Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A PENDAHULUAN
Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2013 masih memberikan
alokasi yang cukup besar terhadap subsidi energi, seperti Bahan Bakar Minyak (BBM).
Sekitar Rp. 193,8 Triliun atau 11.5% dialokasikan untuk subsidi BBM pada APBN 2013
dimana lebih dari 50% subsidi BBM tersebut dinikmati oleh 20% orangterkaya di Indonesia.
Pemerintah melalui APBN P Tahun Anggaran 2013 mengatur untuk mengurangi alokasi
terhadap subsidi BBM.
Kebijakan pengurangan subsidi BBM dalam jangka pendek akan diikuti dengan peningkatan
harga yang akan menekan daya beli masyarakat, terutama rumah tangga miskin dan rentan.
Karena itu, diperlukan inisiatif kebijakan jangka pendek yang dapat mempertahankan daya
beli kelompok Rumah Tangga miskin danrentan.
Program jangka pendek yang akan dilaksanakan oleh pemerintah adalah Bantuan Langsung
Sementara Masyarakat (BLSM) dan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Infrastruktur (P4I), yang mencakup Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan
1
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
Sebagai program relokasi subsidi BBM, Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Infrastruktur Permukiman (P4-IP). Program ini merupakan program pemberdayaan
masyarakat melalui penyediaan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang dapat
digunakan untuk pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan masyarakat (skala
lingkungan), seperti: jalan dan jembatan, titian perahu, sarana penyediaan air minum,
sanitasi, dan jaringan irigasi.
Pada Tahun 2013 melalui APBN P Tahun 2013, Program P4IP yang diluncurkan sebagai
program relokasi pengurangan subsidi BBM dilakukan melalui beberapa program
diantaranya PPIP. Berdasarkan hal tersebut maka akan dialokasikan desa tambahan
sebanyak 9.000 desa sasaran melalui APBN-P Tahun 2013 pada program PPIP.
Untuk lebih jelasnya mengenai latar belakang adanya Program Pembangunan Infrastruktur
Perdesaan (PPIP) APBN-P 2013 dapat dilihat diagram dibawah ini .
2
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
3
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
Sasaran :
Sasaran dari penyusunan dokumen usulan teknis ini adalah :
Dipahaminya dengan jelas visi, misi, prinsip, nilai, tujuan, sasaran, strategi dan
pendekatan, komponen proyek, indikator keberhasilan dan langkah-langkah
kebijaksanaan serta manajemen proyek PPIP
Dipahaminya dengan jelas lingkup tugas dan lingkup kegiatan yang dibebankan oleh
pihak proyek kepada KMW PPIP APBN-P Kalimantan dan Sulawesi, yang meliputi :
i. Lingkup siklus proyek (hasil yang diinginkan per tahap kegiatan), seperti tahap
persiapan, tahap sosialisasi, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan fisik, tahap
pasca pelaksanaan fisik, dan tahap yang menerus / berkala (monitoring dan
evaluasi).
ii. Lingkup wilayah kerja (lokasi sasaran)
iii. Lingkup manajemen proyek, dimana setiap lingkup produk yang dihasilkan akan
melalui proses tahapan manajemen proyek, yaitu : tahapan (inisiasi, perencanaan,
pelaksanaan, monitoring/ pengendalian dan terminasi).
Diperolehnya kesamaan gerak dan bahasa bagi seluruh komponen kepada KMW PPIP
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi dalam mengimplementasikan konsep PPIP ke dalam
bahasa yang riil.
4
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
Sampai saat ini PT. Maju Jaya telah berhasil menyelesaikan tugas-tugas layanan jasa
konsultansinya untuk bermacam proyek yang berkaitan dengan ke-empat bidang utama
tersebut diatas, untuk keperluan para klien-nya termasuk untuk proyek-proyek berbantuan
dana dari Organisasi Keuangan Internasional seperti Bank Dunia (IBRD),ADB, UNDP,
USAID, dan dari beberapa Lembaga Keuangan Bilateral, seperti DANIDA ,AIDAB, OECF,
Negeri Belanda, Jepang, Jerman dan dari beberapa Negara lainnya.
Dibidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Sosial-Ekonomi-Budaya, PT.
Unisystem Utama juga sangat berpengalaman dalam pemberian layanan jasa management
5
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
6
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
7
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
Pemahaman terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk menterjemahkan kedalam materi
pekerjaan, konsultan berusaha memberikan penjelasan tentang materi kegiatan sebagai
pemahamannya sebagai berikut.
8
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
9
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
10
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
a) Prinsip
Prinsip-prinsip penyelengaraan PPIP adalah :
i. Dapat diterima (Acceptable), pemilihan kegiatan
dilakukan berdasarkan musyawarah desa sehingga
dapat diterima oleh masyarakat secara luas
(acceptable). Prinsip ini berlaku dari sejak pemilihan
lokasi pembangunan infrastruktur, penentuan
spesifikasi teknis, penentuan mekanisme
pengadaan dan pelaksanaan kegiatan, termasuk
pada penetapan mekanisme pemanfaatan dan
pemeliharaannya.
ii. Transparansi, penyelenggaraan kegiatan dilakukan bersama masyarakat
secara terbuka dan diketahui oleh semua unsur masyarakat (transparent).
