Anda di halaman 1dari 5

Pendahuluan

Pemeriksaan radiologik toraks merupakan pemeriksaan yang sangat penting. Pemeriksaan


paru tanpa pemeriksaan roentgen saat ini dianggap tidak lengkap. Suatu penyakit paru belum
dapat disingkirkan dengan pasti sebelum dilakukan pemeriksaan radiologik. Selain itu,
berbagai kelainan dini dalam paru juga sudah dapat dilihat dengan jelas pada foto roentgen
sebelum timbul gejala-gejala klinis, sehingga pemeriksaan secara rutin pada orang-orang
yang mempunyai keluhan apa (mass-chest-survey) sudah menjadi prosedur yang lazim dalam
pemeriksaan kesehatan masyaraakat secara massal, seperti dilakukan pada paraa mahasiswa,
murid sekolah, anggota alat negara, pegawai perusahan, serta para karyawan lainnya.

Cara-cara pemeriksaan dibagi atas 6 bagian sebagai berikut :

1. Fluoroskopi adalah pemeriksaan yang mempergunakan sift tembus sinar roentgen dan
suatu tabir yang bersifat fluoresensi bila terkena sinar tersebut. Fluoroskopi terutama
diperlukan untuk menyelidiki pergerakan suatu organ/sistem tubuh seperti dinamika
alat-alat peredaran darah, misalnya jantung dan pembuluh darah besar: serta
pernapasan berupa pergerakana diafragma dan aerasi paru-paru. Karena pada
fluoroskopi, baik penderita maupun pemeriksa meungkin terpapar sinar roentgen
sehingga dapat menyebabkan bahaya radiasi, maka perlu diperhatikan beberapa
petunjuk agar bahaya sinar dibatasi pada tingkat minimum. Ourput alat roentgen harus
diukur secara berkala dan tiak boleh melebihi 10 Rad per menit disebelah atas meja
pemeriksaan.
2. Roentgenografi adalah pembuatan foto roentgen torkas, yang biasa nya dibuat dengan
arah postero-anterior (PA) dan lateral bila perlu. Agar distorsi magifikasi yang
diperoleh menjadi sekecil mungkin, maka jarak antara tabung dan film harus 1.80
meter dan foto dibuat sewaktu penderita sedang bernapas dalam (inspirasi).
3. Bronkografi adalah pemeriksaan percabangan bronkus, biasanya dilakukan baik
dengan fluoroskopi maupun roentgenografi, dengan cara mengisi saluran bronkial
dengan bahan kontras yang bersifat opaque (menghasilkan bayangan putih pada foto).
Bahan kontras tersebut biasa nya mengandung iodium (lipiodol, dionosil, dan
sebagainya). Indikasi pemeriksaan ini misalnya pada bronkiektasis untuk meniliti
letak, luas dan sifat bagian-bagian bronkus yang melebar; dan petanda tumor-tumor
yang terletak dalam lumen bronkus (space occupying lesions), yang mungkin
mempersempit bahkan menyumbat bronkus.
4. Tomografi adalalah pemeriksaan terhapa 1 lapisan jaringan dengan mengaburkan
lapisan-lapisan lain dibawahnya. Dengan cara ini, maka semua bangunan pada hasil
foto menjadi kabur, kecuali lapisan, yang tepat berada dipersimpangan arus sinar
lapisan yang hendak diselidiki. Cara pemeriksan ini berguna sekali untuk
mempertegas persangkaan akan ada nya suatu kavitas pada foto biasa, misalnya pada
tuberkulosis, karsinoma bronkogen, tumor-tumor kecil diparenkim paru dan dalam
penyelidikan lebih lanjut terhaadaap abses paru.
5. Angiokardiografi adalah pemeriksaan untuk melihat ruang-ruang jantung dan
pembuluh darah besar dengan sinar roentgen dengan hanya menggunakansuatu bahan
kontras radioopak, misalnyaa hypaque 50%, dimasukan ke dalam salah satu ruang
jantung melalui kateter secara intravena. Angiokardiografi sangat berguna dalam
pemeriksaan penyakit-penyakit jantung dan pembuluh darah besar, baik bawaan
maupun yang didapat, serta dalam pemeriksaan penyakit paru manahun. Cara
pemeriksaan ini misalnya diperlukan padaa penyakit tetralogi fallot, koarktasi aorta,
dan diagnostik differensial aneurisma aortae.
6. Foto fluorografi adalah pemeriksaan toraks dapat dilakuan dengan membuat foto
biasanya pada bayangan ditabir roentgen pada film-film kecil. Biasanya dibuat folm-
film sebesar 35 dan 70mm. Cara ini sangat berguna pada pemeriksaan secara rutin
(mass chest surveys).

Kelainan pada paru-paru diabgi atas beberapa bagian :

