Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi dan informasi yang menyebabkan
persaingan dalam dunia bisnis elektronik. hal ini terlihat dari semakin
banyaknya produk elektronik saat ini. Kemajuan yang pesat di dalam
dunia teknologi dan informasi sangat mempengaruhi selera, kebutuhan,
dan keinginan masyarakat baik di masa sekarang maupun di masa
yang akan datang. Seiring berjalannya waktu pertumbuhan industri
telekomunikasi dan elektronik membawa dampak terhadap kemajuan
teknologi membuka banyak peluang bagi perusahaan-perusahaan
untuk menghasilkan produk yang inovatif terutama pada produk
smartphone. Perusahaan harus memikirkan jalan terbaik untuk dapat
terus menciptakan produk yang inovatif dan kompleks, karena semakin
berkembangnya teknologi, maka semakin banyak pula industriindustri
telekomunikasi dengan merek yang bervariasi dan produknya inovatif
dengan fiturfitur dan spesifikasi yang lebih lengkap untuk
memudahkan pengguna smartphone. Setiap orang membutuhkan alat
komunikasi untuk memudahkan berkomunikasi dengan orang lain,
apalagi dengan orangorang yang terpakut jarak yang cukup jauh. Alat
komunikasi sudah menjadi kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat luas.
Selain sebagai alat komunikasi atau sosialisasi dalam kebutuhan
seharihari dan mencari informasiinformasi terbaru dari internet juga
bisa menggunakan smartphone.
Dengan banyaknya pengguna smartphone membuat persaingan
semakin ketat sehingga semakin banyak pesaing yang memproduksi
dan menjual smartphone sehingga banyak persaingan-persaingan di
bidang produksi dan penjualan smartphone dengan bermacam-macam
merek yang beredar saat ini seperti samsung galaxi, nokia lumia, oppo
smartphone dan masih banyak lagi dan memberikan keuntungan bagi
perusahaanperusahaan yang memproduksi atau distributor
smartphone tetapi juga menguntungkan bagi perusahaan provider-
provider. Salah satu merek smartphone yang ada di indonesia yang
1
cukup di kenal saat ini yaitu apple iphone, apple iphone berasal dari
apple inc, sebuah perusahaan multinasional yang berpusat di Silicon
Valley, Cupertino, California dan bergerak dalam bidang perancangan,
pengembangan, dan penjualan barang-barang yang meliputi elektronik
konsumen dan menjadi sebuah perusahaan elektronik dan smartphone
terbesar di dunia yang mampu mencakup seluruh pemasaran global.
Apple Inc terus berinovasi dalam menciptakan produkproduk
smartphone berkualitas dan canggih yang memenuhi kebutuhan
smartphone masyarakat modern saat ini. Banyaknya masyarakat di
indonesia yang kondisi ekonomi menengah sampai ekonomi atas
membuat apple inc menciptakan produk baru dengan spesifikasi dan
fiturfitur lebih lengkap yaitu apple iphone yang kini banyak diminati
oleh masyarakat indonesia baik dari kalangan masyarakat yang
memiliki ekonomi menengah sampai ekonomi atas karena harga apple
iphone yang terbilang cukup mahal dan tidak adanya diskon yang di
berikan kepada pembeli.
Merek apple iphone merupakan merek ternama yang telah di kenal
oleh masyarakat di indonesia dengan kualitas produk yang telah di
percaya sebagai merek yang paling di minati masyarakat baik dari segi
kualitas produk, design produk, dan lain-lain sehingga citra merek apple
iphone telah di kenal oleh masyarakat luas dan menjadi merek
smartphone yang banyak di pakai oleh masyarakat indonesia.
Semakin banyaknya pemakai smartphone apple iphone di indonesia
maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
Analisis Pengaruh Citra Merek Terhadap Loyalitas Konsumen Iphone
pada Mahasiswa Management UPH tahun 2016 untuk mengetahui
seberapa berpengaruh citra merek dan harga terhadap loyalitas
konsumen apple iphone.

