BAB II Revisi Baruuuu
BAB II Revisi Baruuuu
TINJAUAN PUSTAKA
1
2.1.2 Pengertian Atribut Produk
Atribut produk dapat memberikan gambaran yang jelas tetang produk itu
sendiri. Agar dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pengertian atribut
produk ini, penulis mengemukakan pengertian atribut dari beberapa ahli:
Menurut Tjiptono (2007;103) yaitu:Atribut produk adalah unsurunsur
produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan
keputusan pembelian.
Berdasarkan defenisi-defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa atribut produk
merupakan unsur-unsur produk yang mencerminkan pengembangan suatu produk
untuk dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Adapun lima hal
pokok yang dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Merk
Merek adalah sesuatu yang ditujukan untuk mengidentifikasi barang atau jasa
jasa dari seseorang atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari
produk penjual dapat dalam bentuk nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan
atau kombinasi hal-hal tersebut.Dalam melakukan pembelian konsumen tidak
hanya memperhatikan macam dari produk. Tapi juga pembeli memperhatikan
merek dari produk tersebut , merek lebih dari sekedar simbol, merek dapat
memiliki 6 tingkatan perhatian sebagai berikut:
1) Atribut
2) Manfaat
3) Nilai
4) Budaya
5) Kepribadian
6) Pemakai
Merek yang baik adalah merek yang mempunyai karakteristik-karakteristik
tertentu, adapun karakteristik merek yang baik adalah :
a) Mengingatkan suatu tentang karakteristik produk dan kegunaannya
b) Mudah dieja, dibaca dan diingat
c) Bisa diadaptasi oleh produk-produk baru yang mungkin ditambahkan dilini
produk
d) Bisa didaftarkan dan dilindungi hak paten
Produsen membuat suatu merek untuk produknya karena ada tujuan-tujuan
tertentu yang dapat diambil manfaatnya oleh penjual (produsen) maupun
pembeli (konsumen), ada banyak manfaat dari pencantuman merek pada suatu
produk. Manfaat dari pencantuman merek adalah:
2
1) Merek memberikan identitas
Produk kita akan mudah dikenali dan dicari oleh pembeli karena
merek. Ini adalah fungsi dasar merek yaitu sebagai pemberi identitas bagi
produk kita.
2) Membedakan dengan pesaing
Manfaat dasar merek yang kedua adalah membedakan produk kita
dengan produk pesaing.Apa gunanya kita membuat produk yang bagus jika
ternyata pelanggan tidak mampu membedakan produk kita dengan produk
pesaing yang kualitasnya ada di bawah produk kita.
3) Meningkatkan penjualan
Bila merek kita dipersepsikan dengan baik oleh konsumen, maka tidak
perlu diragukan lagi mereka akan bercerita kepada siapa saja yang
ditemuinya tentang produk kita. Itu berarti naiknya angka penjualan bisnis
kita.
4) Membangun loyalitas
Pelanggan yang puas akan produk yang kita jual, mereka akan dengan
sendirinya memasukkan merek kita tidak hanya di kepala pelanggan tapi juga
di hati mereka. Bagi mereka, merek kitalah yang terbaik.Mereka merasa
mendapatkan banyak manfaat dari membeli produk kita.Tidak hanya manfaat
fungsional, namun juga manfaat emosional. Mereka akan selalu melakukan
pembelian ulang tanpa pernah silau oleh harga murah ataupun promosi dan
janji-janji dari pihak pesaing.
5) Membuat pelanggan tidak sensitif harga
Sama ketika kita telah jatuh cinta pada seseorang, keluar biaya berapa
pun tidak menjadi masalah yang besar asalkan dapat bersama dengan orang
yang kita cintai. Begitu pula dengan merek, jika para pelanggan telah jatuh
cinta dengan merek kita, mereka tidak akan peduli berapa banyak biaya yang
harus dikeluarkan untuk memperoleh produk kita. Ini berarti ada margin
keuntungan yang lebih besar bagi produk kita.
6) Komunikasi pemasaran jadi lancar
Hampir semua pakar pemasaran sepakat bahwa iklan yang terbaik
adalah kata-kata yang keluar dari mulut pelanggan yang puas. Secara tidak
langsung, pelanggan yang puas terhadap merek kita akan membantu
mempromosikan produk dan citra merek kita. Kita tidak perlu susah-susah
mengeluarkan dana, waktu dan tenaga lagi untuk memperkenalkan merek kita
kepada calon pelanggan baru.
7) Terbuka peluang untuk waralaba
3
Merek adalah intangible asset (aset tak berwujud) bagi perusahaan.
