Bab Pertama Konsul 1
Bab Pertama Konsul 1
BAB I
PENDAHULUAN
Tiap manusia pasti mempunyai rasa cemas. Rasa cemas ini biasanya
terjadi pada saat adanya kejadian atau peristiwa tertentu, maupun dalam
menghadapi suatu hal ( Argiya, 2010). Di Indonesia saja, saat ini ada sekitar
70 ribu penderita gagal ginjal kronik yang memerlukan cuci darah. Meski
lebih banyak penderita yang tidak tercatat (Gatot, 2003 dalam Suryarinilsih,
2010).
pasien dengan kondisi kormobid dan parameter, kecuali bila sudah ada donor
(Hartono,2013).
ancaman yang tak terduga, respon yang meliputi fisiologis, afektif, dan
pemberian obat anti cemas (anxiolytic). Hasil yang diperoleh dari pemberian
obat tersebut cukup membantu pasien, akan tetapi petugas kesehatan juga
dibidang keperawatan (Tzu, 2010). Salah satu jenis terapi CAM yang sedang
Diseluruh dunia, terdapat sekitar satu juta orang penderita penyakit gagal
pada tahun 1996 jumlah ini akan meningkat menjadi dua juta orang pada
tahun 2004 diperkirakan terdapat 16,8% dari populasi penduduk usia diatas
menyebutkan bahwa pada tahun 2015 tiga juta penduduk dunia perlu
penyakit gagal ginjal stadium akhir di Amerika Serikat yaitu 1.738 penderita
hemodialisa ( Rustina, 2012). Pada tahun 2013 data survey yang dilakukan
ginjal kronik menurut PT. AASKES ada sekitar 14,3 juta orang penderita
(PERNEFRI,2013).
Pada tahun 2011 di Indonesia terdapat 15.353 pasien yang baru
menjalani hemodialisa dan pada tahun 2012 terjadi peningkatan pasien yang
terdapat 19.621 pasien yang baru menjalani hemodialisa. Sampai akhir tahun
Aceh yang saat ini mencapai hingga 3000 dan juga bertamabh 600 pasien
baru setiap tahunnya. Untuk pasien hemodialisa rutin pada tahun 2007
4
4.977 orang. Pada tahun 2014 meningkat tajam menjadi 11.689 pasien
hemodialisia atau lebih dikenal dengan sebutan cuci darah, yang dapat
ginjal.
bahwa terdapat 18666 pasien rawat jalan dan sebanyak 427 pasien adalah
pasien gagal ginjal kronik dan yang menjalani hemodialisa secara regular
pasien dengan kondisi kormobid dan parameter, kecuali bila sudah ada donor
(Hartono,2013).
Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk pakam pada awal Bulan November
5
2016. Dari 20 pasien yang HD dalam satu jadwal (jadwal pagi) saja, 16
dialiser, serta khawatir terhadap efek samping HD antara lain, kram otot,
cara, antara lain inhalasi, berendam, pijat dan kompres (Bharkatiya et al,
2008). Dari keempat cara tersebut, cara yang tertua, termudah, dan tercepat
berlangsung melalui dua system fisiologis, yaitu sirkulasi tubuh dan system
memberikan efek rileks pada pasien pre operasi section cessaria (p<0,05).
Wates pada awal bulan September tahun 2013. Dari delapan pasien yang
debar, serta khawatir terhadap efek samping setelah HD (misalnya mual dan
kepala terasa pusing). Hasil observasi terhadap 2 orang pasien GGK yang
sirkulasi oleh perawat, pasien tampak menarik tangan, ekspresi tidak rileks,
pasien yang satu dengan yang lain tampak kecemasan berbeda. Dari
tahunnya.
berikut :
7
aromaterapi inhalasi
c. Mengetahui tingakt kecemasan setelah dilakukan tindakan
aromaterapi inhalasi.
menjalani hemodialisa.
4. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan keilmuan
selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
menggunakan minyak essensial yang sangat peka yang sering kali sangat wangi
aroma atau bau sangat khas yang diperoleh dari suatu tanaman tertentu. Dengan
bagian tanaman-batang, daun, bunga, buah, biji, akar, atau kulit kayu-bisa
menghasilkan minyak essensial atau saripati terapi sering kali hanya dalam
jumlah sangat sedikit. Bagian-bagian yang berada dari tanaman yang sama
jeruk, yang menghasilkan minyak dengan berbagai khasiat yang berbeda dalam
penting. Yaitu; jalur internal, nasal dan penyerapan lewat kulit. Jalur internal
(lewat mulut dan rectum/vagina) tidak banyak digunakan di Inggris. Dari dua
jalur lainnya, jalur nasal atau inhalasi merupakan cara yang sangat efektif dan
topical pada kulit ternyata efektif pula ehingga jalur yang dipilih tergantung
berlangsung melalui dua system fisiologis, yaitu system sirkulasi tubuh dan
system penciuman. Bila diminum atau dioleskan pada permukaan kulit, minyak
essensial akan diserap tubuh, yang selanjutnya akan dibawa oleh system
otak akan dikirim berupa pesan ke organ tubuh yang mengalami gangguan atau
seseorang. Organ peraba dan penciuman di dalam system tubuh manusia tidak
saja berfungsi secara seksual tetapi juga berfungsi secara sensual dapat
kekuatan yang merupakan gabungan dari aktivitas kedua organ intim tersebut
yang dapat menghasilkan respons timbale balik pada seluruh system tubuh.
kedua organ tersebut tergantung dari respons bau yang dihasilkan oleh sel otak.
Ini bisa terlihat melalui perubahan alur rekaman gelombang otak yang disebut
manusia. Hanya sejumlah 8 molekul yang dapat memacu impuls elektris pada
11
ujung saraf. Sedangkan secara kasar terdapat 40 ujung saraf yang harus
Bau merupakan suatu molekul yang mudah menguap ke udara dan akan
masuk ke rongga hidung melalui penghirupan seingga akan direkam oleh otak
epithelium, yang merupakan suatu reseptor yang berisi 20 juta ujung saraf.
penciuman yang terletak pada bagian belakang hidung. Pusat penciuman ini
hanya sebesar biji buah delima pada pangkal otak. Pada tempat ini berbagai sel
hipotalamus, seluruh unsur pada minyak essensial tersebut akan diantar oleh
system sirkulasi dan agen kimia kepada organ tubuh yang membutuhkan.
dilakukan. Dari tiga cara kerja tersebut, proses inhalasi melalui penciuman
merupakan cara yang paling efektif. Cara inilah yang pada awalnya dikatakan
sangat efektif.
depresi, juga beberapa macam sakit kepala. Ini disebabkan rongga hidung
dan kelembapan udara yang masuk dan sebagai penangkal masuknya benda
pusat emosi dan daya ingat seseorang yang selanjutnya akan mengantarkan
pesan balik ke suluruh tubuh melalui system sirkulasi. Pesan yang diantar ke
paru. Cara ini sangat dianjurkan untuk digunakan pada mereka yang memiliki
mukosa pada saluran pernapasan, baik pada bronkus maupun pada cabang
halusnya (bronkioli) secara mudah. Pada saat terjadi pertukaran gas didalam
alveoli, molekul kecil tersebut akan diangkut oleh sirkulasi darah di dalam
ke dalam tubuh.
metode ini. Saat ini, metode ini digunakan dengan alat bantu seperti
vaporizerldiffuser atau dapat pula digunakan secara tidak langsung dengan cara
tangan, bau dihirup. Cara ini lebih baik dan aman untuk anak-anak, orangtua,
atau wanita hamil. Selain itu dapat juga digunakan dengan bantuan steamer
dan langsung dipersepsikan oleh otak. Metode yang popular adalah metode
Anda duduk dengan wajah berada di atas campuran tersebut dan menutupi
14
kepala, wajah, dan mangkuk dengan handuk sehingga uapnyatidak lepas. Cara
ini dapat diulangi hingga tiga kali sehari tetapi tidak boleh dilakukan oleh
langsung pada sebuah sapu tangan atau di atas bantal dan uapnya dihirup
masuk angin dan flu, dan juga dapat berguna bagi kulit berminyak. Namun
penghirupan uap harus dihindari oleh penderita asma jika tidak dibawah
paru-paru.