1.2 Identifikasi Masalah


Identifikasi Masalah Sehubungan dengan latar belakang di atas, maka
dapat di identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Banyaknya merek-merek terkenal pesaing dengan jenis produk
smartphone berbeda yang beredar saat ini mempengaruhi loyalitas
konsumen terhadap iphone

2
2. Banyaknya varian smartphone merek lain dengan spesifikasi hampir
sama sehingga mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap
smartphone iphone
3. Banyaknya merek-merek terkenal pesaing dengan harga produk
smartphone berbeda yang beredar saat ini mempengaruhi loyalitas
konsumen terhadap iphone
4. Sejauh mana citra merek mempengaruhi loyalitas konsumen iphone
5. Sejauh mana harga mempengaruhi loyalitas konsumen iphone

1.3 Pembatasan Masalah


Pembatasan masalah untuk mengarahkan pembahasan kepada tujuan
yang di ingin di capai, maka penulis membatasi masalah penelitian ini
pada pengaruh citra merek dan harga terhadap loyalitas konsumen
terhadap produk iphone.

1.4 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang
dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :
1. Apakah citra merek berpengaruh terhadap loyalitas konsumen
produk iphone di Indonesia?
2. Apakah harga berpengaruh terhadap loyalitas konsumen produk
iphone di Indonesia?

1.5 Tujuan Penelitian


Tujuan Penelitian adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui adanya hubungan citra merek terhadap loyalitas
konsumen iphone di Indonesia.
2. Untuk mengetahui adanya hubungan harga terhadap loyalitas
konsumen iphone di Indonesia.

1.6 Manfaat Penelitian


A. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan Iphone agar
dapat mengetahui mengenai citra merek dan harga yang diberikan oleh pihak Iphone
apakah sudah dapat meningkatkan loyalitas konsumen sehingga dapat menjaga
mutu perusahaan untuk mampu bersaing dengan perusahaan smartphone lainnya di
Indonesia.
B. Bagi Peneliti
3
Sebagai sarana untuk memperluas pengetahuan dan lebih
memahami pengaruh citra merek dan harga terhadap loyalitas konsumen
dengan melakukan praktek langsung di lapangan dengan teori teori yang
telah di pelajari selama perkuliahan.
C. Bagi Akademisi
Dapat dijadikan bahan atau referensi untuk penelitian berikutnya
yang akan dilakukan khususnya mengenai pengaruh citra merek terhadap
loyalitas konsumen.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinajuan Pustaka


a. Definisi Citra
Citra merupakan suatu komponen pendukung bagi sebuah
merek, dimana ia mewakili wajah dan juga mutu sebuah produk.
Citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan (Kotler &
Susanto, 1994). Pendapat Kotler ini didukung oleh pernyataan Paul
Tomporal (2001) yang menyatakan bahwa citra merupakan apa
yang dipikirkan atau bahkan dibayangkan orang-orang tentang
sesuatu. Persepsi merupakan proses dimana seseorang memilih,
mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk
menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini (Setiadi,
2003).
Jadi jelaslah bahwa persepsi konsumen mengenai sebuah
merek berisi gambaran dari sekumpulan identitas ataupun
ekspresi kepribadian yang dimasukkan ke dalam suatu produk
atau merek. Untuk itu produsen perlu kreatifitas dan usaha yang
keras dalam membangun citra, karena belum tentu apa yang kita
proyeksikan sama dengan apa yang dipersepsikan konsumen.
Membangun citra merupakan suatu hal yang penting bagi
produsen. Sebab citra adalah suatu kriteria yang digunakan
konsumen dalam membuat keputusan membeli.

4
b. Definisi Merek
Merek (Brand) adalah nama, istilah, simbol, atau rancangan,
atau kombinasi dari seseorang atau sekelompok penjual dan
untuk membedakannya dari produk pesaing (Kotler & Susanto,
1994). Setiap produsen bisa saja menciptakan satu produk yang
sama, tapi tanpa merek ini tidak akan punya nilai lebih dimata
konsumen. Sebab konsumen biasanya tidak menjalin hubungan
dengan barang atau jasa tertentu, namun sebaliknya membina
hubungan yang kuat dengan merek spesifik.

