Jurnal
Jurnal
Abstrak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi senyawa
metabolit sekunder dari daging buah sirsak. Sebanyak 1000 gram daging buah
sirsak di maserasi dengan metanol menghasilkan ekstrak metanol sebanyak
364,14 gram. Hasil partisi ekstrak kloroform sebanyak 32,77 gr. Hasil pemisahan
dengan kromatografi kolom menghasilkan 48 fraksi. Dari fraksi-fraksi tersebut di
uji kromatografi lapis tipis dimana diambil perwakilan fraksi yang warnanya
sama. Pemilihan pemurnian difokuskan pada kelompok fraksi nomor 42, 43, dan
44. Terhadap fraksi 42 dipilih untuk dianalisis lebih lanjut setelah diidentifikasi
sebagai senyawa murni secara kromatografi lapis tipis yang menunjukan pola
noda tunggal. Hasil analisis menggunakan spektrofotometer IR dan
spektrofotometer UV-Vis menunjukan isolat mengandung senyawa flavonoid
sekunder dengan gugus fungsi OH pada daerah bilangan gelombang 3419.56 cm-
1
, C-H pada daerah bilangan gelombang 2943,17 cm-1, C=O pada daerah bilangan
gelombang 1731,96 cm-1, C=C pada bilangan gelombang 1643.24, 1542.95,
1515.94 cm-1, dan C-O pada bilangan gelombang 1217,00, 1137,92, 1078,13,
1002,92 cm-1 serta memberikan dua puncak serapan pada panjang gelombang
340,5 nm pita I yang diduga adanya transisi * seperti ikatan C=C aromatik
dan panjang gelombang 205,5 nm pita II diduga karena adanya transisi n *
yang mengandung gugus -OH.
Berdasarkan hasil uji flavonoid yang warnanya berubah menjadi kuning tua.
dilakukan ternyata ekstrak metanol positif Berdasarkan hasil uji flavonoid yang
flavonoid. dilakukan ternyata ekstrak kloroform
Selanjutnya ekstrak metanol positif flavonoid.
sebanyak 100 gr disuspensi dengan
Pemisahan dan Pemurnian
campuran metanol-air (2:1) dan dipartisi
dengan pelarut n-heksan terlebih dahulu, Ekstrak kental kloroform sebanyak
kemudian etil asetat dan selanjutnya 10 gram dipisahkan secara kromatografi
dengan klorofom yang bersifat semi polar. kolom dengan menggunakan fasa diam
Pada saat partisi sampel yang di silika gel GF254 dan menggunakan fasa
gerak terlebih dahulu n-heksan : etil asetat 2
dengan variasi perbandingan (9:1), (8:2), 1
(7:3), (6:4), (5:5), (4:6), (3:7), (2:8), (1;9),
kemudian etil asetat : metanol (9:1), (8:2),
(7:3), (6:4), (5:5), dan selanjutnya
kloroform : metanol (9:1), (8:2), (7:3),
(6:4), (5:5), (4:6), (3:7), (2:8), (1;9), Gambar 2. Profil Kromatografi Lapis Tipis
sampai terjadi pemisahan. Eluat ditampung Dua Dimensi [fasa diam: silika
gel GF254, ukuran plat 5x1 cm,
pada botol vial. Hasil pemisahan
fasa gerak : kloroform:metanol
kromatografi kolom di peroleh 48 fraksi.
(2:8), aseton:metanol (7:3)]
Dari fraksi-fraksi tersebut di uji
Keterangan :
kromatografi lapis tipis dimana diambil
1. Eluen kloroform : metanol (2:8)
perwakilan fraksi yang warnanya sama.
2. Eluen Aseton : metanol (7:3)
Pemilihan pemurnian difokuskan pada
Isolat murni ini di uji flavonoid untuk
kelompok fraksi nomor 42, 43, dan 44.
mengetahui senyawa awal yang
Uji Kemurnian
terkandung dalam flavonoid. Hasil uji
Isolat yang di duga murni yaitu
flavonoid dapat di lihat pada Tabel 1.
isolat pada fraksi 42. Sebelum
diidentifikasi
Tabel 1. Hasil uji flavonoid pada fraksi 42
menggunakanspektrotofotometer UV-Vis
dan IR, fraksi ini di uji kemurniannya
secara kromatografi lapis tipis dua dimensi
dengan menggunakan eluen bergadrien
yang cocok dengan beberapa
perbandingan, yaitu; n eluen kloroform :
Karakterisasi Isolat Murni
metanol (2:8) dan Aseton : metanol (7:3).
Spektrofotometer UV-Vis
Hal ini dilakukan untuk membuktikan
apakah isolat kristal kuning merupakan Hasil data spektrum UV-Vis isolat 42
isolat murni. Hasil KLT dua dimensi dapat dapat dilihat pada hasil spektrofotometer
Saran
Untuk mengetahui struktur lengkap
isolat yang ditentukan dilanjutkan dengan
analisis NMR dan GC-MS.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Sjamsul. 1986. Buku Materi Pokok Kimia Organik Bahan Alam. Jakarta; Karunia
Jakarta universitas terbuka
Anwar, Chairil. 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik.Jakarta; Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Astawan Made. 2011. Manfaat Sirsak Untuk Kesehatan.
http://novitats.student.umm.ac.id/2011/09/23/manfaat-sirsak-untuk-kesehatan/
(diakses 27 maret 2012)
Creswell, Clifford. 2005. Analisis Spektrum Senyawa Organik. Bandung; ITB.
Day dan Underwood. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
Dorly, 2005 . Potensi tumbuhan obat di indonesia dalam pengembangan indistri agromedis.
Pengantar Falsafah Sains (PPS 702) Sekolah Pasca Sarjana/S3 Institut Pertanian
Bogor.
Efendi, Heri. 2012. Beragam Senyawa Pada Buah Sirsak.
http://www.ufukislam.com/2012/02/beragam-senyawa-pada-buah-sirsak.html
(diakses 14 maret 2012)
Fadholi, Arif. 2009. Spektrofotometri Infra Merah.
http://ariffadholi.blogspot.com/2009/10/spektrofotometri-infra-merah 2008-i.html
(diakses 11 januari 2013)
Gritter, Roy J. 1991. Pengantar Kromatografi Edisi Kedua. Bandung; Institut Teknologi
Bandung.
Hamdani, S. 2011. MetodaEkstraksi. http://catatankimiacom/catatan/metoda-ekstraksi.html
(diaksesrabu 22 februari 2012, pukul 12.10 WITA)
Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia, Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan.
Bandung; Institut Teknologi Bandung.
Khopkhar. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik, Jakarta; Universitas Indonesia.
Lenny, Sovi 2006. Senyawa Flavonoida, Fenilpropanoida dan Alkaloid Universitas Sumatra
Utara Medan.