Transparansi antara lain dilakukan melalui penyebaran informasi terkait
program secaraakurat dan mudah diakses oleh masyarakat.
iii. Akuntabel, penyelenggaraan kegiatan yang dilaksanakan masyarakat harus
dapat dipertanggungjawabkan (accountable), dalam hal ketepatan sasaran,
waktu, pembiayaan, dan mutu pekerjaan.
iv. Berkelanjutan, penyelenggaraan kegiatan dapat memberikan manfaat
kepada masyarakat secara berkelanjutan (sustainable) yang ditandai dengan
adanya rencana pemanfaatan, pemeliharaan dan pengelolaan infrastruktur
terbangun secara mandiri oleh masyarakat.
b) Pendekatan
i. Pemberdayaan Masyarakat, artinya seluruh proses pelaksanaan kegiatan
(tahap persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan
pemeliharaan) melibatkan peran aktif masyarakat.
ii. Keberpihakan kepada orang miskin, artinya orientasi kegiatan baik dalam
proses maupun pemanfaatan, hasil diupayakan dapat berdampak langsung
bagi penduduk miskin.
iii. Otonomi dan desentralisasi, artinya pemerintah daerah dan masyarakat
bertanggung jawab penuh atas penyelenggaraan program dan keberlanjutan
infrastruktur terbangun.
iv. Partisipatif, artinya masyarakat, khususnya kelompok miskin, kaum
perempuan serta kelompok minoritas, diberikan kesempatan untuk terlibat
11
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
12
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
13
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
b) Pengendalian Program
Peran KMW yang sangat penting adalan pengendalian program. KMW harus
dapat menjaga proses pelaksanaan program sesuai dengan pedoman
pelaksanaan. Pengendalian yang dilakukan oleh KMW akan mencakup:
- Pelaporan rutin kemajuan pelaksanaan kepada KMP dan Tim Pelaksana Pusat
- Pelaporan rutin kinerja TAMPr di lapangan kepada KMP
- Melakukan konsolidasi dan konsinyasi terkait laporan progres lapangan
- Inventarisasi permasalahan di lapangan dan rekomendasi T3
- Kunjungan lapangan dalam pemantauan dan pengendalian program
- Penilaian terhadap proses pengendalian program di tiap lini
- Random checking kualitas UPD dan RKM disesuaikan dengan desa yang
dikunjungi.
- Rekomendasi advise teknis dan non teknis terkait pengendalian program yang
akan datang.
d) Konsolidasi Data
KMW dalam penugasannya terkait konsolidasi data mencakup :
- Penyusunan format baku terkait konsolidasi data yang disepakati
- Melakukan analisa dan penilaian terhadap setiap data yang diperoleh
- Pemutakhiran data akhir terkompilasi
- Menyampaikan desa-desa sebagai best practice yang direkomendasikan untuk
dapat diresmikan
- Kesimpulan dan rekomendasi terkait konsolidasi data
14
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
15
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
Berdasarkan lingkup tugas dan tanggung jawab tersebut, maka tugas KMW adalah
sebagai berikut :
1. Memberikan Advise teknis sesuai pedoman-pedoman pelaksanaan dan petunjuk
teknis yang sudah ditetapkan.
2. Memberikan advise manajemen sesuai pedoman.
3. Berkoordinasi dengan seluruh stakeholder di pusat dan daerah agar program
dilaksanakan dengan efektif, efesien dan tepat sasaran.
4. Pendampingan proses dalam tiap tahapan PPIP mulai dari tahapan persiapan,
sosialisasi sampai dengan pelaksanaan fisik serta pasca pelaksanaannya pada
seluruh desa sasaran PPIP tahun 2013.
16
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
a) Tahap Persiapan
Kegiatan awal yang dilaksanakan KMW PPIP APBN- P
Kalimantan dan Sulawesi adalah tahap persiapan.
Pada tahap ini strategi utama yang dilakukan
adalah koordinasi secara berjenjang dari tingkat
pusat, provinsi, kabupaten dan desa untuk
melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Penetapan desa sasaran
2. Penetapan Pejabat Inti Satker
3. Pembentukan tim pelaksana
4. Penyusunan rencana kerja
Outcome : KMW memiliki daftar desa sasaran, Pejabat Inti Satker dan
Tim Pelaksana yang tetap untuk pelaksanaan kegiatan tahap berikutnya
dalam kegiatan KMW PPIP ABPN-P.
17
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
c) Tahap Perencanaan
KMW melakukan perencanaan terhadap
strategi pelaksanaan PPIP di desa
sasaran program, yang kemudian di
sosialisasikan kepada instansi Pemda
setempat dan masyarakat calon
penerima manfaat di lokasi sasaran,
serta membuat rencana kegiatan yang
lebih rinci dengan melibatkan pihak
instansi pemerintah daerah dan
penyusunan rencana dan strategi
pelaksanaan kerja komunitas setempat yang akan
dilaksanakan selama masa tugas yang
diberikan. Seluruh rencana kerja dan
strategi pelaksanaan yang dibuat oleh KMW dikonsultasikan dan harus
mendapat persetujuan KMP. Secara Secara garis besar tahapan
perencanaan akan mencakup kegiatan di tingkat desa sebagai berikut:
1. Sosialisasi tingkat desa;
2. Rembug Persiapan Warga
3. Musyawarah Desa I (Pembentukan OMS/Pokmas/LKD dan Kader
Desa);
4. Identifikasi Permasalahan;
5. Musyawarah Desa II
6. Penyusunan UPD dan RKM
7. Verifikasi UPD dan RKM
8. Pembuatan Rencana Teknis dan RAB
Perencanaan juga merupakan proses pembelajaran kepada masyarakat
agar lebih memahami kondisi ketertinggalannya dan dapat melakukan
identifikasi potensi, menyepakati kebutuhan serta menyepakati
18
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
19
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
Output :
1. Konstruksi fisik dan pengadaan selesai
2. Serah terima pekerjaan dari OMS/Pokmas/LKD kepada PPK/Satker.
3. Pemerintah Kabupaten sebagai pembina dan fasilitator PPIP
meneruskan dukungannya pada tahap pelestarian
20
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
sebagai berikut:
1. Melaksanakan monitoring di wilayah kerjanya yang didasarkan
pada perencanaan induk dalam rangka melakukan evaluasi dan
penilaian terhadap pelaksanaan secara kwantitatif dan kwalitatif
dengan menggunakan data SIM.