c. Kriteria Merek
Menilai baik-tidaknya suatu merek dapat dilihat dari
kriteriakriteria mengenai merek yang baik. Ada beberapa kriteria
merek yang baik, yaitu : (Setiawan, 2006)
a. Terlindung dengan baik
b. Mudah diucapkan
c. Mudah Diingat
d. Mudah dikenali
e. Menarik
f. Menampilkan manfaat produk atau saran penggunaan produk
g. Menonjolkan citra perusahaan atau produk
h. Menonjolkan perbedaan produk dibanding pesaing
Menurut Keller (2009) faktor-faktor pendukung
terbentuknya citra merek dalam keterkaitannya dalam asosiasi
merek yaitu:
a. Keunggulan asosiasi merek (Favorability of brand
associations)
b. Kekuatan asosiasi merek (Strength of brand
associations)
c. Keunikan asosiasi merek (Uniqueness of brand
associations)

d. Definisi Citra Merek

5
Citra merek itu adalah apa yang dipersepsikan oleh konsumen
mengenai sebuah merek (Susanto, 2007). Dimana hal ini menyangkut
bagaimana seorang konsumen menggambarkan apa yang mereka
pikirkan mengenai sebuah merek dan apa yang mereka rasakan
mengenai merek tersebut ketika mereka memikirkannya (Maja Hribar,
2007). Selain itu, dalam konsep pemasaran, citra merek sering
direferensikan sebagai aspek psikologis, yaitu citra yang dibangun
dalam alam bawah sadar konsumen melalui informasi dan ekspektasi
yang diharapkan melalui produk atau jasa (Setiawan, 2006). Untuk
itulah pembangunan sebuah citra merek, terutama citra yang positif
menjadi salah satu hal yang penting. Sebab tanpa citra kuat dan positif,
sangatlah sulit bagi perusahaan untuk menarik pelanggan baru dan
mempertahankan yang sudah ada, dan pada saat yang sama meminta
mereka membayar harga yang tinggi (Susanto, 2007).
Citra merek dibentuk melalui kepuasan konsumen, penjualan
dengan sendirinya diperoleh melalui kepuasan konsumen, sebab
konsumen yang puas selain akan kembali membeli, juga akan
mengajak calon pembeli lainnya (Aaker, 1996). Merek yang kuat adalah
merek yang jelas, berbeda, dan unggul secara relevatif dibanding
pesaingnya.
Meenaghan (1995) mengemukakan pentingnya pengembangan
citra merek dalam organisasi bisnis. Meenaghan menyatakan bahwa
citra merek yang dikelola dengan baik akan menghasilkan konsekuensi
yang positif, meliputi:
a. Meningkatkan pemahaman pengetahuan terhadap
aspek-aspek perilaku konsumen dalam mengambil keputusan.
b. Memperkaya orientasi konsumen terhadap hal-hal yang
bersifat simbolis lebih dari pada fungsi-fungsi produk.
c. Meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk.
d. Meningkatkan keunggulan bersaing berkelanjutan, mengingat
inovasi teknologi sangat mudah untuk ditiru oleh pesaing.

e. Definisi Harga
Harga merupakan salah satu variabel penting dalam
pemasaran di mana harga dapat mempengaruhi konsumen dalam
6
mengambil keputusan untuk membeli suatu produk karena berbagai
alasan (Ferdinand, 2000). Menurut Kotler (2009), harga adalah nilai
suatu barang atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang
berdasarkan nilai tersebut seseorang atau perusahaan bersedia
melepas barang atau jasa yang dimiliki kepada pihak lain. Pelanggan
yang loyal juga akan memperhatikan harga yang ditetapkan atas
produk yang digunakannya.

f. Tujuan penetapan harga


Tujuan penetapan harga (Basu Swastha, 2003) meliputi:
1. Kelangsungan hidup, dalam kondisi pasar yang merygikan, tujuan
penetapan harga mungkin mencakup tingkat profitabilitas yang
diinginkan untuk memastikan kelangsungan hidup.
2. Memaksimalkan keuntungan, penetapan harga untuk memastikan
maksimalisasi profitabilitas dalam periode tertentu. Periode yang
ditentukan akan dihubungkan dengan daur hidup jasa.
Dalam membeli suatu produk konsumen tidak hanya
mempertimbangkan kualitasnya saja, tetapi juga memikirkan kelayakan
harganya (Sweeney,et.al, 1998).
Perusahaan tidak hanya menetapkan satu harga tunggal, tetapi
lebih berupa sebuah struktur penetapan harga yang mencakup item-
item yang berada di setiap lini produk. Struktur penetapan harga
berubah dari waktu ke waktu seiring dengan siklus hidup produk
tersebut. Perusahaan menyesuaikan Harga supaya dapat
mencerminkan perubahan-perubahan biaya dan permintaan serta
memperhitungkan berubahubahnya pembeli dan situasi. Ketika
lingkungan persaingan berubah, perusahaan itu mempertimbangkan
kapan memprakarsai perubahan harga dan kapan menanggapi
perubahan di pasar (Basu Swastha, 2003).
Dari sudut konsumen, harga seringkali digunakan sebagai
indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat
yang dirasakan atas suatu barang atau jasa.
Beberapa prosedur yang harus dilalui perusahaan dalam menetapkan
harga dapat dijelaskan dalam bagan berikut :