Dalam jangka panjang, ketika merek kita telah mengakar kuat dibenak para
konsumen, kita akan dapat mewaralabakan merek kita dengan nilai yang
tinggi.
8) Magnet bagi para stakeholder
Merek yang telah dikenal baik, tidak hanya akan menjadi daya tarik
bagi para calon konsumen, namun juga akan menjadi magnet bagi para
stakeholder terbaik. Mereka tidak akan kesulitan untuk mencari pemasok,
karyawan, bahkan juga para investor. Hali ini berarti merek yang baik akan
meningkatkan daya tawar kita di hadapan para stakeholder itu.
b. Kualitas Produk
Kualitas produk sebagai driver dari kepuasan pelanggan sudah lama
diyakini.Setidaknya, lebih lama dibandingkan dengan keyakinan terhadap
kualitas pelayanan sebagai driver kepuasan pelanggan.
Kualitas merupakan faktor yang terdapat dalam suatu produk yang
menyebabkan produk tersebut bernilai sesuai dengan maksud untuk apa produk
itu diproduksi. Kualitas ditentukan oleh sekumpulan kegunaan dan fungsinya,
termasuk di dalamnya daya tahan, ketergantungan dengan produk lain,
esklusifitas, kenyamanan wujud (warna, bentuk pembungkus dsb) dan harga
yang ditentukan oleh biaya produk.
Jadi bila suatu produk telah dapat menjalankan fungsi-fungsi-nya dapat
dikatakan sebagai produk yang memiliki kualitas yang baik.
c. Sifat Produk
Sifat barang merupakan karakter yang melekat pada barang itu sendiri secara
fisik dapat dilihat.Sifat produk disebut juga dengan istilah ciri produk yang
dalam bahasa inggris disebut produk feature.Suatu produk dapat ditawarka
dalam berbagai sifat, sebuah model Polos produk berupa tambahan apapun
merupakan titik awal.Perusahaan dapat menciptakan model dari tingkat lebih
tinggi dengan menambahkan beberapa sifat.
Sifat produk adalah alat bersaing untuk membedakan produk perusahaan
dengan produk pesaing. Menjadi produsen yang pertama yang memperkenalkan
sifat baru yang dibutuhkan dan nilai tinggi oleh pelanggan adalah salah satu cara
yang paling efektif untuk bersaing. Produsen tidak perlu menawarkan produk
yang nilainya rendah bagi pelanggan dalam hubungan dengan biaya
4
sebaliknya.Sebaliknya sifat-sifat produk yang sifatnya tinggi bagi pelanggan
dalam hubungan dengan biaya perlu untuk ditambahkan.
d. Kemasan
Kemasan berasal dari kata kemas yang berarti teratur (terbungkus) rapi;
bersih; rapi; beres; selesai. Pengertian kemasan lainnya merupakan hasil
mengemas atau bungkus pelindung dagangan (niaga). Sedangkan pengertian
bungkus dapat diartikan sebagai kata bantu bilangan untuk benda yang dibalut
dengan kertas (botol, plastik, dan sebagainya); pengertian lainnya barang apa
yang dipakai untuk membalut. Dengan demikian dalam tulisan ini pengertian
kemasan adalah sesuatu (material) dapat berupa botol, kertas, maupun plastik
yang digunakan untuk membungkus makanan.
Kesadaran akan pentingnya kemasan yang menarik dan baik semakin
meningkat. Karena pentingnya fungsi kemasan dalam pemasaran dan
merupakan atribut yang dilihat konsumen paling awal.Tidak jarang konsumen
bersedia membayar lebih untuk memudahan penampilan, kehandalan dan
prestise dari kemasan yang lebih baik.Faktor lainnya adalah makin meluasnya
penjualan dengan sistem swalayan (self service), makin meningkatnya standar
kesehatan dan sanitasi yang dituntut masyarakat.
Dalam pemasaran suatu produk, pemberian wadah atau kemasan dapat
memainkan peran kecil, misalnya paku, sekrup atau peran yang penting,
misalnya pada kosmetika. Masalah kemasan dirumuskan sebagai segala kegiatan
merancang dan memperbaiki kaidah atau bungkus suatu produk
Kemasan juga didefinisikan sebagai seluruh kegiatan merancang dan
memproduksi bungkus atau kemasan suatu produk. Ada tiga alasan mengapa
kemasan diperlukan Kemasan memenuhi sasaran, Keamanan (safety) dan
kemanfaatan (utilitarian) Kemasan bisa melaksanakan program pemasaran
perusahaan. Manajemen bisa mengawasi produknya sedemikian rupa untuk
meningkatkan perolehan laba.