1. Kertas Tissue
Inhalasi dari kertas tissue yang ditetesi 5-6 tetes minyak essensial (3
tetes untuk anak-anak, pasien dewasa, lanjut usia, dan wanita hamil) merupakan
cara yang paling efektif untuk memberikan hasil yang segara. Cara ini
dilakukan dengan dua atau tiga kali menarik napas dalam agar terjadi kontak
yang baik dengan silis hidung. Untuk memberikan manfaat lebih besar dan
dapat diletakkan diblik kemeja, blouse atau pakaian tidur sehingga efeknya bisa
essensial menjadi uap yang melayang mencapai hidung. Kertas tissue yang
15
keras seperti kertas yang dipakai di dapur akan menahan aroma minyak
essensial lebih lama dari pada sapu tangan kertas yang lembut.
untuk mengatur rasa takut dan cemas. Pada penelitian tersebut, subjek
relaksasi otot-otot pada mereka. Selai itu, mereka terlihat lebih ceria serta
penambahan minyak cengkeh dan kayu manis, efek relaksasi pada orang yang
stres
Mediterania tetapi telah lama dikenal sebagai tanaman kebun di Inggris dan
banyak negara lainnya. Tanaman ini memiliki khasiat antiseptic, tonik dan
lavender dianggap sebagai salah satu persiapan yang paling aman digunakan
luka potong, memar, jerawat, eksim, rang kulit, (dermatitis, flu, mual, stress,
sakit kepala, asma, rematik, nyeri otot, radang sendi, tekanan darah tinggi.
17
Terutama baik untuk: stress, sakit kepala, luka potong, luka bakar dan kutil.
dan pertentangan batin (konflik batin). Perasaan cemas dapat timbul oleh
karena dua sebab, pertama dari apa yang disadari seperti rasa takut, terkejut,
yang terjadi dari luar kesadaran dan tidak mampu menghindari dari perasaan
yang tidak menyenangkan itu. Rasa cemas itu terdapat dalam semua gangguan
Sunar: 2013).
(obsessive-compulsive disorder).
Pertama, rasa cemas yang akibat melihat dan mengetahui ada bahaya
ketika cemas keluar bersama-sama emosi dan reaksi fisik. Ketika anda
mau mengerti keadaan anda. Perasaan cemas seperti ini biasanya disebut
dengan perasaan takut kalau terjadi sesuatu pada dirinya., karena sumbernya
jelas dan ada dalam pikiran, misalnya seorang pelajar/mahasiswa sering merasa
jumlah mereka yang menderita gangguan kecemasan ini baik akut maupun
Kedua, perasaan cemas yang berupa penyakit dan dapat dilihat dalam
beberapa bentuk. Yang paling sederhana adalah perasaan cemas (takut) oleh
karena sesuatu sebab yang kurang jelas, dan tidak ada kaitannya dengan apa-
apa, namun mempengaruhi keseluruhan diri pribadi. Ada yang merasa takut
bila melihat benda-benda, seperti melihat darah, cacing, cicak, kadal, atau
19
Kemudian ada juga yang merasa cemas dalam bentuk ancaman. Orang merasa
cemas karena mengira akan terjadi sesuatu yang tak menyenangkan dirinya,
batinnya. Perasaan cemas ini dapat dilihat secara fisik karena gejalanya sangat
terlihat, misalnya jari jemari atau telapak tangan mengeluarkan keringat dingi,
tubuh, hilang nafsu makan, gelisah ketika sedang tidur, kepala sering pusing,
nafas sesak dan sebagainya. Sedangkan gejala yang tak terlihat atau secara
mental gejala ini seperti, sulit berkonsentrasi, rendah diri, tidak berdaya, kurang
seluruhnya, karena semua orang pasti dan akan merasakan kecemasan ini.
tetapi ini sedikit sekali membimbing anda untuk sebuah perkembangan dalam
dan fisiknya, apakah ini disebabkan oleh yang nyata ataupun tidak merupakan
sebab nyata. Gejala-gejala fisik dari kecemasan adalah jika ada pengalamn
20
yang tak menyenangkan dalam waktu yang cukup lama, akan berakibat pada
kerja anda. Jika seseorang menderita keadaan seperti ini tidak segera dibantu,
mereka akan jauh lebih terperosok jauh ke dalam perasaan depresi dan ini sama
mudah tersinggung
b. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut
c. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang
d. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan
e. Gangguan konsentrasi dan daya ingat
f. Keluhan-keluhan somatic, misalnya rasa sakit pada otot dan
Selain keluhan-keluhan cemas secara umum di atas, ada lagi kelompok cemas
Secara klinis selain gejala cemas yang biasa, disertai dengan kecemasan
a. Gemetar
b. Tegang
c. Nyeri otot
d. Letih
e. Tidak dapat santai
f. Kelopak mata bergetar
g. Kening berkerut
h. Muka tegang
i. Gelisah
j. Tidak dapat diam
k. Mudah kaget
a. Berkeringat berlebihan
b. Jantung berdebar-debar
c. Rasa dingin
d. Telapak tangan/kaki basah
e. Mulut kering
f. Pusing
g. Kepala terasa ringan
B. Gangguan Panik
mendadak disertai oleh perasaan takut mati, disebut juga sebagai serangan
diagnostic) oleh paling sedikit 4 dari 12 gejala-gejala dibawah ini yang muncul
1. Sesak napas
2. jantung berdebar-debar
3. nyeri atau rasa tak enak di dada
4. rasa tercekik atau sesak
5. pusing, vertigo (penglihatan berputar-putar), perasaan melayang
6. perasaan seakan-akan diri atau lingkungan tidak realistic
7. kesemutan
8. rasa aliran panas atau dingin
9. berkeringat banyak
10. rasa akan pingsan
11. menggigil atau gemetar
12. merasa takut mati, takut menjadi gila atau khawatir akan melakukan
panik.
