014042
Firmansyah Aldhi R. H1K014046
M. Faiz Fauzhai H1K01404
2017
I. PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. keselamatan kapal;
2. pencegahan pencemaran dari kapal;
3. pengawakan kapal;
4. garis muat kapal dan pemuatan;
5. kesejahteraan Awak Kapal dan kesehatan penumpang;
6. status hukum kapal;
7. manajemen keselamatan dan pencegahan pencemaran dari kapal; dan
8. manajemen keamanan kapal.
Aspek - aspek yang mempengaruhi olah gerak kapal dari dalam menurut Sutini
(2003) meliputi :
1. Bentuk kapal
5. Sarat
6. Trim
7. Keadaan muatan
8. Teritip
Sebuah kapal yang berlayar pastinya telah memiliki tujuan pelayaran. Pada
dasarnya, tujuan pelayaran telah ditetapkan sebelumnya ketika kapal akan berlayar dan
direpresentasikan oleh suatu bentuk trajectory. Akan tetapi, terkadang pelayaran tidak
dapat memenuhi trajectory yang diharapkan. Hal tersebut disebabkan kondisi di laut yang
memang memiliki berbagai kondisi ketidakpastian seperti gangguan berupa angin, arus,
dan gelombang (Fossen, 1994)
1. Gelombang
Gerak sebuah kapal yang terapung di permukaan laut hampir selalu berupa gerak
osilasi. Gerakan-gerakan yang mengandung komponen vertikel menimbulkan dampak
perubahan displasement kapal, oleh karenanya pada gerakan tersebut akan selalu timbul
gaya pengembali yang berusaha mengembalikan posisi kapal seperti semula, termasuk
didalamnya gerakan ungkit, oleng dan junglit. Pada gerak oleng, ungkit dan jungkit, kapal
berada dalam keadaan stabil dan juga menimbulkan gaya dinamis yang menyebabkan
terjadinya getaran, sedangkan gerakan lainnya, kapal berada dalam kondisi keseimbangan
indifrent (Bhattacharyya,1978).
Pada umumnya kecepatan gelombang lebih besar dari pada kecepatan kapal-kapal
dengan kecepatan sedang, atau gelombang dengan yang besar, sehingga gelombang akan
melambung kapal. Hanya kapal-kapal cepat yang pada umumnya melambung gelombang,
terutama bila kapal tersebut berlayar pada gelombang dengan yang tidak terlalu besar.
Gelombang yang terjadi dilaut dianggap sebagai hasil paduan dari banyak gelombang
reguler. Gelombanggelombang reguler yang saling terpadu membentuk gelombang alami
dilaut mempunyai periode dan arah rambatan yang berbeda-beda (Ariany, 2007).
2. Angin
Tekanan angin pada bangunan atas kapal. Tekanan angin ini sangat mempengaruhi
kecepatan, terutama bila arah angin berlawanan dengan arah laju kapal, dan kapal
mempunyai bangunan atas yang relatif besar, seperti kapal penyebrang, kapal penumpang
dan kapal pengangkut ternak, dalam kondisi tertentu pula kapal kontainer yang di atas
decknya sedang dimuati kontainer (kosong) sampai batas tertinggi yang diizinkan (Ariany,
2007). Pada kapal yang sedang maju haluan akan cenderung mencari angin sebab bila
kapal mendapat tekanan dari salah satu sisi maka kapal akan miring ke arah datangnya
angin. Haluan juga akan mengarah ke arah datangnya angin.
3. Arus
Kapal yang berlayar akan terpengaruh oleh arus, pengaruh tersebut akan membawa
kapal menuju kedudukan yang merupakan garis hasil (resultan) antara gaya pendorong dan
arah serta kekuatan arus. Arus akan sangat mempengaruhi badan kapal terutama jika arus
bergerak melinting kapal. Dalam kapal pada saat melaju pada haluan pedoman namun
karena adanya arus kapal berbelok dari haluan pedoman dan sudut yang terbentuk antara
haluan pedoman dengan haluan yang ditimbulkan oleh arus disebut rimban (Sitepu, 1996)
4. Kedalaman
Jika kapal melaju pada daerah yang dangkal maka akan timbul gelombang haluan
dan yang tinggi di depan kapal, dan dibagian tengah akan timbul lembah gelombang dan
dibelakang timbul gelombang buritan yang tinggi. Jika kecepatan kapal bertambah maka
tinggi gelombangnya akan bertambah dan sebaliknya, karena lembah gelombang berada di
tengah-tengah, maka kapal akan turun , karena dari kedudukan gelombang tersebut, maka
objek (kapal) akan mencari keadaan seimbang terhadap keadaan jika diam. Dalam hal ini
dinamakan kapal mengalami SQUAT, yaitu penyebab dari penurunan yang sejajar dan trim
yang baru. Besarnya nilai SQUAT tergantung dari bentuk kapal, kecepatan kapal,
kedalaman alur dan lebar alur. Jika UKC (Under Keel Clerarence) pada kapal kecil maka
kapal dapat kandas (Sutini, 2003).
IV. KESIMPULAN
Dalam pelayaran etika serta faktor faktor baik faktor internal harus diperhatikan
agar aktivitas pengemudian kapal dapat terlaksana dengan teratur dan seimbang guna
menghindari resiko yang ada dalam pengemudian kapal. Faktor internal yang
mempengaruhi gerak kapal meliputi bentuk kapal, macam dan kekuatan mesin, jumlah,
tempat dan macam baling baling, jumlah tempat, macam bentuk dan ukuran daun
kemudi, sarat, Trim, Keadaan muatan, dan Teritip. Sedangkan Faktor Eksternal meliputi
gelombang, angin, kedalaman, dan arus.
DAFTAR PUSTAKA
Ariany, Zulfaidah. 2007. Penambahan Hambatan dalam Perhitungan Tahanan Kapal Akibat
Gerak Kapal pada Gelombang. Teknik. vol. 28 (2) : 180-184.
Bhattacharyya, R. 1978. Dynamics of Marine Vehicles. John Willey & Sons, New York
Fossen, T.I. 1994. Guidance and Control of Ocean Vehicles. USA: John Willey &
Sons,Inc,
Ganding, Sitepu. 1996. Gerak Kapal. Jurusan Perkapalan. Universitas Hasanuddin,
Makassar.
Sutini, Capt. 2003. Analisis Olah Gerak Kapal pada Saat Memasuki Alur Pelayaran Sempit
dan Dangkal. Semarang : STIMAT AMNI.