7
a. Memilih sasaran penetapan harga, sasaran tersebut adalah konsumen
yang terdiri dari pemilihan berdasarkan karakteristik demografi (jenis
kelamin, usia, dan sebagainya), geografi (tinggal di perkotaan,
pedesaan ), dan lain-lain. Hal ini juga dengan segmentasi pasar.
b. Setelah sasaran konsumen ditentukan, selanjutnya menentukan
permintaan pasar atau produk yang dijual, apabila di pasar terdapat
banyak produk sejenis maka permintaan akan produk kecil.
Sebaliknya, jika di pasar produk sejenis sedikit jumlahnya maka
permintaan akan besar.
c. Mengestimasi biaya, adalah jumlah biaya yang dikeluarkan,
diperkirakan. Biaya tersebut meliputi biaya pembelian bahan baku,
biaya produksi, biaya saluran distribusi, dan biaya-biaya lainnya.
d. Menganalisa harga tawaran pesaing. Apabila di pasar terdapat produk
sejenis yang ditawarkan, maka harga tersebut perlu dianalisa dan
dipertimbangkan agar memperoleh harga yang wajar, sesuai dengan
kualitas produk tanpa mengabaikan laba yang diinginkan.
e. Menetapkan harga akhir merupakan langkah terakhir yang dilakukan
setelah keempat prosedur di atas dilakukan.
g. Definisi Loyalitas Konsumen
Loyalitas adalah pilihan yang dilakukan konsumen untuk membeli
merek tertentu dibandingkan merek yang lain dalam kategori produk
(Giddens dalam Dewi, 2011). Loyalitas konsumen terhadap suatu
barang atau jasa yang ditawarkan oleh suatu perusahaan yang
tercermin dari kebiasaan konsumen dalam melakukan pembelian
barang atau jasa secara terus menerus harus selalu diperhatikan oleh
perusahaan atau produsen. Bagi perusahaan, loyalitas konsumen dapat
memberikan nilai yang tinggi bagi inisiatif kepedulian para pelanggan,
yaitu lebih mudah dan lebih murah untuk untuk mempertahankan
pelanggan kunci, daripada menarik pelanggan baru yang loyalitasnya
belum terbukti.
h. Dimensi Loyalitas

8
Dari pernyataan di atas memberikan dimensi yang lebih luas
tentang ukuran perilaku pelanggan yang loyal, antara lain :
a. Loyalitas pelanggan diukur dari frekuensi konsumsi suatu produk
tertentu dalam jangka waktu tertentu. Pelanggan yang frekuensi
pemakaiannya lebih tinggi berarti dapat dikatakan lebih loyal dari
pelanggan yang frekuensinya lebih rendah.
b. Ukuran loyalitas pelanggan berkembang pada perilaku pembelian
pelanggan terhadap layanan baru yang dikeluarkan, artinya bila
suatu perusahaan mengeluarkan produk/varian baru maka
pelanggan akan bersedia mencoba produk baru tersebut.
c. Loyalitas pelanggan adalah sikap daripada pelanggan dalam
memberikan rekomendasi bagi orang lain untuk memakai jasa yang
sama.

i. Ciri-ciri loyalitas konsumen


Konsumen yang loyal terhadap suatu merek memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
a. Memiliki komitmen pada merek tersebut
b. Berani membayar lebih pada merek tersebut bila dibandingkan
dengan merek lain
c. Merekomendasikan merek tersebut kepada orang lain
d. Dalam melakukan pembelian kembali produk tersebut, tidak
melakukan pertimbangan
e. Selain mengikuti informasi yang berkaitan dengan merek tersebut,
juga selalu mengikuti perkembangannya.
f. Dapat menjadi semacam juru bicara dari merek tersebut dan selalu
mengembangkan hubungan dengan merek tersebut

j. Karakteristik Pelanggan Loyal


Pelanggan yang loyal memiliki karakteristik sebagai berikut
(Griffin, 2005) :
a. Melakukan pembelian berulang yang teratur (Repurchase)
Hal ini menunjukkan bahwa konsumen setia untuk melakukan
pembelian ulang terhadap produk atau jasa tertentu dalam suatu
periode tertentu.