1. Radang paru yang tidak spesifik


Radang paru yang tidak spesifik dibagi atas radang bronkus dan radang jaringan paru.
Berdasarkan lama peradangan, maka radang bronkus dibagi menjadi radang akut dan
kronis.
A. Radang bronkus akut (bronkitis akut)
Radang bronkus akut berhubungan dengan infeksi saluran pernapasan bagian atas.
Penyakit ini biasanya tidak hebat dan tidak ditemukan komplikasi. Juga tidak terdapat
gambaran roentgen yang positif pada keadaan ini. Tetapi foto roentgen berguna jika
ada komplikasi pneumonitis pada penderita dengan infeks akut saluraan napas.
B. Radang bronkitis kronik (bronkitis kronik)
Penyakit bronkitis kronik tidak selalu memperlihatkan gambaran khas pada foto
toraks. Biasanya didasarkan pada pemeriksaan klinis dan laboratorium sudah dapat
ditegakkan diagnosisnya. Pada foto roentgen tampak corakan dibagian basal paru.
Kadang-kadang corakan peribronkial yang bertambah dibasis paru oleh penebalan
dinding bronkus dan peribronkus. Corakan dibasal paru ini dapat merupakan variasi
normal pada foto toraks. Tidak ada kriteria oasti untuk menegakkan diagnosis
bronkitis kronik padaa foto toraks biasa. Bronkritis kronik dan emfisema ternyata
selalu berhubungan dengan bronkitis asma oleh karena adanya spasme bronkus. Cor
pulmonale kronik umunya disebabkan oleh penyumabatan emfisema paru yang kronik
dan sering ditemukan pada bronkitis asma kronik. Bronkitis dibagi dalam 3 golongan
yaitu ringan, sedang, berat,. Pada golongan yang ringan ditemukan corakan paru
dibagian basal. Pada golongan yang sedang selain corakan paru juga terdapat
emfisema dan kadang-kadang disertai bronkiektasis diparakardial kanan dan kiri.
Sedangkan golongan yang berat ditemukan hal-hal tersebut diatas dan disertai cor
pulmonale sebagai kompliasi kronik.
C. Radang paru
Peradangan paru disebabkan oleh bakteri, virudm protozoa, jamur, bahan kimia lesi
kanker, dan radiasi ion. Pada foto toraks, semua pneumonia memperlihatkan tanda-
tanda radiologis yang positif. Contoh yang klasik ialaah pneumonia oleh
pnuemokokus yang ditandai dengan panas tinggi, leukositosis, batuk dan nyeri di
dada. Pada foto toraks tidak akan ditemukan kelainan radiologis dalam 24jam
pertama. Tapi pada keaaddaaan pneumonia lobaris akan terlihat keadaan gambaran
konsolidasi yang cepat dari segmen pulmonal. Kelainan ini dapat meliputi seluruh
lobus atau hanya melibatakan satu atau beberapa segmen saja. Gambaraan pneumonia
padaa foto toraks sama seperti gambaran konsolidasi radang. Jika udaradalam alveoli
digantikan eksudat radang, maka bagian paru tersebut akan tampak putih pada foto
roentgen.
D. Abses paru
Abses paru ialah peradangan dijaringan paru yang menimbulkan nekrosis dengan
pengumpalan nanahh. Pada foto PA dan lateral abses paru biasanya ditemukan satu
kavitas, tetapi dapat juga multi-kavitas berdinding tebal, dapat pula ditemukan
permukaan udara dan cairan di dalamnya. Yang penting pada gambaraan abses ini
dapatdibedakan dengan empiema. Gambaran empiema yaitu tampak pemisahan
pleura parietal dan viseral (pleura split) dan kompresi paru. Lokalisasi aabses paru
umumnya 75% berada dilobus bawah paru kanan bawah.
E. Sindrom loffler
Gambaran radiologik menunjukan bayangan kuraang opak, dapat satu atau ganda,
unilateral atau bilateral. Dalam paru yang terkena beragam, tipe bayangan tersebut
menempel (patchy in tye), biasanya kurang berbatas tegas. Menyerupai pneumonia
yang disebabkan hal lain, tapi yang unik densitas homogennya, biasanya perifer, dan
cepat berubah. Pada kasus hebat konsolidasi paru dapat luas dan bilateral. Diagnosa
sindroma loffer dapat ditegakkan jika perubahan bayangan opak dan eosinophilia.

2. Penyakit kolagen (jaringan ikat)


Terdiri atas kumpulan heterogen jaringan ikat, terutama substansi dasar amorf
interseluler
A. Lupus eritematosa
Penyakit ini umumnya dijumpai pada wanita muda dan wanita setengah baya. Yang
banyank terserang adalah paru atau pleura. Penyakit ini kronis dan biasanya fatal,
tetapi setelah remisi dan eksaserbasi berulang. Paling sering ditemukan efusi pleura.
Dapat pula terjadi efusi perikardium. Parenkim paru berubah berbeda-beda seperti
poliarthritis, bercak densitas lunak dari edema paru dan corakan bonkovaskuler
meningkat. Kadang-kadang lesi berupa nodul. Jika penyakit paru menjadi kronisa
menyebakan fibrosis dibasal diafragma terangkat, dala pergerakan terbatas.
B. Pneumonia rheumatik
Demam reumatik adalah penyakit kolagen. Biasanya lesi jantung dapat
mengakibatkan kongesti paru sekunder dan edema. Pneumonia yang tampak pada
penyakit ini disebabkan oleh edema dag kongesti. Penemuaan rontgenogram seola-
olah edema paru dan konesti terdiri dari desnitas berkabur, biasanya didaerah
parahiler dan dilapangan paru tengah. Gambaran pneumonia rhuematik adalah
pneumonitis yang bertebarn tanpa ada kelainan jantung.

3. Emfisema
Keadaan dimana paru lebih banyak udara, sehingga ukuran paru bertambah naik, baik
anterior-posterior maupun ukuran paru secara vertikal ke arah diafragma. Gambaran
radiologi secara umum ialah penambahan ukuran paru anterior-posterior akan
menyebakanbentuk toraks kifosis, sedang penambahan ukuran paru vertikel
menyebabkan diafgrama letak rendah dengan bentuk diafragma yang datar dan
peranjakan diafragma berkurang pada pengamatan dengan fluoroskopi. Dengan aerasi
paru yang bertambah pada seluruh paru atau lobaris ataupun segmental akan
menghasilakn bayangan lebih radiolusen, sehingga corakan jaringan baru tamak lebih
jelas selain fibrosisnya dan vaskular paru yang relatif jarang.

Anda mungkin juga menyukai