2. Mengoperasionalkan sistim manajemen terhadap penggunaan
dana bantuan untuk keperluan replenishment .
3. Melaksanakan monitoring terhadap permasalahan dan pengaduan
yang timbul di lapangan dan penanganan penyelesaiannya.
Output :
1. Laporan hasil kunjungan lapangan secara berkala
2. Laporan hasil monitoring pelaksanaan kegiatan termasuk
permasalahan yang dihadapi di lapangan dan rencana
penanggulangannya
21
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
22
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
Penugasan KMW PPIP APBN-P Kalimantan dan Sulawesi TA. 2013 selama 4 (empat)
bulan kalender, didukung oleh tim tenaga ahli di tingkat propinsi. Secara detail, tenaga
ahli KMW PPIP APBN-P Kalimantan dan Sulawesi TA. 2013 berikut masa
penugasannya disajikan pada tabel berikut ini :
Masa
No Posisi Tenaga Ahli Jumlah Kedudukan
Penugasan
1. Team Leader 1 4 Provinsi
23
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
D.5. PELAPORAN
Pelaporan kegiatan KMW PPIP APBN-P Kalimantan dan Sulawesi TA. 2013
merupakan kewajiban KMW terhadap Satuan Kerja Pembinaan Pembangunan
Infrastruktur Perdesaan Ditjen Cipta Karya, meliputi laboran-laporan seperti tersaji
pada tabel berikut :
24
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
25
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
TANGGAPAN TERHADAP
E KERANGKA ACUAN KERJA
Tanggapan terhadap KAK merupakan interpretasi Konsultan terhadap materi yang tercakup
dalam KAK mengenai PPIP APBN-P TA.2013. Konsultan menganggap bahwa ada beberapa
hal yang perlu dipertimbangkan dan ditanggapi baik permasalahan yang ada di dalam KAK
maupun ide-ide Konsultan sebagai KMW Kalimantan dan Sulawesi dalam menjalankan
program PPIP. Kesemua hal tersebut diatas akan dibahas dalam sub bab tanggapan
terhadap KAK dibawah ini :
Ada beberapa hal penting dalam usulan teknis yang akan disajikan sebagai tanggapan
atas KAK, yaitu:
1 Tanggapan konsultan terhadap hakekat PPIP APBN-P;
2 Tanggapan konsultan tentang lingkup, tugas utama, dan kunci keberhasilan KMW
PPIP APBN-P Kalimantan dan Sulawesi TA. 2013;
3 Strategi konsultan untuk keberlanjutan hasil pelaksanaan program;
4 Pendekatan manajemen yang secara khusus akan digunakan konsultan untuk
menjamin keberhasilan tugas KMW;
5 Strategi konsultan dalam monitoring dan evaluasi pelaksanaan, mengingat lokasi
daerah sasaran sangat berjauhan dan kemungkinan belum tersedianya teknologi
sistem informasi manajemen.
6 Strategi konsultan untuk meningkatkan pelibatan pemerintah-daerah.
26
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
Agar tujuan akhir proyek PPIP tercapai dengan benar dan tepat dalam jangka
waktu yang telah ditetapkan, maka telah disusun pedoman/ arahan/ rujukan bagi
27
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan PPIP, termasuk pula pedoman bagi
penugasan Konsultan Manajemen Wilayah (KMW). Pedoman Pelaksanaan PPIP
tersebut dapat dipandang sebagai salah satu acuan yang benar dalam kerangka
pelaksanaan proyek, disadari bahwa -dalam prakteknya- beberapa penyesuaian
pedoman terhadap kondisi lokal dan persoalan unik di lapangan tetap saja
diperlukan dan dimungkinkan untuk dilakukan oleh KMW.
Walaupun tugas utama KMW adalah berkaitan dengan manajemen proyek, namun
bentuk deliverable utama dari sebuah KMW adalah keberdayaan yang diberikan
kepada masyarakat. Dengan demikian, indikator keberhasilan sebuah KMW tidak
hanya berkaitan dengan aspek-aspek manajerial namun yang terlebih penting
justru berkenaan dengan tingkat keberdayaan masyarakat yang berhasil
dimunculkan KMW tersebut di wilayah penugasannya.
28
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
Sebagai antisipasi terhadap isu keberlanjutan tersebut, maka pada PPIP APBN-P TA.
2013 ini konsultan mengajukan strategi khusus berkaitan dengan proses
penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat itu sendiri. Konsultan mengusulkan
pendekatan Belajar Praktis untuk pengembangan kelembagaan masyarakat. Tujuan
pendekatan ini adalah mengembangkan OMS yang ada sehingga memiliki karakter
sebagai sebuah organisasi pembelajaran (learning organization) dari masyarakat.
Dengan demikian diharapkan keberlanjutan program PPIP di masyarakat (atau bahkan
pengembangan lebih jauh lagi dari program PPIP tersebut) dapat terjadi. Selain itu
rendahnya tingkat keberlanjutan program-program tersebut, karena minimnya kegiatan
yang melibatkan peran serta perempuan.
Mengacu pada ketentuan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) terkait batasan
waktu selama 4 bulan untuk menyelesaikan kegiatan dengan cakupan wilayah yang
cukup luas meliputi 10 provinsi untuk regional Kalimantan dan Sulawesi, dengan
sumber daya tenaga ahli yang terdiri dari satu orang Team Leader; 2 orang Ahli
Pemberdayaan; 5 orang Ahli Monitoring dan Evaluasi serta 2 orang Ahli
Database/Informatika, maka konsultan mengusulkan pendekatan manajemen KMW
yang berbeda dengan manajemen proyek pada umumnya, yaitu: pendekatan
budaya pemberdayaan pada manajemen.