9
b. Pembelian antarlini produk dan jasa (Purchases)
Konsumen yang loyal tidak hanya membeli satu jenis produk atau
jasa saja, tetapi membeli lini produk atau jasa lain pada badan
usaha yang sama.
c. Mereferensikan kepada orang lain (Referral)
Hal ini menunjukkan bahwa konsumen yang setia akan
merekomendasikan hal- hal yang positif mengenai produk atau jasa
dari perusahaan tertentu kepada rekan dan keluarga dan
meyakinkan bahwa produk atau jasa tersebut merupakan produk
yang baik, sehingga orang lain akhirnya ikut membeli dan
menggunakan produk atau jasa dari badan usaha tersebut.
d. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan pesaing (Retention)
Hal ini menunjukkan bahwa pelanggan yang loyal akan menolak
untuk mempertimbangkan tawaran produk atau jasa dari pesaing
karena produk atau jasa yang dikonsumsi saat ini telah
memberikan kepuasan yang akhirnya berujung pada loyalitas
terhadap produk atau jasa tersebut.

k. Profil Perusahaan Apple Inc


Apple Inc. (sebelumnya bernama Apple Computer, Inc.) adalah sebuah perusahaan
multinasional yang berpusat di Silicon Valley, Cupertino, California dan bergerak dalam
bidang perancangan, pengembangan, dan penjualan barang-barang yang meliputi elektronik
konsumen, perangkat lunak komputer, serta komputer pribadi. Apple Inc. didirikan pada
tanggal 1 April, 1976 dan diinkonporasikan menjadi Apple Computer, Inc. pada tanggal 3
Januari, 1977. Pada 9 Januari, 2007, kata Computer dihapus untuk mencerminkan fokus
Apple terhadap bidang elektronik konsumen pascapeluncuran iPhone.
Apple dikenal akan jajaran produk perangkat lunak diantaranya sistem operasi OS X
dan iOS, pemutar musik iTunes, serta peramban web Safari, dan perangkat keras diantaranya
komputer meja iMac, komputer jinjing Macbook Pro, pemutar lagu iPod, serta telepon
genggam iPhone.
Visi
Apple di setiap meja.
Misi

10
Apple memicu revolusi komputer pribadi pada tahun 1970an dengan Apple II dan
diciptakan kembali komputer pribadi pada tahun 1980 dengan Macintosh. Apple berkomitmen
untuk membawa pengalaman komputasi personal terbaik kepada siswa, pendidik, profesional
kreatif dan konsumen di seluruh dunia melalui inovatif software, hardware dan persembahan
internet.

l. Sasaran Pasar Yang Dibidik


Pasar yang dibidik Apple inc antara lain kalangan pelajar, pekerja, pemerintahan, serta
masyarakat internasional. Apple menyadari bahwa kaum profesional muda yang jumlahnya
terus berkembang (terutama mereka yang sukses lewat bisnis online) akan menjadi konsumen
alat komunikasi canggih yang setia. Oleh karena itu, kampanye pemasaran produk iPhone
sejak seri pertama selalu menonjolkan hal-hal yang akan menarik perhatian kaum muda dan
profesional yaitu produk yang canggih, trendi dan serba bisa.

2.2. Kerangka Pikir

Citra Merek

Loyalitas
a. Keunggulan Konsumen
asosiasi merek
b. Kekuatan asosiasi a. Repurchas
merek e
c. Keunikan asosiasi b. Retention
merek c. Referral
d. Purchases

Harga

2.3. Hipotesis

H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara citra merek terhadap

loyalitas konsumen

H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara citra merek


terhadap loyalitas konsumen
11
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara harga terhadap loyalitas

konsumen

H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara harga terhadap

loyalitas konsumen

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pendahuluan
12
Penelitian ini adalah suatu desain yang dibuat untuk menganalisis pengaruh citra
merek dan harga terhadap loyalitas konsumen Iphone pada mahasiswa management UPH
tahun 2016. Dalam bab ini, peneliti menjelaskan metode yang akan digunakan untuk
melaksanakan penyelidikan (metode pengumpulan data), dan elemen penting lainnya
yang meliputi daerah penelitian, populasi sampel, metode pengumpulan data, analsiis
data dan prosedur yang akan diikuti dalam penelitian dan pertimbangan etis lainnya.