Orang yang mengalami serangan panic tersebut di atas juga
dibawa ke rumah sakit bagian Unit Gawat Darurat (UGD), dan sering pula
kematian. Tidak jarang dalam stau minggu 2 sampai 3 kali timbul serangan
C. Gangguan Phobik
oleh gangguan alam pikir phobia. Phobia adalah ketakutan yang menetap dan
tidak rasional terhadp suatu obyek, aktivitas atau situasi tertentu (spesifik),
ketakutan itu disadari oleh ornag yang bersangkutan sebagai suatu ketakutan
mengalihkan (displacement) pad aide, obyek, atau situsi tertentu yang bertindak
Meskipun bersangkutan itu sadar bahwa sebenarnya tidak ad aide, obyek atau
situasi yang membahayakan dirinya (tiak rasional), namun hal itu dikemukakan
ketegangan dan ketakutan, suatu konflik yang tak terselesaikan dan ditekan
D. Gangguan Obsesif-Kompulsif
dari pikiran yang bercorak obsesif tadi. Seseorang yang menderita gangguan
bahwa mencuci tangan pertama kali itu sudah bersih dan tidak perlu diulang
24
Contoh lain misalnya orang yang mnegunci pintu berulang kali, berulang-ulang
mengambil air wudhu, atau mandi atau mengucap takbir (takbir awal) berulang
kali sebelum melanjutkan sholat. Dalam bahasa awam gangguan ini seringkali
sebagai berikut:
a. Obsesi:
Gangguan atau ide, bayangan atau impuls, yang terpaku (persistence) dan
hal yang tak masuk akal atau tak disukai. Ada usaha-usaha untuk tidak
b. Kompulsi:
relevansi yang realistic dengan hal yang akan dicegah atau dihasilkan; atau
subyektif dan disertai keinginan untuk melawan kompulsi itu (paling tidak
ringan, sedang, berat atau berat sekali orang mengguanakan alat ukur
(instrument) yang dikenal dengan nama Hamilton Rating Scale for Anxiety
(HRS-A). Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok gejala yang masing-masing
kelompok gejala diberi penilaian angka (score) antara 0-4, yang artinya adalah:
1 = gejala ringan
26
2 = gejala sedang
3 = gejala berat
Penilaian atau pemakaian alat ukur ini dilakukan oleh dokter (psikiater
atau orang yang telah dilatih untuk menggunakannya melalui teknik wawancara
14 20 = kecemasan ringan
21 27 = kecemasan sedang
28 41 = kecemasan berat
Adapun hal-hal yang dinilai dalam alat ukur HRS-A ini adalah sebagai berikut:
- Firasat buruk
- takut akan fikiran sendiri
- mudah terseingguang
2. Ketegangan 0 1 2 3 4
- Merasa tegang
- Lesu
- Tidak bisa istirahat tenang
- Mudah terkejut
- Mudah menangis
- Gemetar
- Gelisah
3. Ketakutan 0 1 2 3 4
- Pada gelap
- Pada orang asing
- Ditinggal sendiri
- Pada binatang besar
- Pada keramaian lalu lintas
- Pada kerumunan orang banyak
4. Gangguan tidur 0 1 2 3 4
- Sukar masuk tidur
- Terbangun malam hari
- Tidur tidak nyenyak
- Bangun dengan lesu
- Banyak mimpi-mimpi
- Mimpi buruk
- Mimpi menakutkan
5. Gangguan kecerdasan 0 1 2 3 4
- Sukar konsentrasi
- Daya ingat menurun
- Daya ingat buruk
6. Perasaan depresi (murung) 0 1 2 3 4
- Hilangnya minat