29
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
Tim akan berdomisili di Kota Makassar. Pemilihan domisili di kota tersebut selain
merupakan ketentuan yang telah dijelaskan dalam Rapat Penjelasan Proyek juga
pertimbangan aksebilitas dalam melaksanakan program yang tersebar di 10
(sepuluh) propinsi untuk regional Kalimantan dan Sulawesi.
Isu-isu lokal adalah isu-isu yang tumbuh dari kegiatan-kegiatan yang bersifat lokalistik
tetapi merupakan hal-hal yang cukup penting dan harus diperhatikan demi kelancaran
jalannya program PPIP, yaitu :
30
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
Sejalan dengan hal di atas, kapasitas KMW PPIP APBN-P Kalimantan dan Sulawesi
harus mampu melakukan kerjasama yang kondusif dengan Satker Provinsi, Satker
Kabupaten, dan seluruh pemangku kepentingan. Kooperatif ini berguna untuk
memastikan terlaksananya lingkup pekerjaan KMW, yang mencakup berbagai usaha
untuk terlaksananya seluruh kebijakan yang telah diputuskan di tingkat Pusat, program
kegiatan persiapan, perencanaan, pelaksanaan konstruksi infrastruktur, pelaksanaan
pasca konstruksi infrastruktur, pengelolaan data dan informasi, penyebarluasan media-
media dan penyelenggaraan sosialisasi, serta terkendalinya kegiatan pembangunan
infrastruktur di perdesaan. Secara detail, lingkup pekerjaan tersebut meliputi
pengendalian program, mencakup pengendalian kinerja pada tingkat propinsi,
kabupaten dan desa, pengelolaan early warning system, evaluasi kinerja fasilitator dan
staf, pengendaliann pencairan dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM),
pengendalian pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur perdesaan,
pengelolaan dan pemecahan pengaduan masyarakat, pengendalian dan fasilitasi audit
internal penggunaan dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM), serta pengendalian
terhadap berjalannya kontrol masyarakat, baik melalui peran serta LSM maupun media
massa.
31
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
Dalam melaksanakan tugas dari pihak proyek dalam mengelola KMW PPIP APBN-P
Kalimantan dan Sulawesi TA. 2013 dituntut untuk memiliki satu strategi dan rencana kerja
yang konstruktif dan integratif. Strategi dan rencana ini menjadi acuan kerja dan juga
wahana komunikasi bagi seluruh personil KMW PPIP APBN-P Kalimantan dan Sulawesi,
khususnya para Tenaga Ahli KMW dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai
dengan bidang kerjanya masing-masing. Strategi dan rencana kerja ini dapat pula menjadi
bahasa kerja PPIP APBN-P Kalimantan Sulawesi terhadap multipihak yang terkait dengan
PPIP, termasuk pihak proyek, KMP maupun dengan KMW lain.
Kemiskinan dipandang suatu lingkaran setan dari berbagai faktor yang menyebabkan
buruknya kondisi sosial dan ekonomi masyarakat yang ditandai oleh standard hidup
yang rendah, seperti pendapatan kecil dan tak menentu, perumahan tidak layak,
kesehatan buruk dan tingkat pendidikan rendah. Faktor-faktor penyebab seperti
kemalasan, kebodohan, produktivitas rendah, kesehatan buruk, lingkungan kumuh
dan lainnya yang terdapat pada diri manusia dan lokasi tempat tinggalnya dianggap
sebagai mata rantai yang saling mempengaruhi proses terjadinya kemiskinan.
32
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
tetap berada dalam keadaan melarat. Gambar berikut melukiskan beberapa contoh
lingkaran setan kemiskinan.
Dibawah ini gambaran kondisi masyarakat Indonesia saat ini dimana keadaan/
kemampuan masyarakat digambarkan seperti piramida sedangkan sumber daya yang
dimiliki per individu/keluarga umumnya digambarkan sebagai piramida terbalik.
Penguasaan
sumber daya
Masyarakat miskin : keluarga yang kurang kurang :
pendidikan,
mam pu karena han ya dapat meme nuhi lap. Kerja dll
kebutuhan dasar hidup (basic neers) secara
minimal.
Kemiskinan alamiah timbul akibat sumber daya alam, manusia dan sumber daya
pembangunan lainnya yang langka jumlahnya dan/atau karena perkembangan
teknologi yang sangat rendah, sehingga mereka tidak dapat berperan aktif dalam
pembangunan.
33
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
Kebutuhan hidup manusia antara lain diukur dengan kebutuhan pangan, sandang,
kesehatan, perumahan dan pendidikan. Apabila masyarakat sudah dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya secara layak, namun masih rendah kualitasnya dibandingkan
masyarakat lainnya disebut sebagai kemisikinan relatif. Kemiskinan absolut dan
kemiskinan relatif bersifat dinamis sesuai dengan perkembangan ekonomi dan
peradaban manusia. Namun, kemiskinan absolut dengan menggunakan suatu ukuran
minimum tertentu, keberadaannya masih dapat dihilangkan (power allevation).
Kemiskinan relatif senantias terjadi jika perbedaan tingkat kesejahteraan antar
golongan masyarakat terlihat secara nyata, sehingga keberadaannya tidak dapat
dihilangkan, tetapi hanya dapat dikurangi intensitasnya (power reduction).
F.2. VISI DAN MISI KMW PPIP APBN-P KALIMANTAN DAN SULAWESI
PPIP pada dasarnya merupakan proses perubahan sosial di masyarakat. Melalui PPIP
diharapkan dapat diwujudkan tatanan sosial yang diinginkan, yang lebih
berkemampuan untuk menanggulangi masalah kemiskinan di tingkat masyarakat
dibandingkan dengan tatanan sosial yang kini ada (lihat Gambar F - 3).
34
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
proses perubahan sosial ini, agar tujuan PPIP (tatanan sosial yang diinginkan) dapat
dicapai dengan optimal.