Dengan adanya keamanan dan kemanfaatan kemasan, produk akan terlidungi
selama dalam perjalananya dari produsen kekonsumen, bahkan terahir dipakai
oleh konsumen selain itu dengan adanya kemasan, identifikasi produk menjadi
lebih efektif dan dengan sendirinya mencegah pertukaran oleh produk pesaing.
Kemasan juga perlu ditawarkan dengan bentuk dan ciri yang demikian
menariknya sehingga konsumen bersedia membayar lebih mahal hanya untuk
memperoleh kemasan yang lebih baik.
5
e. Label
Label adalah setiap keterangan mengenai barang yang dapat berupa gambar,
tulisan atau kombinasi keduanya atau bentuk lain yang memuat informasi
tentang barang dan keterangan pelaku usaha serta informasi lainnya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang disertakan pada
produk, dimasukkan kedalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian
kemasan.
Kegunaan Label adalah memberikan infomasi yang benar,jelas danlengkap
baik mengenai kuantitas, isi, kualitas maupun hal-hal lain yang diperlukan
mengenai barang yang diperdagangkan.
Label Bagi Konsumenadalah Konsumen akan memperoleh informasi yang
benar, jelas dan baik mengenai kuantitas, isi, kualitas mengenai barang / jasa
beredar dan dapat menentukan pilihan sebelum membeli atau mengkonsumsi
barang dan jasa. Bagaimana Kewajiban Pelaku Usaha mencantumkan
Label,Pelaku Usaha yang memproduksi atau memperdagangkan dan atau
memasukkan barang di atau ke pasar dalam negeri wajib mencantumkan label
dalam dan atau luar kemasan.
Pencantuman label di kemasan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak
mudah lepas, tidak mudah luntur atau rusak, letaknya mudah untuk dilihat dan
dibacaIsi Label :
a) Nama barang
b) Ukuran
c) Berat, isi bersih, netto
d) Komposisi
e) Aturan pakai
f) Tanggal kadaluarsa
g) Akibat sampingan
h) Nama dan alamat pelaku usaha serta keterangan untuk penggunaan yang
menurut ketentuan harus dipasang/dibuat
Apa yang harus tercantum pada Label Makanan :
a) Nama makanan/nama produk
b) Komposisi/daftar ingredien
c) Berat, isi bersih, netto
d) Nama dan Alamat Pabrik/Importir
e) Nomor Pendaftaran
f) Kode Produksi
g) Tanggal Kadaluarsa
h) Petunjuk atau Cara Penyimpanan
i) Petunjuk atau Cara Pengunaan
6
Wajib Label Untuk Setiap orang yang memproduksi atau memasukan pangan
yang dikemas ke dalam wilayah Indonesia untuk diperdagangkan wajib
mencantumkan label, di luar atau di dalam kemasan pangan dan menggunakan
Bahasa Indonesia.
Wajib Mencamtumkan Nama dan Alamat untuk Pelaku usaha yaitu produsen
pangan, importir, pengedar produk pangan. Hal ini bertujuan agar konsumen
dapat memperoleh informasi yang lengkap, yaitu baik importir pangan yang
bersangkutan. Ketentuan lebih lanjut mengenai Label dapat dilihat pada :
a) Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
b) Undang-undang No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan, Pasal 30 s/d 33
c) Undang-undang No. 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal
d) Peraturan Pemerintah No. 69 tentang Label dan Iklan Pangan
7
tahap pelayanan selanjutnya, sehingga pelayanan terasa tidak
puas dengan pelayanan secara keseluruhan.
4. Momen pelayanan (situasi pelayanan)
Situasi pelayanan dikaitkan dengan kondisi internal pelanggan
sehingga mempengaruhi kinerja pelayanan.Kinerja pelayanan
ditentukan oleh pelayanan, proses pelayanan dan lingkup fisik
dimana pelayanan diberikan.
8
merek, tanda kualitas, harga, toko, pengemasan dan informasi
produksi).
9
pikiran),Brand Recall (Pengingatan kembali merek) dan Brand
Recognition (Pengenalan Merek).
Brand Awareness atau kesadaran merek diperlukan dengan
tujuan membedakan produk satu dengan produk yang lain. Dengan
adanya brand awareness, diharapkan akan meningkatkan kesadaran
konsumen terhadap suatu produk dan mengingatnya dengan
harapan akan timbul pembelian berulang.
10
danmengonsumsi produk-produk budaya Korea, tetapi juga menyukai
danmengonsumsi produk-produk lain yang berkaitan dengan Korea.