3.2. Desain Penelitian


Desain penelitian adalah kerangka kerja yang digunakan untuk melaksanakan riset
pemasaran (Malhotra, 2007). Desain penelitian memberikan prosedur untuk
mendapatkan informasi yang diperlukan untuk menyusun atau menyelesaikan masalah
dalam penelitian. Desain penelitian merupakan dasar dalam melakukan penelitian.
Desain penelitian mengacu pada cara dimana peneliti berencana untuk mengumpulkan
informasi atau data. Metode penelitian dalam hal mencapai tujuan penelitian ini adalah
dalam bentuk penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif biasanya lebih
mengandalkan data lisan daripada numerik.data untuk penelitian ini. Oleh karena itu
desain penelitian yang digunakan adalah analitik observasional. Penelitian analitik adalah
survey atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena
kesehatan itu terjadi. Kemudian dilakukan analisis dinamika korelasi pengaruh pengaruh
antar fenomena, baik antara faktor resiko dan efek. Jadi dalam penelitian ini, responden
tidak akan diberikan perlakuan, hanya akan diobservasi atau diamati. Responden akan
diberikan kuesioner sebagai instrument untuk mengumpulkan data akan dirancang oleh
peneliti dan didistribusikan kepada responden. Jenis penelitian yang digunakan disini
adalah cross sectional dimana merupakan suatu penelitian untuk emmpelajari dinamika
korelasi ataupun pengaruh antara faktor-faktor resiko dengan cara observasi. Responden
hanya akan diobservasi sekali saja dalam satu kali pengamatan dalam waktu yang sama
mengingat waktu yang dimiliki peneliti juga terbatas.

3.3. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti
semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan
penelitian populasi atau studi populasi atau study sensus (Sabar, 2007). Sedangkan

13
menurut Sugiyono pengertian populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2011). Jadi
populasi bukan hanya orang tapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi
juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Pada penelitian ini
populasinya adalah seluruh mahasiswa management UPH tahun 2016.
3.4. Besar Sampel dan Seleksi
Menurut Sugiyono sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteritik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, missal karena keterbatan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti akan mengambil sampel dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu,
kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari
populasi harus betul-betul representative (Sugiyono,2011).
Besar populasi dalam penelitian ini adalah 550 mahasiswa management UPH tahun
2016, dan besar sampel yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus menurut Taro
Yamane yaitu sebagai berikut :
N
n=
N d2 +1
Keterangan :

n = Besar sampel

N = Besar populasi seluruh mahasiswa management UPH tahun 2016

d = Tingkat kepercayaan yang diinginkan (0,1)

Sehingga besar sampel penelitian ini dapat dihitung :

560
n=
560 0,12 +1

550
n=
550 0,01+1

14
560
n=
5,5+1

560
n=
6,5

n=86,15

Jadi, besar sampel pada penelitian ini adalah 86 responden.

Berdasarkan 86 responden yang ada, akan dipilih secara acak dengan


metode simple random sampling untuk memilih responden yang akan diteliti.
Menurut Higson-Smith, (1995), simple random sampling adalah prosedur sampling,
yang menyediakan kesempatan yang sama untuk setiap elemen dalam suatu
populasi.
3.5. Prosedur dan Teknik Pengambilan Data
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa management UPH tahun 2016
yang berjumlah 550 orang. Dari 550 orang ini, akan digunakan dicari 86 responden
berdasarkan perhitungan rumus Taro Yamane. Kemudian dari 86 responden ini akan
diambil secara acak siapa yang akan diteliti. Jadi setelah mendapatkan 86 responden
untuk diteliti, maka akan diberikan kuesioner tentang pengaruh citra merek dan harga
terhadap loyalitas konsumen Iphone pada mahasiswa management UPH tahun 2016.
Kemudian akan dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh sehingga menghasilkan
data. Kemudian data ini akan diolah dan dibuat kesimpulan dari hasil penelitian ini.