35
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
Intervensi di ke-tiga titik di atas (tatanan sosial, proses perencanaan, dan pelaksanaan)
merupakan hal yang sangat penting bagi pencapaian tujuan PPIP (baca:
kesejahteraan), karena ternyata proses pembangunan (tatanan sosialnya maupun
mekanisme pembangunan infrastruktur dasar perdesaan) selama ini lebih banyak
memunculkan fenomena kemiskinan ketimbang kesejahteraan.
Melalui tatanan sosial yang baru, yang menerapkan proses perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan yang baru tersebut, diharapkan proses-proses
pembangunan di masa yang kan datang akan lebih dapat menciptakan kesejahteraan.
Gambar F-5 : Titik-titik intervensi KMW PPIP APNP-P : tatanan sosial, proses
perencanaan, dan pelaksanaan pembangunan
36
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
pemberdayaan potensi
(empowerment)
individu:
efektifitas akan
semakin tinggi bila diintervensi
1 dalam bentuk individual talent
sebagai
satu-kesatuan masyarakat:
2 dalam bentuk sinergi dalam organisasi
wilayah:
3 dan manusiasumberdaya alam
dalam bentuk
37
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
38
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
Pemberdayaan masyarakat untuk konteks yang lebih luas yaitu di tingkat komunitas,
oleh karena itu strategi dasar yang digunakan PPIP untuk pemberdayaan masyarakat
adalah strategi pengembangan organisasi masyarakat di tingkat komunitas
(community institutional development), dalam hal ini di tingkat desa.
Berdasarkan strategi dasar tersebut, konsultan telah mengidentifikasi 3 (tiga) fungsi
penting yang harus dijalankan oleh KMW agar dapat mengembangkan organisasi
masyarakat di tingkat komunitas, yaitu:
1) Empowering: membangun potensi dan kapasitas komunitas.
Pada intinya adalah membangun kapasitas (capacity building) manusia, kapasitas
ekonomi (peningkatan penghasilan), kapasitas sosial (kelembagaan) dan
kapasitas politik artinya kemampuan untuk berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan penting yang menyangkut diri mereka.
Upaya ini secara nyata dapat dilakukan KMW dalam program PPIP APBN-P
antara lain dengan :
Program-program pendidikan, pelatihan, bimbingan, penyuluhan, pembinaan
serta supervisi yang intinya meningkatkan kemampuan individu, keluarga dan
kelompok serta mempersiapkan agar mampu berperan serta (partisipasi)
sebagai pelaku utama.
Pengembangan komunitas (community development), seperti a.l. menggalang
potensi kelompok baik potensi sosial dan fisik lingkungan termasuk lokasi.
Pengembangan potensi lingkungan, seperti a.l. peningkatan prasarana,
peruntukan lokasi, dsb
2) Enabling: Menciptakan kondisi yang memungkinkan/ mendorong pengembangan
potensi masyarakat
Hal tersebut dapat dilakukan melalui perbaikan/penyempurnaan organisasi kerja
dan tatalaksana mencakup pranata pembangunan, mekanisme, aturan main,
piranti lunak, dsb sehingga memberi banyak kesempatan bagi masyarakat miskin
kota untuk tumbuh dan berkembang. Dalam P2KP upaya ini dilakukan antara lain
dengan:
Pengembangan forum-forum atau organisasi jaringan masyarakat yang lebih
aplikatif
39
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
Membuka akses kepada sumber daya-sumber daya kunci lain selain yang
telah ada dalam program PPIP.
Peningkatan akses layanana ke infrastruktur dasar pedesaan
3) Consultating &Fasilitating: melakukan pendampingan secara nyata dan langsung
kepada masyarakat
Upaya ini dilakukan langsung oleh tim fasilitator yang akan terus berada di lokasi
pekerjaan sebagai ujung tombak KMW dalam melakukan pemberdayaan kepada
masyarakat.
Untuk dapat menjalankan ketiga fungsi utama KMW di atas dan dalam rangka
mendukung upaya-upaya keberlanjutan program, maka Konsultan menawarkan
strategi pendekatan yang disebut dengan BELAJAR PRAKTIS (Learning by
doing).
(2) Kesadaran dan pemahaman yang ada tentang pemberdayaan masyarakat masih
perlu dilengkapi oleh pengetahuan tentang dan ketrampilan untuk
40
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
(1) Mengadakan rapat koordinasi/ workshop bagi aparat Pemerintah Daerah dan
stake-holders lainnya, tidak saja tentang pemahaman akan pemberdayaan
masyarakat, namun juga tentang ketrampilan (kemampuan untuk melakukan)
menggunakan teknik-teknik pemberdayaan masyarakat.
(2) Mangadakan pelatihan praktis bagi para pengurus OMS agar memiliki
ketrampilan untuk mengkoordinasikan program mereka dengan program-program
stake-holder lainnya.
41
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
Mencermati kembali KAK KMW PPIP APBN-P TA. 2013 sebagaimana pemahaman
Konsultan yang tersaji pada bagian terdahulu, serta substansi materi pada RKS (Rencana
Kerja dan Syarat) serta Pedoman Pelaksanaan PPIP berikut penjelasannya, merupakan
bagian terpenting yang patut dijadikan referensi untuk menyusun pendekatan, metodologi,
rencana kerja dan organisasi Konsultan. Pemahaman terhadap target dan output yang
diharapkan, lingkup pekerjaan, struktur organisasi, personil dan waktu secara mutlak telah
dapat dipahami. Atas dasar tersebut, Konsultan menawarkan kerangka strategi pendekatan
dan metodologi, rencana kerja, serta organisasi.