Angka penjualan produk-produk Korea di Indonesia mengalami
peningkatan,begitu pula dengan angka impor Indonesia terhadap barang-barang
Korea, sertanilai investasi Korea di Indonesia. Laporan tahunan Korean Trade-
InvestmentPromotion Agency (KOTRA) menyatakan bahwa investor mulai melihat
pasardomestik Indonesia sebagai bisnis potensial dengan adanya fenomena
Koreanwave (Lee, 2012). KOTRA juga menyatakan bahwa Korean wave di
Indonesiamenyebabkan konsumen lokal menjadi tertarik pada gaya hidup Korea.
11
Sumber: Clicktop10 Tahun 2013 dalamStudiDeskriptifMengenai Brand Image
Muhamad Irfan Agia
12
13
2.1. Studi Pendahuluan
14
pernyataan hypermarket di Lebak
penelitian. Bulus.
2. Muhamad 2015 Studi Tujuan dari Variabel : Zero Metode yang Berdasarkan hasil
Irfan Agia Mengenai penelitian ini Defect digunakan pada pengolahan data mengenai
Gambaran adalah jurnal ini yaitu aspek - aspek brand
Aspek-Aspek Mengetahui penelitian deskriptif, image
Brand Image fenomena yang maka metode kosmetik organik jenis
Kosmetik terjadi pada pengumpulan data skin care merek The
Organik Jenis mahasiswi yang digunakan Body Shop pada
Skin Care Universitas adalah Metode mahasiswi
Merek The Padjadjaran penyebaran Universitas Padjadjaran
Body Shop sebagai kuisioner. maka diperoleh beberapa
Pada konsumen hasil sebagai berikut :
Mahasiswi kosmetik 1. Mahasiswi Universitas
Universitas organik Padjadjaran memiliki
Padjadjaran berdasarkan brand image yang
survey awal cenderung
yang telah positif terhadap kosmetik
dilakukan, organik jenis skin care
muncul merek The Body Shop.
kebutuhan Semua aspek brand image
untuk meneliti meliputi produk,
15
lebih lanjut pelayanan, tempat
mengenai penjualan,
gambaran harga, dan promosi
6 memiliki skor rata rata
aspek-aspek yang termasuk dalam
brand image kategori
kosmetik tinggi, dapat diartikan
organik jenis semua aspek tersebut
skin care merek dipertimbangkan oleh
The Body mahasiswi Universitas
Shop pada Padjadjaran.
mahasiswi 2. Skor rata rata brand
Universitas image kosmetik organik
Padjadjaran. merek The Body Shop
paling tinggi berada pada
. aspek produk. Hal ini
berarti aspek produk
menjadi aspek yang paling
dipertimbangkan oleh
sebagian besar Mahasiswi
Universitas Padjadjaran
yang menggunakan
16
kosmetik organik jenis
skin care
merek The Body Shop
3. Amina 2016 Pengaruh Selaras dengan Variabel : Metode yang 1. Terdapat pengaruh
Ningsih, Pengetahuan latar belakang Variabel yang digunakan dalam pengetahuan kosmetika
Lutfiyah Kosmetika dan masalah yang terdapat pada penelitian ini adalah terhadap keputusan
Nurlelah Persepsi telah diuraikan, penelitian ini pendekatan pembelian produk BB
Mahasiswa maka tujuan yaitu kuantitatif. cream pada mahasiswa
Tata Rias penelitian yang pengetahuan Penelitian ini Tata Rias Universitas
Terhadap ingin dicapai kosmetika (X1), dirancang dengan Negeri Surabaya.
Keputusan adalah sebagai persepsi (X2) menggunakan 2. Terdapat pengaruh
Pembelian berikut: dan keputusan penelitian asosiatif. persepsi terhadap
Produk BB 1. Menganalisis pembelian keputusan pembelian
Cream untuk pengaruh produk BB produk BB cream pada
Penampilan pengetahuan cream (Y). mahasiswa Tata Rias
Diri kosmetika Universitas Negeri
terhadap Surabaya.
keputusan 3. Terdapat pengaruh
pembelian signifikan pengetahuan
produk BB kosmetika dan persepsi
cream untuk secara bersama-sama
penampilan diri terhadap keputusan
17
pada mahasiswa pembelian produk BB
Program Studi cream pada mahasiswa
Tata Rias Tata Rias Universitas
Universitas Negeri Surabaya.
Negeri
Surabaya.
2. Menganalisis
pengaruh
persepsi
terhadap
keputusan
pembelian
produk BB
cream untuk
penampilan diri
pada mahasiswa
Program Studi
Tata Rias
Universitas
Negeri
Surabaya.