- Berkurangnya kesenangan pada hobi
- Sedih
- Bangun dini hari
- Perasaan berubah-ubah sepanjang hari
7. Gejala somatic/fisik (otot) 0 1 2 3 4
- Sakit dan nyeri-nyeri di otot-otot
- Kaku
- Kedutan otot
- Gigi gemerutuk
- Suara tidak stabil
8. Gejala somatic/fisik (sensorik) 0 1 2 3 4
- Tinnitus (telinga berdenging)
28
- Penglihatan kabur
- Muka merah atau pucat
- Merasa lemas
- Perasaan ditusuk-tusuk
9. Gejala kardiovaskuler (jantung dan pembuluh 0 1 2 3 4
darah)
- Takikardia
- Berdebar-debar
- Nyeri di dada
- Denyut nadi mengeras
- Rasa lesu/lemas seperti mau pingsan
- Detak jantung menghilang (berhenti
sekejap)
10. Gejala respiratorik (pernafasan) 0 1 2 3 4
- Rasa tertekan atau sempit di dada
- Rasa tercekik
- Sering menarik nafas
- Nafas pendek/sesak
11. Gejala gastrointestinal (pencernaan) 0 1 2 3 4
- Sulit menelan
- Perut melilit
- Gangguan pencernaan
- Nyeri sebelum dan sesudah makan
- Perasaan terbakar diperut
- Rasa penuh atau kembung
- Mual
- Muntah
- Buang air besar lembek
- Sukar buang air besar (konstipasi)
- Kehilangan berat badan
12. Gejala congenital (perkemihan dan kelamin) 0 1 2 3 4
- Sering buang air kecil
- Tidak dapat menahan air seni
- Tidak dating bulan (tidak haid)
- Darah haid berlebihan
- Darah haid amat sedikit
- Masa haid berkepanjangan
- Masa haid amat pendek
- Haid beberapa kali dalamsebulan
- Menjadi dingin (frigid)
- Ejakulasi dini
- Ereksi melemah
- Ereksi hilang
- Impotensi
13. Gejala 0 1 2 3 4
29
- Mulut kering
- Muka merah
- Mudah berkeringat
- Kepala pusing
- Kepala terasa berat
- Kepala terasa sakit
- Bulu-bulu berdiri
14. Tingkah laku (sikap) saat wawancara 0 1 2 3 4
- Gelisah
- Tidak tenang
- Jari gemetar
- Kerut kening
- Muka tegang
- Otot tegang atau mengeras
- Nafas pendek dan cepat
- Muka merah
fungsi ginjal. Ketika massa ginjal yang tersisa tidak dapat lagi menjaga
lingkungan internal tubuh, maka akibatnya adalah gagal ginjal. Penyakit ini
disebut CKD stadium 5 dan juga penyakit ginjal stadium akhir (ESRD). CKD
dapat berkembang tanpa gejala selama beberapa tahun, atau mungkn akibat dari
keadaan dan negara. Di Amerika Serikat, insidennya adalah 338 kasus baru per
sejuta orang. Menurut US Renal Data System (system data Ginjal AS), pada
akhir 2003 total 441.051 orang dirawat dengan ESRD, kira-kira 28%
30
dialysis peritoneal (untuk beberapa orang data tidak tersedia. Pola pengobatan
mellitus adalah penyebab utama dan terjadi lebih dari 30% klien menerima
Untuk menurunkan resiko CKD, klien harus diperiksa dengan teliti dan
kondisi, seperti lupus dan diabetes mellitus dapat berkembang menjadi gagal
2.3.3. Patofisiologi
kehilangan bertahap fungsi ginjal. Oleh karena GFR total menurun dan klirens
larutan, sejumlah besar urine encer dapat keluar, yang membuat klien rentan
garam, dimana urine berisi sejumlah besar natrium, yang mengakibatkan poliuri
berlebih.