42
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
43
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
44
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
45
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
46
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
47
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
48
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
Gambar G.1
Kerangka Umum Metodologi KMW PPIP APBN-P Kalimantan dan Sulawesi TA. 2013
Methodology :
Interaksi antar stakeholders secara intensip
Pendekatan sharing informasi secara efektif
Pemastian kualitas & kapasitas Konsultan
Quality control pelaksanaan program
Pengembangan kapasitas sasaran Program
Quality control seluruh output tenaga ahli
Pengembangan SIM yang update, lengkap dan
akurat
Output diharapkan :
Terselenggarannya pelaksanaan program yang sesuai
dengan pedoman umum dan pedoman pelaksanaan
yang sudah ditetapkan.
49
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
Tabel G.1
Data Jumlah Lokasi Sasaran KMW PPIP APBN-P TA. 2013
TARGET PENGENDALIAN
No NAMA PROPINSI
WILAYAH
1. Kalimantan Barat
2. Kalimantan Tengah
3. Kalimantan Selatan Regional Kalimantan
4. Kalimantan Timur
5. Gorontalo
6. Sulawesi Utara
7. Sulawesi Tengah
8. Sulawesi Selatan Regional Sulawesi
9. Sulawesi Tenggara
10. Sulawesi Barat
Lokasi sasaran pada propinsi tersebut, pada pada masa sebelumnya telah
memperoleh fasilitasi dari Konsultan Manajemen Kabupaten dan Tim Fasilitator.
Oleh sebab itu, Konsultan perlu melakukan kajian bersama dengan Konsultan
Pendamping existing terkait dengan status pencapaian progress kegiatan dan
kinerja terkini. Dengan demikian, Konsultan dapat menindaklanjuti berbagai hal
yang belum dapat diselesaikan pada masa sebelumnya, baik dari segi
pencapaian target waktu maupun pencapaian kinerja yang diharapkan.
50
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
Terhadap pencapaian target sasaran, yaitu : (1) Rumah Tangga Miskin (RTM) sebagai
penerima manfaat utama, (2) Organisasi atau Kelembagaan Masyarakat di Perdesaan,
dan (3) stakeholders Pemerintahan Lokal, PPIP perlu menggunakan prinsip-prinsip dan
pendekatan yang mutlak menjadi inspirasi dalam seluruh rangkaian proses usaha
sebagaimana tujuan di atas, prinsip-prinsip tersebut yakni : (1) Dapat diterima
(Acceptable), (2) Transparansi, (3) Akuntabel, (4) Berkelanjutan dengan pendekatan
meliputi : (1) Pemberdayaan Masyarakat, (2) Keberpihakan kepada orang miskin, (3)
Otonomi dan desentralisasi, (3)Partisipatif, (4) Keswadayaan, (5) Keterpaduan program
pembangunan, (6) Penguatan Kapasitas Kelembagaan, (7) Kesetaraan dan keadilan
gender..
Keseluruhan prinsip dan pendektan di atas dikelola dalam koridor teknis pendampingan
yang mengacu pada Pedoman Umum dan Pedoman Teknis Pelaksanaan PPIP,
51
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
meliputi : (1) desa partisipatif, (2) swadaya masyarakat dan kontribusi desa, (3) menu
atau jenis-jenis kegiatan, (4) jenis kegiatan terlarang (negative list), (5) mekanisme
dalam pengusulan kegiatan, (6) keberpihakan kepada perempuan, (7) ketentuan
sanksi, (8) standar peningkatan kapasitas masyarakat dan pemerintah lokal, serta (9)
standar kualitas organisasi atau kelembagaankomunitas. Standarisasi menyangkut
tugas pokok dan fungsi para pelaku juga diberlakukan untuk menjamin pengendalian
mutu dalam pengelolaan sumber daya manusia yang terlibat dalam seluruh rangkaian
kegiatan PNPM Mandiri Pedesaan.
Alur kegiatan PPIP merupakan bagian penting dalam pendampingan dan proses
pemberdayaan masyarakat, yang diawali dengan Tahap Persiapan. Melalui kegiatan
tersebut dapat dicapai output, yaitu :
4) Rencana strategi pelaksanaan PPIP APBN-P Kalimantan dan Sulawesi TA. 2013
5) Laporan Kegiatan tahap persiapan yang telah berjalan efektif.
Berbasis pada 7 (empat) output hasil tahap persiapan dan sosialisasi serta penyebaran
informasi, maka kegiatan pendampingan dan proses pemberdayaan masyarakat
dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu (1) tahap perencanaan pendampingan
Konsultan, (2) tahap pelaksanaan, dan (3) tahap paska pelaksanaan. Secara detail,
pada masing-masing tahap dapat diidentifikasi langkah operasinalnya seperti tersaji
pada tabel berikut ini :
52
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
53
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
Gambar G.2.
Usulan Model Pendekatan PPIP ABN-P Kalimantan dan Sulawesi TA. 2013
Perencanaan pembangunan
Manajemen perencanaan dan secara partisipatif yang
PRINSI
pelaksanaan pembangunan melembaga DAN
pedesaan yang berkelanjutan
P
pengelolaan infrastruktur
berkelanjutan
LOCAL LEMBAGA
GOV. DESA
Pemberdayaan
Masyarakat
melalui PNPM
PPIP
KETENTUAN
DASAR &
TY
A CI RAN ALUR
AP DA KEGIATAN
t : C YA
in EN
Po & P TIS Tersedia
try G RI prasarana
En LDIN K (infrastruktur)
I KOMUNITAS
BU dasar di
perdesaan
RumahTangga Miskin &
perempuan memiliki akses
pengambilan keputusan yang
lebih baik
54
Penawaran Teknis
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
APBN-P Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
(QUALITY INSURENCE)
Sejalan dengan kerangka umum metodologi dan strategi pendekatan seperti telah
dirumuskan di atas, dapat disusun usulan teknis metodologi, yang meliputi 2 (dua)
teknis dalam penjaminan mutu. Pertama, penjaminan mutu dalam kegiatan capacity
building, dan kedua, penjaminan mutu dalam pengendalian kegiatan pendampingan
dan pengelolaan data. Penjaminan mutu tersebut diorientasikan untuk mencapai
standar kinerja yang diharapkan, baik dari segi proses dan ouputnya, berbasis pada
data yang lengkap, update dan akurat.