3.6. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui kuesioner untuk
dapat mencapai tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
citra merek dan harga terhadap loyalitas konsumen Iphone pada mahasiswa management
UPH tahun 2016.

3.7. Instrumen Pengumpulan Data


15
Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah dengan kuesioner karena
mengingat waktu yang dimiliki peneliti tidak banyak dan terbatas dan juga untuk lebih
mempermudah pengambilan data maka dipilihlah kuesioner sebagai alat ukur dalam
penelitian ini. Dalam kuesioner akan diberikan ebberapa pertanyaan yang sifatnya
tertutup karena itu mempermudah responden dalam mengisi data, menghemat waktu, dna
juga menjaga responden untuk terfokus pada subyek penelitian.
3.8. Pre Test (Validasi dan Reliability)
Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur yang
digunakan dalam suatu mengukur apa yang diukur. Ghozali (2009) menyatakan
bahwa uji validitas digunakan untuk mengukur sah, atau valid tidaknya suatu kuesioner.
Validasi kuesioner didapatkan dnegan menghadirkan setidaknya satu orang professional
termasuk supervisor peneliti karena menurut Amin (2005) dalam membangun validasi
ditentukan oleh penelitian ahli. Dalam penelitian, selain diperlukannya validasi, maka
diperlukan juga uji reliabilitas. Reliabilitas adalah sejauh mana pengukuran dari suatu tes
tetap konsisten setelah dilakukan berulang-ulang terhadap subjek dan dalam kondisi yang
sama. Penelitian dianggap dapat diandalkan bila memberikan hasil yang konsisten untuk
pengukuran yang sama. Maka perlu dilakukannya uji validasi pada kuesioner sebelum
peneliti terjun ke lapangan secara reliability untuk mendapatkan hasil yang akurat dan
valid.
3.9. Prosedur Pengumpulan Data
Sebelum peneliti terjun ke lapangan untuk menyebarkan kuesioner maka terlebih
dahulu, peneliti akan mendapatkan surat ijin untuk mengadakan penelitian di tempat
yang telah ditentukan berupa surat pengantar dari manajer institusi dan pembimbing
penelitian.
3.10. Analisis Data
Data dari kuesioner akan dikompilasi, diurutkan, diedit, diklarifikasikan dan
dikodekan menjadi lembar koding dan menganalisis menggunakan analisis data yang
sudah terkomputerisasi. Pengaruh antara variabel akan dihitung dan disajikan secara
sistematis dengan menggunakan metode pengolahan data SPSS.

DAFTAR PUSTAKA

16
Aaker, David. 1996. Building Strong Brand. New York : The Free Pass.
Griffin, Jill. 2002. Customer Loyalty How to Earn It, How to Keep It I.
Kentucky: Mc Graw Hill.
Anthony Giddens. 2011. The Constitution of Society . Cetakan keempat.
Yogyakarta: Pedati.
Basu Swastha dan T. Hani Handoko. 2000. Manajemen Pemasaran Analisis
Perilaku Konsumen. Yogyakarta: BPFE.
Basu Swastha. 2003. Azas-azas Marketing. Yogyakarta: Liberty.
Ferdinand, Augusty. 2000. Structural Equation Modeling dalam Penelitian
Manajemen. BP Universitas Diponegoro. Semarang.
Irawan dan Faried Wijaya. 1996. Perilaku Konsumen. Jakarta : Erlangga.
Kotler, Philip dan Armstrong, Garry. 2003. Prinsip-prinsip Pemasaran.
(Damos Sihombing: terjemahan). Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip. 2010. Manajemen Pemasaran. Edisi ke-13, Jilid 1.
Terjemahan: Bob Sabran. Jakarta: Erlangga.
Meeghan, Tony. 1995. The Role Of Advertising In Brand Image
Development, Journal of Product and Brand Management Vol. 4.

Rutoto, Sabar. 2007. Pengantar Metedologi Penelitian. FKIP: Universitas Muria Kudus

Setiadi, N. J. (2003). Perilaku Konsumen: konsep dan Implikasi untuk


Strategi dan Penelitian Pemasaran. Jakarta: Prenada Media.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: AFABETA,
cv.

https://id.wikipedia.org/wiki/Apple_Inc.

17

Anda mungkin juga menyukai