18
19
2.3 2.3Kerangka Pemikiran
Berdasarkan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, penelitian ini akan
menanalisis persepsi konsumen terhadap atribut make up korea berdasarkan atribut-
atribut yang dimiliki. Berdasarkan pada variabel pemasaran dari atribut produk yang
dikemukakan oleh Anam (2007:58) yaitu meliputi kualitas, kemasan, merek, jaminan,
pelayanan dan keunggulan produk agar dapat menarik konsumen, yang mencakup
bentuk, keistimewaan, kinerja, kesesuaian, daya tahan, keandalan, kemudahan untuk
diperbaiki, gaya dan rancangan maka dalam penelitian ini peneliti akan meneliti persepsi
konsumen terhadap atribut produk make up korea, kemasan, fitur produk, manfaat dan
jaminan. Konsumen akan mengidentifikasikan atribut-atribut atau karakteristik yang
dimiliki oleh objek yang akan dievaluasi. Konsumen menganggap atribut produk
memiliki tingkat kepentingan yang berbeda kemudian konsumen akan melakukan
evaluasi terhadap kepentingan atribut tersebut.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
24
Yang dimaksud dengan subyek penelitian adalah pemberi atau sumber informasi
yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Subjek penelitian dalam penelitian
ini adalah mahasiswi marketing UPH tahun 2014 yang akan memberikan informasi
dengan pengisian kuesioner mengenai pendapat mereka tentang atribut make up korea
(etude house).
b. Obyek Penelitian
Yang dimaksud obyek penelitian adalah variabel-variabel yang akan diteliti.
Dalam penelitian ini, obyek penelitiannya adalah persepsi konsumen terhadap atribut-
atribut produk make up korea yang meliputi merek, kemasan fungsi produk, manfaat
produk, jaminan produk.
24
Angka 4 untuk nilai baik
Angka 3 untuk nilai sedang
Angka 2 untuk nilai rendah
Angka 1 untuk nilai terendah
24
Nilai 1. Tingkat Ordinal
fungsio kesesuai
nal an
sebagai
alat
pemenuh
an
kebutuha
n
2. Tingkat
pengaru
h nilai
fungsion
al dalam
persepsi
24
an dan
produk rancanga
n produk
2. Tingkat
kesesuai
an gaya
dan
rancanga
n produk
3. Tingkat
pengaru
h gaya
dan
rancanga
n produk
dalam
atribut
produk
Sumber :
Kotler, Philip. 1999. Manajemen Pemasaran. Jilid II. Edisi Milenium. Jakarta: PT.
Prenhallindo.
Kotler, Philip; Armstrong, Garry, 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan pihak lain, bukan oleh
periset sendiri, dan untuk tujuan lain (Istijanto, 2005 :27). Data sekunder dalam
penelitian ini diperoleh dari studi pustaka dan informasi lain yang berkaitan
dengan penelitian ini.
24
Untuk mengumpulkan informasi dari responden, penulis menggunakan alat
pengumpul data yaitu kuesioner. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan
memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi yang telah ditentukan
terlebih dahulu berdasarkan teknik sampling (Arsyad dan Suranto, 1993 : 96).
populasi tersebut (Sugiyono, 2010). Besar sampel dalam penelitian ini adalah 50
n = Besar sampel
155
n=
210 0,12 +1
155
n=
210 0,01+1
155
n=
2,1+1
24
155
n=
3,1
n=50
pada penelitian ini, yaitu seluruh mahasiswi marketing UPH tahun 2014. Kemudian dari
populasi itu dicari besar sampelnya dengan menggunakan rumus dan hasilnya didapatkan
50 responden. Responden ini didapatkan dengan cara acak/ simple random sampling.
Setelah didapatkan data dari kuesioner yang telah disebar, data tersebut dikumpulkan
kemudian diolah dan didaptkanlah hasil penelitian. Hasil penelitian ini kemudian
24
DAFTAR PUSTAKA
24
Ferrinadewi, Erna. 2008. Merek&PsikologiKonsumen. Yogyakarta:
GrahaIlmu.
Kotler, Phillip. (2003). Marketing Insights From A to Z. Jakarta: ERLANGGA
Mariono.2010.
PengaruhPersepsiKonsumenatasAtributProdukMinumanIsotonikMizo
neterhadapKeputusanPembelian.Skripsitidakditerbitkan. Surabaya:
PPs UniversitasNegeri Surabaya.
Muhamad Irfan Agia, 2013. Clicktop10 Tahun 2013
dalamStudiDeskriptifMengenai Brand Image diunduhpada 12
Oktober 2013 pukul 20.15 WIB
Schiffman, G. Leon., Lazar, Leslie. 2004. Perilaku Konsumen, edisi ketujuh.
Jakarta :Indeks.
24