Cakupan kegiatan capacity building meliputi (1) kegiatan Lokakarya, (2) sosialisasi
dan (3) pelatihan klasikal maupun non - klasikal (on the job training atau praktek
lapang). Peran KMW dalam capacity building ini adalah sebagai pelaksana, fasilitator
dan sekaligus supervisor. Dari segi kewilayahan, kegiatan capacity building
dilaksanakan di tingkat Propinsi sampai dengan tingkat kelurahan.
Dalam capacity building tersebut terdapat pula tanggung jawab KMW untuk
memastikan ketepatan sasaran dalam pemanfaatan bahan-bahan pelatihan maupun
media-media sosialisasi, yang sasaran targetnya mencakup 3 target sasaran besar,
yakni (1) komunitas, terdiri dari Relawan atau potensi Kader Desa, Lembaga Desa,
dan masyarakat terbatas (Rumah Tangga Miskin, komunitas perempuan), (2) aparat
Pemerintah Kabupaten terkait, baik dari kalangan ekskutif maupun legislatif, dan (3)
stakeholders dalam hal ini masyarakat luas, pemerintahan daerah dan swasta,
utamanya menyangkut konsep, tujuan, nilai-nilai dan aturan main PPIP.
Pada level propinsi menjadi tanggungjawan KMPr, sedangkan pada level Kabupaten
menjadi tanggungjawab Konsultan Manajemen Kabupaten (KM Kab). Tim Fasilitator
bertanggungjawab pada level Desa hingga Kecamatan. Dengan demikian, setiap
bagian dari Konsultan Pendamping adalah agen inti di dalam kegiatan capacity
building tersebut.
Secara spesifik, Tim Fasilitator memiliki peran kunci dalam melakukan capacity
building untuk memastikan tercapainya kinerja program yang baik. Oleh sebab itu,
dukungan media sosialisasi massal penting direkomendasikan tepat penyampaian
baik dari segi momentumnya maupun sasarannya. Media sosialisasi massal tersebut
meliputi; (1) media massa (radio, koran, majalah, konferensi pers), (2) melalui
publikasi bahan cetakan seperti poster, pamflet, brosur, serta (3) melalui presentasi
tentang proyek di lokakarya, rapat atau pertemuan warga, FGD, baik ditingkat
pemerintahan maupun masyarakat.
Gambar G.4
Model Pengendalian Kegiatan Capacity Building
PPIP ABN-P Kalimantan dan Sulawesi TA. 2013
TARGET SASARAN
SATKER PIP PROPINSI RELAWAN (KADER DESA)
Dari segi substansi program, fasilitasi Konsultan meliputi 5 (lima) orientasi target,
yaitu (1) penguatan organisasi atau lembaga komunitas, (2) peningkatan akses
Gambar 4.5
Pendekatan rumah tangga miskin & perempuan dalam pengambilan keputusan pembangunan
SMART
infrastruktur, (3) terbangun dan terpelihara prasarana sarana dasar di perdesaan
Gambar G.6 :
Skema Penjaminan Mutu Pengendalian Pendampingan & Manajemen Data
PPIP ABN-P Kalimantan dan Sulawesi TA. 2013
Realisasi Outputs :
Indikator Kinerja PNPM Mandiri PPIP tercapai
TAMP, KM Kab, Tim Fasilitator memiliki kinerja andal dan baik
SIM Fungsional : data SIM lengkap, update dan akurat
Gambar G.7
ALUR KENDALI PELAPORAN DAN DATA/INFORMASI PPIP APBN-P KALIMANTAN DAN SULAWESI TA. 2013
Report dan koordinasi Report dan koordinasi Report dan koordinasi Review dan koordinasi
mingguan 1 mingguan 1 mingguan mingguan/harian
Masala Yes
h /
Hamba
tan No
Yes
Master
Plan
No
Laporan & Input data Laporan & Input data Laporan & Input data Laporan & Input data
TRANSFER TEKNIS PELAPORAN DARI TIM FASILITATOR KEPADA AKTIVIS ORG/LEMBAGA KOMUNITAS
H RENCANA KERJA
Atas dasar Kerangka Operasional KMW PPIP APBN-P pada tabel G. 1 serta pendekatan
teknis dan metodologi sebagaimana tersaji di atas, maka dapat disusun rencana kerja
Konsultan selama 4 (empat) bulan kalender.
Secara detail work scheedule kegiatannya sebagaimana lingkup kegiatan di atas tersaji
pada Gambar H.1.
Gambar H.1
Rencana Kerja Konsultan KMW PPIP APBNP
Kalimantan dan Sulawesi Tahun Anggaran 2013
I TENAGA AHLI
Tenaga Ahli KMW yang diajukan oleh Perusahaan Konsultan diperhitungkan telah
memenuhi kelayakan kualifikasi sebagaimana ketentuan yang ditetapkan dalam
standar Proyek. Seluruh Tenaga Ahli tersebut juga dijamin oleh Perusahaan
Konsultan mampu memenuhi derajad kompetensi yang diharapkan. Kualifikasi dan
kompetensi tersebut signifikan untuk mengambil tanggungjawab yang menjadi tugas-
tugasnya, sehingga memiliki kapasitas untuk merealisir target kinerja Proyek, baik
dalam proses implementasi maupun hasilnya. Komposisi personil KMW yang
diusulkan berikut uraian tugas dan tanggungjawabnya tersaji pada Gambar I.2.