Oleh karena gagal ginjal berkembang dan jumlah sefron yang berfungsi
menurun, GFR total menurun lebih jauh. Dengan demikian tubuh menjadi tidak
mampu membebaskan diri dari kelebihan air, garam, dan produk sisa lainnya
melalui ginjal. Ketika GFR kurang dari 10 sampai 20ml/menit, efek toksin
uremia pada tubuh menjadi bukti. Jika penyakit tidak diobati dengan dialysis
klinis praktis yang menggaris bawahi system klasifikasi seragam untuk CKD.
kurang tepat seperti insufusiensi ginjal kronis dan gagal ginjal kronis.
prostaglandin rusak.
terliaht mungkin adalah efek dilusi retensi air. Pada akhirnya, retensi garam dan
air sering kali akan berkontribusi pada terjadinya hipertensi dan gagal ginjal.
biasanya tetap dalam batas normal sampai fase akhir penyakit. Namun begitu,
ginjal.
metabolism berupa larutan (ureum dan kreatinin) dan air yang ada pada darah
2003 dalam Suryarinilsih, 2010). Proses hemodialisa ini dapat dilakukan dua
sampai tiga kali seminggu yang memakan waktu tiga sampai lima jam setiap
komposisi solute darah oleh laruten lain (cairan dialisat). Saat ini terdapat
suatu proses pemisahan atau penyaringan atau pembersihan darah melalui suatu
utama untuk mengeluarkan molekul kecil seperti urea, kreatinin, elektrolit, dan
35
(molekul besar akan terdifusi dengan lambat). Dengan meningkat aliran darah
yang melalui dialiser, akan meningkatkan kliens dari zat terlarut dengan berat
dan/atau hipertensi
2) Hiperkalemia yang refrakter terhadap retriksi diit dan terapi
farmakologis
3) Asidosis metabolic yang refrakter terhadap pemberian terapi bikarbonat
4) Hiperfosfatemia yang refrakter terhadap retriksi diit dan terapi fosfat
5) Anemia yang refrakter terhadap pemberian aritropoiten dan besi
6) Adanya penurunan kapasitas fungsional atau kualitas hidup tanpa
perdarahan.
Dosis hemodialisa
metabolisme. Efisiensi dialysis ditentukan oleh laju aliran darah dan dialisat
melalui dialiser yang sesuai dengan karakteristik dari dialiser. Dosis dialysis
yang didefenisiskan sebagai jumlah bersihan fraksi urea dalam satu sesi
dialysis, dipengaruhi oleh ukuran tubuh pasien, fungsi ginjal sisa, asupan
komorbid.
awalnya kecukupan dialysis ditentukan atas dasar criteria klinis, kemudian atas
dasar formula Kt/V, suatu formula yang didapatkan atas analisis penelitian
KDOQ. Pengertian K adalah klirens urea dari dialiser, t lama dialysis, dan V
adalah volume distribusi urea. Untuk HD yang dilaksanakan 3 kali 4 jam dalam
(delivered Kt/V) adalah 1,2 dengan target 1,4 Kt/V yang lebih tinggi
37
menurunkan survive lebih lanjut. Guna keperluan praktis saat ini dipakai juga
URR (% urea reduction rate), atau besarnya penurunan ureum dalam persen,
diatas 65%.
sering, setiap hari, lebih efektif dalam menurunkan morbiditas dan mortalitas.
cukup besar. Akses ini dapat beupa fistula (arteri-vena), graft, maupun kateter
intra vena, yang berfungsi untuk mengalirkan darah saat HD. Fistula dibuat
diamana dibuat anastomosis end to side dari vena sefalika dan arteri radialis)
sehingga terbentuk suatu arteriliassasi dari vena. Hal ini memungkinkan untuk
mengalirkan darah sampai lebih dari 300 ml/menit. Fistula memiliki patensi
jangka panjang paling lama diantara semua pilihan akses dialysis. Di Amerika
diameter vena yang lebih kecil atau pasien dengan vena yang telah mengalami
38
hyperplasia intima pada anastomosis antara graft dan vena resipien. Graft dan
kateter memiliki angka kejadian infeksi yang lebih tinggi dibandingkan fistula.
arteriovenous dan graft dapat mengalami gagal jantung high output akibat
adanya shunt darah pada akses, dan mungkin memerlukan ligasi dari fistula
atau graft. Pemakaian buffer setat dalam dialisat sudah mulai ditinggalkan
menjalani hemodialisa maka semakin sering terpapar oleh efek samping dari
berdasarkan perbedaan konsentrasi zat atau molekul. Laju difusi terbesar terjadi
untuk mengeluarkan molekul kecil seperti urea, kreatini, elektrolit, dan untuk
viskositas dan ukuran molekul yang dibuang (molekul besar akan berdifusi
dengan lambat).