Mencermati rencana kerja KMW, maka dapat diusulkan jadwal penugasan tenaga
ahli sebagaimana tersaji pada Gambar I.3.
Gambar I.1.
STRUKTUR ORGANISASI KONSULTAN
KMW PPIP APBN-P KALIMANTAN DAN SULAWESI TA. 2013
Gambar I.2
Pembagian Kerja Tenaga Ahli KMW PPIP APBN-P Kalimantan dan Sulawesi TA. 2013
Tenaga Ahli yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan ini sesuai yang
dijelaskan dalam kerangka kerja adalah :
Daftar Riwayat Hidup Tenaga Ahli yang diusulkan dapat dilihat pada Lampiran.
Untuk tenaga pendukung sebagai pembantu kelancaran tenaga ahli agar
pelaksanaan pekerjaan ini dapat berjalan dengan baik dan lancar konsultan
mengusulkan beberapa tenaga pendukung yang disesuaikan dengan komposisi dan
kebutuhan tenaga ahli yaitu :
Tenaga Ahli yang diusulkan berdasarkan pada nama, posisi yang diusulkan,
kualifikasi tenaga, lokasi penugasan dan lama penugasan terlihat pada tabel berikut:
10
11
Tanggung jawab tenaga ahli berdasrkan pada posisi jabatan dalam pelaksanaan
pekerjaaan ini dapat diuraikan dan terlihata pada tabel berikut
1. Kantor
Untuk kegiatan pekerjaan proyek ini, kantor disediakan oleh perusahaan dan
berlokasi di Makassar yang fasilitas kerja disediakan sesuai dengan
kebutuhan dan untuk tenaga ahli yang ditugaskan di propinsi disesuaikan
dengan kebutuhan.
2. Transportasi
Untuk kepentingan koordinasi sehari hari maupun kelancaran yang dilakukan
di Makassar konsultan mengusulkan untuk dengan kendaraan 1 buah mobil
kijang selama periode pelaksanaan 4 bulan, sementara kegiatan kunjungan
lapangan di beberapa propinsi lokasi proyek, pemberi jasa seperti yang
disebutkan dalam KAK memberikan biaya uang harian dan transportasi
kunjungan dan kebutuhan untuk tenaga ahli propinsi selama di tugaskan
disesuaikan dengan kondisi lapangan dan Konsultan mengusulkan setiap
konsultan propinsi sebagai alat transportasi sewa kendaraan motor roda 2.
3. Akomodasi
Perusahaan tidak menyediakan akomodasi kepada staff pendukung baik
untuk Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung, namun didalam kepentingan
kunjungan lapangan survey pengumpulan data, perusahaan memberikan
biaya akomodasi.
4. Perjalanan Dinas
Dalam rangka melaksanakan kegiatan tersebut konsultan diharuskan untuk
melakukan perjalanan kunjungan kerja, rapat kordinasi maupun monitoring
kegiatan diluar kegiatan di pusat Jakarta. Biaya transportasi dan perjalanan
dinas diperlukan ke luar Jakarta dilengkapi dengan biaya Daily Allowance
perdiem
5. Peralatan
Beberapa fasilitas kerja yang disediakan dan harus disewa bulanan selama
periode kegiatan untuk tenaga ahli di pusat / Jakarta yaitu :
1. Komputer ( set ) 3 unit.
2. Printer 1 unit.
6. Komunikasi
Untuk kelancaran dan mempercepat koordinasi dan komunikasi diperlukan
biaya biaya telepon, fax, dan juga yang berhubungan dengan e mail
pemberi jasa memberikan melalui biaya opersional selama periode pekerjaan.
J.2. PELAPORAN
Konsultan harus menyerahkan hasil laporan pekerjaan kepada pemberi jasa selama
periode pelaksanaan yang terdiri dari :
1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan dibuat dan disampaikan 1 bulan setelah SPMK kepada
PPK Pusat sebanyak 10 eksemplar . Laporan ini berisikan sebagai berikut:
Metodologi pelaksanaan, jadwal pelaksanaan konsultan serta persiapan-
persiapannya.
Rencana kerja konsultan dalam melaksanakan pendampingan.
2 Laporan Mingguan
Konsolidasi capaian progres yang telah dilaksanakan.
3 Laporan Bulanan
Laporan bulanan dibuat dan disampaikan setiap awal bulan pada bulan
berikutnya kepada PPK Pusat sebanyak 10 eksemplar. Laporan ini berisikan
sebagai berikut:
1. Konsolidasi hasil pendampingan TAMPr dan progres yang dapat dicapai baik
dalam aspek pemberdayaan, perencanaan, pelaksanaan fisik atau pasca
pelaksanaan di bulan berjalan.
2. Analisis keterlambatan, permasalahan dan pengaduan masyarakat.
3. Menjelaskan proses pendampingan dan pemberdayaan yang telah
dilaksanakan
4. Identifikasi permasalahan dan pengaduan serta tindaklanjut yang dilakukan.
5. Review jadwal dengan pelaksanaan di lapangan.
6. Status Laporan SAI dan E Monitoring.
7. Konsolidasi Laporan Mingguan TAMPr.
5 Laporan Final
Laporan Pelaksanaan Program adalah laporan ini merupakan penyempurnaan
diserahkan pada akhir proyek sebanyak 10 eksemplar
PT. UNISYSTEM UTAMA telah menyelesaikan usulan proposal dan dokumen lainnya
dalam keikut sertaan proyek ini dan sepenuhnya bertanggung jawab kepada penjabat
Pembuat Komitmen dengan sebaik baiknya dan selengkap lengkapnya sesuai permintaan
yang telah dibahas dalam penjelasan anwizjing dan dalam dokumen Kerangka Acuan Kerja
dan usulan proposal ini selanjutnya akan dijadikan pedoman pelaksanaan apabila proposal
ini telah lulus seleksi, Amin.
Terima Kasih.