Hemodialisa
a. relaksasi benson
Factor Masalah Psikologis
b. relaksasi musikPada Pasien Hemodialisa: Aromaterapi dapat dilakukan
kecemasan , depresi, isolasi social, melalui beberapa cara: inhalasi,
Aplikasi c. relaksasi
kesepian,
komplementer aromaterapi
Tidak berdaya , Putus asa
Menurunkan Kecemasan berendam, pijat dan kompres
40
Skema 2.2. Kerangka Teori Penelitian Menurut Kara dan Acikel (2010)
inhalasi terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien gagal ginjal kronik
: Berpengaruh dengan
41
yang kebenarannya masih harus diuji secara empirik, (Narbuko Cholid, 2010).
BAB III
METODE PENELITIAN
Posttest yaitu rancangan ini tidak ada kelompok pembanding (control), tetapi
(Notoadmojo, 2012). Dalam penelitian ini, peniliti memilih pasien yang sedang
nilai kecemasan yang terjadi pada pasien yang diberikan tindakan setelah
01 X 02
02-01
Keterangan :
43
01 : Pengamatan Nilai Kecemasan sebelum Tindakan Aromaterapi Inhalasi
Medistra Lubuk Pakam yang beralamat di jalan Medan No. 66 Lubuk Pakam.
rawat inap maupun rawat jalan secara regular berjumlah 108 orang
b) Belum pernah dilakukan penelitian yang sama sebelumnya di Rumah
April 2017.
Waktu
N Kegiatan November Desember Januari Februari Maret April
o 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
Judul
2 Persiapan
Proposal
3 Perbaikan
Proposal
4 Ujian
Proposal
5 Perbaikan
Proposal
44
6 Pengumpula
n
Data
7 Pengolahan
Data
8 Analisa Data
9 Ujian Skripsi
10 Perbaikan
Skripsi
11 Pengumpula
n
Laporan
3.3.1 Populasi
Populasi pada peneliti pada penelitian ini adalah seluruh pasien gagal ginjal
kronis yang menjalani hemodialisa pada periode bulan November sampai Maret
3.3.2 Sampel
N
n=
1+N e 2
80
n= 2
1+80(0.05)
n=66,6
n=67
Keterangan :
n : besar sampel
N : Jumlah populasi
(subjek yang mudah ditemui) hingga terpenuhinya jumlah (quotum) yang telah
pada peneliti, tetapi dengan criteria dan jumlah yang telah ditentukan
sebelumnya (Dwi, Mekar: 2013) sesuai dengan criteria inklusi. Adapun criteria
3kali seminggu
d) Pasien gagal ginjal kronik yang memiliki indra penciuman yang baik
a) Pasien gagal ginjal kronik yang menderita alergi atau memiliki riwayat
penyakit pernafasan
b) Pasien gagal ginjal kronik dengan penggunaan antidepresi dan
ketergantungan obat.
anggota atau kelompok yang berbeda dengan yang dimilki oleh kelompok lain
kausa/penyebab.
kejadian, luaran, manfaat, efek atau tampak. Variable tergantung juga disebut
Penyakit/Outcome.
. Ukur
1. Aromaterapi Pemberian aromaterapi Spuit Ratio cc/ml
yang menjalani
hemodialisa sesuai
dengan prosedur
pelaksanaan
2. Kecemasan Khekwatarina yang Hamilton Ordina score
psikologis Anxiety
(HRS-A)
berikut :
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber yang pertama,
baik dari individu atau perseorangan seperti wawancara atau hasil pengisian
data primer yang berasal dari observasi yang berisikan pernyataan tentang
teori yang akan diberikan pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisa.
Data sekunder adalah data yang didapat dari dari sumber yang kedua,
dari tempat penelitian. Data sekunder diperoleh dari rekam medic Rumah Sakit
penelitian setelah pengumpulan data. Data yang masih mentah (raw data), perlu
1. Editing
apakah jawaban yang ada dilembar observasi sudah lengkap, jelas, relevan, dan
konsisten.
2. Coding
50
3. Processing
4. Cleaning
1. Analisis Univariat
tingkat kecemasan.
51
2. Analisa Bivariat
tingkat kecemasan. Terdapat uji parametric dan non parametric pada analisis
Sign Rank Test untuk mengetahui perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan
95%, 0,05.